Minggu, 11 Mei 2008

Apakah Istri Yang Belum Digauli Berhak Mendapat Warisan

Kumpulan Artikel Islami

Apakah Istri Yang Belum Digauli Berhak Mendapat Warisan Apakah Istri Yang Belum Digauli Berhak Mendapat Warisan

Kategori Waris Dan Wasiat

Rabu, 24 Maret 2004 10:15:06 WIBAPAKAH ISTRI YANG BELUM DIGAULI BERHAK MENDAPAT WARISANOlehSyaikh Muhammad bin Shalih Al-UtsaiminPertanyaan.Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Seorang laki-laki melamar seorang gadis, lalu akad pun dilaksanakan. Sebelum bercampur, laki-laki tersebut meninggal dunia dan meninggalkan harta warisan tapi tidak mempunyai anak atau kerabat ataupun ahli waris lainnya selain istri yang telah akad nikah dengannya itu. Apakah si isteri itu berhak mendapat warisan walaupun belum bercampur JawabanYa, ia berhak mewarisinya walaupun belum bercampur.Hal ini karena keumuman firman Allah Ta’ala.â€Å"Artinya : Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau [dan] sesudah dibayar utang-utangmu” [An-Nisa’ : 12]Jadi, seorang isteri itu statusnya sebagai isteri dengan adanya akad yang benar. Jika akad yang benar telah terjadi, lalu suaminya meninggal, maka ia berhak mewarisinya dan wajib melaksanakan iddah wafat walaupun belum bercampur, serta mendapatkan mahar dengan sempurna.Adapun sisa warisan tersebut menjadi hak kerabat laki-laki yang mempunyai hubungan paling dekat dengan yang meninggal itu. Dalam masalah yang ditanyakan, di mana si mayat tidak mempunyai ahli waris, baik ashabul furudh maupun ‘ashabah, maka sisa warisan setelah diserahkan bagian si wanita itu menjadi hak baitul mal, karena baitul mal itu merupakan lembaga penampungan setiap harta yang tidak ada pemiliknya.[Fatawa Nur ‘Ala Ad-Darb, Syaikh Ibnu Utsaimin, juz 2, hal 821][Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, hal 526 Darul Haq]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=530&bagian=0


Artikel Apakah Istri Yang Belum Digauli Berhak Mendapat Warisan diambil dari http://www.asofwah.or.id
Apakah Istri Yang Belum Digauli Berhak Mendapat Warisan.

Yang Wajib Adalah Tinggal Di Perkemahan Paling Akhir

Kumpulan Artikel Islami

Yang Wajib Adalah Tinggal Di Perkemahan Paling Akhir

>> Pertanyaan :

Apa hukum bagi orang yang tidak mendapat tempat di Mina lalu bermalamdi Mekkah?

>> Jawaban :

Itu tidak boleh, dan yang wajib ia lakukan adalah tetap tinggal diakhir atau ujung perkemahan sekalipun letaknya di luar Mina. Jika andamemang tidak mendapat tempat sekalipun telah mencarinya, maka hen-daknyaAnda tinggal di tempat paling unjung dari perkemahan orang yang ada.Ada sebagian ulama pada zaman kita sekarang ini yang berpendapat bahwaapabila seseorang tidak mendapat tempat di Mina, maka kewajiban mabitmenjadi gugur atasnya dan ia boleh bermalam di mana saja, di Mekkahatau di tempat lainnya. Mereka menganalogikannya [mengqiaskan] kepadaorang yang salah satu anggota tubuh yang wajib dibasuh dalam berwudhu,apabila ia terputus [buntung] maka kewajiban membasuhnya menjadi gugur.Namun pendapat ini masih perlu penin-jauan lebih jauh, karena anggotawudhu itu ada hubungannya dengan hukum thaharah [kesucian], sementaraitu anggota tubuhnya tidak ada. Sedangkan dari mabit itu adalahberkumpulnya manusia menjadi satu ummat di satu tempat. Maka dari itu,yang wajib adalah keberadaannya di akhir atau di ujung perkemahansehingga bersatu dengan para jamaah haji. Yang mirip dengan masalahini adalah ketika masjid sudah penuh dengan jamaah hingga jamaahyang lainnya harus shalat di sekitar [di luar] masjid, maka shaf ataubarisan jamaah itu harus berkesinambungan dan berurutan sehinggasemuanya benar-benar menjadi satu jamaah. Jadi, mabit di Mina itusama dengan masalah ini dan tidak sama dengan masalah anggota tubuhyang buntung.

[Ibnu Utsaimin: Fatawa al-hajj wal umrah, hal. 18.]

Artikel Yang Wajib Adalah Tinggal Di Perkemahan Paling Akhir diambil dari http://www.asofwah.or.id
Yang Wajib Adalah Tinggal Di Perkemahan Paling Akhir.

Pergi Haji Hanya Ditemani Wanita Yang Dipercaya

Kumpulan Artikel Islami

Pergi Haji Hanya Ditemani Wanita Yang Dipercaya

>> Pertanyaan :

Syaikh Ibrahim ditanya: Tentang hajinya wanita yang hanya didampingiwanita yang dipercaya saja ?

>> Jawaban :

Ini hanya sekedar pendapat sebagian para ulama dan setiap ketetapanhukum tergantung dari kondisinya. Pada kondisi sekarang yang serbarusak, tidak bijak jika pendapat ini diterapkan, apalagi wanita sukatergoda dan kehilangan kontrol apabila digoda oleh seorang laki-laki,tidak bisa tegas karena sedikitnya pemahaman agama. Akan tetapi jikajaraknya dekat maka sebagian ulama membolehkannya berdasarkan riwayatperginya istri Zubair ke tempat ujung kota Madinah, dasar inilah yangdipakai oleh sebagian ulama dalam membolehkan hal tersebut dan hukumini bisa ber-beda sesuai dengan berbedaaan negara, tempat dan kondisiserta sikap wanita sendiri dalam menjaga dirinya. Karena terkadangwanita diculik di jalan atau ditipu sehingga keluar dari rumah baikdengan tipudaya atau bisa saja dengan rayuan.

Artikel Pergi Haji Hanya Ditemani Wanita Yang Dipercaya diambil dari http://www.asofwah.or.id
Pergi Haji Hanya Ditemani Wanita Yang Dipercaya.

Hukum Ihram Disaat Haid

Kumpulan Artikel Islami

Hukum Ihram Disaat Haid

>> Pertanyaan :

Lajnah Daimah ditanya: Apa hukumnya wanita haid melakukan ibadah haji?

>> Jawaban :

Haid tidak menghalangi seorang wanita untuk melaksanakan ibadah haji,barangsiapa berihram sedang dalam kondisi haid, maka bolehmenyempurnakan manasik haji kecuali melakukan thawaf sehingga darahbenar-benar berhenti dan mandi. Begitu pula wanita yang sedang nifas,maka jika ia melakukan segala rukun haji maka ibadah hajinya dianggapsah.

Hit : 546 |

Index Fatwa [alsofwah/www.alsofwah.or.id/,pilih=indexfatwa] |

Beritahu teman [alsofwah/www.alsofwah.or.id/,pilih=temanfatwa id=323] |

Versi [alsofwah/www.alsofwah.or.id/cetakfatwa.php,id=323]

Artikel Hukum Ihram Disaat Haid diambil dari http://www.asofwah.or.id
Hukum Ihram Disaat Haid.

Orang yang Tidak Meyakini Kekafiran Orang-orangYahudi dan Nashrani Serta Kaum Kafir Lainnya Maka Ia Juga Kafir

Kumpulan Artikel Islami

Orang yang Tidak Meyakini Kekafiran Orang-orangYahudi dan Nashrani Serta Kaum Kafir Lainnya Maka Ia Juga Kafir

>> Pertanyaan :

Apa benar, kalau seorang muslim tidak yakin bahwa orang kafir itukafir, maka ia sendiri juga menjadi kafir Meskipun ia shalat danberiman kepada Al-Quran dan Sunnah Kalau jawabannya memang benar,lalu apa dalilnya Apakah mungkin bagi seseorang untuk mempercayaibahwa Yahudi dan Nashrani itu adalah orang-orang beriman dan akanmasuk Surga setelah jelas hakikat kebenaran itu baginya, kemudian iamasih dikatakan sebagai muslim?

>> Jawaban :

1. Al-Hamdulillah. Memang benar, orang yang tidak yakin akan kekafiranorang yang kafir terhadap agama Allah, tidak mempercayai berita dariAllah tentang kekafiran mereka, tidak meyakini bahwa agama Islam itutelah menghapus seluruh ajaran agama sebelumnya, bahwa setiap orangharus mengikuti ajaran agama Islam ini apapun agamanya sebelum itu,maka ia telah kafir. Allah berfirman: Barangsiapa mencari agamaselain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima[agama itu] daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yangrugi. [Ali Imraan : 85] Allah berfirman:Katakanlah: Hai manusia,sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.. [Al-Araaf :158] 2. Al-Qadhi Iyyadh menyatakan: Oleh sebab itu, kita memvoniskafir setiap orang yang menganut agama selain dari agama islam, atautidak menyikap agama mereka, atau ragu-ragu, atau membenarkan jalanhidup mereka, meskipun ia menampakkan keislamannya atau meyakinikebenaran Islam, dan meyakini kebatilan selain agama Islam. Ia tetapkafir, bila ia menampakkan juga yang berkebalikan dari keyakinan itu.Asy-Syifa Bit Tarifi Huquqil Mushthafa [II : 1071] 3. Syaikh Muhammadbin Abdul Wahhab Rahimahullahmenegaskan: Ketahuilah bahwa di antarapembatal-pembatal keislaman yang terbesar ada sepuluh: Yang pertama:Syirik kepada Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dalilnya adalahfirman Allah: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari [syirik] itu, bagisiapa yang dikehendaki-Nya.. [An-Nisaa : 48] Di antara bentuk syirikadalah menyembelih untuk selain Allah, seperti untuk jin dan kuburan.Yang kedua: Mengambil perantara antara dirinya dengan Allah untukberdoa dan meminta syafaat. Hukumnya adalah kafir berdasarkan ijmakaum muslimin. Yang ketiga: Orang yang tidak menggap kafir kaummusyrikin atau ragu terhadap kekufuran mereka, atau membenarkanmadzhab mereka. Orang ini juga kafir berdasarkan ijma. Setelahmenyebutkan satu persatu sepuluh pembatal keislaman itu, beliau Rahimahullah--menegaskan: Tidak ada bedanya dalam semua pembatal keislaman ituantara orang yang bercanda atau orang yang takut, kecuali orang yangdipaksa. Kesemuanya adalah perbuatan yang paling berbahaya namun jugapaling banyak terjadi. Maka selayaknya setiap muslim mewaspadainya danmengkhawatirkan hal terjadi pada dirinya. Kita memohon perlindungankepada Allah dari hal-hal yang menimbulkan kemurkaan dan siksa-Nyayang pedih. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada NabiShallallahu 'alaihi wa sallam. [Dari tulisan-tulisan Syaikh Muhammadbin Abdul Wahhab Rahimahullah-- 4. Syirik dan kekufuran dalam hukumsaja saja. Ibnu Hazm Rahimahullah-- menyatakan: Kekufuran dankemusyrikan sama saja. setiap kafir itu musyrik dan setiap musyrik itukafir. Itulah pendapat Imam Syafiie dan yang lainnya. [Al-Fishal III: 124] 5. Kaum Yahudi dan Nashrani adalah orang-orang kafir danmusyrik. Allah berfirman: Orang-orang Yahudi berkata: Uzair ituputera Allah dan orang-orang Nasrani berkata: Al-Masih itu puteraAllah . Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, merekameniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dila'nati Allah-lahmereka; bagaimana mereka sampai berpaling.. Mereka menjadikanorang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selainAllah, dan [juga mereka menjadikan Rabb ] Al-Masih putera Maryam;padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak adaIlah [yang berhak disembah] selain Dia. Maha suci Allah dari apa yangmereka persekutukan. [At-Taubah : 30-31] Dari Abu HurairahRadhiallahu 'anhu diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Demi Dzat yang Muhammad berada di tangan-Nya; setiapumat ini baik dari kalangan Yahudi maupun Nashrani yang mendengarajakanku lalu mati dan belum beriman kepada ajaran yang diwahyukankepadaku, pasti ia termasuk penghuni Neraka. HR. Muslim [153]. Orangyang mengatakan bahwa Yahudi itu tidak kafir, berarti ia telahmendustakan firman Allah terhadap Yahudu: Dan telah diresapkan kedalam hati mereka itu [kecintaan menyembah] anak sapi karenakekafirannya.. [Al-Baqarah : 93] Demikian juga terhadap firman Allah:Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merobah perkataan daritempat-tempatnya. Mereka berkata: Kami mendengar, tetapi kami tidakmau menurutinya . Dan [mereka mengatakan pula]: Dengarlah sedang kamusebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan [mereka mengatakan]: Raa'ina ,dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya merekamengatakan: Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlahkami , tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akantetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. [An-Nisaa :46] Juga firman Allah: Maka [Kami lakukan terhadap mereka beberapatindakan], disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karenakekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan merekamembunuh nabi-nabi tanpa [alasan] yang benar dan mengatakan: Hati kamitertutup . Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati merekakarena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagiankecil dari mereka. Dan karena kekafiran mereka [terhadap Isa], dantuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar [zina], dankarena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isaputera Maryam, Rasul Allah , padahal mereka tidak membunuhnya dantidak [pula] menyalibnya, tetapi [yang mereka bunuh ialah] orang yangdiserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yangberselisih paham tentang [pembunuhan] Isa, benar-benar dalamkeragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyaikeyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikutipersangkaan belaka, mereka tidak [pula] yakin bahwa yang mereka bunuhitu adalah Isa. [An-Nisaa : 155-157] Demikian juga terhadapfirman-Nya: Sesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah danrasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara [keimanan kepada]Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: Kami beriman kepada yangsebahagian dan kafir terhadap sebahagian [yang lain] , serta bermaksud[dengan perkataan itu] mengambil jalan [tengah] di antara yangdemikian [iman atau kafir], [merekalah orang-orang yang kafirsebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafiritu siksaan yang menghinakan. [An-Nisaa : 150-151] Orang yang tidakmenganggap kafir orang-orang Nashrani, berarti it tidak berikan kepadafirman Allah: Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : SesungguhnyaAllah itu adalah Al-Masih putera Maryam . [Al-Maa-dah : 17] Demikianjuga dengan firman-Nya: Sesungguhnya kafirlah orang-orang yangmengatakan: Bahwanya Allah salah satu dari yang tiga , padahal sekali-kalitidak ada Ilah [yang kelak berhak disembah] selain Ilah Yang Esa. Jikamereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pastiorang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.[Al-Maa-dah : 73] Demikian juga berarti orang tersebut telah menduskanfirman Allah tentang orang-orang Yahudi dan Nashrani sekaligus, tidakberiman kepada Nabi kita dan tidak mengikuti jalannya. Allah berfirman:Sesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, danbermaksud memperbedakan antara [keimanan kepada] Allah danrasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: Kami beriman kepada yangsebahagian dan kafir terhadap sebahagian [yang lain] , serta bermaksud[dengan perkataan itu] mengambil jalan [tengah] di antara yangdemikian [iman atau kafir], [merekalah orang-orang yang kafirsebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafiritu siksaan yang menghinakan. [An-Nisaa : 150-151] Setelahpenjelasan yang sedemikian rupa dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, apalagi yang perlu dijelaskan Kita memohon hidayah kepada Allah, dansemoga shalawat terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihiwa sallam. [Soal-jawab Keislaman] [www.islam-qa.com]

Artikel Orang yang Tidak Meyakini Kekafiran Orang-orangYahudi dan Nashrani Serta Kaum Kafir Lainnya Maka Ia Juga Kafir diambil dari http://www.asofwah.or.id
Orang yang Tidak Meyakini Kekafiran Orang-orangYahudi dan Nashrani Serta Kaum Kafir Lainnya Maka Ia Juga Kafir.

