Sabtu, 17 Mei 2008

Menuju Daulah Islamiyah 1/3

Kumpulan Artikel Islami

Menuju Daulah Islamiyah 1/3 Menuju Daulah Islamiyah 1/3

Kategori Manhaj

Selasa, 17 Februari 2004 19:17:27 WIBMENUJU DAULAH ISLAMIYAHOlehSyaikh Muhammad Nashiruddin Al-AlbaniBagian Pertama dari Tiga Tulisan [1/3]Pertanyaan.Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : "Fadhilatus Syaikh al-Albani. Anda mengetahui bahwa para pemuda Islam dewasa ini, di banyak tempat sedang sibuk meniti jalan kembali menuju terwujudnya keadaan yang Islami. Padahal di sana banyak rintangan yang menghadang jalan kembali yang haq atau langkah-langkah yang benar; yang diciptakan oleh pemerintahan-pemerintahan [sistem-sistem] yang dhalim; atau akibat dari kesalahan-kesalahan para pemuda Islam sendiri, seperti berlebih-lebihan di dalam beragama atau meremehkannya. Maka menurut pendapat Syaikh, apa langkah-langkah yang benar yang Anda nasihatkan kepada Kaum Muslimin, untuk melaksanakan dalam mencapai terwujudnya apa yang mereka kehendaki."Jawaban.Dengan taufiq Allah, aku katakana : Bahwa sesungguhnya keadaaan kaum Muslimin dewasa ini sedang dikelilingi oleh negara-negara kafir yang kuat materinya. Mereka [kaum Muslimin] diuji dengan [berkuasanya] pemerintah-pemerintah yang kebanyakan tidak berhukum kepada apa yang Allah turunkan hanya pada sebagian sisi tertentu, tanpa sebagian yang lainnya. Yang tidak membantu kaum Muslimin untuk melakukan tindakan secara kelompok ataupun secara politik, seandainya mereka mampu melaksanakannya.Maka sesungguhnya aku melihat bahwa pekerjaan yang semestinya dilaksanakan oleh jamaah-jamaah Islamiyah, hendaklap dipusatkan [terbatas] pada dua point yang mendesak. Aku tidak percaya bahwa di sana [selain dua point tadi] ada metode untuk selamat dari kelemahan, kerendahan dan kehinaan yang dialami kaum Muslimin.Aku katakan hal ini khususnya kepada kaum Muslimin yang teguh, dengan dipelopori para pemudanya yang sadar dan memahami; [pertama] kasus tragis yang menimpa kaum Muslimin, dan [kedua] sangat menaruh perhatian untuk melakukan upaya sungguh-sungguh dalam mencari alternatif pemecahan dari kasus tragis tersebut dengan segenap kekuatan yang ada.Sedangkan terhadap jutaan kaum Muslimin yang Islamnya hanya karena kenyataan geografis atau hanya Islam ktp, maka mereka ini bukanlah yang aku maksudkan dengan pembicaraanku.Aku ulangi, sesungguhnya penyelesaian yang harus ditangani para pemuda tadi, terangkum hanya dalam dua perkara, tidak ada lainnya, yaitu: Tashfiyah [pemurniaan kembali ajaran-ajaran Islam] dan Tarbiyah [pembinaan].Yang aku maksudkan dengan Tasfiyah adalah mempersembahkan Islam kepada generasi muda Muslim secara murni, bersih dari segenap kotoran keyakinan [menyimpang], khurafat, bid'ah dan kesesatan yang menyusup masuk ke dalamnya [Islam] di sepanjang abad-abad ini. Di antaranya adalah hadits-hadits yang tidak shahih, bahkan terkadang maudhu' [palsu].Tash-fiyah ini haruslah direalisasikan, karena tanpa tash-fiyah tidak akan ada jalan lain selama-lamanya untuk mewujudkan cita-cita kaum Muslimin dimaksud. Padahal mereka, kita yakini merupakan umat pilihan di dunia yang luas ini.Jadi yang dimaksud tashfiyah ini sesungguhnya adalah mempersembahkan obat [solusi]. Obat atau solusi itu adalah Islam yang telah memecahkan musykilah [kesulitan] serpa ini di saat bangsa Arab, di satu sisi, dalam keadaan hina dan diperbudak oleh bangsa-bangsa yang kuat di sekitar mereka yaitu Persia, Romawi dan Habasyah, sedangkan di sisi lain mereka beribadah kepada selain Allah Ta'ala.Islam inilah satu-satunya obat [solusi] untuk menyelamatkan bangsa Arab dahulu dari keadaan yang buruk itu. Dan ternyata [kini] sejarah berulang sebagaimana dikatakan orang. Sementara itu sebuah obat, apabila ia sama dengan obat yang dulu, maka pastilah ia akan menyembuhkan -jika digunakan oleh orang yang sakit- terhadap penyakit yang sama dengan penyakit yang dulu.Islam adalah satu-satunya obat, dan ini tidak diperselisihkan oleh jama'ah-jama'ah Islam di bidang perbaikan; usaha mengembalikan Islam, memulai kehidupan Islam dan menegakkan daulah Islamiyah.Jama'ah-jama'ah ini telah terlibah perselisihan keras mengenai apa titik awal yang seharusnya dilakukan untuk ishlah [memperbaiki ummat -pent]. Dalam hal ini, kita berbeda dengan seluruh jama'ah Islam yang ada.Aku berpendapat bahwa [perbaikan itu] harus dimulai dengan Tashfiyah dan Tarbiyyah secara serempak.Adapun seandainya memulai dengan perkara-perkara politik, maka [kita melihat] orang-orang yang sibuk dengan politik terkadang aqidahnya rusak dan terkadang tingkah lakunya terlalu jauh dari syari'at ditinjau dari kaca mata Islam.[Kita melihat] orang-orang yang sibuk membuat himpunan dan perkumpulan-perkumpulan dengan embel-embel nama "Islam", pada umumnya massa himpunan tersebut tidak mempunyai pemahaman yang jelas [tentang kebenaran -red].Karenanya Islam ini tidak terpengaruh apa-apa dalam sikap hidup mereka. Itulah mengapa Anda jumpai kebanyakan mereka tidak menerapkan Islam pada dirinya, padahal itu termasuk perkara yang memungkinkan bagi mereka untuk mengamalkannya dengan mudah, karena tidak seorang diktator pun yang bakal sewenang-wenang menghalanginya.Di saat yang sama mereka ini mengembar-gemborkan semboyannya bahwa : "tidak ada hukum [yang boleh diikuti] kecuali hukum Allah...", "harus berhukum berdasarkan hukum yang diturunkan Allah...".Kalimat di atas memang merupakan ungkapan yang benar, akan tetapi orang yang tidak mempunyai apa-apa [tidak mempunyai kemauan untuk menerapkan ajaran Islam pada dirinya], tentu tidak akan bisa memberikan apa-apa [tidak akan bisa menerapkan ajaran Islam pada ummat].Maka apabila kebanyakn kaum Muslimin dewasa ini tidak menegakkan hukum Allah pada diri mereka seangkan mereka menuntut orang lain untuk menegakkan hukum Allah pada negara/pemerintahan mereka, tentu mereka tidak akan mampu mewujudkannya, karena orang [yang menuntut] yang tidak mempunyai apap-apa, tentu tidak akan bisa memberi apa-apa.Para penguasa itu sebenarnya termasuk bagian ummat ini, karenanya mereka bersama rakyat berkewajiban memahami penyebab kelemahan yang mereka alami. Mereka [rakyat dan penguasa] wajib mengetahui mengapa para penguasa kaum Muslimin dewasa ini tidak berhukum dengan Islam kecuali dalam beberapa segi. Mengapa pula para da'i Islam itu tidak menerapkan Islam pada dirinya sebelum mereka menuntut orang lain untuk menerapkannya pada negeri mereka.Jawabannya hanya satu, yaitu kemungkinan mereka hanya mengetahui dan memahami Islam secara garis besar saja, atau kemungkinan dasar pijak mereka, hidup mereka, akhlaq mereka, dan tata pergaulan mereka terhadap sesama atau terhadap selain mereka tidak terbina melalui ajaran Islam ini....Namun secara umum, seperti kita ketahui melalui pengalaman, adalah karena mereka hidup di dalam penyakit utama yang besar, yaitu jauhnya mereka dari pemahaman yang shahih tentang Islam. Bagaimana tidak, sedangkan di kalangan para da'inya saja sekarang ada yang menganggap bahwa para salafiyyun telah menyia-nyiakan umur mereka hanya dalam masalah tauhid. Subhanallah, betapa jauhnya orang yang mengucapkan kata-kata semacam ini, tenggelam ke dalam kebodohan, karena dia pura-pura lalai kalau tidak benar-benar lalai bahwa dakwah seluruh Nabi dan Rasul yang mulia adalah:"Hendaklah kalian beribadah kepda Allah [saja] dan jauhilah thaghut." [An-Nahl: 36]Bahkan sesungguhnya Nuh 'alaihis salam telah melaksanakan dakwah selama 950 tahun, beliau tidak mengadakan ishlah [perbaikan], tidak membuat syari'at dan tidak menegakkan politik. Yang beliau lakukan hanya seruan: "Wahai kaumku beribadahlah kepada Allah saja dan jauhilah thagut!"Adakah di sana ada ishlah Apakah di sana ada tasyri' [pensyari'atan] Apakah di sana ada politik, tidak suatu pun, kecuali seruan: "Kemarilah wahai kaumku, beribadahlah kepada Allah dan jauhilah thaghut". Itulah dia Rasul pertama [berdasarkan hadits shahih] yang telah diutus ke bumi, beliau terus-menerus berdakwah selama 950 tahun, tidak menyeru kecuali kepada tauhid, dan inilah [tauhid] kesibukan yang menyibukkan para salafiyyun. Karenanya, betapa anehnya ketika kebanyakan da'i Islam memandang rendah bahkan sampai pada tingkat mengingkari tugas dakwah para salafiyyun.Sesungguhnya termasuk keutamaan-keutamaan Sunnah adalah bahwa ia menjelaskan musykilah-musykilah [kesulitan-kesulitan] yang terkadang menghadang umat ini. Sunnah itu terlebih dahulu menyediakan obatnya setelah sebelumnya memperingatkan mereka akan penyakitnya.Masing-masing-masing-masing kita mengetahui sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam:" Artinya : Umat-umat akan mengelilingi kalian sebagaimana orang-orang yang makan [dengan lahap] mengelilingi piring-piringnya. Para sahabat bertanya: "Apakah karena sedikitnya kami pada saat itu, wahai Rasulullah. Beliau menjawab: "Tidak, bahkan kalian banyak [jumlahnya] pada saat itu, akan tetapi kalian adalah seperti buih banjir, dan Allah benar-benar akan mencabut kegentaran dari hati musuh kalian, dan Dia benar-benar akan menanamkan wahn ke dalam hati kalian. Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah wahn itu". Beliau menjawab: "Cinta dunia dan benci mati". [Hadits Riwayat. Abu Dawud dari Ibnu Umar, Ahmad, Ath-Thabrani dalam al-Kabiir, Ibnu 'Adi dan Abu Nu'aim dalam al-Hilyah dan hadits ini shahih]Dalam hadits ini terdapat penjelasan mengenai salah satu penyakit yang akan menimpa kaum muslimin, dan akan menjadi sebab atau menujukan sunnah kauniyah syari'ah [satu ketentuan yang pasti terjadi yang diterangkan oleh syari'at -pent] dalam satu waktu, bagi berkuasanya musuh terhadap kaum Muslimin dari segala arah, sebagaimana orang-orang yang makan bersama [dengan lahap] mengelilingi [satu] piring.Aku katakan: "Di dalam hadits ini terdapat penjelasan mengenai adanya satu penyakit di antara sekian penyakit lainnya yang akan mengakibatkan kaum Muslimin terperosok ke dalam kenyataan yang menggenaskan ini, yaitu [penyakit] cinta dunia dan benci mati. Dan ini erat kaitannya dengan apa yang telah aku katakan di muka, yakni keharusan bagi adanya Tashfiyah dan Tarbiyah"Penggalan kedua dari kalimat [tashfiyah dan tarbiyah] ini, [yaitu kalimat Tarbiyah], artinya harus mentarbiyah [mendidik/membina] kaum Muslimin zaman sekarang dengan suatu tarbiyah yang pada intinya dapat menghindarkan mereka agar jangan sampai terfitnah dengan dunia sebagaimana yang dialami orang-orang sebelum mereka.Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Bukanlah kefakiran yang aku takutkan atas kalian, tetapi yang aku takutkan [justeru] apabila dibukakan kesenangan kehidupan dunia buat kalian, lantas hal itu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan orang-orang sebelum kalian."[Diterjemahkan secara bebas oleh Muslim Abu Shalihah dari kitab "Hayaatu al-Albani wa Aatsaaruhu wa Tsanaa-u al-'Ulamaa 'Alaihi" oleh Muhammad bin Ibrahim asy-Syaibani, Juz I/377-391 bab "Ath-Thariq Ar-Rasyid Nahwa Binaa-i al-Kiyaani Al-Islamiy". Penerbit: Ad-Daar as-Salafiyah, cet. I, Th. 1407 H/1987 M, As-Sunnah Edisi 08/Th. III/1419-1999]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=231&bagian=0


Artikel Menuju Daulah Islamiyah 1/3 diambil dari http://www.asofwah.or.id
Menuju Daulah Islamiyah 1/3.

