Jumat, 16 Mei 2008

Pondok Pesantren Putri

Kumpulan Artikel Islami

Pondok Pesantren Putri Pondok Pesantren Putri

Kategori Keluarga

Rabu, 18 Mei 2005 05:23:09 WIBPONDOK PESANTREN PUTRIOlehSyaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu SalmanPertanyaan.Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman ditanya : Bolehkah kita mengirim putri-putri kita ke pondok pesantren Islami yang jauh untuk menuntut ilmu syar’i dan tinggal di tempat tersebut tanpa mahram JawabanMasalah ini perlu perincian. Apabila seorang wanita melakukan safar tanpa mahram maka hukumnya haram berdasarkan hadits Bukhari Muslim, bahwa beliau bersabda.â€Å"Artinya : Tidak halal bagi wanita ang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk melakukan safar perjalanan satu hari dan satu malam kecuali bersama mahramnya”Kata â€Å"imroati’ dalam hadits ini nakirah dan jatuh setelah â€Å"la nahiyah” [larangan] yang berarti umum. Maksud hadts ini adalah setiap wanita siapapun orangnya, bagaimanapun keadaannya, kapanpun, dimanapun dan segala jenis safar baik safar ketaatan, rekreasi dan safar mubah. Hal ini merupakan pendapat mayoritas ulama selain Sya’ifiyah, mereka berpedoman dengan argument yang amat rapuh untuk memperbolehkan wanita safar tanpa mahram bersama wanita sesamanya. Seandainya Nabi membawakan hadits diatas dihadapan kita semua dan kitapun mendengarnya dengan telinga kita kemudian kita ingin berkilah, apakah yang akan kita lakukan pada beliau ! Kita tidak boleh berkilah. Kewajiban kita hanya mengatakan â€Å"Kami mengdengar dan taat”.Adapun apabila seorang wanita tadi safar bersama mahramnya, tinggal di tempat yang aman, tidak melakukan safar kecuali bersama mahramnya, tidak campur baur dengan laki-laki, untuk menuntut ilmu syar’i dan menjauhi fitnah, maka hal itu diperbolehkan karena termasuk kewajiban wanita adalah menuntut ilmu. Para sahabat dahulu juga pergi ke rumah-rumah para istri Nabi untuk masalah-masalah penting dan mereka juga belajar kepada para sahabat wanita, bahkan imam Az-Zarkasyi menulis sebuah kitab yang tercetak berjudul â€Å"Al-Ijabah Lima Istadrakathu Sayyidah Aisyah ‘Ala Shahabah” [Beberapa kritikan Aisyah kepada sahabat]. Demikian pula kitab Shahih Bukhari, di kalangan orang-orang belakangan, sanadnya bersumber dari Karimah Al-Marwaziyyah, dimana para ulama abad kedelapan, kesembilan dan kesepuluh mengambil sanad Shahih Bukhari dari Karimah. Nabi bersabda.â€Å"Artinya : Sesungguhnya wanita itu saudara lelaki”Dan Nabi juga bersabda.â€Å"Artinya : Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”Hadits ini meliputi muslimah juga, sekalipun tambahan lafadz â€Å"Muslimah” dalam hadits diatas tidak ada dari Nabi.[1]Ada kisah menarik juga yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini : Ada seorang wanita pada abad kesebelas bernama Wiqayah, seorang wanita pintar dari Maghrib. Para ulama Maghrib apabila mengalami kesulitan, mereka mengatakan : â€Å"Marilah kita pergi ke Wiqayah karena sorbannya lebih baik daripada sorban-sorban kita”. Akhirnya, merekapun belajar dan meminta fatwa padanya.Dan termasuk keajaiban sejarah tidak ada seorang perawi wanita satupun yang berdusta pada Rasulullah. Seluruh ulama yang menulis tentang para perawi pendusta tidak ada yang menyebutkan seorangpun dari wanita pendusta. Adapun kaum laki-laki, maka betapa banyak kitab-kitab yang berisi tentang para pendusta dari kalangan mereka. La Haula wa La Quwwata illa billahi.Maka seorang wanita apabila Anda membimbingnya kejalan yang baik, mereka akan menjadi baik dan pahalanya bagi kedua orang tuanya sampai hari kiamat. Namun bagi orang tua hendaknya tetap menjaga hukum syar’i. Dan tempat yang paling baik untuk menimba ilmu bagi wanita adalah seorang suami yang shalih, penuntut ilmu dan bertaqwa kepada Allah. Oleh karena itu, bagi orang tua hendaknya berupaya memilihkan suami terbaik bagi anaknya.Syaikh Zamil Zainu pernah bercerita padaku tatkala beliau ingin menikahkan putrinya dengan salah satu saudara kami di Yordania. Katanya : Ketika saya di masjid, maka saya duduk di bagian belakang untuk melihat shalatnya para pemuda sehingga saya memusatkan perhatian kepada seorang pemuda yang paling baik shalatnya, paling khusyu’ dan lama berdirinya. Kemudian saya mencari lagi pada shalat shubuh dan Isya’ sehingga saya menemukan seorang pemuda yang rajin dan tidak malas. Lalu saya mendatangi pemuda tersebut dan bertanya padanya : â€Å"Apakah Anda sudah menikah ” Jawabanya : Belum. Saya bertanya lagi : Maukah engkau saya nikahkan dengan putriku Jawabnya : Subhanallah, siapa yang tidak mau ! Akhirnya saya menikahkannya dengan putriku. Demikianlah selayaknya yang dilakukan oleh para orang tua.Oleh karenanya, saya sarankan kepada bapak penanya yang ingin memondokkan putrinya, hendaknya tidak tergesa-gesa. Masih ada pondok yang jauh lebih baik bagi putrinya daripada pesantren yaitu seorang suami yang shalih. Hendaknya dia berupaya mencari dan menawarkan putrinya. Hal ini bukanlah suatu aib, bahkan manhaj para sahabat. Kalian semua mungkin sudah tahu kisah Umar bin Khattab yang menawarkan putrinya Hafshah kepada Abu Bakar lalu beliau diam dan kepada Utsman lalu beliaupun diam. Beliau berdua diam karena pernah mengatahui bahwa Rasulullah menginginkan Hafshah[2]. Padahal umur Umar bin Khattab saat itu sebanding dengan Nabi atau lebih kurang satu atau dua tahu dari beliau. Saya tidak menuntut supaya kita menawarkan putri-putri kita kepada sahabat dan handai taulan kita, karena barangkali hal itu diluar kemampuan kita, tetapi kita berupaya mencari pemuda dengan mempermurah mahar dan kita minta padanya supaya membimbing dan mengajari putri kita tentang Al-Qur’an, fiqih dan sebagainya. Dikisahkan bahwa imam Malik mempunyai seorang putri, tatkala suaminya hendak berangkat ke majlis imam Malik, istrinya mengatakan : Hendak kemanakah engkau Jawab suaminya : Hendak ke majlis ayahmu. Istrinya berlata : Duduklah, karena ilmu ayahku ada di hatiku.Semoga Allah merahmati para wanita salaf. Inilah yang saya anjurkan kepada penanya.[Disarikan dari soal jawab bersama Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman pada acara daurah di Lawang Jatim tanggal 24-28 Rabiuts Tsani 1424H, dan dimuat di majalah Al-Furqan Edisi 12/th 11]_________Foote Note[1]. Lihat Al-Maqashidul Hasanah hal.227 oleh Imam As-Sakhawi dan Takhrij Musykilaatil Faqr hal. 48-62 oleh Al-Albani][2]. Hadits Riwayat Bukhari 5127]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1435&bagian=0