Menggunakan Hisab Di Dalam Menentukan Awal Bulan Ramadhan

Kumpulan Artikel Islami

Menggunakan Hisab Di Dalam Menentukan Awal Bulan Ramadhan Menggunakan Hisab Di Dalam Menentukan Awal Bulan Ramadhan

Kategori Puasa - Fiqih Puasa

Selasa, 11 Oktober 2005 07:26:54 WIBMENGGUNAKAN HISAB DI DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN RAMADHANOlehSyaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin BazPertanyaanSyaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Disebagian negeri Muslim, para penduduknya berpuasa Ramadhan tanpa melihat hilal, tapi cukup dengan hanya melihat kalender. Bagaimana hukumnya JawabanNabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyuruh kaum muslimin untuk berpuasa dengan cara melihat hilal dan menyudahi puasanya dengan cara melihat hilal pula. Dan jika cuaca mendung, kita genapkan bulan tersebut menjadi 30 hari” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.â€Å"Artinya : Sesungguhnya kita adalah umat yang buta huruf, tidak bisa menulis dan tidak menguasai ilmu hisab [ilmu perhitungan bulan]. Maka satu bulan adalah sekian dan sekian dan sekian dan beliau melipat satu jempolnya pada kali yang ketiga. Kemudian beliau bersabda lagi ; sebulan adalah sekian dan sekian dan sekian dan beliau mengisyaratkan sepuluh jarinya [tanpa melipat satu jempolnya]”Maksud beliau bahwa satu bulan itu kadang 29 hari dan kadang 30 hari.Di dalam shahih Bukhari diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.â€Å"Artinya : Berpuasalah kalian kaetika kalian melihat hilal dan berhentilah kalian berpuasa ketika kalian melihat hilal. Dan jika mendung, maka sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi 30 hari”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda.â€Å"Artinya : Janganlah kalian berpuasa sebelum kalian melihat hilal atau kalian sempurnakan [bulan Sya’ban menjadi 30 hari]. Dan janganlah kalian berhenti berpuasa [Ramadhan] sebelum kalian melihat hilal atau kalian sempurnakan [bulan Ramadhan menjadi 30 hari]” [Hadits Riwayat Abu Dawud dan An-Nasaa’i denan sanad shahih]Hadits-hadits dalam bab ini jumlahnya cukup banyak dan semuanya menunjukkan bahwa menentukan awal bulan dengan cara ru’yah [melihat bulan] adalah wajib. Jika tidak bisa [karena mendung] maka bulan tersebut digenapkan menjadi 30 hari. Hadits-hadits tersebut juga menunjukkan bahwa tidak boleh menentukan awal/akhir bulan dengan cara hisab [kalender].Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyakan bahwa para ulama telah ijma’ [bersepakat] bahwa hisab itu tidak diperbolehkan. Karena hal ini adalah kebenaran yang tidak diragukan lagi. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Penolong.[Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Tsani, edisi Indonesia Fatawa bin Baaz, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, terbitan At-Tibyan – Solo]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1600&bagian=0


Artikel Menggunakan Hisab Di Dalam Menentukan Awal Bulan Ramadhan diambil dari http://www.asofwah.or.id
Menggunakan Hisab Di Dalam Menentukan Awal Bulan Ramadhan.

Keyakinan Bahwa Rasul Shalallaahu alaihi wasalamBerada Di Setiap Tempat (Di Mana-Mana)

Kumpulan Artikel Islami

Keyakinan Bahwa Rasul Shalallaahu alaihi wasalamBerada Di Setiap Tempat (Di Mana-Mana)

>> Pertanyaan :

Apakah Rasul Shalallaahu alaihi wasalam berada di setiap tempat [dimana-mana] Dan apakah beliau juga mengetahui hal yang ghaib?

>> Jawaban :

Secara aksiomatis telah diketahui dari dien ini dan berdasarkandalil-dalil syari bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tidakmungkin berada di setiap tempat [di mana-mana]. Yang ada hanyalahjasadnya saja di kuburannya di Madinah Munawwarah, sedangkan ruhnyaberada di ar-Rafiq al-Ala di surga. Hal ini didukung oleh hadits yangvalid yang berasal dari ucapan beliau ketika akan wafat, Ya Allah! Diar-Rafiq al-Ala[ Shahih Al-Bukhari, kitab Al-Maghazy, no. 4437;Shahih Muslim, kitab Fadlail Ash-Shahabah, no. 87 dan 2444] . Beliaumengucapkannya tiga kali, lalu beliau menghembuskan nafas terakhir.

Ulama Islam, mulai dari para shahabat dan generasi setelah merekatelah berijma bahwa beliau Shalallaahu alaihi wasalam telahdikuburkan di rumah isteri beliau, Aisyah Radhiallaahu anha yangbersebelahan dengan masjid beliau yang mulia. Jasad beliau hingga saatini masih di sana, sedangkan roh beliau, para nabi dan rasul yang lainserta arwah kaum Mukminin semuanya berada di surga namun dari sisikenikmatan dan derajatnya bertingkat-tingkat sesuai dengan kekhususanyang diberikan oleh Allah kepada mereka semua dari sisi ilmu, iman dankesabaran dalam memikul rintangan di jalan dakwah kepada al-haq.

Sementara masalah ghaib, tidak ada yang mengetahuinya selain Allahsemata. Rasul Shalallaahu alaihi wasalam dan makhluk lainnya hanyamengetahui masalah ghaib yang diberitakan oleh Allah kepada merekasebagaimana yang tersebut di dalam Al-Quran dan As-Sunnah berupapenjelasan hal-hal yang terkait dengan surga, neraka, kondisi padahari Kiamat kelak dan lain sebagainya. Demikian pula, dengan apa yangditunjukkan oleh Al-Quran dan hadits-hadits shahih seperti kabartentang Dajjal, terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, keluarnyabinatang melata yang sangat besar, turunnya Isa Al-Masih pada akhirzaman dan semisal itu. Hal ini berdasarkan firman-firman Allah:

Katakanlah, Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yangmengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah, dan mereka tidakmengetahui kapan mereka akan dibangkitkan. [An-Naml: 65].

Katakanlah, Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbenda-haraanAllah ada padaku, dan tidak [pula] aku mengetahui yang ghaib. [Al-Anam:50].

Katakanlah, Aku tidak berkuasa menarik kemanfa'atan bagi diriku dantidak [pula] menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dansekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikansebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidaklain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagiorang-orang yang beriman. [Al-Araf: 188].

Ayat-ayat yang semakna dengan itu banyak sekali. Sedangkan dari haditsadalah sebagaimana hadits-hadits shahih yang bersumber dari beliauyang mengindikasikan bahwa beliau tidak mengetahui hal yang ghaib, diantaranya hadits seputar jawaban beliau terhadap pertanyaan Jibrilketika bertanya kepadanya, Kapan Hari Kiamat tibaBeliau menjawab,Tidaklah yang ditanya tentangnya lebih mengetahui dari yang bertanya.Kemudian beliau bersabda mengenai: lima hal yang tidak ada satu punyang mengetahuinya selain Allah. Kemudian beliau membacakan ayat [artinya],Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentangHari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan. [Luqman: 34].[ ShahihAl-Bukhari, kitab Al-Iman, no. 50; Shahih Muslim, kitab Al-Iman, no. 9dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.]

Di antaranya lagi, ketika para penyebar berita bohong menyebarkan isutentang Aisyah bahwa dia telah berbuat mesum, beliau Shalallaahualaihi wasalam belum mengetahui terbebasnya Aisyah dari tuduhantersebut kecuali setelah turun wahyu sebagaimana hal ini diungkapkandi dalam surat An-Nur.

Kasus lainnya, ketika pada suatu peperangan Aisyah kehilangankalungnya, beliau sama sekali tidak mengetahui tempat jatuhnya di mana.Beliau malah mengutus beberapa orang untuk mencarinya namun merekatidak kunjung menemukannya, baru ketika keledai kendaraan Aisyah akanberangkat, mereka menemukan kalung tersebut di bawahnya. Ini hanyasebagian kecil dari sekian banyak hadits yang semakna dengannya yangberbicara tentang hal itu.

Adapun klaim sebagian kaum sufi bahwa beliau Shalallaahu alaihiwasalam mengetahui hal yang ghaib dan beliau hadir di tengah merekapada momen-momen peringatan maulid [hari lahir] beliau dan lainnya;maka ini semua adalah klaim yang batil dan tidak berdasar sama sekali.Yang menyebabkan mereka melakukan semua itu hanyalah kebodohan merekatentang Al-Quran dan as-Sunnah serta manhaj as-Salaf ash-Shalih.

Kita memohon kepada Allah bagi kita dan semua kaum Muslimin agarterhindar dari apa yang telah diuji-Nya kepada mereka [ahli tasawwuftersebut-penj.] dari hal itu, demikian pula, kita memohon kepada-Nyaagar memberikan hidayah-Nya kepada kita dan mereka semua untukmenempuh jalan-Nya yang lurus, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagiMaha Berkenan.

[ Majalah al-Mujahid, 66, tahun ke-3, volume 33 dan 34, bulan Muharramdan Shafar 1412 H. dari fatwa Syaikh Ibnu Baz. ]

Artikel Keyakinan Bahwa Rasul Shalallaahu alaihi wasalamBerada Di Setiap Tempat (Di Mana-Mana) diambil dari http://www.asofwah.or.id
Keyakinan Bahwa Rasul Shalallaahu alaihi wasalamBerada Di Setiap Tempat (Di Mana-Mana).

Perceraian Dalam Islam

Kumpulan Artikel Islami

Perceraian Dalam Islam Pernikahan adalah rahmat dan nikmat dari Allah

subhanahu wata'ala, yang dengan pernikahan itu manusia merasakankasih sayang, kedamaian, kelembutan dan nikmatnya kehidupan. Namun disisi lain tidak setiap orang yang membina rumah tangga akanmendapatkan apa yang tersebut di atas. Bahkan hampir dipastikan bahwasetiap rumah tangga akan menghadapi berbagai problem, keretakan dangesekan yang dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga. Masalah rumahtangga terkadang dapat diatasi dan diselesaikan dengan biak, namunterkadang sangat sulit diselesaikan sehingga semakin hari semakinbesar dan berlarut-larut dan tak jarang yang akhirnya berujung denganperceraian.

Maka merupakan nikmat dan rahmat dari Allah subhanahu wata'alajuga, bahwa manusia tidak dibebani oleh Allah dengan sesuatu yang diatidak mampu memikulnya. Oleh karena itu ketika kehidupan rumah tanggayang tadinya merupakan nikmat telah berubah menjadi bencana, praharadan bahkan seperti neraka maka talak bisa jadi merupakan rahmat yangdapat membebaskan suami istri dari prahara tersebut. Ini jika suamiistri memandang bahwa permasalahan sudah menemui jalan buntu dan keduabelah pihak atau salah satunya benar-benar sudah menghendakiperpisahan.

Sebelum kedatangan Islam, manusia menalak istrinya semau-maunya dankapan saja dia ingin. Kemudian datanglah Islam dengan membawa aturanyang jelas dan rinci tentang kapan talak itu diperlukan, kapanwaktunya, berapa bilangan talak dan lain sebagainya. Namun meskidiatur sedemikian, talak merupakan perbuatan halal yang paling dibenciAllah, dan hukum asal talak adalah makruh [dibenci] karena akanmendatangkan berbagai madharat atau dampak negatif terhadap istri dananak-anak. Maka talak tidak dilakukan kecuali dalam keadaan terpaksaserta dengan pertimbangan akan adanya kebaikan yang didapat setelahterjadi talak tersebut. Suami hendaknya memperhatikan firman Allah

subhanahu wata'ala, artinya,

Talak [yang dapat dirujuk] dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagidengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.

[QS.al-Baqarah:229]

Talak mempunyai landasan syar'i dari al-Kitab, as-Sunnah dan ijma'serta dia terkait juga dengan hukum yang lima, haram, makruh, wajib,sunnah dan mubah. Talak diharamkan jika istri sedang dalam keadaanhaid, dan makruh jika dilakukan dengan tanpa sebab yang jelas padahalrumah tangga secara umum masih dalam kondisi stabil, dan talak bisajadi wajib jika perselisihan suami istri sudah parah dan hakim ataupenengah memandang bahwa talak adalah jalan yang terbaik. Dan iasunnah atau mandub jika istri banyak melanggar larangan Allah ataubanyak melakukan kemaksiatan seperti terus mengakhirkan shalat wajibdan tidak mau diingatkan suaminya serta mubah jika sang suami tidaksuka terhadap kelakuan dan perlakuan istrinya sehingga menyebabkansuami tidak ada kecondongan lagi serta merasa tidak nyaman terhadapnya.

Apabila seorang suami sudah bertekad dan memutuskan untuk menalakistrinya maka hendaknya ia memperhatikan adab-adab sebagai berikut:

Memperhatikan maslahat di dalam menjatuhkan talak,setelah melalui pertimbangan yang matang.

Menjatuhkan talak dengan keadaan takut ataukhawatir tidak mampu untuk menegakkan hukum-hukum Allah [jika tetapbersama istrinya].

Hendaknya tujuan dari menjatuhkan talak bukanuntuk menyengsarakan istri.