Peringatan Dari Bahaya Penculikan, Pembunuhan Serta Tindak Peledakan 1/2

Kumpulan Artikel Islami

Peringatan Dari Bahaya Penculikan, Pembunuhan Serta Tindak Peledakan 1/2 Peringatan Dari Bahaya Penculikan, Pembunuhan Serta Tindak Peledakan 1/2

Kategori Al-Irhab = Terorisme

Jumat, 10 September 2004 23:18:23 WIBPERINGATAN DARI BAHAYA IGHTIYAALAT [PENCULIKAN DAN PEMBUNUHAN] SERTA TINDAK PELEDAKAN DENGAN DALIH KISAH PEMBUNUHAN KAAB BIN AL-ASYRAFOlehSyaikh Abul Hasan Musthafa bin Ismail As-Sulaimani Al-Mishri[Silsilah Al-Fatawa Asy-Syar'iyah, Darul Hadits Ma'rib Yaman, 1418H]Bagian Pertama dari Dua Tulisan [1/2]PertanyaanSyaikh Abul Hasan Musthafa bin Ismail As-Sulaimani Al-Mishri ditanya : Kami mendapati beberapa orang yang mengaku aktivis Islam melakukan tindak penculikan [penyanderaan] beberapa tokoh atau melakukan peledakan pada beberapa perkantoran dan pertokoan. Apabila ditegur mereka membantah seraya berkata : "Perbuatan seperti ini telah dilakukan oleh para sahabat dengan seizin Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu pada peristiwa terbunuhnya Kaab bin Asyraf seorang thagut dari bangsa Yahudi". Apakah perbuatan seperti itu benar dan sesuai dengan metode Ahlus Sunnah wal Jama'ah Dan apakah cara seperti itu dapat menolong agama Islam Kemudian apa nasehat Anda kepada mereka .Jawaban.Semua orang pasti sudah mengetahui sikap Ahlus Sunnah wal Jama'ah di dalam masalah-masalah seperti ini. Terutama bagi orang-orang yang telah mengenal dakwah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, baik melalui buku-buku mereka, kaset-kaset dakwah mereka, atau yang lainnya. Ahlus Sunnah wal Jama'ah menegaskan bahwa cara-cara seperti itu adalah fitnah [sesat dan dapat menimbulkan malapetaka] dan dapat menghalangi orang dari agama Allah Jalla Jalaluhu. Kemudharatan yang ditimbulkannya lebih besar dari faedah yang dihasilkan. Walaupun oknum-oknum pelakunya berbuat dengan niat ikhlas semata-mata untuk membela Islam. Namun keadaan mereka seperti yang dilantunkan di dalam sebuah syair :Saad menggiring onta-ontanya sambil berkemul [beselimut].Wahai Saad, bukan begitu cara menggiring onta !!Para tokoh ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah abad ini telah memberi peringatan pada umat dari cara-cara seperti itu di antaranya adalah Samahatusy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, Muhaddits abad ini Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dan ahli fikih dan ushul Fadhilatusy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, dan lain-lain. Akan tetapi di lain pihak, banyak pemuda-pemuda ingusan yang dangkal ilmunya dan miskin pengalaman tidak ambil peduli dengan perkataan alim ulama tersebut. Akibatnya, merebaklah api fitnah [kehancuran], meluaslah kerusakan di atas muka bumi, sungguh sangat mengenaskan !Betapa banyak orang-orang yang tidak bersalah ikut terbunuh ! Betapa banyak umat Islam yang menjadi korban kekejian karena telah dianggap kafir. Semua ini dilakukan tanpa ada rasa takut ataupun segan. Betapa banyak anak-anak dan kaum wanita yang tidak tahu menahu ikut menjadi korban, akibat ucapan-ucapan yang tidak bertanggung jawab lagi jauh menyimpang dari pedoman Ahlus Sunnah wal Jama'ah didalam memahami dalil.Perlu diketahui, kisah tewasnya Kaab bin Al-Asyraf tidak dapat dijadikan sebagai dalil bagi tindakan mereka, dengan alasan sebagai berikut.[1] Kaab -semoga Allah melaknatnya- sudah jelas kekafirannya. Adapun pemuda-pemuda ingusan tersebut memvonis kafir dengan anggapan-anggapan yang kacau. Walau sebagian mereka ada yang bersih hatinya [ikhlas] namun hal itu tidak cukup hingga memenuhi syarat kedua yaitu sesuai dengan sunnah. Di antara mereka ada yang memvonis kafir degan hawa nafsu, atau untuk mengejar materi dunia. Boleh jadi orang yang dibunuh tersebut memang benar-benar kafir, seperti orang Yahudi atau Nahsrani, akan tetapi membunuh mereka juga ada syarat-syarat tertentu yang sudah dimaklumi oleh alim ulama. Namun, pemuda-pemuda ingusan tersebut membuta tulikan mata dan telinga mereka dari hal itu.[2] Pembunuhan atas Kaab bin Al-Asyraf adalah dorongan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau berkata kepada para sahabat."Artinya : Siapakah yang bersedia membunuh Kaab bin Al-Asyraf karena dia sesungguhnya telah menyakiti Allah dan Rasul-Nya !".Rasulullah tentu saja tidak berucap dengan hawa nafsu, demikian pula halnya dengan para pewaris beliau yaitu alim ulama. Berbeda dengan pemuda-pemuda ingusan tadi, mereka bukan ulama dan tidak pula merujuk kepada ulama.[3] Tewasnya Kaab bin Al-Asyraf adalah kehinaan bagi orang Yahudi dan kebanggaan bagi kaum muslimin. Berbeda dengan tindakan menyimpang para pemuda ingusan tadi, kenyataannya justru menghalangi orang dari agama Allah dan memecah belah persatuan kaum muslimin serta membuka peluang bagi musuh untuk mejajah negeri-negeri kaum muslimin dengan alasan memberantas terorisme dan kekerasan. Akibatnya penjara-penjara penuh dengan orang-orang yang lemah dan tidak bersalah, sehingga kaum muslimin menjadi rendah lagi hina.Sungguh amat memilukan ! Betapa banyak pemuda-pemudah Islam yang dahulunya memancar cahaya pada wajah mereka, berbondong-bondong datang ke masjid untuk menghadiri majlis-majlis ilmu seperti ilmu Al-Qur'an dan aqidah, namun ketika ia diciduk aparat akibat perbuatan orang lain, ia pun berbalik hingga akhirnya ia menjadi pengelola tempat-tempat hiburan, menjadi orang yang merobohkan pilar-pilar agama Islam dan syir-syiarnya.[4] Kaab bin Al-Asyraf dibunuh oleh para sahabat, kemudian mereka berlindung kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka mengangkat takbir karena gembira atas terbunuhnya Kaab bin Al-Asyraf.Adapun pemuda-pemuda ingusan tadi, setelah melakukan perbuatan menyimpang tersebut, biasanya mereka bersembunyi dan orang lain yang tertangkap lalu disiksa dengan lecutan cambuk, atau dihajar sampai babak belur [dikepruk sampai remuk] dan lain sebagainya.Benarlah ucapan seorang penyair :Orang lain yang berbuat jahat namun aku yang kena getahnya,Betapa malang nasibku seperti nasib jari telunjuk yang menyesali diri.[5] Para sahabat hanya membunuh Kaab bin Al-Arsyaf saja. Sebab hanya dia yang diizinkan untuk dibunuh, bukan yang lain. Berebeda dengan praktek-praktek peledakan pada perkantoran yang di dalamnya terdapat ratusan bahkan ribuan orang-orang yang beraneka ragam, ada yang jahat dan ada yang baik. Apakah status mereka sama dengn Kaab bin Al-Asyraf .Allah Azza wa Jalla telah menunda proses penaklukan kota Makkah karena beberapa orang mukmin yang belum diketahui siapa mereka yang berada di sana. Allah berfirman :"Artinya : Merekalah orang-orang kafir yang menghalangi kamu dari [masuk] Masjidil Haram dan menghalangi hewan kurban sampai ke tempat [penyembelihan]-nya. Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mu'min dan perempuan-perempuan yang mu'minah yang tiada kamu ketahui, bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu [tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan mereka]. Supaya Allah memasukkan siapa yang dikhendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih " [Al-Fath : 25].Padahal penaklukan kota Makkah adalah kemenangan besar bagi kaum muslimin, sebagaimana yang telah disebutkan Allah. Namun penaklukan tersebut ditunda agar jiwa kaum muslimin yang berada di sana dapat diselamatkan demikian juga jiwa beberapa orang yang tidak boleh dibunuh.[6] Kaab bin Al-Asyraf dibunuh tanpa berbau penghianatan. Pembaca yang budiman dapat melihat ucapan Al-Qadhi Iyadh tentang masalah ini yang dinukil Imam Nawawi di dalam "Syarah Shalih Muslim " [XII : 371].Adapun yang dilakukan oleh pemuda-pemuda ingusan tadi, pada umumnya dilakukan dengan berbagai macam penghianatan bukan sekedar kamuflase atau siasat [yang dibolehkan di dalam peperangan, -pent]. Rahasianya adalah, pada waktu itu kaum muslimin memiliki kekuatan, berbeda dengan sekarang !.Hanya kepada Allah saja kita mengadu akan asingnya kebenaran dan para pengikutnya.[7] Terbunuhnya Kaab bin Al-Asyraf membawa maslahat yang jelas. Berbeda dengan perbuatan para pemuda ingusan tadi yang nyata membawa kerusakan. Realita yang ada menjadi bukti atas semua itu. Merupakan musibah besar apabila tidak merujuk kepada fatwa alim ulama.Benarlah ucapan seorang penyair :Wahai segenap kaum !Apakah mereka mendapat dukungan dari seorang ahli fiqihatau seorang imam yang diikutiatas bid'ah yang mereka lakukan Seperti Sufyan Ats-Tsauri yang mengajarkan umat hakikat wara'atau seperti Sulaiman At-Taimi yang mengurangi tidurnya [untuk shalat]karena rasa takutnya kepada Zat Yang Maha Melihatatau pahlawan Islam yakni Imam AhmadImam yang selalu dielu-elukan para qori' [penuntutu ilmu]Imam yang tidak takut lecutan cambuk yang menakutkandan juga tidak takut kilatan pedang yang terunus[Disalin dari buku Silsilah Al-Fatwa Asy-Syar'iyah edisi Indonesia Bunga Rampai Fatwa-Fatwa Syar'iyah oleh Syaikh Abul Hasan Musthafa bin Ismail As-Sulaimani Al-Mishri, terbitan Pustaka At-Tibyan, Th 2000, hal 98 - 105, penerjemah Abu Ihsan]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1012&bagian=0


Artikel Peringatan Dari Bahaya Penculikan, Pembunuhan Serta Tindak Peledakan 1/2 diambil dari http://www.asofwah.or.id
Peringatan Dari Bahaya Penculikan, Pembunuhan Serta Tindak Peledakan 1/2.

Kezaliman Adalah Kegelapan diHari Kiamat

Kumpulan Artikel Islami

Kezaliman Adalah Kegelapan diHari Kiamat Banyak diantara umat Islam yang tidak menyadaribahwa dirinya telah melakukan suatu perbuatan yang menyakiti oranglain lantas membiarkan hal itu berlalu begitu saja tanpa meminta ma’afkepadanya atas perbuatannya tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh egoyang terlalu tinggi, menganggap hal itu adalah sepele, kurang memahamiajaran agamanya sehingga tidak mengetahui implikasinya, dan sebagainya.Padahal sebenarnya amat berbahaya dan akan membebankannya di hariAkhirat kelak karena harus mempertanggungjawabkannya. Perbuatantersebut tidak lain adalah kezhaliman.

Kezhaliman adalah sesuatu yang dibenci baik di muka bumi ini maupun diakhirat kelak dan pelakunya hanyalah mereka yang menyombongkan dirinya.

Banyak bentuk kezhaliman yang berlaku di dunia ini, yaitu tidak jauhdari definisinya ; “menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”. Betapabanyak orang-orang yang seenaknya berbuat dan bertindaksewenang-wenang. Sebagai contoh: Sang suami sewenang-wenang terhadapisterinya; memperlakukannya dengan kasar, menceraikannya tanpa sebab,menelantarkannya dengan tidak memberinya nafkah baik lahir maupunbatin. Sang pemimpin sewenang-wenang terhadap rakyat yang dipimpinnya;diktator, tangan besi, berhukum kepada selain hukum Allah, loyalterhadap musuh-musuh Allah, tidak menerima nasehat, korupsi dansebagainya. Tetangga berbuat semaunya terhadap tetangganya yang lain;membuat bising telinganya dengan suara tape yang keras dan lagu-laguyang menggila, menguping rahasia rumah tangganya, usil, membicarakankejelekannya dari belakang, mengadu domba antar tetangga dan yang jugabanyak sekali terjadi adalah mencaplok tanahnya tanpa hak, berapapunukurannya. Dan banyak lagi gambaran-gambaran lain yang ternyata hampirsemuanya dapat dikategorikan “perbuatan zhalim” karena “menempatkansesuatu bukan pada tempatnya”.

Oleh karena itu, pantas sekali kenapa Allah mengecam dengan keras parapelakunya dan bahkan mengharamkannya atas diri-Nya apatah makhluk-Nya.

Dan pantas pula, ia [kezhaliman] merupakan tafsir lain dari syirikkarena berakibat fatal terhadap pelakunya.

Maka, bagi mereka yang pernah berbuat zhalim terhadap orang lain â€"sebab rasanya sulit mendapatkan orang yang terselamatkan darinyasebagaimana yang pernah disalahtafsirkan oleh para shahabat terkaitdengan makna kezhaliman dalam ayat “Orang-orang yang beriman dan tidakmencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman [syirik], mereka itulahorang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orangyang mendapat petunjuk”. [Q,.s. al-An’âm/6: 82]. Mereka secara spontan,begitu ayat tersebut turun dan sebelum mengetahui makna dari‘kezhaliman’ yang sebenarnya berkomentar: “Wahai Rasulullah! siapagerangan diantara kita yang tidak berbuat zhalim terhadap dirinya”.Tetapi, pemahaman ini kemudian diluruskan oleh Rasulullah denganmenyatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah sebagaimana yangdisebutkan dalam firman-Nya yang lain: “Sesungguhnya syirik itumerupakan kezhaliman yang besar” [Q.,s. Luqmân/31: 13] â€" makahendaknya mereka segera meminta ma’af kepada yang bersangkutan danmemintanya menghalalkan atas semua yang telah terjadi selagi belumberpisah tempat dan sulit bertemu kembali dengannya serta selama masihdi dunia.

Hanya keterkaitan dalam kezhaliman terhadap sesama makhluk ini yangtidak dapat ditebus dengan taubat sekalipun. Taubat kepada Khaliqberkaitan dengan hak-hak-Nya; maka, Dia akan menerimanya bilabenar-benar taubat nashuh tetapi bila terkait dengan sesama makhluq,maka hal itu terpulang kepada yang bersangkutan dan harus diselesaikanterlebih dahulu dengannya ; apakah dia mema’afkan dan menghalalkankezhaliman yang terlah terjadi atasnya atau tidak.

Untuk itu, umat Islam perlu mengetahui lebih lanjut apa itu kezhalimanapa implikasinya di dunia dan akhirat bagaimana dapat terhindarkandarinya Perbuatan apa saja yang memiliki kaitan dan digandengdengannya.

Insya Allah, kajian hadits kali ini berusaha menyoroti permasalahantersebut, semoga bermanfa’at.

Naskah Hadits

----------------------------Huruf Arab ----------------------------

Dari Ibnu ‘Umar â€"radhiallaahu 'anhuma- dia berkata: RasulullahShallallâhu 'alaihi wasallam bersabda: “Kezhaliman adalah kegelapan[yang berlipat] di hari Kiamat”. [Muttafaqun ‘alaih]

----------------------------Huruf Arab ----------------------------

Dari Jâbir bin ‘Abdillah bahwasanya Rasulullah Shallallâhu 'alaihiwasallam bersabda: “berhati-hatilah terhadap kezhaliman, sebabkezhaliman adalah kegelapan [yang berlipat] di hari Kiamat. Danjauhilah kebakhilan/kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakanumat sebelum kamu”. [H.R.Muslim]

Definisi kezhaliman [azh-Zhulm]

Kata “azh-Zhulm” berasal dari fi’l [kata kerja] “zhalama â€" yazhlimu”yang berarti “Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”. Dalam hal inisepadan dengan kata “al-Jawr”.

Demikian juga definisi yang dinukil oleh Syaikh Ibnu Rajab darikebanyakan para ulama. Dalam hal ini, ia adalah lawan dari kata al-‘Adl[keadilan]

Hadits diatas dan semisalnya merupakan dalil atas keharaman perbuatanzhalim dan mencakup semua bentuk kezhaliman, yang paling besarnyaadalah syirik kepada Allah Ta’âla sebagaimana di dalam firman-Nya:“Sesungguhnya syirik itu merupakan kezhaliman yang besar”.

Di dalam hadits Qudsiy, Allah Ta’âla berfirman: “Wahai hamba-hambaku!Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman terhadap diriku danmenjadikannya diharamkan antara kalian”.

Ayat-ayat dan hadits-hadits serta atsar-atsar tentang keharamanperbuatan zhalim dan penjelasan tentang keburukannya banyak sekali.

Oleh karena itu, hadits diatas memperingatkan manusia dari perbuatanzhalim, memerintahkan mereka agar menghindari dan menjauhinya karenaakibatnya amat berbahaya, yaitu ia akan menjadi kegelapan yangberlipat di hari Kiamat kelak.

Ketika itu, kaum Mukminin berjalan dengan dipancari oleh sinarkeimanan sembari berkata: “Wahai Rabb kami! Sempurnakanlah cahaya bagikami”. Sedangkan orang-orang yang berbuat zhalim terhadap Rabb merekadengan perbuatan syirik, terhadap diri mereka denganperbuatan-perbuatan maksiat atau terhadap selain mereka denganbertindak sewenang-wenang terhadap darah, harta atau kehormatan mereka;maka mereka itu akan berjalan di tengah kegelapan yang teramat sangatsehingga tidak dapat melihat arah jalan sama sekali.

Klasifikasi Kezhaliman

Syaikh Ibn Rajab berkata: “Kezhaliman terbagi kepada dua jenis:Pertama, kezhaliman seorang hamba terhadap diri sendiri :

Bentuk paling besar dan berbahaya dari jenis ini adalah syirik sebaborang yang berbuat kesyirikan menjadikan makhluk sederajat denganKhaliq. Dengan demikian, dia telah menempatkan sesuatu bukan padatempatnya.

Jenis berikutnya adalah perbuatan-perbuatan maksiat dengan berbagaimacamnya; besar maupun kecil.

Kedua, kezhaliman yang dilakukan oleh seorang hamba terhadap oranglain, baik terkait dengan jiwa, harta atau kehormatan.

Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam telah bersabda ketikaberkhuthbah di haji Wada’ : “Sesungguhnya darah, harta dan kehormatankalian diharamkan atas kalian sebagaimana keharaman hari kalian ini,di bulan haram kalian ini dan di negeri [tanah] haram kalian ini”.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary dari Abu Hurairahdari Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: “Barangsiapayang pernah terzhalimi oleh saudaranya, maka hendaklah memintakanpenghalalan [ma’af] atasnya sebelum kebaikan-kebaikannya [kelak] akandiambil [dikurangi]; Bila dia tidak memiliki kebaikan, makakejelekan-kejelekan saudaranya tersebut akan diambil lantasdilimpahkan [diberikan] kepadanya”.

Penyebab terjadinya

Ibnu al-Jauziy menyatakan: “kezhaliman mengandung dua kemaksiatan:mengambil milik orang lain tanpa hak, dan menentang Rabb denganmelanggar ajaran-Nya… Ia juga terjadi akibat kegelapan hati seseorangsebab bila hatinya dipenuhi oleh cahaya hidayah tentu akan mudahmengambil i’tibar [pelajaran]”.

Barangkali, penyebabnya juga dapat dikembalikan kepada definisinyasendiri, yaitu tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dan hal initerjadi akibat kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama sehinggatidak mengetahui bahwa :

Hal itu amat dilarang bahkan diharamkan

Ketidakadilan akan menyebabkan adanya pihak yang terzhalimi

Orang yang memiliki sifat sombong dan angkuh akan menyepelekandan merendahkan orang lain serta tidak peduli dengan hak atauperasaannya

Orang yang memiliki sifat serakah selalu merasa tidak puasdengan apa yang dimilikinya sehingga membuatnya lupa diri danmengambil sesuatu yang bukan haknya

Orang yang memiliki sifat iri dan dengki selalu bercita-citaagar kenikmatan yang dirasakan oleh orang lain segera berakhir ataumencari celah-celah bagaimana menjatuhkan harga diri orang yangdidengkinya tersebut dengan cara apapun

Terapinya

Diantara terapinya â€"wallâhu a’lam- adalah:

Mencari sebab hidayah sehingga hatinya tidak gelap lagi danmudah mengambil pelajaran

Mengetahui bahaya dan akibat dari perbuatan tersebut baik didunia maupun di akhirat dengan belajar ilmu agama

Meminta ma’af dan penghalalan kepada orang yang bersangkutanselagi masih hidup, bila hal ini tidak menimbulkan akibat yang lebihfatal seperti dia akan lebih marah dan tidak pernah mau menerima,dst. Maka sebagai gantinya, menurut ulama, adalah dengan mendoakankebaikan untuknya

Membaca riwayat-riwayat hidup dari orang-orang yang berbuatzhalim sebagai pelajaran dan i’tibar sebab kebanyakan kisah-kisah,terutama di dalam al-Qur’an yang harus kita ambil pelajarannyaadalah mereka yang berbuat zhalim, baik terhadap dirinya sendiriatau terhadap orang lain.

Kikir/Bakhil

Hadits tersebut [hadits kedua] memberikan peringatan terhadapperbuatan kikir dan bakhil karena merupakan sebab binasanya umat-umatterdahulu. Ketamakan terhadap harta menggiring mereka bertindaksewenang-wenang terhadap harta orang lain sehingga terjadilah banyakpeperangan dan fitnah yang berakibat kebinasaan mereka dan penghalalanterhadap isteri-isteri mereka. Kebinasaan seperti ini baru merekaalami di dunia .

Belum lagi di akhirat dimana tindakan sewenang-wenang terhadap hartaorang lain, terhadap isteri-isterinya dan menumpahkan darahnyamerupakan kezhaliman yang paling besar dan dosa yang teramat besar.Perbuatan-perbuatan maksiat inilah yang merupakan sebab kebinasaan diakhirat dan mendapat azab neraka.

Diantara Nash-Nash Yang Mencelanya

Banyak sekali nash-nash yang mencela dan mengecam perbuatan kikir/bakhil,diantaranya:

Firman Allah Ta’âla: “Dan siapa yang dipelihara dari kekikirandirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”. [Q,.s.al-Hasyr/59:9]

Firman Allah Ta’âla : “Sekali-kali janganlah orang-orang yangbakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka darikarunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yangmereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di harikiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan [yang ada] di langitdan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Q,.s. Acirc;li‘Imrân/03: 180]]

Firman Allah Ta’âla : “Dan siapa yang kikir sesungguhnya diahanyalah kikir terhadap dirinya sendiri…”. [Q,.s. Muhammad/47: 38]

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnad danImam at-Turmuzy di dalam kitabnya dari hadits Abu Bakar bahwasanyaNabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda: “Tidak masuk surgaseorang yang bakhil”.

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Turmuzy dan an-Nasâ-iydari hadits Abu Dzar bahwasanya Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallambersabda: “Sesungguhnya Allah membenci tiga [orang]: [1] orang yangsudah tua tetapi berzina, [2] orang yang bakhil/kikir yang selalumenyebut-nyebut pemberiannya, [3] dan orang yang musbil [memanjangkanpakaiannya hingga melewati mata kaki] yang sombong”.

Penyebab timbulnya

Sifat Bakhil merupakan penyakit yang disebabkan oleh dua hal:

Pertama, cinta terhadap hawa nafsu yang sarananya adalah harta.

Kedua, cinta terhadap harta yang diakibatkan oleh hawa nafsu, kemudianhawa nafsu dan semua hajatnya tersebut terlupakan sehingga harta itusendiri yang menjadi kekasih yang dicintainya.

Terapinya

Terapi yang dapat memadamkan hawa nafsu tersebut diantaranya:

Merasa puas dengan hidup yang serba sedikit

Bersabar dan mengetahui secara yakin bahwasanya Allah Ta’âlaadalah Maha Pemberi rizki

Merenungi akibat dari perbuatan bakhil di dunia sebab tentu adapenyakit-penyakit yang sudah mengakar pada diri penghimpun hartasehingga tidak peduli dengan apapun yang terjadi terhadap dirinya.

Klasifikasi Prilaku Manusia Di Dunia

Prilaku manusia di dunia ini terdiri dari tiga klasifikasi:

Boros

Taqshîr [Mengurang-ngurangi] alias Bakhil

Ekonomis [berhemat/sedang-sedang saja]

Klasifikasi pertama dan kedua merupakan prilaku tercela sedangkanklasifikasi ketiga adalah prilaku terpuji.

Klasifikasi pertama, Boros [isrâf] adalah tindakan yangberlebih-lebihan di dalam membelanjakan harta baik yang bersifatdibolehkan ataupun yang bersifat diharamkan; ini semua adalahkeborosan yang amat dibenci.

Klasifikasi kedua, Taqshîr [mengurang-ngurangi] alias bakhil; orangyang bersifat seperti ini suka mengurang-ngurangi pengeluaran baikyang bersifat wajib ataupun yang dianjurkan yang sesungguhnya sesuaidengan tuntutan ‘murû-ah’ [harga diri].

Klasifikasi ketiga, ekonomis dan sistematis; orang yang bersifatseperti ini di dalam membelanjakan harta yang bersifat wajib yangterkait dengan hak-hak Allah dan makhluk melakukannya dengansebaik-baiknya; apakah itu pengeluaran-pengeluaran biasa ataupun utangpiutang yang wajib. Demikian pula, melakukan dengan sebaik-baiknyapengeluaran yang bersifat dianjurkan yang sesuai dengan tuntutan‘murû-ah’ [harga diri]. Allah Ta’âla berfirman: “Dan orang-orang yangapabila membelanjakan [harta], mereka tidak berlebih-lebihan, dantidak [pula] kikir, dan adalah [pembelanjaan itu] di tengah-tengahantara yang demikian”. [Q,s.al-Furqân/25: 67]

Inilah yang merupakan salah satu kriteria dari sifat-sifat yangdimiliki oleh ‘Ibâd ar-Rahmân [hamba-hamba Allah].Wallahu a’lam.