Hendaknya menalak istri dalam kondisi memang diasudah tidak memungkinkan lagi untuk tetap menjadi istri

Hendaknya tidak menjatuhkan talak tiga secarasekaligus, juga jangan menjatuhkan talak dua. Namun hendaknyamenjatuhkan talak satu dan diucapkan hanya satu kali saja. Misalnyaketika seseorang menjatuhkan talak satu maka dia tidak bolehmengucapkan, Engkau aku talak, engkau aku talak.

Hendaknya menceraikan istri dengan cara yangdiizinkan syariat, yakni talak yang sesuai dengan sunnah. Sepertimenalak istri harus dalam keadaan suci dan tidak dalam kondisi telahdicampuri [setelah berada dalam masa suci itu], atau boleh jugamenalaknya pada saat hamil. Seseorang dilarang menalak istrinya yangsedang haid, dan jika dia terlanjur melakukan itu maka harusmerujuknya lagi dan menunggu sampai suci. Kemudian jika telah sucimaka hendaknya ia menalak dengan tidak menggaulinya lebih dahulu.Akan tetapi yang lebih utama adalah hendaknya dia membiarkanistrinya haid lagi, baru kemudian menalaknya dalam masa suci darihaid yang ke dua ini.

Apabila seorang suami telah menalak istrinya di masa suci ini [dengantidak menggaulinya lebih dulu] maka hendaknya dia membiarkan hinggahabis masa iddahnya. Seorang suami mempunyai hak untuk rujuk[kembali] sebelum habis masa tiga kali haid dari istri yangditalaknya, atau belum habis masa iddahnya. Jika wanita tersebuttelah mengalami tiga kali haid maka berarti telah selesai masaiddahnya sehingga wanita tersebut halal untuk dinikahi olehlaki-laki lain. Jika mantan suaminya ingin kembali lagi maka diaharus khitbah [melamar] lagi dan melangsungkan akad denganakad yang baru.

Talak hendaknya tidak dilakukan dalam keadaansedang marah.

Hendaknya ada saksi atas terjadinya talaktersebut.

Hendaknya menalak dengan cara yang baik, bukancara-cara buruk, bukan dengan kalimat yang buruk, penuh kebenciandan permusuhan.

Termasuk salah satu keluwesan dan keindahan hukumIslam adalah disyari'atkannya beberapa bilangan talak. Ini dengantujuan memberikan kesempatan kepada para suami untuk menguji cobakeputusannya. Jika memang keputusannya untuk talak adalah tepat, makahendaklah dia bersabar dan melepaskan istrinya tersebut. Dan jikaternyata sang suami salah dalam mengambil keputusan atau dia tidakmampu bersabar maka dia dapat meraih kembali apa yang baru sajaterlepas. Jumlah talak adalah tiga kali talak, sebagai batas maksimalsehingga setelah itu tidak ada talak lagi.

Demikianlah di antara beberapa adab talak syar'i, maka apakah kaummuslimin telah memperhatikan adab-adab ini Sungguh kalau kitaperhatikan maka masih amat banyak kaum muslimin yang tidak tahumasalah ini, tidak faham terhadap hukum-hukum berkaitan dengan talak.Dan yang lebih disayangkan lagi adalah masih ada di antara umat Islamyang terpelajar sekali pun tidak mengetahui permasalah seputar talak.Ini merupakan indikasi bahwa masih banyak ummat Islam yang beramaltanpa ilmu, atau kurang perhatian terhadap ilmu, atau enggan meredamhawa nafsu dengan kendali syariat. Maka amat banyak kita dapati kasusperceraian hanya dengan sebab yang sangat sepele, atau menjatuhkancerai ketika sedang ada pertengkaran, atau seorang suami menceraikanistrinya yang sedang haid atau dia suci namun telah digauli lebihdahulu sebelumnya. Kemudian setelah sadar akan kekeliruannya barubertanya kepada para ulama atau mufti, dan yang lebih menyedihkan lagiterkadang ada di antara suami yang merubah alur cerita tidak sesuaidengan fakta, dengan tujuan agar mendapatkan fatwa sesuai dengn yangdiinginkannya.

Dengan dijatuhkannya talak satu maka bisa jadi seorang istri dirujuklagi oleh suaminya, dan kembali menjadi satu keluarga bersamaanak-anaknya, sebagaimana firman Allah, artinya,

Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itusesuatu hal yang baru. [QS. 65:1]

Seorang istri jika ditalak oleh suaminya dengan talak raj'i [talakyang bisa rujuk dalam masa iddah] maka selayaknya dia tetap tinggalbersama serumah dengan suaminya, dan masing-masing pihak berusahamencari jalan keluar barangkali akan terjadi rujuk, baik dengan ucapanataupun perbuatan suami. Seandainya ummat Islam mau mengikuti petunjukKitabullah dan as-Sunnah serta menerapkan adab-adab yang diwajibkanatau dianjurkan maka niscaya tidak akan menghadapi berbagai masalahbertubi-tubi dan tak terhitung. Amat banyak problem rumah tangga yangpada akhirnya berujung dengan penyesalan dan kerugian. Lebih-lebihjika suami terlanjur menjatuhkan talak tiga atau talak yang tidak adarujuk lagi, maka segala penyesalan sudah tidak ada gunanya lagi.Berapa banyak para suami dan istri yang menyesal, berapa banyakanak-anak yang terlantar dan berantakan kehidupannya, gara-gara sebuahkeputusan dan pertimbangan yang kurang matang.

Apa yang disyari'atkan Allah terkait dengan masalah talak inibenar-benar mengandung hikmah yang mendalam, di antaranya adalahmempersempit ruang gerak para suami agar tidak mudah atau gampangmenjatuhkan talak. Sehingga Allah mengaturnya agar tidak menalakketika sang istri sedang haid, atau ketika dia suci namun sudahdigauli lebih dahulu. Hal ini untuk meredam rencana seorang suami yangakan menalak istrinya serta memberikan kesempatan untuk berfikir danmempertimbangkan kembali. Tidaklah bagus dan proporsional jika seorangsuami menjatuhkan talak terhadap istrinya kecuali ketika dia dalamsikap dan keadaan adil terhadap keputusannya.

Seharusnya seorang laki-laki terlebih dahulu mempertimbangkanmasak-masak ketika memilih istri. Hendaknya jangan menikahi wanitayang tidak diinginkan dan hendaknya siap menerima keadaan sang istritersebut apa adanya [qana'ah], lebih-lebih bagi mereka yang adarencana untuk ta'addud [poligami]. Karena pada umumnya orangyang sering menikah maka dia sering mencerai juga, padahal wanitaadalah syaqaiq [bagian] dari laki-laki, berasal dari jiwa yangsatu. Mereka bukanlah mainan untuk dipermainkan, bukan untukberbangga-banggaan seorang laki-laki karena banyak nenikahi wanita danbanyak mencerai.

Bahkan prinsip dasar pernikahan dalam Islam adalah menikahi wanitauntuk menjadi istrinya sepanjang hidup. Apabila pernikahan antaraseorang laki-laki dan perempuan telah berlangsung maka babakselanjutnya adalah peran kedua belah pihak untuk menjawab berbagaitantangan dan problem rumah tangga, karena rumah tangga tidak akansepi dari masalah. Seorang suami tidak dibolehkan menjadikan talaksebagai senjata pamungkas untuk mengancam, menekan dan memprovokasiistrinya, sedikit-sedikit bilang, Awas kamu akan kuceraikan. Iniselain manyakiti batin istri juga akan menambah keretakan rumah tanggadan menjauhkan hati suami dan istri. Namun hendaknya talak merupakanakhir dari pemecahan suatu masalah setelah berbagai cara yang ditempuhmenemui jalan buntu dan diperkirakan jika terus dipertahankan makakeadaan rumah tangga semakin memburuk.

Kami memohon kepada Allah agar Dia memperbaiki kondisi kaum muslimin,dan agar memberikan taufik kepada mereka untuk menempuh jalan Islam.Sesungguhnya Dia adalah Pemegang segala urusan dan Maha Kuasa untukmelakukan semua itu.

Sumber: “Tsalatsun majlisan fi irsyadil ummah hal 88-92 bab 15ath-Thalaq, Dr. Ahmad bin Sulaiman al-Uraini [Khalif]

Artikel Perceraian Dalam Islam diambil dari http://www.asofwah.or.id
Perceraian Dalam Islam.

Berlindung Dari Fitnah

Kumpulan Artikel Islami

Berlindung Dari Fitnah Berlindung kepada Allah, khususnya pada masa-masafitnah sedang menyebar dan merajalela merupakan sebuah keharusan danhal yang amat penting. Dan itu merupakan jalan yang paling tepat untukterlepas dari kejahatan fitnah-fitnah itu, baik yang besar atau punyang kecil.

Jika seseorang memperhatikan berbagai macam fitnah, seperti fitnahkehidupan dunia dengan iming-iming nafsu dan syahwatnya; Fitnahkematian, penghimpunan manusia di padang Mahsyar, serta huru-haraAkhirat; Fitnah kekacauan, pembunuhan dan peperangan; Fitnahtersumbatnya suara kebenaran dan merebaknya kebatilan; Fitnah ujub,besar kepala dan sebagainya, maka sungguh akan menggugah hati untukmenyelamatkan diri darinya dan mendorong untuk berlindung kepada Allah

subhanahu wata’ala, minta keselamatan dan terbebas dari segalakeburukannya.

Fitnah Dunia

Fitnah dunia beserta isinya, berupa permainan, kesenangan dan syahwatmengharuskan kita untuk selalu berlindung kepada Allah darikeburukannya. Merupakan fitnah dunia yang sangat besar bagi seoranglaki-laki adalah fitnah [ujian/godaan] wanita. Oleh karena itu NabiYusuf ’alaihis salam tatkala khawatir terhadap fitnah wanita,beliau mengatakan,

“Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentuaku akan cenderung untuk [memenuhi keinginan mereka]dan tentulah akutermasuk orang-orang yang bodoh . [QS. 12:33]

Harta benda juga merupakan fitnah yang harus dimintakan perlindungankepada Allah dari keburukannya. Oleh karena itu, Nabi shallallahu‘alaihi wasallam meminta perlindungan dari jahatnya fitnahkekayaan, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits shahih tatkalaberlindung dari berbagai fitnah dunia, salah satunya adalah, Dan [akuberlindung] dari buruknya fitnah kekayaan. [HR. al-Bukhari,merupakan sebuah penggalan hadits]

Keluarga dan anak-anak juga merupakan fitnah dunia sebagaimana firmanAllah subhanahu wata’ala, artinya,

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antaraisteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, makaberhati-hatilah kamu terhadap mereka. Sesungguhnya hartamu dananak-anakmu hanyalah cobaan [bagimu]; dan di sisi Allah-lah pahalayang besar.” [QS. 64:14-15]

Oleh karena itu seorang hamba harus memohon kepada Allah agarmenjadikan keluarga dan anak cucunya sebagai qurrata ain,

penyejuk hati dan pembawa kebaikan. Seorang muslim sadar bahwakeluarga dan anak-anak adalah merupakan fitnah dan ujian hidup. Allah

subhanahu wata’ala berfirman,

“Dan orang-orang yang berkata, Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepadakami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati [kami],dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” [QS.25:74]

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengajarkan do’a, Dan aku berlindung kepada-Mu dari [keburukan] fitnah hidup.

Fitnah Syetan

Syetan adalah fitnah bagi manusia. Dia selalu menghiasi keburukansehingga tampak indah dan baik, agar manusia tertipu dan tersesat.Fitnah syetan termasuk sangat besar. Ia selalu menggoda manusia danmendampingi semenjak lahir hingga menjelang kematiannya. Maka Allah

subhanahu wata’ala menganjur kan agar kita berlindung kepada-Nyadari segala gangguan syetan, sebagaimana dalam firman-Nya,

“Dan katakanlah,“Ya Rabbku aku berlindung kepada Engkau daribisikan-bisikan syetan. Dan aku berlindung [pula] kepada Engkau yaRabbku, dari kedatangan mereka kepadaku . [QS. 23:97-98]

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa do’a dandzikir kepada Allah merupakan senjata ampuh bagi seorang muslim untukmenghadapi gangguan syetan. Diriwayatkan dari Utsman bin Affan

radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda, artinya,Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dan sore [doa], Denganmenyebut Nama Allah, yang dengan menyebut-Nya maka tidak berbahayasegala sesuatu yang berada di bumi dan di langit dan Dia MahaMendengar lagi Maha Mengetahui.” [Dia ucapkan] sebanyak tiga kali makatidak akan membahayakannya segala suatu apapun. [HR.Abu Dawud,at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, dan sanadnya hasan]

Dan tatkala Abu Bakarradhiyallahu ‘anhu, meminta kepadaRasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengajar kansebuah kalimat [doa] yang diucapkan ketika pagi dan sore hari, maka diantara yang diajarkan beliau adalah berlindung kepada Allah darisyetan dan sekutunya. Beliau bersabda, Dan aku berlindungkepada-Mu dari kejahatan diriku dan kejahatan syetan beserta sekutunya.

[HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ahmad dan al-Hakim, dishahihkan olehadz-Dzahabi]

Fitnah Akhirat

Fitnah akhirat dimulai sejak seseorang masuk ke alam kubur hinggadatangnya hari Kiamat dengan kedahsyatannya. Semua itu harusdimohonkan perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala agarkita selamat dari malapetaka nya, dan dengan keutamaan sertarahmat-Nya kita dimasukkan ke dalam surga.

Termasuk fitnah akhirat yang besar adalah fitnah kubur, yaitupertanyaan di kubur terhadap seorang hamba tentang siapa Rabbnya, apaagamanya, siapa Nabinya dan seterusnya. Jika dia seorang yangistiqamah di atas agama Allah maka akan selamat dan dapat berbicaraserta menjawab sesuai yang diridhai Allah subhanahu wata’ala.Jika dia menyepelekan agama dan zhalim maka akan mendapatkan kerugiandan mengucapkan kalimat kekufuran, kita berlindung kepada Allah darihal itu.

Oleh karena itu dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Nabi

shallallahu ‘alaihi wasallam berlindung dari adzab kubur.

Fitnah al-Masih ad-Dajjal

Fitnah dajjal adalah termasuk fitnah terbesar yang akan dialamimanusia menjelang hari Kiamat, dan dia merupakan salah satu tanda akanterjadinya Kiamat Kubra [kiamat besar]. Tentang kapan munculnya

dajjal, maka tidak seorang pun mengetahuinya, yang pentingadalah bahwa seseorang tidak akan dapat selamat dari fitnah dajjalkecuali atas perlindungan Allah subhanahu wata’ala. SehinggaRasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungankepada-Nya dari fitnah dajjal tersebut.