DAFTAR PUSTAKA:

‘Abdul Bâqy, Muhammad Fuâd, al-Mu’jam al-Mufahris Li Alfâzh al-Qur’ânal-Karîm

Mausû’ah al-Hadîts asy-Syarîf [CD]

al-Bassâm, ‘Abdullâh bin ‘Abdurrahmân, Taudlîh al-Ahkâm MinBulûgh al-Marâm, [Mekkah al-Mukarramah: Maktabah wa mathba’ah an-Nahdlahal-Hadîtsah, 1414 H], Cet. II

ad-Dimasyqiy, al-Imâm al-Hâfizh al-Faqîh, Zainuddîn, Abi al-Faraj,‘Abdurrahmân bin Syihâbuddîn al-Baghdâdiy, Ibnu Rajab, Jâmi’ al-‘Ulûmwa al-Hikam fî Syarh Khamsîna Hadîtsan Min Jawâmi’ al-Kalim,[Beirut: Muassasah ar-Risâlah, 1412 H], Cet. III, Juz. II

ar-Râziy, Muhammad bin Abi Bakr bin ‘Abdul Qâdir, Mukhtâr ash-Shihâh,[Lebanon: al-Markaz al-‘Arabiy Li ats-Tsaqâfah wa al-‘Ulûm, tth]

ad-Dimasyqiy, Abu al-Fidâ’, Ismâ’il bin Katsîr al-Qurasyiy,Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, [Riyadl: Maktabah Dâr as-Salâm, 1414 H],Cet. I, Juz. VII

al-Jazâ-iry, Abu Bakar, Jâbir, asy-Syaikh, Minhâj al-Muslim, [Madinah:Maktabah al-‘Ulûm wa al-Hikam, 1419 H], Cet. VI

Artikel Kezaliman Adalah Kegelapan diHari Kiamat diambil dari http://www.asofwah.or.id
Kezaliman Adalah Kegelapan diHari Kiamat.

Biaya Bepergian Istri

Kumpulan Artikel Islami

Biaya Bepergian Istri

>> Pertanyaan :

Syaikh Muhammad bin Ibrahim ditanya: Seorang wanita pergi tanpa izinsuaminya siapa yang menanggung biaya perjalanan-nya kembali?

>> Jawaban :

Yang menanggung adalah wanita itu sendiri dan orang yang menyuruhnyapergi

Artikel Biaya Bepergian Istri diambil dari http://www.asofwah.or.id
Biaya Bepergian Istri.

Hujjah Orang Yang Melakukan Maksiat

Kumpulan Artikel Islami

Hujjah Orang Yang Melakukan Maksiat Hujjah Orang Yang Melakukan Maksiat

Kategori Qadha Dan Qadar

Sabtu, 11 Desember 2004 10:55:46 WIBHUJJAH ORANG YANG MELAKUKAN MAKSIATOlehSyaikh Muhammad bin Shalih Al-UtsaiminPertanyaanSyaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Fadhilatusy Syaikh ditanya tentang berhujjahnya orang yang melakukan maksiat –apabila dilarang berbuat maksiat dengan firman Allah : "Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".JawabanApabila ia berhujjah dengan ayat tadi, maka hujjah kita adalah dengan firman Allah Ta'ala :"Artinya : Beritahukan kepada hamba-hambaKu bahwa Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahwa siksaKu adalah siksa yang pedih" [Al-Hijr : 49-50]Dan dengan firmanNya"Artinya : Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksanya. Dan bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" Al-Ma'idah : 98].Jadi apabila didatangkan ayat-ayat yang mengandung pengharapan, datangkan saja ayat-ayat yang mengandung ancaman.Jawaban seperti itu sebenarnya bukan jawaban dari dia, melainkan jawaban orang-orang yang menganggap remeh/ringan. Maka kiapun mengatakan kepadanya ; Bertakwalah kamu kepada Allah dan laksanakanlah apa-apa yang diwajibkan Allah kepadamu serta mintalah ampun kepadaNya, karena tidak setiap orang yang menunaikan sesuatu yang diwajibkan Allah dapat melakukannya dengan sempurna.[Disalin kitab Al-Qadha' wal Qadar edisi Indonesia Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin', terbitan Pustaka At-Tibyan, penerjemah Abu Idris]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1222&bagian=0


Artikel Hujjah Orang Yang Melakukan Maksiat diambil dari http://www.asofwah.or.id
Hujjah Orang Yang Melakukan Maksiat.

Kewajiban Menghentikan Musuh Islam Yang Membuat Kekacauan

Kumpulan Artikel Islami

Kewajiban Menghentikan Musuh Islam Yang Membuat Kekacauan Kewajiban Menghentikan Musuh Islam Yang Membuat Kekacauan

Kategori Mabhats

Minggu, 19 September 2004 22:04:11 WIBKEWAJIBAN MENGHENTIKAN MUSUH ISLAM YANG MEMBUAT KEKACAUANOlehSyaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin BazPertanyaan.Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Musuh-musuh Allah sangat berkeinginan membuat kekacauan di negeri Islam dengan berbagai cara. Menurut pendapat Anda,upaya apa yang harus dilakukan untuk menghentikan gerakan yang menghancurkan masyarakat IslamJawaban.Masalah ini bukan suatu hal yang aneh yang dilakukan para propagandis Nashrani dan Yahudi atau yang lain dari golongan-golongan kafir dan aliran-aliran perusak, karena Allah telah berfirman tentang hal ini."Artinya : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk [yang benar]". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu" [Al Baqarah :120]"Artinya : ….Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka [dapat] mengembalikan kamu dari agamamu [kepada kekafiran], seandainya mereka sanggup…" [Al Baqarah :217]Oleh karena itu, mereka mengerahkan segenap kemapuan untuk menembus negara Islam dengan berbagai cara, antara lain menghembuskan keragua-raguan dan kemelut berfikir [Ghazwul fikr]. Mereka melakukan hal ini tanpa memperdulikan agama. Mereka digerakkan oleh gereja, rasa dengki, dan rasa benci dalam mengerahkan kemampuan dan kesungguhan untuk melakukan perusakan.Yang harus dikerahkan adalah kesungguhan memberikan arahan serta peringatan kepada para pemimpin dan ulama kaum mulsim serta menghadapi kesungguhan musuh-musuh Islam dengan kesungguhan setimpal, karena umat Islam merupakan umat yang memikul amanat dan menyampaikan dakwah Islam. Apabila kita dapat memenuhi keinginan masyarakat Islam untuk mempersenjatai putra putri kaum muslimin dengan ilmu sejak kecil, maka kita tidak perlu khawatir sedikitpun menghadapi mereka dengan izin Allah, selama putra putri muslim berpegang kepada agama Allah, mengagungkannya, mengikuti syariatnya, dan memerangi apa saja yang bertentangan dengannya. Bahkan sebaliknya, putra-putri Islam akan membuat takut musuh-musuhnya, karena Allah berfirman."Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong [agama] Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" [Muhammad :7]"Artinya : .. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan [Ali Imraan :120]Banyak ayat-ayat yang semakna dengan ayat-ayat ini, faktor yang paling penting untuk menghadapi golongan ini ialah menyiapkan generasi yang memahami Islam secara benar dan menyempurnakan pemahaman generasi ini melalui arahan dan bimbingan dalam keluarga, berbagai cara pengajaran, media-media masa dan pembangunan masyarakat.Selain itu juga peran pemimpin-pemimpin Islam dalam memberikan arahan dan bimbingan serta menggiatkan amal yang bermanfaat, selalu mengingatkan manusia mengenai hal yang bermanfaat bagi mereka dan membangun aqidah dalam diri mereka. Allah berfirman."Artinya : …Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram" [Ar-Rad : 28].Tidak diragukan lagi bahwa mengabaikan cara-cara musuh Islam menembus negeri Islam melalui kebudayaan dan pengetahuan akan menjatuhkan kaum muslimin dari agamanya sedikit demi sedikit sehingga menimbulkan banyak keburukan di tengah mereka dan meluasnya pengaruh musuh-musuh Islam. Oleh karena itu, Allah memerintahkan segolongan mukmin untuk bersabar dan meningkatkan kesabaran berjihad dengan segala cara, sebagaimana difirmankanNya."Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga [di perbatasan negerimu] dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung [Ali Imraan : 200]"Artinya : Dan orang-orang yang berjihad untuk [mencari keridaan] Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik" [Al Ankabuut : 69]Saya memohon kepada Allah dengan namaNya yang indah dan sifat-sifatNya yang Agung untuk memperbaiki keadaan kaum muslim,menjadikan mereka paham terhadap agamanya,menyatukan suara para pemimpin mereka pada kebenaran,dan memberikan teman yang baik bagi mereka.Sungguh Allah itu Maha Pemberi lagi Maha Pemurah.Semoga sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada pemimpin dan Nabi kita, Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam ,keluarganya dan para shahabatnya serta mereka diberi kesejahteraan yang banyak.[Majmu’ Fatawaa’ wa Maqaalat Mutanawwi’ah juz 5 hal. 204-205][Disalin dari kitab Al Fatawaa Asy Syar’iyyah Fil Masaail Al ‘Ashriyyah min Fatawaa Ulamaa’ Al Balaadil Haraami, edisi Indonesia Fatwa Kontenporer Ulama Besar Tanah Suci, Penyusun Khalid al Juraisy, Terbitan Media Hidayah]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1033&bagian=0


Artikel Kewajiban Menghentikan Musuh Islam Yang Membuat Kekacauan diambil dari http://www.asofwah.or.id
Kewajiban Menghentikan Musuh Islam Yang Membuat Kekacauan.

Apakah maksud dua kalimat syahadat ?

Kumpulan Artikel Islami

Apakah maksud dua kalimat syahadat ?

>> Pertanyaan :

Apakah maksud dua kalimat syahadat ?

>> Jawaban :

Dua kalimat syahadat kesaksian bahwa tiada tuhan yang berhakdisembah kecuali Allah dan kesaksian bahwa Muhammad adalah utusanAllah adalah kunci masuk Islam, dan tidak mungkin seseorang masukkedalam Agama Islam kecuali dengan keduanya, oleh karena ituRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Mu'adz bin Jabalketika mengutusnya ke Yaman agar memulai da'wahnya dengan mengajakmanusia untuk mengucapkan dua kalimat syahadat [ yaitu kesaksian bahwatiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammadadalah utusan Allah ]. Adapun kalimat yang pertama kesaksian bahwatiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah maksudnya adalahseseorang mengakui dengan lisan dan hatinya bahwa tiada tuhan yangberhak disembah kecuali Allah 'Azza wa Jalla, karena kata ilaahberarti yang disembah. Dan maksudnya adalah tiada tuhan yang berhakdisembah kecuali Allah Ta'ala, kalimat ini mengandung nafi yangberarti meniadakan dan itsbat yang berarti menetapkan, adapun nafiyaitu kata-kata laa ilaaha yang berarti tiada tuhan yang berhakdisembah, adapun Itsbat yaitu pada kata-kata illa Allah yangberarti kecuali Allah. Dan kesaksian tersebut merupakan pengakuandengan lisan setelah beriman dengan kata-kata yang diucapkan itudengan hati, kalimat ini mengandung memurnikan ibadah hanya untukAllah semata dan meniadakan kebolehan beribadah kepada selain Allah.Adapun kalimat yang kedua kesaksian bahwa Muhammad adalah utusanAllah maksudnya adalah pengakuan dengan lisan dan menyakini denganhati bahwa Muhammad bin Abdullah adalah utusan Allah kepada seluruhmakhluk-Nya baik jin atau manusia sebagaimana Allah berfirman :{Katakanlah [hai Muhammad] wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusanAllah kepada kamu semua, [Allah] Yang miliknya kerajaan langit danbumi tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia Yang Menghidupkandan Mematikan, Maka berimanlah kamu sekalian kepada Allah danRasul-Nya nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-Nya danikutilah dia agar kamu mendapat petunjuk} al-'araaf :58. Kesaksian inimenuntut orang yang mengucapkannya untuk membenarkan apa yangRasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kabarkan, dan mentaatiperintah-perintahnya dan menjauhi segala larangannya dan tidakberibadah kepada Allah kecuali sesuai dengan syariat yang dibawanya,dan syahadat ini juga menuntut agar tidak berkeyakinan bahwaRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempunyai hak dalam ketuhanandan untuk mengatur alam semesta dan mempunyai hak untuk disembah, akantetapi dia adalah seorang hamba yang tidak boleh disembah, seorangrasul yang tidak pernah dusta dan tidak boleh didustakan, dan tidakdapat mendatangkan kebaikan atau menangkal bahaya dari dirinya ataudari orang lain kecuali dengan kehendak Allah Ta'ala sebagaimana Allahberfirman { Katakanlah : aku tidak mengatakan kepada kalian , bahwaperbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui yangghaib dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorangmalaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.}al-An'aam : 50. Dia adalah seorang hamba yang diperintahkan yangmengikuti apa yang diperintahkan. Dan Allah berfirman : { katakanlah :sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemaudharatan-punkepadamu dan tidak pula sesuatu keemanfa'atan. Katakanlah :sesungguhnya aku sekli-kali tiada seorangpun yang dapat melindungikudari azab Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempatberlindung selain dari-Nya.} al-Jinn : 21-22. Wallahu a'lam. Fatwa, 28dzulhijjah ,Majmu' Fatawa, Syaikh 'Utsaimin, Jilid 12, hal, 415

Artikel Apakah maksud dua kalimat syahadat ? diambil dari http://www.asofwah.or.id
Apakah maksud dua kalimat syahadat ?.