Dalam sebuah hadits shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda, artinya,Barang siapa yang membaca sepuluh ayat pertama dari surat al-Kahfimaka akan dijaga dari dajjal. Dan di dalam riwayat yang laindisebutkan, Barang siapa yang membaca sepuluh ayat terakhir darisurat al-Kahfi maka akan dijaga dari dajjal. [HR. Muslim]

Fitnah Jahannam

Merupakan salah satu fitnah akhirat adalah fitnah adzab Jahannam.Semoga Allah menjaga kita darinya. Oleh karena itu Allah subhanahuwata’ala menganjurkan kepada kita untuk berlindung dari adzabJahannam tersebut, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’alatatkala menyebutkan di antara sifat hamba Allah, yang artinya

“Dan orang-orang yang berkata, Ya Rabb kami, jauhkan azab jahannamdari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasan yang kekal .Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempatkediaman.” [QS. 25:65-66]

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Nabi shallallahu‘alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari adzab Jahannam

Fitnah Orang Kafir

Salah satu fitnah yang dihadapi oleh orang mukmin di setiap tempat danwaktu adalah permusuhan orang-orang kafir. Oleh karena itu Allah

subhanahu wata’ala menyebutkan tentang orang-orang mukmin pengikutThalut alaihissalam, tatkala menghadapi musuh mereka Jalut dantentaranya maka mereka berlindung kepada Allah dengan berdoa,sebagaimana firman Allah,

“Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, mereka punberdo'a, Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dankokoh- kanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orangyang kafir . [QS. 2:250]

Allah subhanahu wata’ala berfirman tentang kaum Nabi Musa,artinya,

“Berkata Musa, Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, makabertawa-kallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yangberserah diri . Lalu mereka berkata, Kepada Allah-lah kami bertawakal!Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaumyang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari [tipudaya] orang-orang yang kafir . [QS. 10:84-86]

Allah subhanahu wata’ala juga menyebutkan tentang Nabi Ibrahimdan kaumnya yang berd’oa kepada Allah,Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami [sasaran] fitnah bagiorang-orang kafir. Dan ampunilah kami Ya Rabb kami. SesungguhnyaEngkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana . [QS.60:5]

Disebutkan dalam sebuah hadits shahih dari Umar bin al-Khaththab

radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Ketika terjadi perang Badar,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat ke arah kaummusyrikin yang berjumlah seribuan orang sedangkan shahabat beliauhanya tiga ratus tiga belas orang. Maka beliau menghadap kiblat lalumenengadahkan tangan berdoa kepada Rabbnya, Ya Allah penuhilahuntukku apa yang Kau janjikan, ya Allah datangkanlah kepadaku apa yangKau janjikan. Ya Allah jika Kamu binasakan sekelompok ahlul Islam ini,maka Engkau tidak disembah di muka bumi. Nabi shallallahu‘alaihi wasallam terus-menerus berdoa dengan menengadahkan tangan,menghadap ke kiblat sehingga kain yang ada di pundaknya terjatuh. LaluAbu Bakar radhiyallahu ‘anhu datang mengambil kain itu kemudianmeletakkannya kembali di pundak beliau. Dia lalu mendekat dari arahbelakang Nabi dan berkata, Wahai Nabi Allah, telah cukup permohonanmukepada Allah, sesungguhnya Dia akan memberikan untukmu apa yang Diajanjikan kepadamu.” Maka Allah subhanahu wata’ala menurunkanayat, “[Ingatlah], ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu,lalu diperkenankan-Nya bagimu, Sesungguhnya Aku akan mendatangkanbala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datangbertutut-turut . [QS. 8:9]. [HR Muslim]

Amat banyak saudara kita di negeri Islam yang sedang menghadapi ujiandan cobaan dari orang kafir, berada dalam penindasan kaum salibis,zionis dan kapitalis. Maka kita hendaknya senantiasa memohon kepadaAllah, agar segera mengentaskan musibah tersebut dengan secepatnya.

Fitnah Ujub dan Bangga Diri

Ujub, terpedaya dan bangga diri merupakan fitnah yang selayaknyadimintakan perlindungan kepada Allah. Allah subhanahu wata’alaberfirman,

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong,karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dansekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [QS. 17:37]

Fitnah ini hendaknya diwaspadai khusunya oleh para aktivis dakwah,penyebar ilmu, para pejuang dan orang semisal mereka yang banyakdibutuhkan olah umat Islam di zaman ini. Hendaklah mereka hati-hatidari fitnah ini, dengan banyak berlindung dan bersandar kepada Allah

subhanahu wata’ala, agar jangan menjadikan amalnya sebagaimanaamal yang Dia firmankan,

“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kamijadikan amal itu [bagaikan] debu yang berterbangan.” [QS.25:23].Hanya kepada Allah kita mohon pertolongan.

Sumber: Kutaib, “Dharuratu alluju’ ilallah ‘inda hudutsil fitan,”DR. Abdul Hamid bin Abdur Rahman al-Suhaibani

Artikel Berlindung Dari Fitnah diambil dari http://www.asofwah.or.id
Berlindung Dari Fitnah.

Syarat Ijza? (Tertunaikannya Kewajiban) di DalamMelaksanakan Ibadah Haji

Kumpulan Artikel Islami

Syarat Ijza? (Tertunaikannya Kewajiban) di DalamMelaksanakan Ibadah Haji

>> Pertanyaan :

Setelah kami ketahui syarat-syarat wajib-nya haji dan umrah, maka kamiingin mengetahui syarat-syarat bagi tertunaikannya kewajiban [ijza]?

>> Jawaban :

Syarat-syarat tertunaikannya ibadah haji itu ialah Islam, mencapaiusia baligh dan berakal, juga merdeka menurut sebagian ulama. Namunyang benar adalah bahwa merdeka bukan syarat untuk tertunaikannyakewajiban berhaji. Oleh karena itu, kalau seorang budak [hamba sahaya]melakukan ibadah haji, maka kewajiban ibadah hajinya tertunaikanselagi mendapat izin dari tuannya, sebab gugurnya kewajiban dariseorang hamba itu bukan karena status kehambaannya, melainkan karenaadanya penghalang, yaitu kesibukannya di dalam berkhidmat kepadatuannya. Oleh karena itu, apabila mendapat izin dari tuannya, makaibadah haji menjadi wajib baginya, dan apabila ia lakukan, makakewajiban hajinya telah tertunaikan.

[ Fatwa Syaikh Muhammad bin shalih Al-'Utsaimin ]

Artikel Syarat Ijza? (Tertunaikannya Kewajiban) di DalamMelaksanakan Ibadah Haji diambil dari http://www.asofwah.or.id
Syarat Ijza? (Tertunaikannya Kewajiban) di DalamMelaksanakan Ibadah Haji.

Sanksi Bersenggama Di Saat Haid

Kumpulan Artikel Islami

Sanksi Bersenggama Di Saat Haid

>> Pertanyaan :

Syaikh Abdurrahman Sady ditanya: Bagaimana hukumnya orang yangmenggauli istri di saat sedang haid?

>> Jawaban :

Seorang suami yang menggauli istri dalam keadaan sedang haid, wajibmembayar denda satu atau setengah dinar. Berdasarkan atsar yangdiriwayatkan dari Ibnu Abbas c, sebab kaffarat sebagaimana ada dalamsumpah dan juga didalam perbuatan maksiat. Dan sanksi ini untukmeringankan dosa maksiat itu juga sebagai kesempurnaan taubat.

Artikel Sanksi Bersenggama Di Saat Haid diambil dari http://www.asofwah.or.id
Sanksi Bersenggama Di Saat Haid.

Hikmah Dilarang Mengenakan Pakaian Berjahit SaatIhram

Kumpulan Artikel Islami

Hikmah Dilarang Mengenakan Pakaian Berjahit SaatIhram

>> Pertanyaan :

Lajnah Daimah ditanya: Kenapa Allah Subhaanahu wa Ta'ala melarangorang berihram mengenakan pakaian berjahit dan apa hikmahnya ?

>> Jawaban :

Pertama , Allah Subhaanahu wa Ta'ala mewajibkan haji kepada orang yangtelah mampu seumur hidup sekali dan dijadikan sebagai salah satu rukunIslam dan ini telah dimaklumi dengan mudah. Maka setiap muslimhendaknya me-laksanakan perintah itu dengan rasa patuh dan tundukdalam rangka mencari pahala dan ridha Allah Subhaanahu wa Ta'ala sertatakut siksaanNya. Kita percaya bahwa Allah Maha Bijak dalamtindakanNya dan dalam meletakkan syariatNya, Maha penyayang terhadapsemua hambaNya. Tidak mungkin Allah meletakkan aturan kecuali telahada didalamnya maslahat dan manfaat buat hambaNya baik di dunia danakhirat. Hanya hak Allah dalam membuat syariat dan se-bagai hamba,hanya sekedar tunduk terhadap semua yang menjadi putusan-Nya. Kedua,Larangan mengenakan pakaian berjahit dalam ihram memiliki hikmahsangat banyak, antara lain; 1. mengingatkan orang akan HariKebangkitan karena mereka akan dibangkitkan dalam keadaan telanjangdan tidak bersandal kemudian mereka diberi pakaian. Dalam masalah inibanyak pelajaran dan peringatan; 2. mengendalikan jiwa untuk bersikaprendah diri dan membersihkan diri dari sifat sombong; 3. danmenumbuhkan sikap kebersamaan, solidaritas, kesederhanaan dan menjauhisikap berlebihan serta merasakan apa yang dirasakan oleh orang fakirmiskin; dan lain-lain.

Artikel Hikmah Dilarang Mengenakan Pakaian Berjahit SaatIhram diambil dari http://www.asofwah.or.id
Hikmah Dilarang Mengenakan Pakaian Berjahit SaatIhram.

Yang Boleh Dilakukan Oleh Orang Yang Puasa

Kumpulan Artikel Islami

Yang Boleh Dilakukan Oleh Orang Yang Puasa Yang Boleh Dilakukan Oleh Orang Yang Puasa

Kategori Puasa

Senin, 18 Oktober 2004 12:54:43 WIBYANG BOLEH DILAKUKAN OLEH ORANG YANG PUASAOlehSyaikh Salim bin 'Ied Al-HilaalySyaikh Ali Hasan Ali Abdul HamidSeorang hamba yang taat serta paham Al-Qur'an dan Sunnah tidak akan ragu bahwa Allah menginginkan kemudahan bagi hamba-hamba-Nya dan tidak menginginkan kesulitan. Allah dan Rasul-Nya telah membolehkan beberapa hal bagi orang yang puasa, dan tidak menganggapnya suatu kesalahan jika mengamalkannya. Inilah perbuatan-pebuatan tersebut beserta dalil-dalilnya.[1]. Memasuki Waktu Subuh Dalam Keadaan JunubDi antara perbuatan Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah masuk fajar dalam keadaan junub karena jima' dengan isterinya, beliau mandi setelah fajar kemudian shalat.Dari Aisyah dan Ummu Salamah Radhiyallahu 'anhuma."Artinya : Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena jima' dengan isterinya, kemudian ia mandi dan berpuasa" [Hadits Riwayat Bukhari 4/123, Muslim 1109][2]. BersiwakRasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda."Artinya : Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku suruh mereka untuk bersiwak setiap kali wudlu" [Hadits Riwayat Bukhari 2/311, Muslim 252 semisalnya].Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengkhususkan bersiwak untuk orang yang puasa ataupun yang lainnya, hal ini sebagai dalil bahwa bersiwak itu diperuntukkan bagi orang yang puasa dan selainnya ketika wudlu dan shalat. [Inilah pendapat Bukhari Rahimahullah, demikian pula Ibnu Khuzaimah dan selain keduanya. Lihat Fathul Bari 4/158, Shahih Ibnu Khuzaimah 3/247, Syarhus Sunnah 6/298]Demikian pula hal ini umum di seluruh waktu sebelum zawal [tergelincir matahari] atau setelahnya. Wallahu 'alam.[3]. Berkumur Dan IstinsyaqKarena beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam berkumur dan beristinsyaq [memasukkan air ke hidung] dalam keadan puasa, tetapi melarang orang yang berpuasa berlebihan ketika beristinsyaq.Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda."Artinya : ... Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali dalam keadaan puasa" [1][4]. Bercengkrama Dan Mencium IsteriAisyah Radhiyallahu 'anha pernah berkata."Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mencium dalam keadaan berpuasa dan bercengkrama dalam keadaan puasa, akan tetapi beliau adalah orang yang paling bisa menahan diri" [Hadits Riwayat Bukhari 4/131, Muslim 1106]"Kami pernah berada di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, datanglah seorang pemuda seraya berkata, "Ya Rasulullah, bolehkah aku mencium dalam keadaan puasa " Beliau menjawab, "Tidak". Datang pula seorang yang sudah tua dan dia berkata : "Ya Rasulullah, bolehkah aku mencium dalam keadaan puasa ". Beliau menjawb : "Ya" sebagian kami memandang kepada teman-temannya, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya orang tua itu [lebih bisa] menahan dirinya".[2][5]. Mengeluarkan Darah dan Suntikan Yang Tidak Mengandung Makanan[3]Hal ini bukan termasuk pembatal puasa, lihat pada pembahasan halaman 50.[6]. BerbekamDahulu berbekam merupakan salah satu pembatal puasa, namun kemudian dihapus dan telah ada hadits shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau berbekam ketika puasa. Hal ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma."Artinya : Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berbekam, padahal beliau sedang berpuasa" [Hadits Riwayat Bukhari 4/155-Fath, Lihat Nasikhul Hadits wa Mansukhuhu 334-338 karya Ibnu Syahin][7]. Mencicipi MakananHal ini dibatasi, yaitu selama tidak sampai di tenggorokan berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma."Artinya : Tidak mengapa mencicipi sayur atau sesuatu yang lain dalam keadaan puasa, selama tidak sampai ke tenggorokan" [Hadits Riwayat Bukhari secara mu'allaq 4/154-Fath, dimaushulkan Ibnu Abi Syaibah 3/47, Baihaqi 4/261 dari dua jalannya, hadits ini Hasan. Lihat Taghliqut Ta'liq 3/151-152][8]. Bercelak, Memakai Tetes Mata Dan Lainnya Yang Masuk Ke MataBenda-benda ini tidak membatalkan puasa, baik rasanya yang dirasakan di tenggorokan atau tidak. Inilah yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam risalahnya yang bermanfaat dengan judul Haqiqatus Shiyam serta murid beliau yaitu Ibnul Qayim dalam kitabnya Zadul Ma'ad, Imam bukhari berkata dalam shahhihnya[4] : "Anas bin Malik, Hasan Al-Bashri dan Ibrahim An-Nakha'i memandang, tidak mengapa bagi yang berpuasa".[9]. Mengguyurkan Air Ke Atas Kepala Dan MandiBukhari menyatakan dalam kitab Shahihnya[5] Bab : Mandinya Orang Yang Puasa, Umar membasahi [6] bajunya kemudian dia memakainya ketika dalam keadaan puasa. As-Sya'bi masuk kamar mandi dalam keadaan puasa. Al-Hasan berkata : "Tidak mengapa berkumur-kumur dan memakai air dingin dalam keadaan puasa".Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengguyurkan air ke kepalanya dalam keadaan puasa karena haus atau kepanasan. [7][Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata]_________Foote Note.[1]. Hadits Riwayat Tirmidzi 3/146, Abu Daud 2/308, Ahmad 4/32, Ibnu Abi Syaibah 3/101, Ibnu Majah 407, An-Nasaai no. 87 dari Laqith bin Shabrah, sanadnya SHAHIH.[2]. Hadits Riwayat Ahmad 2/185,221 dari jalan Ibnu Lahi'ah dari yazid bin Abu Hubaib dari Qaushar At-Tufibi darinya. Sanadnya dhaif karena dhaifnya Ibnu Lahi'ah, tetapi punya syahid [pendukung] dalam riwayat Thabrani dalam Al-Kabir 11040 dari jalan Habib bin Abi Tsabit dari Mujahid dari Ibnu Abbas, Habib seorang mudallis dan telah 'an-'anah, dengan syahid ini haditsnya menjadi hasan, lihat Faqih AL-Mutafaqih 192-193 karena padanya terdapat hadits dari jalan-jalan yang lain.[3]. Lihat Risalatani Mujizatani fiz Zakati washiyami hal.23 Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah.[4]. [4/153-Fath] hubunan dengan Mukhtashar Shahih Bukhari 451 karya Syaikh kami Al-Albani Rahimahullah, dan Taghliqut Ta'liq 3/151-152.[5]. Lihat maraji' di atas[6]. Membasahi dengan air untuk mendinginkan badannya karena haus ketika puasa.[7]. Hadits Riwayat Abu Daud 2365, Ahmad 5/376,380,408,430 sanadnya shahih