Meninggalkan Zina Karena Takut Kepada Allah

Kumpulan Artikel Islami

Meninggalkan Zina Karena Takut Kepada Allah Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu ia berkata,Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah berbicaraketika masih dalam buaian [bayi] kecuali tiga orang, Isa bin Maryam.Beliau bersabda, 'Dulu, dikalangan Bani Israil terdapat seoranglaki-laki yang ahli ibadah. Ia dipanggil dengan nama Juraij. Iamembangun tempat ibadahnya dan melakukan ibadah di dalamnya'.

Beliau bersabda, orang-orang Bani Israil menyebut-nyebut tentang [ketekunan]ibadah Juraij, sehingga berkatalah seorang pelacur dari mereka, 'Jikakalian mnghendaki aku akan memberinya ujian'. Mereka berkata, 'Kamimenghendakinya'. Perempuan itu lalu mendatanginya dan menawarkan dirikepadanya. Tetapi Juraij tidak mempedulikannya. Lalu ia berzina denganseorang gembala yang meneduhkan kambing gembalaannya ke dekat tempatibadah Juraij. Akhirnya iapun hamil dan melahirkan seorang bayi.

Orang-orang bertanya, 'Hasil perbuatan siapa' Ia menjawab, 'Juraij'.Maka mereka mendatanginya dan memaksanya turun. Mereka mencaci,memukulinya dan merobohkan tempat ibadahnya'. Juraij bertanya, apayang terjadi dengan kalian' Mereka menjawab, 'Engkau telah berzinadengan pelacur ini, sehingga ia melahirkan seorang bayi'. Ia bertanya'Dimana dia' Mereka menjawab, 'Itu dia!' Beliau bersabda, 'Juraijlalu berdiri dan shalat kemudian berdo'a. Setelah itu ia menghampirisang bayi lalu mencoleknya seraya berkata, 'Demi Allah, wahai bayi,siapa ayahmu' Sang bayi menjawab, 'Aku adalah anak tukang gembala'.Serta merta orang-orangpun menghambur kepada Juraij dan menciuminya.

Mereka berkata kami akan membangun tempat ibadahmu dari emas'. Iamenjawab aku tidak membutuhkan yang demikian, tetapi bangunlah ia daritanah sebagaimana yang semula'. Beliau bersabda, 'Ketika seorang ibumemangku anaknya menyususi tiba-tiba lewat seorang penunggang kudayang mengenakan tanda pangkat, maka ia pun berkata, 'Ya Allah,jadikanlah anakku seperti dia'. Beliau bersabda, 'Maka bayi itumeninggalakan tetek ibunya dan menghadap kepada penunggang kuda serayaberdo'a, 'Ya Allah jangan kau jadikan aku seperti dia'. Lalu iakembali lagi ke tetek ibunya dan menghisapnya'. Abu Hurairahradhiallahu 'anhu berkata, 'Seakan-akan aku melihat Rasulullahshallallahu'alaihi wa sallam menirukan gerakan si bayi dan meletakkanjarinya di mulut lalu menghisapnya.

Lalu ibunya melalui seorang wanita hamba sahaya yang sedang dipukuli.Sang ibu berkata, 'Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti dia'.Beliau bersabda, 'Bayi itu lalu meninggalkan tetek ibunya danmenghadap kepada wanita hamba sahaya itu seraya berdo'a, 'Ya Allahjadikanlah aku seperti dia'. Beliau bersabda, 'Dan pembicaraan ituberulang. Sang ibu berkata [kepada anaknya], 'Dibelakangku berlaluseorang penunggang kuda yang mengenakan tanda pangkat lalu aku berkata,'Ya Allah, jadikanlah anakku seperti dia'. Lantas engkau berkata, 'YaAllah, jangan jadikan aku seperti dia'. Lalu aku berlalu dihadapanwanita hamba sahaya ini dan aku katakan, 'Ya Allah, jangan jadikananakku seperti dia'. Lalu engkau berkata, 'Ya Allah jadikanlah akuseperti dia'. Bayi itu berkata, 'Wahai ibu, sesungguhnya penunggangkuda yang mengenakan tanda pangkat itu adalah orang yang sombong diantara orang-orang yang sombong. Sedang terhadap hamba sahaya wanitaitu, orang-orang berkata, 'Dia berzina, padahal ia tidak berzina. Diamencuri, padahal ia tidak mencuri'. Sedang hamba sahaya tersebutberkata, 'cukuplah Allah sebagai pelindungku'.

[HR. Al-Bukhari, 6/511, Ahmad dan ini adalah lafazh beliau, Muslimdalam Al-Adab.]

Artikel Meninggalkan Zina Karena Takut Kepada Allah diambil dari http://www.asofwah.or.id
Meninggalkan Zina Karena Takut Kepada Allah.

Rukun Haji

Kumpulan Artikel Islami

Rukun Haji

>> Pertanyaan :

Kami ingin mengetahui rukun haji?

>> Jawaban :

Para ulama mengatakan: rukun haji ada empat, yaitu: ihram, wuquf diArafah, thawaf dan sai.

[ Fatwa-Fatwa Haji oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin ]

Artikel Rukun Haji diambil dari http://www.asofwah.or.id
Rukun Haji.

Bagi Orang Yang Akan Menunaikan Ibadah Haji AtauUmrah Wajib Mempelajari Hukum-Hukumnya

Kumpulan Artikel Islami

Bagi Orang Yang Akan Menunaikan Ibadah Haji AtauUmrah Wajib Mempelajari Hukum-Hukumnya

>> Pertanyaan :

Apa hukum orang yang ketika mengerjakan thawaf masuk ke Hijir Imail?

>> Jawaban :

Ungkapan penanya Hijir Ismail adalah kekeliruan, karena Hijirtersebut bukan milik Nabi Ismail dan ia tidak mengenalnya. Hijir yangada itu adalah dibuat oleh orang-orang Quraisy ketika mereka hendakmembangun Kabah. Mereka tidak mendapat uang yang cukup untukmembangunnya di atas pondasi asal, yaitu di atas pondasi yang dibangunoleh Nabi Ibrahim. Oleh karena itu mereka membatasi bagian ini denganbatu, maka kemudian disebut al-hijr. Dan disebut juga al-hathim[yang terhancurkan], karena merupakan bagian dari Kabah yang terpecah.Kebanyakan dari bagian al-hijr tersebut adalah bagian dari Kabah.Maka dari itu, apabila seseorang melakukan thawaf dengan melewatibagian dalam dari al-hijr, maka putaran thawafnya tidak sah, sebabputaran thawaf harus memenuhi semua bagian dari Kabah dan al-hijrsekaligus. Berdasarkan penjelasn ini, barangsiapa yang thawaf sepertiitu [masuk lewat al-hijr], maka thawafnya tidak sah dan ia harusmengulanginya. Thawaf yang tidak sah itu tidak dapat menyebabkannyamenjadi berta-hallul, apabila tahallul tergantung kepadanya.

Pada kesempatan ini saya ingin mengingatkan bahwasanya siapa saja yanghendak menunaikan ibadah haji atau umrah maka ia wajib mempelajariaturan dan hukum-hukumnya sebelum terlanjur melaksanakannya agar tidakterjatuh kepada kesalahan besar seperti di atas.

[ Ibnu Utsaimin: Fatawa Makkiyah, hal. 7.]

Artikel Bagi Orang Yang Akan Menunaikan Ibadah Haji AtauUmrah Wajib Mempelajari Hukum-Hukumnya diambil dari http://www.asofwah.or.id
Bagi Orang Yang Akan Menunaikan Ibadah Haji AtauUmrah Wajib Mempelajari Hukum-Hukumnya.

Iman Kepada Hari Akhir : Fitnah Kubur, Siksa Dan Nikmat Kubur

Kumpulan Artikel Islami

Iman Kepada Hari Akhir : Fitnah Kubur, Siksa Dan Nikmat Kubur Iman Kepada Hari Akhir : Fitnah Kubur, Siksa Dan Nikmat Kubur

Kategori Syarhu Ushulil Iman

Sabtu, 27 Agustus 2005 08:53:43 WIBIMAN KEPADA HARI AKHIROlehSyaikh Muhammad bin Shalih Al-UtsaiminBagian Kedua Dari Tiga Tulisan 2/3Iman kepada hari Akhir adalah termasuk mengimani peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sesudah kematian, misalnya :[a]. Fitnah KuburYaitu pertanyaan yang diajukan kepada mayat ketika sudah dikubur tentang Rabbnya, agamanya dan nabinya. Allah akan meneguhkan orang-orang yang beriman dengan kata-kata yang mantap. Ia akan menjawab pertanyaan itu dengan tegas dan penuh keyakinan, â€Å"Allah Rabbku, Islam agamaku, dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam nabiku”. Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan kafir. Mereka akan menjawab pertanyaan dengan terbengong-bengong karena pertanyaan itu terasa asing baginya. Mereka akan menjawab, â€Å"Hah….hah… tidak tahu”. Sedangkan orang-orang munafik akan menjawab dengan kebingungan, â€Å"Aku tidak tahu. Dulu aku pernah mendengar orang-orang mengatakan sesuatu lalu aku mengatakannya”.[b]. Siksa Dan Nikmat KuburSiksa kubur diperuntukkan bagi orang-orang zhalim, yakni orang-orang munafik dan orang-orang kafir, seperti dalam firmanNya.â€Å"Artinya : Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim [berada] dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, [sambil berkata], â€Å"Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah [perkataan] yang tidak benar dan [karena] kamu selalu menyombongkan diri terhadp ayat-ayatNya” [Al-An’am : 93]Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang keluarga Fir’aun.â€Å"Artinya : Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi hari dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat, [Dikatakan kepada malaikat], Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras” [Al-Mu’min : 46]Dalam Shahih Muslim Zaid bin Tsabit meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :â€Å"Kalau tidak karena kalian saling mengubur [orang yang mati] pasti aku memohon kepada Allah agar memperdengarkan siksa kubur kepada kalian yang saya mendengarnya”. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapkan wajahnya seraya berkata : â€Å"Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa Neraka”. Para sahabat berkata, â€Å"Kami memohon perlindungan kepada Allah dan siksa Neraka”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata lagi, â€Å"Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur”. Para sahabat berkata, â€Å"Kami memohon perlindungan Allah dari siksa kubur. Lalu beliau berkata lagi. â€Å"Mohonlah perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah baik yang tampak maupun yang tidak tampak”. Para sahabat lalu berkata, â€Å"Kami memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah baik yang tampak maupun yang tidak tampak”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi. â€Å"Mohonlah perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal”. Para sahabat berkata, â€Å"Kami mohon perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal”. [Hadits Riwayat Muslim]Adapun nikmat kubur diperuntukkan bagi orang-orang mukmin yang jujur. Hal ini dijelaskan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmanNya.â€Å"Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, â€Å"Rabb kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka [dengan mengatakan], â€Å"Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih ; dan gembirakanlah mereka dengan [memperoleh] Surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” [Fushilat : 30]â€Å"Artinya : Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketka itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai [oleh Allah] Kamu tidak mengembalikan nyawa itu [kepada tempatnya] jika kamu adalah orang-orang yang benar , Adapun jika dia [orang-orang mati] termasuk orang-orang yang didekatkan [kepada Allah], maka dia memperoleh ketentraman dan rezeki serta Surga kenikmatan” [Al-Waaqi’ah : 83-89]Dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu dikatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang orang mukmin jika dapat menjawab pertanyaan dua malaikat di dalam kuburnya. Sabdanya, â€Å"Ada suara dari langit, â€Å"Hamba-Ku memang benar. Oleh karenanya, berilah dia alas dari Surga” Lalu datanglah kenikmatan dan keharuman dan Surga, dan kuburnya dilapangkan sejauh pandangan mata….” [Hadits Riwayat Ahmad, Abu Daud, dalam hadits yang panjang]Buah Iman Kepada Hari Akhir[1]. Mencintai ketaatan dengan mengharap balasan pahala pada hari itu.[2]. Membenci perbuatan maksiat dengan rasa takut akan siksa pada hari itu[3]. Menghibur orang mukmin tentang apa yang didapatkan di dunia dengan mengharap kenikmatan serta pahala di akhirat.Orang-orang kafir mengingkari adanya kebangkitan setelah mati dengan menyangka bahwa hari Akhir dengan segala peristiwa-peristiwanya adalah suatu hal yang mustahil. Persangkaan mereka jelas sangat keliru dan kesalahannya itu dapat dibuktikan dengan syara’, indera dan akal.[1]. Bukti Syara’Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.â€Å"Artinya : Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah : â€Å"Tidak demikian, demi Rabbku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” [At-Taghaabun : 7]Semua kitab-kitab suci samawi telah sepakat tentang adanya hari kebangkitan.[2]. Bukti InderawiAllah Subhanahu wa Ta’ala telah memperlihatkan bagaimana Dia menghidupkan orang-orang yang sudah mati du dunia ini. Dalam surat Al-Baqarah terdapat lima contoh mengenai hal ini.[a]. Ketika kaum Musa berkata kepada nabinya Musa ‘Alaihis salam bahwa mereka tidak akan percaya dengan risalah yang dibawa Musa ‘Alaihis salam, sampai mereka melihat Allah dengan mata kepada mereka sendiri. Oleh karena itulah Allah berfirman [yang ditujukan kepada bani Israil].â€Å"Artinya : Dan [ingatlah], ketika kamu berkata : ‘Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamua sebelum kami melihat Allah dengan terang’, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur” [Al-Baqarah 55-56][b]. Cerita orang yang terbunuh yang pembunuhnya dipersengketakan bani Israil. Allah Subhanahu wa Ta’a lalu memerintahkan mereka untuk menyembelih sapi, kemudian daging sapi itu dipukulkan ke tubuh orang yang terbunuh itu agar dapat menceritakan siapa sebenarnya yang telah membunuhnya. Hal ini diungkapkan dalam firmanNya.â€Å"Artinya : Dan [ingatlah] ketika kamu membunuh seorang manusia, lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman : ‘Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu !’. Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu mengerti” [Al-Baqarah : 72-73][c]. Kisah kaum yang keluar dari negerinya karena menghindari kematian. Mereka berjumlah ribuan orang Allah mematikan mereka, lalu menghidupkan kembali. Ini digambarkan dalam firmanNya.â€Å"Artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampong halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu [jumlahnya] karena takut mati, maka Allah berfirman kepada mereka: ‘Matilah kamu, kemungkinan Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” [Al-Baqarah : 243][d]. Kisah orang yang melewati sebuah desa yang hancur. Dia sangsi, bagaimana Allah mematikannya selama seratus tahun, dan kemudian Allah menghidupkannya kembali. Ini dikisahkan dalam firmanNya.â€Å"Artinya : Atau apakah [kamu memperhatikan] orang yang melewati suatu negeri yang [temboknya] telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata, ‘Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur ’ Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidukannya kembali. Allah bertanya, ‘Berapa lama kamu tinggal di sini ’ Ia menjawab, ‘Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari’, Allah berfirman. ‘Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah, dan lihatlah keledaimu [yang telah menjadi tulang belulang]. Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging’, Maka tatkala telah nyata kepadanya [bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati] dia pun berkata, ‘Saya yakin Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” [Al-Baqarah : 259][e]. Kisah Nabiyullah Ibrahim Al-Khalil ketika bertanya kepada Allah bagaimana Dia menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati. Allah memerintahkannya untuk menyembelih empat ekor burung dan memisah-misahkan bagian-bagian tubuh burung itu di atas gunung-gunung yang ada di sekelilingnya. Ibrahim memanggil burung itu, lalu tak lama tampaklah olehnya bagian-bagian tubuh burung itu menyatu dan segera mendatangi Nabi Ibrahim kembali. Ini dikisahkan Allah dalam Al-Qur’anul Karim.â€Å"Artinya : Dan [ingatlah] ketika Ibrahim bekata : ‘Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati’, ‘Allah berfirman : ‘Apakah kamu belum percaya ‘Ibrahim menjawab : ‘Saya telah percaya, akan tetapi agar bertambah tetap hati saya’, Allah berfirman. ‘[Kalau demikian], ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu, lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu. Sesudah itu panggillah mereka, niscaya mereka akan datang kepada kamu dengan segera’, Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [Al-Baqarah : 260]Inilah contoh-contoh bukti inderawi yang menunjukkan mungkinnya Allah menghidupkan orang-orang yang sudah mati. Telah diisyaratkan di atas, Allah menjadikan tanda-tanda Isa bin Maryam yang menghidupkan orang-orang yang sudah mati serta mengeluarkannya dari kubur dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala[Ditulis ulang dari Syarhu Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Edisi Indonesia: Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan. Penerjemah: Ali Makhtum Assalamy. Penerbit: KSA Foreigners Guidance Center In Gassim Zone]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1552&bagian=0