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1110&bagian=0


Artikel Yang Boleh Dilakukan Oleh Orang Yang Puasa diambil dari http://www.asofwah.or.id
Yang Boleh Dilakukan Oleh Orang Yang Puasa.

Seorang Wanita Murtad Dari Islam Lalu Menikah DenganPria Nasrani Kemudian Ia Kembali Memeluk Islam Dan Bercerai DenganPria N

Kumpulan Artikel Islami

Seorang Wanita Murtad Dari Islam Lalu Menikah DenganPria Nasrani Kemudian Ia Kembali Memeluk Islam Dan Bercerai DenganPria N

>> Pertanyaan :

Seorang wanita murtad dari islam lalu menikah dengan pria nasranikemudian ia kembali memeluk islam dan bercerai dengan pria nasrani itu.Berapa lamakah masa iddahnya hingga ia boleh menikah dengan prialainnya?

>> Jawaban :

Alhamdulillah, pertanyaan tersebut telah kami ajukan kepadaFadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, beliau menanggapisebagai berikut: Beliau bertanya: Apakah pria nasrani itu telahmenyetubuhinya Dijawab: Benar, ia telah menyetubuhinya! Makabeliau menjawab: Menurut pendapat yang terpilih masa iddahnya ialahsatu kali haidh. Ada yang berpendapat bahwa masa iddahnya tetap tigakali haidh. Namun pendapat terpilih adalah yang pertama [yakni satukali haidh]. Sebab pernikahannya dengan pria nasrani itu dalam keadaania sudah murtad dianggap sah. Wallahu a'lam.

Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid

Artikel Seorang Wanita Murtad Dari Islam Lalu Menikah DenganPria Nasrani Kemudian Ia Kembali Memeluk Islam Dan Bercerai DenganPria N diambil dari http://www.asofwah.or.id
Seorang Wanita Murtad Dari Islam Lalu Menikah DenganPria Nasrani Kemudian Ia Kembali Memeluk Islam Dan Bercerai DenganPria N.

Syaikh Muhammad Rasyid Ridha (Seorang Reformis Besar;Hijrah Dari Tasawuf Ke Ć¢€˜Aqidah Salaf)

Kumpulan Artikel Islami

Syaikh Muhammad Rasyid Ridha (Seorang Reformis Besar;Hijrah Dari Tasawuf Ke ‘Aqidah Salaf) Seorang syaikh reformis besar, Muhammad RasyidRidha, siapa yang tidak mengenal matahari di tengah siang benderangRiwayat hidup reformis ini termasuk riwayat-riwayat hidup yang sangatmengesankan perasaan saya dan menggantungkan hati saya untukmengetahui lebih jauh lagi tentang siapa dia. Yah, tokoh yang lain danbeda dari tokoh-tokoh yang lainnya. Berbagai pengalaman di duniamembuat jalan Rasyid menjadi terang, ia cari kebenaran dengan dalilnya,bekerja keras demi menyampaikan dakwah, memberantas bid’ah danmenyebarkan apa yang dianggapnya haq. Ia terus belajar dan bepergianuntuk mencari orang yang kelak dapat menerangi cakrawala ma’rifahdengan dalilnya. Setelah berada di perguruan yang bertarung denganberbagai pengalaman, akhirnya kondisinya pun menjadi stabil. Berkattaufiq Allah, ia berjalan di atas jalan orang-orang yang shalih,membawa panji salaf sebagai penyebar, pengajar, pembela danpendebatnya. Maka lahirlah di tangannya generasi intelektual yangmengikuti jejaknya dan berkomitmen dengan manhaj Salaf.

Siapa Muhammad Rasyid Ridha

Beliau adalah Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin binBaha’uddin al-Qalmuni, al-Husaini. Nasabnya sampai kepada Alu al-Bayt[Ahli Bayt] .

Beliau dilahirkan pada tanggal 27-5-1282 H di sebuah desa bernamaQalmun, sebelah selatan kota Tharablas [Tripoli], Syam. Ia mulaimenuntut ilmu dengan menghafal al-Qur’an, mempelajari khat dan ilmuberhitung.

Kemudian belajar di madrasah “ar-Rasyidiyyah” yang bahasa pengantarnyaadalah bahasa Turki. Tetapi tak berapa lama, ia tinggalkan tempat ituuntuk meneruskan studinya di sekolah nasional Islam [al-Wathaniyyahal-Islamiyyah] yang didirikan dan diajarkan gurunya, Husain al-Jisr.Ia mengenyam belajar di sekolah ini selama 7 tahun yang kemudianmerubah perjalanan kehidupannya dan mulailah ‘rihlah’Tasawufnya.

Bersama Tarekat Syadziliyyah

Beliau mulai mempelajari tasawuf ketika gurunya, Husain al-Jisrmembacakan kepadanya sebagian buku-buku Tasawuf, di antaranya beberapapasal dari kitab ‘al-Futuuhaat al-Makkiyyah’ dan beberapa pasal darikitab karya al-Fariyaq.

Pernah ia membaca ‘wird as-Sahar’ dari buku Tasawuf itu, dan saatmembaca bait berikut:

Dan derai air mata telah mendahuluiku

Akibat rasa takut terhadap-Mu

Beliau berhenti dan menolak untuk membacanya karena merasa air matanyatidaklah berderai saat itu. Penolakannya ini semata karena merasa maluberdusta kepada Allah sebab kenyataannya air matanya belum dan tidakberderai ketika membaca bait itu.!!

Setelah beliau menggali dan memperdalam ilmu dan ushuluddin, sadarlahia bahwa membaca ‘Wird’ tersebut termasuk bid’ah. Karena itu,ia pun meninggalkannya dan lebih memilih untuk membaca dan mempelajarial-Qur’an.

Beliau juga sempat belajar dengan gurunya yang lain, Abu al-Mahasinal-Qawiqji hingga berhasil mendapatkan ‘ijazah’ [semacam rekomendasisah sebagai murid yang berhak membaca buku gurunya-red] untuk kitab

‘Dala’il al-Khairat.’

Setelah mempelajarinya, semakin nyata baginya bahwa kebanyakan isibuku tersebut mengandung kedustaan terhadap Nabi SAW, maka beliau punmeninggalkannya.

Ia kemudian beranjak membaca dzikir-dzikir dan wirid-wirid yang berisishalawat kepada Nabi SAW yang kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan[valid].

Bersama Tarekat Naqsyabandiyyah

Mengenai hal ini, Syaikh Rasyid menyebutkan bahwa yang membuatnyagandrung mempelajar Tasawuf adalah pesona kitab ‘Ihya’ ‘Ulum ad-Diin’karya Imam al-Ghazali.

Kemudian beliau meminta kepada gurunya dalam tarekat Syadziliyyah,Muhammad al-Qawiqji untuk memperkenankannya untuk tetap menjalankantarekat Syadziliyyah secara formalitas saja namun sang guruberkeberatan seraya berkata, “Wahai anakku, aku bukan orang yang tepatuntuk mengabulkan permintaanmu itu. Permadani ini telah dilipat danpara penganutnya telah berlalu…”

Syaikh Rasyid juga menyebutkan, ada temannya yang bernama Muhammad al-Husainiberhasil menjadi seorang Sufi terselubung dalam tarekatNaqsyabandiyyag. Ia beranggapan dirinya telah mencapai tingkat‘Mursyid Sempurna’.

Karena itu, Rasyid lalu mengikuti tarekat Naqsyabandiyyah ini melaluibimbingan temannya itu. Beliau akhirnya banyak menghabiskan usianyadalam tarekat ini. Mengenai hal ini, beliau bertutur, “Di sela-selaitu, aku melihat banyak sekali perkara-perkara ruhani yang terjadi diluar kebiasaan. Dari banyak kejadian itu, aku berupaya menafsirkannyanamun sebagiannya tak berhasil aku ungkap.”

Beliau melanjutkan, “Akan tetapi buah cita rasa yang tidak lazim initidak sama sekali menunjukkan bahwa seluruh sarananya adalahdisyari’atkan atau sebagiannya yang bernuansa bid’ah dibolehkanseperti yang kemudian aku teliti lagi.”

Rasyid menyebut kegiatannya menjalani ‘wirid harian’ dalam tarekatNaqsyabandiyyah adalah dengan cara mengucapkan nama ‘Allah’ di dalamhati, tanpa ucapan lisan sebanyak 5000 kali seraya membelalakkan keduamata, menahan nafas sekuat daya dan mengikat hati dengan hati sangguru.

Setelah di kemudian hari jelas baginya semua itu, ia menyebut wiriditu sebagai perbuatan bid’ah bahkan dapat mencapai kesyirikanterselubung ketika seseorang mengikat hatinya dengan hati sang guru.Sebab dalam tuntutan tauhid, seorang hamba di dalam setiap ibadahnyaharus menuju Allah semata, dengan lurus total dan tidak condong sertaberserah diri kepada-Nya dalam agama.

Mengenai pengalamannya bersama aliran ‘Tasawuf’ ini, Syaikh Rasyidkemudian menyebut banyak hal, di antaranya, beliau mengatakan,“Kesimpulannya, saya dulu berkeyakinan bahwa Thariqat [Tarekat/Jalan],Ma’rifah, Penyucian jiwa dan mengetahui rahasia-rahasianya adalahdibolehkan secara syari’at, tidak terlarang sama sekali dan dapatberguna seraya berharap mencapai ma’rifat Allah, tanpa melakukannyatidak akan mencapai sasaran.”

Mendapat Hidayah, Beralih Dari Tasawuf Ke Pemahaman Salaf

Setelah bertahun-tahun menjalani kehidupan sebagai Sufi, beliaumenuturkan pengalamannya, “Saya sudah menjalani TarekatNaqsyabandiyyah, mengenal yang tersembunyi dan paling tersembunyi darimisteri-misteri dan rahasia-rahasianya. Aku telah mengarungi lautanTasawuf dan telah meneropong intan-intan di dalamnya yang masih kokohdan buih-buihnya yang terlempar ombak. Namun akhirnya petualangan ituberakhir ke tepian damai, ‘pemahaman Salaf ash-Shalih’ dan tahulah akubahwa setiap yang bertentangan dengannya adalah kesesatan yang nyata.”

Beliau banyak terpengaruh oleh majalah ‘al-‘Urwah al-Wutsqa’ danartikel-artikel para ulama dan sastrawan. Terlebih, pengaruh gurunya,Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh. Beliau benar-benarterpengaruh sekali sehingga seakan gurunya lah yang telah menggerakkanakal dan pikirannya untuk membuang jauh-jauh seluruh bid’ah danmenggabungkan antara ilmu agama dan modern serta mengupayakan tegakkokohnya umat dalam upaya menggapai kemenangan.

Dan yang lebih banyak mempengaruhinya lagi adalah beliau buku-bukukarya Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab.

Hal itu, menciptakan gerak dan aktifitasnya setelah sebelumnyatenggelam dalam kubangan kemalasan, kehilangan kesadaran danterjerumus ke dalam berbagai bid’ah dan kesesatan seperti yang adapada aliran Tasawuf.

Mengingkari Penganut Tarekat-Tarekat Sufi

Kejadian pertama di mana secara terang-terangan beliau mengingkaritarekat-tarekat sufi itu adalah saat suatu hari, seusai shalat Jum’at,salah satu keluarga penganut tarekat Sufi mengadakan acara yangdisebut Rasyid sebagai ‘Pertemuan Dengan Maulawiyyah’.

Mengenai hal ini, Rasyid mengisahkan, bahwa tatkala sudah tiba waktupertemuan, para guru Sufi yang sering disebut ‘Darawisy Maulawiyyah’berkumpul di majlis mereka. Di depan mereka duduk sang guru resmi. Disitu, hadir para bocah-bocah berwajah tampan dan mulus, berpakaianputih cemerlang layaknya jilbab para pengantin. Mereka menari-narimengikuti irama musik, berputar-putar dengan sangat cepat serayabersorak-sorai. Jarak mereka beriringan, tidak saling berbenturan,mengulurkan lengan-lengan dan memiringkan pundak-pundak. Satu demisatu dari mereka melewati sang guru seraya merunduk.

Pemandangan itu sungguh mengganggu dan melukai perasaan Rasyid. Iatidak menyangka kondisi kaum muslimin sampai sekian jauh terperosok kedalam bid’ah dan khurafat. Betapa tega mempermainkan keyakinan manusiadan meracuni akal pikiran mereka. Yang benar-benar menyakitiperasaannya adalah anggapan mereka bahwa permainan bid’ah itu adalahsebagai bentuk ibadah dalam mendekatkan diri kepada Allah. Bahkanmendengar dan menyaksikan pemandangan itu mereka anggap sebagai ibadahyang disyari’atkan.

Rasyid tidak hanya bertopang dagu menyaksikan hal itu. Ia terpanggiluntuk mengemban kewajiban sesuai dengan bacaan yang selama ini iadapatkan dari referensi Salaf baik melalui kitab-kitab mau punmajalah-majalahnya.

Ia mengisahkan, “Aku katakan kepada mereka, ‘Apa ini.’ Salah seorangmenjawab, ‘Ini dzikir tarekat maulana Jalaluddin ar-Rumi, penyandangkedudukan terhormat.!’ Mendengar itu, aku tidak dapat menahan dirilagi. Aku langsung berdiri di ruang utama seraya berteriaksekencang-kencangnya, yang kira-kira bunyinya, ‘Wahai manusia dan kaummuslimin! Ini perbuatan munkar, tidak boleh dilihat apalagimendiamkannya sebab sama artinya menyetujui dan melegitimasi parapelakunya. Padahal Allah berfirman, ‘Mereka menjadikan agama merekasebagai ejekan dan mainan.’ Sungguh, aku telah menjalankankewajibanku. Karena itu, keluarlah kalian, semoga Allah merahmati!’”

Kemudian, Rasyid pun cepat-cepat keluar menuju kota. Teriakan ‘Salafi’-nyaitu berbuah juga. Sekali pun baru diikuti segelintir orang tetapigaungnya masih terus bergema di tengah masyarakat. Ada pihak yangmendukung dan ada pula yang menentangnya.

Sekalipun banyak dari kalangan tuan-tuan guru Sufi yang menentang danmengingkari tindakan Rasyid, namun anak muda ini bertekad akan terusmenempuh caranya dalam memperbaiki masyarakat dari kesesatan-kesesatandan bid’ah-bid’ah tersebut.

Ironisnya, justeru di antara yang menentangnya itu adalah gurunyasendiri, yang dulu beliau pernah mendalami tarekat Syadzili padanya,Syaikh Husain al-Jisr. Sang guru beranggapan, tidak boleh mengganggupara Sufi dan aktifitas bid’ahnya, siapa pun orangnya. Saat itu,gurunya itu berkata kepadanya, “Aku nasehati kamu agar tidakmengganggu para ahli tarekat.” Rasyid menjawab dengan nada mengingkari,“Apakah para ahli tarekat itu memiliki hukum-hukum syari’at sendiriselain hukum-hukum umum untuk seluruh umat Islam.”

Ia menjawab, “Tidak! Tetapi mereka memiliki niat yang tidak samadengan niat sembarang orang, mereka juga memiliki pandangan yangberbeda dengan pandangan orang-orang.” Rasyid menjawab, “Dosa yangdilakukan para ahli tarekat itu lebih besar daripada dosa pelakumaksiat biasa sebab mereka [para ahli tarekat] telah menganggapmendengarkan kemungkaran dan tarian yang dilakukan bocah-bocah tampandan mulus itu sebagai bentuk ibadah yang disyari’atkan sehingga merekaitu telah membuat syari’at agama untuk diri mereka yang tidak pernahdiperkenankan Allah sama sekali. Tetapi saya tidak pernah tidakmengingkari suatu kemungkaran yang terjadi di hadapan mata saya.!”

Sekali pun hujjah Rasyid sangat kuat dalam membantah gurunya, hanyasaja sang guru tetap berpegang pada pendiriannya karena menganggap iamemiliki kehormatan dan kemuliaan.!!

Perbedaan pendapat di antara murid dan sang guru itu terus berlanjut,bahkan semakin tajam saat Rasyid berhijrah ke Mesir. Apalagi melaluimajalahnya, ‘al-Manar,’ Rasyid sangat mengingkari perbuatanpara ahli tarekat Sufi itu. Sebab ia sudah melihat sendiri betapakemungkaran dan bid’ah yang terjadi dalam berbagai kegiatan spritualtarekat-tarekat sufi itu seperti perayaan maulid. Sementara itu, sangguru, al-Jisr gigih pula membantah pendapat Rasyid, yang kemudiandibalas pula oleh Rasyid melalui majalahnya.

Setelah banyak membaca dan mendapatkan ilmu dari bacaannya terhadapbuku-buku karya Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah dan muridnya, Ibn al-Qayyim,ditambah buku karya Ibn Hajar ‘az-Zawaajir ‘An Iqtiraaf al-Kabaa’ir’,Rasyid terus menentang tindakan para penyembah kuburan [Quburiyyun]dari kalangan aliran Tasawuf dan lainnya.

Ia pun telah mengkaji secara seksama buku karangan al-Alusi,

‘Jalaa’ al-‘Ainain Fii Muhaakamati al-‘Ahmadiin’. Buku inimenyadarkannya mengenai penyebab-penyebab terjadinya penyimpanganaliran Tasawuf dan betapa jernihnya dakwah Syaikhul Islam. Iamenyadari, bahwa ucapan-ucapan al-Haitsami dan ulama Tasawuf [kaumSufi] lainnya tidak lain hanya terbit dari hawa nafsu dan bualan kaumSufi semata.!!

Semoga Allah, merahmati Syaikh Muhammad Rasyid Ridha, Sang reformisbesar atas apa yang telah dipersembahkan dan dilakukannya dalammenasehati dan membongkar kedok kaum Sufi.

Semoga Allah menerima taubatnya dan mema’afkan ketergelincirannya. WaShallallahu ‘ala Sayyidina Muhammad, Wa Alihi Wa Shahbihi Wa Sallam.

Ditulis oleh Abu ‘Umar al-Manhaji, dari situs, ad-difa’ ‘an as-Sunnah.[AH]

Artikel Syaikh Muhammad Rasyid Ridha (Seorang Reformis Besar;Hijrah Dari Tasawuf Ke ‘Aqidah Salaf) diambil dari http://www.asofwah.or.id
Syaikh Muhammad Rasyid Ridha (Seorang Reformis Besar;Hijrah Dari Tasawuf Ke ‘Aqidah Salaf).

Puasa di Jeddah Lalu Berihram Haji Tanggal Delapan

Kumpulan Artikel Islami

Puasa di Jeddah Lalu Berihram Haji Tanggal Delapan

>> Pertanyaan :

Syaikh Muhammad bin Ibrahim ditanya: Saya berpuasa Ramadhan di Jeddahdan tatkala masuk tanggal delapan Dzulhijjah saya melakukan ihram hajidari Jeddah dan saya melaksanakan ibadah haji dengan sempurna, apakahsaya harus membayar fidyah ?

>> Jawaban :

Tidak ada kewajiban membayar fidyah dan juga orang yang mengerjakanamal serupa seperti anda.

Artikel Puasa di Jeddah Lalu Berihram Haji Tanggal Delapan diambil dari http://www.asofwah.or.id
Puasa di Jeddah Lalu Berihram Haji Tanggal Delapan.

Sa'i Itu Adalah Salah Satu Rukun Haji

Kumpulan Artikel Islami

Sa'i Itu Adalah Salah Satu Rukun Haji

>> Pertanyaan :

Saya telah pergi untuk menunaikan haji tamattu dan saya pun berihram.Setibanya di Mekkah saya lakukan thawaf di Kabah, lalu melakukan saidi antara bukit Shafa dan Marwa, kemudian saya berta-hallul [danmelepaskan] pakaian ihram hingga tanggal 8 [delapan] Dzilhijjah.Kemudian saya pergi ke Mina [pada hari ke 8], ke Arafah dan Muzdalifahserta melontah jamarat. Saya lakukan semua manasik itu secara sempurna.Ketika saya kembali Ke Mekkah saya melakukan thawaf di Baitul Haram,yaitu thawaf ifadhah, akan tetapi saya tidak melakukan sai di antaraShafa dan Marwa, karena kebodohan saya. Sebab, saya mengira bahwathawaf ifadhah itu adalah rukun terakhir di dalam manasik haji dantidak ada sai sesudahnya. Maka dari itu saya tidak melakukan sai.Saya pun melakukan thawaf wada [perpisahan] dan saya pulang ke Kairo.Saya benar-benar tidak mengetahui masalah ini kecuali setelah beradadi Mesir. Bagaimana hukum haji saya?

>> Jawaban :

Haji Anda sah, akan tetapi hingga kini belum sempurna karena andatidak mengerjakan sai. Sai merupakan salah satu rukun haji,sedangkan haji yang Anda kerjakan, sebagaimana penjelasan Anda adalahhaji tamattu. Orang yang mengerjakan haji tamattu itu harusmengerjakan dua thawaf dan dua kali sai, yaitu satu kali tawaf dansatu kali sai untuk umrah [dan ini telah Anda lakukan], dan satu kalitawaf dan satu kali sai lagi untuk haji anda. Anda telah mengerjakanthawaf [haji] dan yang belum adalah sai haji. Maka Anda wajib datangke Mekkah untuk mengerjakan sai sebanyak tujuh putaran di antaraShafa dan Marwa dengan niat sai haji.

Jika Anda telah melakukan hubungan [jima] dengan istri Anda dalammasa ini, maka Anda wajib menyembelih seekor kambing di Mekkah danmembagikan dagingnya kepada kaum fakir di sana dan Anda janganmemakannya sedikit pun.

Anda juga harus menyembelih seekor kambing lagi sebagai tebusan thawafwada yang Anda lakukan, sebab thawaf wada yang Anda lakukan itutidak pada tempatnya, karena Anda melakukannya sebelum rukun-rukunhaji sempurna Anda lakukan. Anda boleh datang ke Mekkah dengan ihramumrah dan mengerjakan syarat dan rukun-rukunnya, lalu apabila telahusai darinya Anda lakukan sai haji. Hal seperti ini boleh-boleh saja.

Jika Anda datang ke Mekkah dengan tidak ihram umrah, tetapi langsungmengerjakan sai haji [yang ketinggalan] juga tidak apa-apa, namuncara yang pertama itu lebih baik.

[Ibnu Fauzan: Fatawa nur alad darb, jilid 3, hal. 95.]

Artikel Sa'i Itu Adalah Salah Satu Rukun Haji diambil dari http://www.asofwah.or.id
Sa'i Itu Adalah Salah Satu Rukun Haji.

Was-was Setan dan Apa yang Harus Dikerjakan KetikaItu

Kumpulan Artikel Islami

Was-was Setan dan Apa yang Harus Dikerjakan KetikaItu

>> Pertanyaan :

Kadangkala setan datang kepada manusia dan membisikkan keragu-raguandalam jiwanya tentang Dzat Allah dan tentang ayat-ayat kauniyahNya;lalu apakah yang semestinya dilakukan manusia ketika itu?

>> Jawaban :

Nabi Shalallaahu alaihi wasalam pernah ditanya tentang hal ini. DalamShahih Muslim dari hadits Abu Hurairah, ia mengatakan, Beberapa orangdari sahabat Nabi Shalallaahu alaihi wasalam datang lalu mengatakankepada beliau, 'Kami mendapati dalam diri kami sesuatu, yang salahseorang dari kami menganggap besar [merasa takut] bila membicarakannya.'Beliau bertanya, 'Kalian mendapatinya' Mereka menjawab, 'Ya.' Beliaubersabda,

'Itulah keimanan yang nyata'. HR. Muslim, no.132, kitab al-Iman.

Dalam Muslim juga dari Abdullah bin Mas'ud, ia mengatakan, NabiShalallaahu alaihi wasalam ditanya tentang was-was, maka beliaumenjawab,

'Itulah keimanan yang sejati'. Ibid, no. 133.

Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, Rasulullah Shalallaahu alaihiwasalam bersabda,

Manusia terus bertanya-tanya sehingga dikatakan, 'IniAllah menciptakan ciptaan, lalu siapakah yang menciptakan Allah'Siapa yang mendapati sesuatu dari hal itu, maka katakanlah, 'Akuberiman kepada Allah'. Ibid, no. 134

Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu juga, Rasulullah Shalallaahualaihi wasalam bersabda,

Setan mendatangi salah seorang dari kalian, lalubertanya, 'Siapakah yang menciptakan demikian, siapakah yangmenciptakan demikian' hingga bertanya, 'Siapakah yang menciptakanTuhan-mu' Jika hal ini sampai kepadanya, maka mintalah perlindungankepada Allah dan berhentilah. HR. Al-Bukhari, no. 3276, kitabBad'u al-Wahyi; Muslim, no. 134 [214], kitab al-Iman.

Dari riwayatnya juga, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,

Setan mendatangi salah seorang dari kalian, lalubertanya, 'Siapakah yang menciptakan bumi' Ia menjawab, 'Allah.' Lalusetan bertanya, 'Siapakah yang menciptakan Allah.' Jika salah seorangdari kalian merasakan sesuatu dari hal ini, maka katakanlah, 'Akuberiman kepada Allah dan para rasulNya'. HR. Muslim, no. 134,kitab al-Iman; Ahmad, no. 8176

Dalam Sunan Abu Daud dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu, ia mengatakan, Seseorang datang kepada Nabi Shalallaahu alaihi wasalam lalumengatakan,

-

:

'Wahai Rasulullah, salah seorang dari kamimendapati dalam dirinya -ia mengisyaratkan sesuatu- yang bila dirinyadisiram dengan air panas lebih disukainya daripadamengatakannya.'Mendengar hal itu beliau bersabda, 'Segala puji bagiAllah yang mengembalikan tipu daya setan menjadi was-was'. HR. AbuDaud, no. 5112, kitab al-Adab.

Dalam hadits-hadits ini dan selainnya terdapat penjelasan, bahwapemikiran-pemikiran yang adakalanya datang dengan tiba-tiba kepadamanusia mengenai perkara-perkara ghaib ini adalah bisikan dari setanuntuk menimpakan keraguan dan kebimbangan kepadanya -kita berlindungkepada Allah darinya-.

Kemudian, jika manusia mengalami seperti ini, maka ia harus melakukanbeberapa hal, sebagaimana ditunjukkan Nabi Shalallaahu alaihi wasalam,

1. Meminta perlindungan kepada Allah.

2. Berhenti dari hal itu. Berhenti, maksudnya ialah memangkas was-wasini.

3. Mengucapkan, Aku beriman kepada Allah. Dalam suatu riwayat, Akuberiman kepada Allah dan para rasulNya.

Jika terlintas kepadamu suatu was-was tentang Dzat Allah, tentangkekekalan alam, tentang kekekalannya, tentang perkara-perkarakebangkitan dan kemustahilan hal itu, tentang penjelasan pahala dansiksa, serta sejenisnya, maka kamu harus beriman dengan keimanansecara global. Lalu kata-kata yang kamu ucapkan ialah, Aku berimankepada Allah dan kepada segala yang datang dari Allah, serta menurutkehendak Allah Aku beriman kepada Rasulullah dan segala yang berasaldari Rasulullah, serta menurut kehendak Rasulullah. Apa yang akuketahui akan aku ucapkan, dan apa yang tidak aku ketahui aku diamkanserta aku serahkan ilmunya kepada Allah.