Artikel Iman Kepada Hari Akhir : Fitnah Kubur, Siksa Dan Nikmat Kubur diambil dari http://www.asofwah.or.id
Iman Kepada Hari Akhir : Fitnah Kubur, Siksa Dan Nikmat Kubur.

Tinggalkan Sifat Dengki Meraih Surga

Kumpulan Artikel Islami

Tinggalkan Sifat Dengki Meraih Surga Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata:Saat kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihiwa sallam , beliau bersabda, 'Akan datang kepada kalian sekarang iniseorang laki-laki penghuni Surga'. Tiba-tiba ada seorang laki-lakidari kaum Anshar yang datang sementara bekas air wudhu masih mengalirdi jenggotnya, sedang tangan kirinya memegang terompah. Keesokanharinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan sepertiperkataannya yang kemarin.

Lalu muncullah laki-laki itu lagi persis seperti kedatangannya perta-makali. Di hari ketiga Rasululllah shallallahu 'alaihi wa sallammengatakannya lagi dan datanglah laki-laki itu lagi sepertikedatangannya pertama kali. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beranjak, Abdullah bin Amr bin Ash membuntuti laki-laki tadisampai ke rumahnya. Lalu Abdullah berkata, 'Aku telah bertengkardengan ayahku, kemudian aku bersumpah untuk tidak mendatanginya selamatiga hari. Bila kau setuju, aku mau tinggal bersamamu sampai tiga hari.'Dia menjawab, 'Ya, boleh.'

Anas berkata: Abdullah menceritakan bahwa dia telah menginap ditempat laki-laki itu selama tiga hari. Dia lihat orang itu sama sekalitidak bangun malam [tahajjud]. Hanya saja, setiap kali dia terjaga danmenggeliat di atas ranjangnya, dia selalu membaca dzikir dan takbirsampai dia bangun untuk melaksanakan shalat subuh. Selain itu -kataAbdullah-, 'aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yangbaik-baik.

Setelah tiga malam berlalu dan hampir saja aku menyepelekan amalnya,aku terusik untuk bertanya, 'Wahai hamba Allah, sesungguhnya tidakpernah terjadi pertengkaran dan tak saling menyapa antara aku denganayahku, aku hanya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamberkata tentang dirimu tiga kali, bahwa akan datang kepada kaliansekarang ini seorang laki-laki penghuni Surga dan sebanyak tiga kaliitu kaulah yang datang.

Maka aku pun ingin bersamamu agar aku bisa melihat apakah amalanmu itudan nanti akan aku tiru. Tetapi ternyata kau tidak terlalu banyakberamal. Apakah sebenarnya yang membuatmu bisa mencapai apa yangdisabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam'. Maka diamenjawab, 'Aku tidak mempunyai amalan kecuali yang telah kau lihatsendiri'. Ketika aku hendak berpaling pergi, dia memanggilku, laluberkata, 'Benar amalanku hanya yang kau lihat sendiri, hanya saja akutidak mendapatkan pada diriku sifat curang terhadap seorang pun darikaum muslimin. Aku juga tidak iri pada seseorang atas karunia yangtelah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepadanya'. MakaAbdullah bin Amr berkata, 'Inilah amalan yang telah menyampaikanmupada derajat tinggi dan inilah yang berat untuk kami lakukan.'

Artikel Tinggalkan Sifat Dengki Meraih Surga diambil dari http://www.asofwah.or.id
Tinggalkan Sifat Dengki Meraih Surga.

Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu DiAmerika

Kumpulan Artikel Islami

Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu DiAmerika Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikanbangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yangdiberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampumendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam.Ketika berada di Amerika, ia berke-nalan dengan salah seorang Nasrani.Hubungan mere-ka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWTmemberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan diAmerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampungtersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja.Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemudaitupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja danduduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikanpenghor-matan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika meli-hat kepada parahadirin dan berkata, Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap iakeluar dari sini. Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya.Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun iatetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta ituberkata, Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjaminkeselamatannya. Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pen-deta, Bagaimana Anda tahubahwa saya seorang mus-lim. Pendeta itu menjawab, Dari tanda yangterdapat di wajahmu. Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sangpendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu denganmengajukan beberapa per-tanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemudaterse-but dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupunmenerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, Aku akan mengajukan kepada Anda 22 pertanyaandan Anda harus menja-wabnya dengan tepat.

Si pemuda tersenyum dan berkata, Silahkan!

Sang pendeta pun mulai bertanya, Sebutkan satu yang tiada duanya, duayang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya,lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiadadelapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiadasepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiadadua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yangtiada em-pat belasnya. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namuntidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawaisinya Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga Sebutkansesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyu-kainya Sebutkansesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu! Siapakah yangtercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yangterpelihara dari api Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yangdiadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu Sebutkansesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yangmempu-nyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daunmempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu ter-senyum dengan senyumanmengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,

-Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.

-Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman,

Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tan-da [kebesaran kami]. [Al-Isra': 12].

-Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musaketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil danketika me-negakkan kembali dinding yang hampir roboh.

-Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.

-Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWTmenciptakan makhluk.

-Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWTberfirman,Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kalitidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidakseimbang. [Al-Mulk: 3].

-Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman.Allah SWT berfirman,

þ Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan padahari itu delapan orang malaikat men-junjung 'Arsy Rabbmu di atas [kepala]mereka. [Al-Haqah: 17].

-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepadaNabi Musa j: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musimpaceklik, katak, darah, kutu dan belalang.*

-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah ke-baikan. Allah SWTberfirman,Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat. [Al-An'am: 160].

-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf j.

-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa j yangterdapat dalam firman Allah,Dan [ingatlah] ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kamiberfirman, 'Pukullah batu itu de-ngan tongkatmu.' Lalu memancarlahdaripadanya dua belas mata air. [Al-Baqarah: 60].

-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusufditambah dengan ayah dan ibunya.

-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktuShubuh. Allah SWT ber-firman,Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menying-sing. [At-Takwir:18].

-Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

-Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalahsaudara-saudara Yusuf j, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, Wahaiayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkanYusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala. Setelahkedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, tak ada cercaaanter-hadap kalian. Dan ayah mereka Ya'qub berkata, Aku akanmemohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang MahaPengampun lagi Maha Penyayang.

-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suarakeledai. Allah SWT berfirman,Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara kele-dai. [Luqman:19].

-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam,malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab denganapi ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim.Allah SWT berfirman, Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim. [Al-Anbiya': 69].

-Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzabdengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batuadalah Ash-habul Kahfi [penghuni gua].

-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipudaya wanita, sebagaimana firman Allah SWT,

þ Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar. [Yusuf:28].

-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua dibawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalahbulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu,tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mende-ngar jawaban pemudamuslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun iamengu-rungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satupertanyaan saja. Permintaan ini dise-tujui oleh sang pendeta. Pemudaini berkata, Apakah kunci surga itu mendengar pertanyaan itu lidahsang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan ronawajahnya pun berubah. Ia berusaha menyem-bunyikan kekhawatirannya,namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terusmende-saknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusahamengelak.

Mereka berkata, Anda telah melontarkan 22 per-tanyaan kepadanya dansemuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namunAnda tidak mampu menjawabnya! Pendeta tersebut berka-ta, Sungguh akumengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalianmarah. Mereka menjawab, Kami akan jamin keselamatan anda. Sangpendeta pun berkata, Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallahwa anna Muhammadar Rasulullah.

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memelukagama Islam. Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjagamereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.**

* Penulis tidak menyebutkan yang kesembilan [pent.]

** Kisah nyata ini diambil dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah melaluiinternet, www.gesah.net

Artikel Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu DiAmerika diambil dari http://www.asofwah.or.id
Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu DiAmerika.