Tidak diragukan lagi, bila was-was ini tetap menyertai hamba, makamenyebabkan kebimbangan, kemudian pada akhirnya ia kosong dariperkara-perkara ibadah. Adapun jika ia memang-kasnya sejak kalipertama, maka akan terputus, insya Allah, disertai dengan banyakberisti'adzah [meminta perlindungan kepada Allah] dari setan danbanyak mengusir setan. Karena ini merupa-kan tipu dayanya untukmemasukkan was-was pada manusia hingga meragukannya dalam keimanan danagamanya.

Al-Kanz ats-Tsamin, Syaikh Abdullah al-Jibrin, jilid 1, hal.199-201

Artikel Was-was Setan dan Apa yang Harus Dikerjakan KetikaItu diambil dari http://www.asofwah.or.id
Was-was Setan dan Apa yang Harus Dikerjakan KetikaItu.

Meninggalkan Khianat Mendapat Rahmat

Kumpulan Artikel Islami

Meninggalkan Khianat Mendapat Rahmat Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi binMuhammad Al-Bazzar Al-Anshari berkata: Dulu, aku pernah berada diMakkah semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu menjaganya, suatu hariaku merasakan lapar yang sangat. Aku tidak mendapatkan sesuatu yangdapat menghilangkan laparku. Tiba-tiba aku menemukan sebuah kantongdari sutera yang diikat dengan kaos kaki yang terbuat dari suterapula. Aku memungutnya dan membawanya pulang ke rumah. Ketika aku buka,aku dapatkan didalamnya sebuah kalung permata yang tak pernah akulihat sebelumnya.

Aku lalu keluar dari rumah, dan saat itu ada seorang bapak tua yangberteriak mencari kantongnya yang hilang sambil memegang kantong kainyang berisi uang lima ratus dinar. Dia mengatakan, 'Ini adalah bagiorang yang mau mengembalikan kantong sutera yang berisi permata'. Akuberkata pada diriku, 'Aku sedang membutuhkan, aku ini sedang lapar.Aku bisa mengambil uang dinar emas itu untuk aku manfaatkan danmengembalikan kantong sutera ini padanya'. Maka aku berkata pada bapaktua itu, 'Hai, kemarilah'. Lalu aku membawanya ke rumahku.

Setibanya di rumah, dia menceritakan padaku ciri kantong sutera itu,ciri-ciri kaos kaki pengikatnya, ciri-ciri permata dan jumlahnyaberikut benang yang mengikatnya. Maka aku mengeluarkan dan memberikankantong itu kepadanya dan dia pun memberikan untukku lima ratus dinar,tetapi aku tidak mau mengambilnya. Aku katakan padanya, 'Memangseharusnya aku mengembalikannya kepadamu tanpa mengambil upah untukitu'. Ternyata dia bersikeras, 'Kau harus mau menerimanya', sambilmemaksaku terus-menerus. Aku tetap pada pendirianku, tak mau menerima.

Akhirnya bapak tua itu pun pergi meninggalkanku. Adapun aku, beberapawaktu setelah kejadian itu aku keluar dari kota Makkah dan berlayardengan perahu. Di tengah laut, perahu tumpangan itu pecah, orang-orangsemua tenggelam dengan harta benda mereka. Tetapi aku selamat, denganmenumpang potongan papan dari pecahan perahu itu. Untuk beberapa waktuaku tetap berada di laut, tak tahu ke mana hendak pergi!

Akhirnya aku tiba di sebuah pulau yang berpenduduk. Aku duduk di salahsatu masjid mereka sambil membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Ketika merekatahu bagaimana aku membacanya, tak seorang pun dari penduduk pulautersebut kecuali dia datang kepadaku dan mengatakan, 'AjarkanlahAl-Qur'an kepadaku'. Aku penuhi permintaan mereka. Dari mereka akumendapat harta yang banyak.

Di dalam masjid, aku menemukan beberapa lembar dari mushaf, akumengambil dan mulai membacanya. Lalu mereka bertanya, 'Kau bisamenulis', aku jawab, 'Ya'. Mereka berkata, 'Kalau begitu, ajarilahkami menulis'. Mereka pun datang dengan anak-anak juga dan para remajamereka. Aku ajari mereka tulis-menulis. Dari itu juga aku mendapatbanyak uang. Setelah itu mereka berkata, 'Kami mempunyai seorangputeri yatim, dia mempunyai harta yang cukup. Maukah kau menikahinya'Aku menolak. Tetapi mereka terus mendesak, 'Tidak bisa, kau harus mau'.

Akhirnya aku menuruti keinginan mereka juga. Ketika mereka membawaanak perempuan itu kehadapanku, aku pandangi dia. Tiba-tiba akumelihat kalung permata yang dulu pernah aku temukan di Makkahmelingkar di lehernya. Tak ada yang aku lakukan saat itu kecuali hanyaterus memperhatikan kalung permata itu. Mereka berkata, 'Sungguh, kautelah menghancurkan hati perempuan yatim ini. Kau hanya memperhatikankalung itu dan tidak memperhatikan orangnya'. Maka saya ceritakankepada mereka kisah saya dengan kalung tersebut. Setelah mereka tahu,mereka meneriakkan tahlil dan takbir hingga terdengar oleh penduduksetempat. 'Ada apa dengan kalian', kataku bertanya. Mereka menjawab,'Tahukah engkau, bahwa orang tua yang mengambil kalung itu darimu saatitu adalah ayah anak perempuan ini'. Dia pernah mengatakan, 'Aku tidakpernah mendapatkan seorang muslim di dunia ini [sebaik] orang yangtelah mengembalikan kalung ini kepadaku'. Dia juga berdoa, 'Ya Allah,pertemukanlah aku dengan orang itu hingga aku dapat menikahkannyadengan puteriku', dan sekarang sudah menjadi kenyataan'.

Aku mulai mengarungi kehidupan bersamanya dan kami dikaruniai duaorang anak. Kemudian isteriku meninggal dan kalung permata menjadiharta pusaka untukku dan untuk kedua anakku. Tetapi kedua anakku itumeninggal juga, hingga kalung permata itu jatuh ke tanganku. Lalu akumenjualnya seharga seratus ribu dinar. Dan harta yang kalian lihat adapadaku sekarang ini adalah sisa dari uang 100 ribu dinar itu.

Artikel Meninggalkan Khianat Mendapat Rahmat diambil dari http://www.asofwah.or.id
Meninggalkan Khianat Mendapat Rahmat.

MUHAMMAD IBN WAASIĆ¢€™ AL-AZDIY-[2-2] (Bersama Qutaibahbin Muslim: Kemesraan Ulama Dan Penguasa)

Kumpulan Artikel Islami

MUHAMMAD IBN WAASI’ AL-AZDIY-[2-2] (Bersama Qutaibahbin Muslim: Kemesraan Ulama Dan Penguasa) “Sesungguhnya jemari-jemari Muhammad ibn Waasi’al-Azdiy lebih aku cintai daripada seribu pedang yang terhunus yangdibawa oleh seribu pemuda yang gagah” [Qutaibah ibn Muslim]

Kita sekarang berada pada tahun 87 H...

Inilah kebanggaan kaum muslimin seorang panglima al-Faatih[yang telah menaklukkan banyak kota] yaitu Qutaibah ibn Muslim al-Bahili,ia berangkat bersama pasukannya yang banyak dari kota Marwa* mengarahke daerah Bukhara.**

Ia bertekad untuk menaklukkan apa yang tersisa dari negeri-negeri

Maa Waraa’ an-Nahri***...dan memerangi ujung Cina dan mewajibkan

jizyah [upeti] kepada para penduduknya.

Akan tetapi belum sampai Qutaibah ibn Muslim menyeberangi sungai“Sihuun “**** penduduk Bukhara sudah mengetahui dan bersiap-siap [menghadapinya].Berhamburlah mereka memukul genderang pertempuran di setiap tempat.

Mereka mulai memanggil kaum-kaum yang berada di sekitar mereka dari

ash-Shughd,***** Turki, Cina dan yang lainnya.

Maka, terhimpunlah pasukan besar dari berbagai kulit dan asal, jugabahasa dan agama...hingga jumlah mereka sampai berlipat-lipat melebihikaum muslimin baik dari segi perbekalan maupun jumlahnya.

Mereka segera menutup mulut-mulut jalan di hadapan kaum muslimin...merekajuga menutup perbatasan dan jalan-jalan.

Sampai-sampai Qutaibah ibn Muslim tidak mampu menyusupkan detasemenkecil dari detasemen-detasemennya kepada mereka untuk mencuri beritatentang keadaan mereka dan datang dengan membawa beritanya...Sebagaimanatidak seorangpun dari mata-matanya yang disebar di antara mereka mampuuntuk menembusnya.

Qutaibah ibn Muslim membangun perkemahan bersama pasukannya dekatdengan kota “Bailand”, ia menetap di sana tidak maju dan tidak pulamundur.

Bersama terbitnya pagi, mulailah musuh muncul [menyerangnya] denganfront terdepannya, dan mencoba kekuatan pasukannya sepanjang siang.Apabila malam telah gelap mereka kembali ke benteng-benteng merekayang kokoh lagi aman.

Keadaan seperti ini terus berlanjut selama dua bulan berturut-turut.Dan Qutaibah bingung dibuatnya. Ia tidak tahu apakah akan mundur ataumaju.

Tidak berselang lama, hingga berita tentang Qutaibah dan tentaranyasampai ke telinga kaum muslimin di setiap tempat.

Orang-orang pun bersedih terhadap pasukan besar yang belum pernahterkalahkan...dan panglima agung yang belum terkalahkan.

Pengarahan-pengarahan berdatangan kepada para wali di seluruh kotauntuk mendoakan pasukan muslimin yang sedang berjuang keras di negeriMaa Waraa’ an-Nahri setiap selesai shalat.

Masjid-masjid mulai bergema dengan doa untuk mereka...

Menara-menara adzan terus bergaung dengan doa dan permohonan.

Para imam bersungguh-sungguh melakukan qunut nazilah pada setiapshalat.

Berhamburanlah jumlah yang banyak untuk menolong pasukan yang kuat itu.Dan adalah yang memimpin mereka seorang tabi’in mulia Muhammad ibnWaasi’ al-Azdiy.

Adalah Qutaibah ibn Muslim al-Bahili memiliki seorang mata-mataketurunan ‘ajam [non Arab], ia orang yang diakui pengalamannya,hikmahnya dan kecerdikannya. Ia biasa dipanggil “Taidzar.”

Para musuh kemudian merayu dan memikatnya agar mau bergabung denganmereka. Mereka memberikan kepadanya harta secara royal.

Mereka meminta kepadanya untuk mempergunakan muslihat dankecerdikannya guna melemahkan kekuatan muslimin, dan membawa merekauntuk meninggalkan negeri tersebut tanpa peperangan.

“Taidzar” masuk menemui Qutaibah ibn Muslim al-Bahiliy, majlisnya padasaat itu penuh dengan para pembesar panglimanya dan para tentaranya.Ia lalu mengambil tempat di dekatnya, kemudian memiringkan badannyadan membisikkan ke telinganya, “Wahai amir, kosongkanlah majlismu bilaengkau kehendaki.”

Qutaibah memberikan isyarat kepada orang yang berada di majlisnya agarberanjak, semuanya beranjak pergi kecuali Dlirar ibn al-Hushain yangdiminta Qutaibah untuk tetap tinggal.

Di saat itulah “Taidzar” menoleh kepada Qutaibah dan berkata, “Akumemiliki berita untukmu wahai amir...”

“Sampaikanlah,” Qutaibah berkata dengan penasaran.

Taidzar berkata, “Sesungguhnya amirul mukminin di Damaskus telahmemecat al-Hajjaj ibn Yusuf ats-Tsaqofi...dan memecat para panglimayang dipimpinnya...engkau termasuk salah satunya. Ia telah mengangkatpara panglima baru untuk pasukannya dan mengerahkan mereka ketempat-tempat kerja mereka. Dan sesungguhnya orang yang akanmenggantikanmu akan datang dalam waktu yang tidak lama lagi. Dan akumengusulkan agar engkau segera meninggalkan negeri ini bersamapasukanmu. Dan hendaklah engkau kembali ke Marwa untuk memikirkanurusanmu jauh dari medan pertempuran.

Belum selesai “Taidzar” menyempurnakan perkataannya hingga Qutaibahibn Muslim memanggil budaknya “Siyaah”, ketika ia telah berada didepannya, Qutaibah berkata kepadanya, “Penggallah leher pengkhianatini wahai Siyaah!.”

Siyaah kemudian memenggal lehernya dan kembali ke tempatnya semula.

Lalu Qutaibah menoleh kepada Dlirar ibn al-Hushain dan berkata, “Tidakada seorangpun di bumi ini yang mendengar berita tersebut selain akudan kamu, sungguh aku bersumpah demi Allah Yang Maha Tinggi lagi MahaAgung, apabila perkara ini diketahui oleh seseorang sebelumberakhirnya perang kita ini, sungguh-sungguh aku akan menyusulkanmudengan pengkhianat ini [memenggalmu]. Apabila kamu memiliki hajatdalam dirimu, maka sembunyikanlah perkara ini dan jangan engkauceritakan kepada siapapun. Ketahuilah bahwa tersebarnya pembicaraanini akan melemahkan kekuatan pasukan...dan akan menimpakan kekalahanyang menyakitkan kepada kita.”

Qutaibah kemudian mengijinkan orang-orangnya masuk menemuinya.

Tatkala mereka melihat “Taidzar” terkapar di tanah, tenggelam dalamdarahnya...mereka berdiri kaget, diam dan ketakutan.

Maka, Qutaibah berkata kepada mereka, “Apa yang menjadikan kaliantakut dengan kematian seorang pengkhianat”

Mereka menjawab, “Kami [dahulu] menganggapnya seorang pemberi nasihatbagi kaum muslimin.”

“Bahkan ia adalah seorang penipu bagi mereka [muslimin], sehinggaAllah mengadzabnya dengan sebab dosanya,” kata Qutaibah

Ia kemudian mengangkat suaranya seraya berkata, “Sekarang berangkatlahuntuk memerangi musuh kalian...dan hadapilah dengan hati yang berbedadengan hati yang kalian gunakan untuk menghadapi mereka sebelumnya.”