Syarat Tinggal Di Negeri Kafir 1/3

Kumpulan Artikel Islami

Syarat Tinggal Di Negeri Kafir 1/3 Syarat Tinggal Di Negeri Kafir 1/3

Kategori Al-Wala' Dan Al-Bara'

Sabtu, 21 Agustus 2004 07:51:36 WIBSYARAT TINGGAL DI NEGRI KAFIROlehSyaikh Muhammad bin Shalih Al-UtsaiminBagian Pertama dari Tiga Tulisan [1/3][Pembahasan 'Syarat Tinggal Di Negri Kafir' merupakan salah satu bagian dari syarah atau penjelasan 'Kitab Tiga Landasan Utama' yang di tulis oleh Syaikhul Islam Al-Mujaddid Muhammad At-Tamimi.]___________________________________Allah berfirman."Artinya : Hai hamba-hambaKu yang beriman, sesungguhnya bumiKu luas, maka sembahlah Aku saja". [Al-Ankabut : 56]Imam Al-Baghawi Rahimahullah berkata : "Ayat ini turun kepada orang-orang Islam yang tinggal di Makkah dan tidak ikut berhijrah. Allah menyeru mereka dengan sebutan 'beriman'" [I]Dalil atas wajibnya hijrah dari As-Sunnah adalah sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam [1] : " Hijrah tidak terhenti sebelum terputusnya taubat dan taubat tidak terputus hingga matahari terbit dari barat" [II]___________________________________[I] Tampaknya pengarang menukil dari ucapan Imam Al-Baghawi Rahimahullah secara makna saja, hal ini jika beliau menukil dari kitab Tafsir Al-Baghawi, karena ternyata di dalam tafsir Al-Baghawi tidak ditemui kalimat seperti yang disebutkan oleh syaikh.[II] Ini sebagai tanda akhir tidak diterimanya amal shaleh, sesuai firman Allah yang artinya : "Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya" [Al-An'aam : 158]Yang dimaksud dengan sebagian tanda-tanda Tuhanmu adalah terbitnya matahari dari barat.Untuk melengkapi penjelasan ini perlu saya sebutkan hukum bepergian ke negara kafir. Saya katakan, bepergian ke negeri kafir tidak diperbolehkan kecuali telah memenuhi tiga syarat :Pertama : Hendaknya Seseorang Memiliki Cukup Ilmu Yang Bisa Memelihara Dirinya Dari Syubhat.Kedua : Hendaknya Memiliki Agama Yang Kuat Untuk Menjaga Agar Tidak Terjatuh Dalam Syahwat.Ketiga : Hendaknya Ia Benar-Benar Berkepentingan Untuk Bepergian.Bagi yang belum bisa menyempurnakan syarat-syarat di atas tidak diperbolehkan pergi ke negeri kafir, karena hal itu akan menjatuhkan dirinya ke dalam fitnah yang besar dan menyia-nyiakan harta saja. Sebab orang yang mengadakan bepergian biasanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.Jika ada suatu keperluan seperti berobat, mempelajari ilmu yang tidak ditemukan di negeri asal, maka hal itu diperbolehkan dengan catatan memenuhi syarat yang saya sebutkan di atas. Adapun masalah rekreasi ke negeri kafir, bukanlah suatu kebutuhan, karena ia bisa saja pergi ke negeri Islam yang menjaga syari'at Islam. Negeri kita ini, alhamdulillah ada beberapa tempat yang cocok dan bagus untuk dibuat rekreasi ketika masa liburan.Adapun masalah menetap atau tinggal di negeri kafir sangatlah membahayakan agama, akhlaq dan moral seseorang. Kita telah menyaksikan banyak orang yang tinggal di negeri kafir terpengaruh dan menjadi rusak, mereka kembali dalam keadaan tidak seperti dulu sebelum berangkat ke negeri kafir. Ada yang kembali menjadi orang fasik atau murtad, bahkan mungkin mengingkari seluruh agama, sehingga banyak dari mereka pulang ke negerinya menjadi penentang dan pengejek agama Islam, melecehkan para pemeluk agama Islam, baik yang terdahulu mupun yang ada sekarang, na'udzu billah. Oleh karena itu wajib bagi yang mau pergi ke negeri kafir menjaga dan memperhatikan syarat-syarat yang telah saya sebutkan di atas agar tidak terjatuh ke dalam kehancuran.Bagi Yang Ingin Menetap Di Negeri Tersebut [Kafir], Ada Dua Syarat Utama :Pertama : Merasa Aman Dengan Agamanya.Maksudnya, hendaknya ia memiliki ilmu, iman dan kemauan kuat yang membuatnya tetap teguh dengan agamanya, takut menyimpang dan waspada dari kesesatan. Ia harus menyimpan rasa permusuhan dan kebencian terhadap orang-orang kafir serta tidak sekali-kali setia dan mencintai mereka, karena setia dan mengikat cinta dengan mereka bertentangan dengan iman. Firman Allah."Artinya : Kamu tidak mendapati kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, atau keluarga mereka" [Al-Mujadilah : 22]Firman Allah."Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin[mu], sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin maka sesungguhnya orang itu, termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim, maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya [orang-orang munafik] bersegera mendekati mereka [Yahudi dan Nasharani] seraya berkata :'Kami takut akan mendapat bencana. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan [kepada rasulNya] atau suatu keputusan dari sisiNya, maka karena itu mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka" [Al-Maidah : 51-52]Dalam sebuah hadits shahih Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Sesungguhnya barangsiapa yang mencintai suatu kaum, maka ia tergolong dari mereka, seseorang selalu bersama dengan orang yang ia cintai" [2].Mencintai musuh Allah adalah bahaya yang paling besar pada diri muslim, karena mencintai mereka berarti mengharuskan seorang muslim untuk setuju mengikuti mereka atau paling tidak mendiamkan kemungkaran yang ada pada mereka. Oleh karena itu Nabi besabda : "Barangsiapa mencintai suatu kaum, maka ia tergolong dari mereka". [3]Kedua : Ia Mampu Menegakkan Dan Menghidupkan Syi'ar Agama Di Tempat Tinggalnya Tanpa Ada Penghalang.Ia bebas melakukan shalat fardhu, shalat Jum'at dan shalat berjama'ah jika ada yang diajak shalat berjama'ah dan Jum'at, menunaikan zakat, puasa, haji dan syi'ar Islam lainnya. Jika ia tidak mampu melakukan hal di atas, maka tidak diperbolehkan tinggal di negeri kafir. Karena dalam keadaan seperti ini wajib baginya hijrah dari tempat seperti itu.Pengarang kitab Al-Mughni [8/457] menyatakan tentang macam-macam manusia yang diwajibkan hijrah. Diantaranya orang yang mampu melakukannya sementara di tempat tinggalnya ia tidak mampu menampakkan agamanya dan tidak bisa menunaikan kewajiban agamanya, maka dalam keadaan seperti ini wajib baginya melakukan hijrah berdasarkan firman Allah."Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri [kepada mereka] malaikat bertanya : 'Dalam keadaan bagaimana kamu ini.' Mereka menjawab :'Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri [Makkah]'. Para malaikat berkata : "Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu' Orang-orang itu tempatnya di Neraka Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali". [An-Nisaa : 97]Ancaman yang sangat berat dalam ayat ini menunjukkan bahwa hijrah hukumnya wajib, karena melaksanakan kewajiban adalah wajib bagi orang yang mampu melaksanakannya, sedangkan hijrah merupakan salah satu hal yang penting dan pelengkap dari kewajiban agama tersebut. Maka jika suatu kewajiban tidak bisa sempurna kecuali dengan adanya suatu yang lain, maka sesuatu itu wajib pula hukumnya.[Disalin dari Syarhu Tsalatsatil Ushul, edisi Indonesia Penjelasan Kitab Tiga Landasan Utama, oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, terbitan Darul Haq hal. 221-226, penerjemah Zainal Abidin Syamsudin, Ainul Haris Arifin]_________[1] Diriwayatkan oleh Abu Daud, Kitabul Jihad, bab 'Apakah Hijrah Telah Terputus", Ahmad, 1/192, Ad-Darimi, Kitabus Siar, bab "Hijrah Belum Terputus", Al-Haitsami dalam kitab "Majma'uz Zawa'id" 5/250, dia berkata : "Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An-Nasa'i sebagai hadits Mu''awiyah, dan Ahmad dan Ath-Thabrani. Meriwayatkan pula dalam kitab "Al-Awsath" dan "Ash-Shagir" riwayat dari selain Ibnu As-Sa'di. Rijal hadits Ahmad kuat".[2] Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Kitabul Adab, bab "Tanda Kecintaan Kepada Allah Ta'ala", dan Muslim, Kitabush Shilah, bab "Seseorang itu Bersama Orang yang Dicintainya[3] Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Kitabul Adab, bab "Tanda Kecintaan Kepada Allah Ta'ala", dan Muslim, Kitabush Shilah, bab "Seseorang Itu Bersama Orang yang Dicintainya"

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=999&bagian=0


Artikel Syarat Tinggal Di Negeri Kafir 1/3 diambil dari http://www.asofwah.or.id
Syarat Tinggal Di Negeri Kafir 1/3.

Melanggar Sumpah Wajib Membayar Denda, Denda Sumpah Adalah Berupa Makanan Bukan Uang

Kumpulan Artikel Islami

Melanggar Sumpah Wajib Membayar Denda, Denda Sumpah Adalah Berupa Makanan Bukan Uang Melanggar Sumpah Wajib Membayar Denda, Denda Sumpah Adalah Berupa Makanan Bukan Uang

Kategori Sumpah Dan Nadzar

Rabu, 30 Nopember 2005 11:11:26 WIBMELANGGAR SUMPAH DAN DENDANYAOlehSyaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin BazPertanyaanSyaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Saya sering bersumpah di hadapan anak-anak saya agar mereka tidak melakukan perbuatan-perbuatan tertentu, tapi ternyata mereka tetap saja melakukannya. Apakah dengan demikian saya wajib membayar denda sumpah saya JawabanApabila Anda bersumpah dihadapan anak-anak Anda atau dihadapan siapapun agar mereka melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan, kemudian mereka melanggarnya, maka Anda wajib membayar denda sumpah Anda tersebut. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.â€Å"Artinya : Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud [untuk bersumpah], tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang disengaja, maka kaffarat [melanggar] sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah [dan kamu langgar]. Dan jagalah sumpahmu” [Al-Ma’idah : 89]Begitu juga jika Anda bersumpah untuk melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan, lalu Anda melihat bahwa ternyata Anda lebih baik membatalkan sumpah Anda tersebut, maka batalkanlah sumpah Anda kemudian Anda membayar denda sumpah tersebut. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallamâ€Å"Artinya : Jika engkau bersumpah, kemudian engkau melihat sesuatu yang lebih baik dari sumpah tersebut, maka batalkanlah sumpahmu [dengan membayar denda] dan kerjakanlah sesuatu yang lebih baik dari sumpahmu itu” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]DENDA SUMPAH ADALAH BERUPA MAKANAN BUKAN UANGPertanyaanSyaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Ibu saya mempunyai kewajiban membayar denda sumpah [kaffarat yamin]. Bolehkah saya yang membayarnya dengan uang real Saudi seharga makanan untuk 10 orang Kalau boleh, berapa real yang harus saya keluarkan Dan bolehkah uang tersebut saya serahkan kepda yayasan sosial Berikanlah jawaban kepada saya, semoga Anda diberi pahala oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.JawabanAnda boleh membayarkan denda sumpah ibu anda, baik ketika ibu Anda masih hidup atau sudah meninggal, dengan syarat ibu Anda mengijinkannya. Adapun pembayaran denda tersebut harus berupa makanan, bukan uang. Karena hal tersebut sudah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Banyaknya makanan yang harus diberikan adalah setengah sha’ [ 1 ½ kg] dan berupa makanan pokok penduduk setempat sepertu : Kurma, beras, jagung dan lain-lain. Atau boleh juga Anda memberi makan siang atau malam kepada 10 orang miskin tersebut, atau memberikan kepada mereka pakaian yang bisa dipakai untuk shalat seperti ; ghamis [baju panjang], sarung, baju biasa dan lain-lain.[Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Tsani, edisi Indonesia Fatawa Bin Baaz, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Penerbit At-Tibyan – Solo]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1681&bagian=0


Artikel Melanggar Sumpah Wajib Membayar Denda, Denda Sumpah Adalah Berupa Makanan Bukan Uang diambil dari http://www.asofwah.or.id
Melanggar Sumpah Wajib Membayar Denda, Denda Sumpah Adalah Berupa Makanan Bukan Uang.

Pemalsuan Pasport Tidak Mempengaruhi Keshahan IbadahHaji

Kumpulan Artikel Islami

Pemalsuan Pasport Tidak Mempengaruhi Keshahan IbadahHaji

>> Pertanyaan :

Apa hukum ibadah haji orang yang pergi haji dengan menggunakan pasportpalsu?

>> Jawaban :

Ibadah hajinya sah, sebab pemalsuan pasport itu sama sekali tidakmempengaruhi ke-sah-an ibadah haji, namun ia berdosa, wajib bertobatkepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan mengganti nama palsunya [dipasport] dengan nama aslinya agar tidak terjadi pengelabuan terhadappara petugas dan supaya kewajiban-kewajibannya yang harus ia tunaikandengan nama aslinya tidak terabaikan lantaran nama kedua berbedadengan nama pertamanya. Dengan cara seperti itu berarti ia telahmemakan harta secara tidak benar [batil] yang dibarengi dengankedustaan di dalam pemalsuan nama.

Pada kesempatan yang baik ini saya nasehatkan kepada saudara-saudaraku,bahwa masalah ini bukan masalah yang sederhana bagi mereka yangmelakukan pemalsuan nama [pada pasport] dan menggunakan nama lain demimendapatkan kemudahan dari negara atau kemudahan lainnya. Sebab ituadalah tindakan pengelabuan di dalam bermuamalah, kedustaan dankecurangan, penipuan terhadap para petugas dan penguasa. Hendak-lahmereka ketahui bahwa barangsiapa yang bertaqwa [takut] kepada AllahSubhannahu wa Ta'ala niscaya Allah memberikan jalan keluar baginya danmemberinya rizki dari arah yang tidak ia duga, barangsiapa yangbertaqwa kepada Allah, niscaya Allah memudahkan urusannya, danbarangsiapa yang bertaqwa kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala danmengatakan yang benar niscaya Allah memperbaiki amalnya dan mengampunidosa-dosanya.

[ Syaikh Ibnu Utsaimin: Fatwa seputar rukun Islam, hal. 572. ]

Artikel Pemalsuan Pasport Tidak Mempengaruhi Keshahan IbadahHaji diambil dari http://www.asofwah.or.id
Pemalsuan Pasport Tidak Mempengaruhi Keshahan IbadahHaji.

Abu Ayub Al-Anshari

Kumpulan Artikel Islami

Abu Ayub Al-Anshari PEJUANG DI WAKTU SENANG ATAU PUN SUSAH

Rasulullah memasuki kota Madinah, dan dengan demikian berarti beliautelah mengakhiri perjalanan hijrahnya dengan gemilang, dan memulaihari-harinya yang penuh berkah di kampung hijrah, untuk mendapatkanapa yang telah disediakan qadar nahi baginya, yakni sesuatu yang tidakdisediakannya bagi manusia-manusia lainnya....