Para pasukan melaksanakan perintah panglima mereka Qutaibah ibnMuslim. Mereka menyeberangi perbatasan untuk menghadapi musuh.

Ketika kedua pasukan saling berhadapan, kaum muslimin melihat jumlahmusuh yang banyak dan perlengkapan serta persiapan mereka yang cukup,hal ini menjadian hati mereka dipenuhi rasa takut dan gentar.

Qutaibah merasakan apa yang berputar dalam pikiran pasukannya, ia punberkeliling di antara pleton-pleton dan meneguhkan niat sertamenguatkan tekad mereka.

Ia menoleh kepada orang-orang di sekelilingnya dan berkata, “DimanaMuhammad ibn Waasi’ al-Azdiy.”

“Ia berada di sayap kanan, wahai amir,” jawab mereka

“Apa yang ia lakukan,” katanya

Mereka menjawab, “Ia sedang bersandar pada tombaknya, matanya terbukadan ia menggerakkan jemarinya ke arah langit...apakah kamimemanggilnya untukmu wahai amir”

“Biarkan ia,” katanya, kemudian ia menyambung perkataannya, “DemiAllah, sesungguhnya jari-jari itu lebih aku cintai dari pada seribupedang yang terhunus dibawa oleh seribu pemuda yang gagah...biarkan iaberdoa...kami tidak mengenalnya kecuali orang yang terkabulkan doanya.”

Pasukan muslimin dan pasukan musuh saling bergerak menerjang sepertisinga-singa yang akan menyergap buruannya.

Bertemulah dua pasukan laksana bertemunya gelombang samudera yangberkejaran sambung-menyambung di waktu badai.

Allah menurunkan ketenangan di hati kaum muslimin...dan Allah membantumereka dengan pertolongan dari sisi-Nya. Mereka terus membabatkanpedang ke arah musuh sepanjang siang, hingga ketika malam telah datang,Allah menggetarkan kaki-kaki kaum musyrikin dan melemparkan rasa takutke dalam hati mereka, sehingga mereka lari tunggang langgangmeninggalkan kaum muslimin. Para mujahidin mengungguli mereka denganmembunuh, menawan dan mengusir.

Di saat itulah mereka meminta perdamaian dan fidyah [tebusan]kepada Qutaibah...ia pun menerima perdamaian dari mereka.

Di antara tawanan musuh ada seorang yang buruk jiwanya, sangat jahatperangainya dan memiliki pengaruh yang kuat untuk menggerakkan kaumnyamelawan kaum muslimin...ia berkata kepada Qutaibah ibn Muslim, “Akuakan menebus diriku wahai amir.”

Maka dikatakan kepadanya “Berapa yang akan kamu berikan [sebagaitebusan].”

Ia menjawab, “Lima ribu [kain] sutra Cina yang berharga satu juta.”

Qutaibah menoleh ke arah pasukannya dan berkata, “Apa pendapatkalian”

Mereka menjawab “Kami melihat bahwa harta ini akan menambah

ghanimah kaum muslimin...kemudian setelah menjaga kemenangan ini,kita tidak merasa takut terhadap kejahatan orang ini dan yangsemisalnya...”

Qutaibah lalu menoleh kepada Muhammad ibn Waasi’ dan berkata, “Apapendapatmu wahai Abu Abdillah”

Ia menjawab, “Wahai amir, sesungguhnya kaum muslimin tidak keluar darirumah-rumah mereka untuk mengumpulkan ghanimah dan memperbanyakharta, akan tetapi mereka keluar mengharap ridla Allah...danmenyebarkan agama-Nya di muka bumi...serta [untuk] menghajar musuhnya.”

“Jazakallah khairan...demi Allah, aku tidak akan membiarkannyamenakut-nakuti seorang muslimah setelah ini, walaupun ia memberikanharta dunia sebagai tebusan untuk dirinya...” kata Qutaibah.

Kemudian ia memerintahkan untuk membunuhnya.

Hubungan antara Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy dengan para penguasa BaniUmayyah tidak terbatas dengan Yazid ibn al-Muhallab dan Qutaibah ibnMuslim al-Bahiliy...akan tetapi berlanjut kepada selain mereka berduadari para wali dan umara. Adalah di antara yang paling menonjol yangmemiliki hubungan dengannya adalah wali Bashrah yaitu Bilal ibn AbiBurdah.

Ada kisah-kisah yang [diceritakan] turun temurun dan masyhur antaradirinya dengan guberner tersebut, juga cerita-cerita yang diriwayatkandan terjaga...di antaranya adalah, bahwa ia suatu hari masukmenemuinya dengan mengenakan midra’ah****** kasar yang terbuatdari wool. Maka Bilal berkata kepadanya, “Apa yang mendorongmu untukmengenakan pakaian kasar ini wahai Abu Abdillah”

Syaikh pun [Muhammad bin Waasi’] menyibukkan dirinya dan tidakmenjawabnya.

Bilal memegangnya dan berkata kepadanya, “Mengapa engkau tidakmenjawabku wahai Abu Abdillah!”

Ia menjawab, “Aku benci untuk mengatakan [bahwa aku] zuhud sehinggaaku mensucikan diriku...dan aku benci untuk mengatakan bahwa aku fakirsehingga aku mengeluh kepada Tuhanku...dan aku tidak menginginkan [jawaban]yang ini tidak juga yang itu.”

“Lalu apakah kamu punya hajat sehingga kami akan menunaikannya wahaiAbu Abdillah” tanya Bilal.

Ia menjawab, “Adapun aku, maka aku tidak punya hajat yang akumemintanya kepada seorang pun dari manusia...hanyalah aku mendatangimupada suatu hajat untuk saudara muslim...apabila Allah mengijinkanuntuk menunaikannya maka engkau menunaikannya, dan engkau terpuji...namunbila Allah tidak mengijinkannya maka engkau tidak menunaikannya danengkau termaafkan.”

“Bahkan aku akan menunaikannya dengan ijin Allah” katanya. Kemudian iamenoleh kepadanya dan berkata, “Apa yang kamu katakan tentang qadladan qadar wahai Abu Abdillah”

Ia menjawab, “Wahai amir...sesungguhnya Allah AWJ tidak akan menanyaihamba-Nya tentang qadla dan qadar pada hari kiamat...Diahanyalah menanyai tentang amalan mereka.”

Sang gubernur pun malu terhadapnya dan memilih diam.

Dan di saat syaikh sedang duduk di sisinya, tibalah waktu makan siang,maka wali mengundangnya untuk makan tetapi ia menolaknya...walimemaksanya, sehingga ia mulai beralasan dengan bermacam-macam alasan...

Gubernur sedikit marah kepadanya, dan berkata, “Aku melihatmu tidaksuka menyantap makanan kami wahai Abu Abdillah!!!”

Ia berkata kepadanya “Engkau jangan berkata begitu wahai amir...demiAllah, sungguh orang terbaik di antara kalian -wahai sekalian parapenguasa- benar-benar lebih aku cintai daripada anak-anak kami dankeluaga kami yang terdekat.”

Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy telah diminta untuk menduduki jabatanQadla [pengadilan] lebih dari sekali namun ia menolaknya dengan keras...dandisebabkan karena penolakannya ia telah menyebabkan siksa untukdirinya...

Di antarnya, bahwa Muhammad ibn al-Mundzir pejabat keamanan Bashrohtelah mengundangnya, dan ia berkata, “Sesungguhnya penguasa Irakmeminta dariku untuk memanggilmu agar menduduki jabatan Qadla.”

Ia menjawab, “Maafkan aku dari hal tersebut, semoga Allah memaafkanmu.”

Ia [Muhammad ibn al-Mundzir] memintanya kembali untuk yang kedua danketiga kalinya, namun ia terus menolaknya.

Ia berkata kepadanya, “Demi Allah, sungguh-sungguh kamu harusmenduduki jabatan Qadla, atau aku akan mencambukmu sebanyak tiga ratuscambukan, dan sungguh-sungguh aku akan mempermalukanmu.”

“Kalau engkau mau melakukannya, sesungguhnya engkau adalah orang yangbebas...dan sesungguhnya diadzab di dunia lebih baik daripada diadzabdi akhirat” jawabnya.

Ia [Muhammad ibn al-Mundzir] merasa malu [mendengar jawaban] darinyadan ia pun melepaskannya dan memperlakukannya dengan baik.

Majlis Muhammad ibn Waasi’ di masjid Bashrah merupakan tempatbernaungnya para penuntut ilmu dan tempat berkumpulnya para pencarihikmah dan mau’idzah.

Kitab-kitab tarikh dan sirah penuh dengan cerita-cerita tentangmajlisnya ini.

Di antaranya, bahwa salah seorang dari mereka berkata kepadanya,“Berilah wasiat kepadaku wahai Abu Abdillah.”

“Aku wasiatkan kepadamu agar menjadi raja di dunia dan di akhirat”jawabnya.

Si penanya terheran, dan berkata, “Bagaimana aku mendapatkan itu wahaiAbu Abdillah!”

“Zuhudlah terhadap dunia yang fana ini, niscaya kamu akan menjadi rajadi sini dengan kamu merasa cukup [tidak membutuhkan] terhadap apa yangada di tangan manusia...dan kamu akan menjadi raja di sana denganmendapatkan kemenangan memperoleh pahala yang baik di sisi Allah”jawab syaikh.

Orang lain lagi berkata kepadanya, “Sungguh aku mencintaimu karenaAllah wahai Abu Abdillah.”

“Semoga Allah mencintaimu yang telah mencintaiku karena-Nya” jawabsyaikh.

Kemudian ia [syaikh] pergi seraya berkata, “Ya Allah, aku berlindungkepada-Mu dari aku dicintai karena-Mu sedangkan Engkau membenciku.”

Dan setiap kali ia mendengar pujian manusia kepadanya dan sanjunganmereka terhadap ketakwaan dan ibadahnya, ia berkata kepada mereka,“Seandainya dosa-dosa mempunyai bau busuk yang menyengat, maka tidakada seorang pun dari kalian yang mampu mendekat kepadaku karena iaakan merasa terganggu dengan bauku.”

Muhammad ibn Waasi’ senantiasa mendorong murid-muridnya untuk selaluberpegang teguh dengan kitab Allah AWJ dan hidup di bawah petunjuknya.Ia berkata, “Al-Qur’an adalah kebunnya orang muslim...di manapun iamenempatinya, maka ia singgah di taman...”

Sebagaimana ia juga mewasiati mereka untuk sedikit makan, ia berkata,“Barangsiapa yang sedikit makannya akan faham dan bisa memahamkan [oranglain]...ia akan suci dan menjadi lembut [hatinya]...karenasesungguhnya banyak makan akan membikin orang berat untuk melakukanbanyak hal yang ia inginkan.”

Muhammad ibn Waasi’ telah sampai kepada tingkat ketakwaan dan wara’yang begitu agung. Banyak sekali cerita yang telah diriwayatkanbaginya akan hal tersebut...

Di antaranya, ia pernah terlihat berada di pasar, ia menawarkan

himarnya [keledainya] untuk dijual, maka ada seseorang yangmemintanya, “Apakah engkau ridla ia untukku wahai syaikh”

“Apabila aku meridlainya untuk diriku maka aku tidak akan menjualnya,”jawabnya.

Muhammad ibn Waasi’ telah menjalani seluruh hidupnya dengan perasaantakut terhadap dosa-dosanya dan takut terhadap dipaparkannya amalan dihadapan Tuhannya.

Apabila ditanya, “Bagaimana keadaanmu pagi ini wahai Abu Abdillah

Ia menjawab, “Aku bangun dalam keadaan telah dekat ajalku...jauhangan-anganku...dan buruk amalanku.”

Apabila ia melihat suatu keheranan yang nampak dari pancaran wajahorang-orang yang menanyainya, ia berkata, “Apa prasangka kalianterhadap orang yang setiap hari memutus satu tingkatan ke akhirat!”

Ketika Muhammad ibn Waasi’ jatuh sakit yang menjadi sebab akhirhayatnya, orang-orang berdatangan membesuknya hingga rumahnyatenggelam oleh banyaknya orang yang keluar masuk...yang berdiri danduduk di rumahnya...

Ia kemudian memiringkan badannya kepada salah seorang kerabatnya danberkata, “Kabarkan kepadaku, bahwa mereka tidak akan mampu menolongkuapabila esok [di hari kiamat] telah di pegang ubun-ubun dan kaki kita!Dan mereka tidak akan bermanfaat untukku bila aku dilemparkan keneraka!

Kemudian ia menghadap kepada Tuhannya dan mulai berkata, “Ya Allah,aku memohon ampun kepadamu dari setiap tempat buruk yang aku berdiripadanya...dari setiap tempat duduk yang buruk yang aku duduki...darisetiap tempat masuk yang buruk yang aku masuki...dari setiap tempatkeluar yang buruk yang aku keluar darinya...dari setiap amalan burukyang aku kerjakan...dari setiap perkataan buruk yang aku ucapkan. YaAllah, aku memohon ampun kepada-Mu dari itu semua, maka ampunilah aku.Aku bertaubat kepada-Mu, maka terimalah taubatku...dan aku sampaikansalam kepada-Mu sebelum aku dihisab.”

Kemudian lepaslah ruhnya.

REFERENSI

Sebagai tambahan tentang kisah Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy, lihat:

· Tarikh al-Bukhari: 1/255

· At-Tarikh ash-Shaghir: 1/318-319

· Al-Jarh wat Ta’dil: 8/113

· Hilyatul Auliyaa: 2/345-357

· Al-Waafi bil Wifyaat: 5/272

· Tahdzibut Tahdziib: 9/499-500

CATATAN:

* “Marwa ar-Ruudz” salah satu ibukota Persia dimana al-Muhallab ibnAbi Shufrah mati di sana.

** kota di Uzbekistan terletak di persimpangan jalan antara Persia danRusia serta India dan Cina

*** negeri yang terletak di seberang sungai “Jiihuun” di Khurasan

**** sungai besar dan terkenal terletak setelah Samarqondi

***** umat yang masuk dalam ketaatan Persia

****** jubah yang sobek bagian depannya, jamaknya Madaari’

Artikel MUHAMMAD IBN WAASI’ AL-AZDIY-[2-2] (Bersama Qutaibahbin Muslim: Kemesraan Ulama Dan Penguasa) diambil dari http://www.asofwah.or.id
MUHAMMAD IBN WAASI’ AL-AZDIY-[2-2] (Bersama Qutaibahbin Muslim: Kemesraan Ulama Dan Penguasa).