Dengan mengendauai untanya Rasulullah berjalan di tengah-tengahbarisan manusia yang penuh sesak, dengan luapan semangat dari kalbuyang penuh cinta dan rindu ...,berdesak-desakan berebut memegangkekang untanya, karena masing-masingnya menginginkan untuk menerimaRasul sebagai tamunya.

Rombongan Nabi itu mula-mula sampai ke perkampungan Bani Salim binAuf; mereka mencegat jalan unta sembari berkata:Wahai Rasul Allah tinggallah Anda pada kami, bilangan kami banyak,persediaan cukup, serta keamanan terjamin ... !

Tawaran mereka yang telah mencegat dan memegang tali kekang unta itu,dijawab oleh Rasulullah: Biarkanlah, jangan halangi jalannya, karenaia hanyalah melaksanahan perintah ... !

Kendaraan Nabi terus melewati perumahan Bani Bayadhah, lain ke kampungBani Sa'idah, teuus ke kampung Bani Harits ibnul Khazraj, kemudiansampai di kampung Bani 'Adi bin Najjar .... Setiap suku atau kabilahitu mencoba mencegat jalan unta Nabi, dan tak henti-hentinya memintadengan gigih agar Nabi shallallahu alaihi wasalam sudi membahagiakanmereka dengan menetap di kampung mereka. Sedang Nabi menjawab tawaranmereka sambil tersenyum syukur di bibirnya ujarnya: Lapangkanjalannya, harena ia terperintah ... !

Nabi sebenamya telah menyerahkan memilih tempat tinggalnya kepadaqadar Ilahi, karena dari tempat inilah kelak kemasyhuran dankebesarannya .... Di atas tanahnya bakal muncul suatu masjid yang akanmemancarkan kalimat-kalimat Allah dan nur-Nya ke seantero dunia ....Dan di sampingnya akan berdiri satu atau beberapa bilik dari tanah danbata kasar ...,tidak terdapat di sana harta kemewahan dunia selainbarang-barang bersahaja dan seadanya ... !

Tempat ini akan dihuni oleh seorang Mahaguru dan Rasul yang akanmeniupkan ruh kebangkitan pada kehidupan yang sudah padam, dan yangakan memberikan kemuliaan dan keselamatan bagi mereka yang berkata: -

Tuhan kami ialah Allah , kemudian mereka tetap di atas pendirian ...bagi mereka yang beriman dan tidak mencampurkan keimanan itu dengankeaniayaan ...,bagi mereka yang mengikhlaskan Agama mereka semata-matauntuk Allah ...dan bagi mereka yang berbuat kebaikan di muka bumi dantidak berbuat binasa....

Benarlah .... Rasul telah menyerahkan sepenuhnya pemilihan ini kepadaqadar Ilahi yang akan memimpin langkah perjuangannya kelak .... Olehkarena inilah ia membiarkan saja tali kekang untanya terlepas bebas,tidak ditepuknya kuduk unta itu tidak pula dihentikan langkahnya ...hanya dihadapkan hatinya kepada Allah, serta diserahkan dirinyakepada-Nya dengan berdo'a: -Ya Allah, tunjukkan tempat tinggalku, pilihhanlah untukhu... !

Di muka rumah Bani Malik bin Najjar unta itu bersimpuh kemudian iabangkit dan berkeliling di tempat itu, lain pergi ke tempat iabersimpuh tadi dan kembali bersimpuh lalu tetap dan tidak beranjakdari tempatnya. Maka turunlah Rasul dari atasnya dengan penuh harapandan kegembiraan ....

Salah seorang Muslimin tampil dengan wajah berseri-seri karenasukacitanya ... ia maju lalu membawa barang muatan dan memasukkannyake rumahnya kemudian mempersilakan Rasul masuk .... Rasul punmengikutinya dengan diliputi oleh hikmat dan berkat.

Maka tahukah Anda sekalian siapa orang yang berbahagia ini, yang telahdipilih taqdir bahwa unta Nabi akan berlutut di muka rumahnya, hinggaRasul menjadi tamunya, dan semua penduduk Madinah akan sama merasa iriatas nasib mujurnya

Nah, ia adalah pahlawan yang jadi pembicaraan kita sekarang ini ...,Abu Aiyub al-Anshari Khalid bin Zaid, cucu Malik bin Najjar.

Pertemuan ini bukanlah pertemuan yang pertamanya dengan Rasulullah.... Sebelum ini, yakni sewaktu perutusan Madinah pergi ke Mekah untukmengangkat sumpah setia atau bai'at, yaitu bai'at yang diberkati danterkenal dengan nama Bai'at Aqabah kedua , maka Abu Aiyub ai-Ansharitermasuk di antara tujuh puluh orang Mu'min yang mengulurkan tangankanan mereka ke tangan kanan Rasulullah serta menjabatnya dengan kuat,berjanji setia dan siap menjadi pembela.

Dan sekarang ketika Rasululah sudah bermukim di Madinah dan menjadikankota itu sebagai pusat bagi Agama Allah, maka nasib mujur yangsebesar-besamya telah melimpah kepada Abu Aiyub, karena rumahnya telahdijadikan rumah pertama yang didiami muhajir agung, Rasul yang mulia.

Rasul telah memilih untuk menempati ruangan rumahnya tingkat pertama....Tetapi begitu Abu Aiyub naik ke kamarnya di tingkat atas ia punjadi menggigil, dan ia tak kuasa membayangkan dirinya akan tidur atauberdiri di suatu tempat yang lebih tinggi dari tempat berdiri dantidurnya Rasulullah itu.

Ia lalu mendesak Nabi dengan gigih dan mengharapkan beliau agar pindahke tingkat atas, hingga Nabi pun memperkenankannya pengharapannya itu....

Nabi akan berdiam di sana sampai selesai pembangunan masjid danpembangunan biliknya di sampingnya .... Dan semenjak orang-orangQuraisy bermaksud jahat terhadap Islam dan berencana menyerang tempathijrahnya di Madinah, menghasut kabilah-kabilah lain serta mengerahkantentaranya untuk memadamkan nur Ilahi semenjak itulah Abu Aiyubmengalihkan aktifitasnya kepada berjihad pada jalan Allah. Makadimulainya dengan perang Badar, lalu Uhud dan Khandaq, pendeknya disemua medan tempur dan medan laga, ia tampil sebagai pahlawan yangsedia mengurbankan nyawa dan harta bendanya untukAllah Rabul 'alamin.... Bahkan sesudah Rasul wafat pun, tak pernah ia ketinggalanmenyertai pertempuran yang diwajibkan atas Muslimin sekalipun jauhjaraknya yang akan ditempuh dan berat beban yang akan dihadapi ... !

Semboyan yang selalu diulang-ulangnya, baik malam ataupun siang ...dengan suara keras ataupun perlahan ... adalah firman Allah Ta'ala:

Berjuanglah kalian, baik di waktu lapang, maupun di waktu sempit ...! [Q·S.At-Taubat: 41]

Satu kali saja ... ia absen tidak menyertai balatentara Islam, karenasebagai komandannya khalifah mengangkat salah seorang dari pemudaMuslimin, sedang Abu Aiyub tidak puas dengan kepemimpinannya. Hanyasekali saja, tidak lebih... ! Sekalipun demikian, bukan mainmenyesalnya atas sikapnya yang selalu menggoncangkan jiwanya itu,katanya: -Tak jadi soal lagi bagiku, siapa orang yang akan jadi atasanku ... ! Kemudian tak pernah lagi ia ketinggalan dalam peperangan. Keinginannyahanyalah untuk hidup sebagai prajurit dalam tentara Islam, berperangdi bawah benderanya dan membela kehormatannya... !

Sewaktu terjadi pertikaian antara Ali dan Mu'awiyah, ia berdiri dipihak Ali tanpa ragu-ragu, karena ialah Imam yang telah dibai'at olehKaum Muslimin .... Dan tatkala Ali syahid karena dibunuh, dan khilafatberpindah kepada Mu'awiyah,[Q.S.: At-Taubat: 41]

Abi Aiyub menyendiri dalam kezuhudan, bertawakkal lagi bertaqwa. Takada yang diharapkannya dari dunia hanyalah tersedianya suatu tempatyang lowong untuk berjuang dalam barisan para pejuang ....

Demikianlah, sewaktu diketahuinya bala tentara Islam bergerak ke arahKonstantinopel, segeralah ia memegang kuda dengan membawa pedangnya,terus maju mencari syahid yang sudah lama didambakan dan dirindukannya... !

Dalam pertempuran inilah ia ditimpa luka berat. Ketika komandannyapergi menjenguknya, nafasnya sedang berlomba dengan keinginannyahendak menemui Allah .... Maka bertanyalah panglima pasukan yang waktuitu Yazid bin Mu'awiyah:Apa keinginan anda, wahai Abu Aiyub

Aneh, adakah di antara kita yang dapat membayangkan atau mengkhayalkanapa keinginan Abu Aiyub itu... Tidak sama sekali! Keinginannyasewaktu nyawa hendak berpindah dari tubuhnya ialah sesuatu yang sukaratau hampir tak kuasa manusia membayangkan atau mengkhayalkannya ... !

Sungguh, ia telah meminta kepada Yazid, bila ia telah meninggal, agarjasadnya dibawa dengan kudanya sejauh-jauh jarak yang dapat ditempuhke arab musuh, dan di sanalah ia akan dikebumikan. Kemudian hendaklahYazid berangkat dengan balatentaranya sepanjang jalan itu, hinggaterdengar olehnya bunyi telapak kuda Muslimin di atas kuburnya dandiketahuinyalab bahwa mereka telah berhasil mencapai kemenangan dankeuntungan yang mereka cari ... !

Apakah Anda kira ini hanya lamunan belaka... Tidak;dan ini bukankhayalan, tetapi kejadian nyata, kebenaran yang akan disaksikan duniadi suatu hari kelak, di mana ia menajamkan pandangan dan memasangtelinganya, hampir-hampir tak percaya terhadap apa yang didengar dandilihatnya ... !

Dan sungguh, wasiat Abu Aiyub itu telah dilaksanakan oleh Yazid! Dijantung kota Konstantinopel yang sekarang bernama Istanbul, di sanalahterdapat pandam pekuburan laki-laki besar, sungguh besar itu ... !

Hingga sebelum tempat itu dikuasai oleh orang-orang Islam, orang-orangRomawi penduduk Konstantinopel memandang Abu Aiyub di makamnya itusebagai orang kudus suci ....Dan Anda akan tercengang jika mendapatisemua ahli sejarah yang mencatat peristiwa-peristiwa itu berkata: Orang-orangRomawi sering mengunjungi dan berziarah ke kuburnya dan meminta hujandengan perantaraannya, bila mereka mengalami kekeringan...

Sekalipun perang dan pertempuran sarat memenuhi kehidupannya, hinggatak pernah membiarkan pedangnya terletak beristirahat, namun corakkehidupannya adalah tenang tenteram laksana desiran bayu di kala fajardatang menjelma ....

Sebabnya ia pernah mendengar ucapan Rasulullah shallallahu alaihiwasalam yang terpateri dalam hatinya:Bila engkau shalat, maka shalatlah seolah-olah yang terakhir atauhendak berpisah .... Jangan sehali-hali mengucaphan kata-kata yangmenyebabhan engkau harus meminta ma'af ... ! Lenyapkan harapanterhadap apa yang berada di tangan orang lain... !

Dan oleh karena itulah tak pernah lidahnya terlibat dalam suatu fitnah... dan dirinya tidak terjerembab dalam kerakusan .... Ia telahmenghabiskan hidupnya dalam kerinduan ahli ibadah dan ketahanan orangyang hendak berpisah. Maka sewaktu ajalnya datang tak ada keinginannyadi sepanjang dan selebar dunia kecuali cita-cita yang melambangkankepahlawanan dan kebesarannya selagi hidupnya: Bawalah jasadkujauh-jauh ... jauh masuk ke tanah Romawi, kemudian kuburkan aku disana ... !

Ia yakin sepenuhnya akan kemenangan, dan dengan mata hatinyadilihatnya bahwa wilayah ini telah termasuk dalam taman impian Islam,dalam lingkungan cahaya dan sinarnya…...

Karena itulah ia menginginkannya sebagai tempat istirahatnya yangterakhir, yakni di ibukota negara itu, di mana akan terjadipertempuran yang menentukan, dan dari bawah tanahnya yang subur, iaakan dapat mengikuti gerakan tentara Islam, mendengar kepakanbenderanya, dan bunyi telapak kudanya serta gemerincingpedang-pedangnya Sekarang ini ia masih terkubur di sana .... Tetapitidak lagi mendengar gemerincing pedang, atau ringkikan kuda! Keadaantelah berlalu, dan kapal telah berlabuh di tempat yang dituju, sejakwaktu yang lama .... Tetapi setiap hari, dari pagi hingga petangdidengarnya suara adzan yang berkumandang dari menara-menaranya yangmenjulang di angkasa, bunyinya: -Allah Maha Besar....Allah Maha Besar....

Dan dengan rasa bangga, di dalam kampungnya yang kekal dan di mahligaikejayaannya ia menyahut: -Inilah apa yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya ....Dan benarlahAllah dan Rasul-Nya…!

Artikel Abu Ayub Al-Anshari diambil dari http://www.asofwah.or.id
Abu Ayub Al-Anshari.