Artikel Pondok Pesantren Putri diambil dari http://www.asofwah.or.id
Pondok Pesantren Putri.

Kisah Maling Yang Tobat

Kumpulan Artikel Islami

Kisah Maling Yang Tobat Al-Qâdly at-Tannûkhiy berkata, Seorang mantanmaling yang sudah bertaubat menceritakan kepadaku, 'Suatu ketika akusinggah di sebuah kota, aku berniat mencuri sesuatu di sana, lalumataku tertuju pada seorang pedagang VALAS [Valuta Asing] yanghidupnya berkecukupan. Aku mencari akal bagaimana bisa mencuri darinyahingga akhirnya berhasil mencuri sebuah kantong uang miliknya, laluaku menyelinap. Tapi, tak berapa jauh, aku bertemu seorang nenek nansudah renta bersama seekor anjingnya. Aku merasakan dadaku berdetakkarena si nenek ini bersikap cemberut terhadapku dan seakan memaksa.

Dia berkata, 'Wahai cucuku, apa yang telah kau lakukan. Lihatlahanjing ini menggonggong dan bergelantung kepadaku!.' Lalu orang-orangramai memandang ke arah kami.

Akhirnya, si nenek itu berkata kepada khalayak, 'Ayo, lihatlah ke arahanjing ini. Dia telah mengenal orang ini.'

Orang-orangpun tertegun dengan kejadian itu sementara aku menjadisemakin bimbang sembari berkata di dalam hati, 'jangan-jangan nenekinilah yang menyusuiku dulu sementara aku tidak mengenalnya!.'

Si nenek kemudian berkata, 'Ayolah ikut aku, tinggallah di rumahkuhari ini.'

Dia tidak beranjak dariku hingga akhirnya aku pergi bersamanya menujurumahnya. Ternyata di sana banyak sekali anak-anak muda yang sedangminum. Mereka memegangi banyak sekali buah-buahan di tangan mereka.Mereka menyambut kedatanganku, mengajakku ke dekat mereka danmenyuruhku duduk bersama mereka.

Aku melihat mereka berpakaian dengan pakaian yang bagus, lalu akumemfokuskan mataku kepadanya. Untuk menenangkan diri, aku menyediakanminuman untuk mereka hingga akhirnya mereka tertidur dan semua orangyang berada di rumah itu tertidur. Lalu aku bangun dan mempretelisemua apa yang mereka miliki satu-persatu, kemudian kabur. Namuntiba-tiba anjing menerkamku seakan singa yang ganas, ia menggonggong,berbolak-balik ke sana kemari sembari terus menggonggong hingga semuaorang yang tidur terjaga. Aku menjadi malu dan sangat malu karenanya.

Begitu siang tiba, aku melakukan lagi apa yang pernah aku lakukankemarin dan juga aku berbuat terhadap mereka dengan hal yang sama. Akuterus mencari siasat licik untuk mengecoh si anjing hingga malam tiba,namun aku mendapatkan ide apapun.

Tatkala mereka sudah tertidur, aku ingin melakukan hal yang biasa akulakukan, tiba-tiba si anjing menghadangku seperti yang pernahdilakukannya sebelumnya terhadapku. Sementara aku terus melakukanperbuatan licik itu selama tiga malam. Manakala aku merasa frustasi,aku memohon diberi izin untuk keluar dari rumah itu.

Aku berkata, Apakah kalian mengizinkanku, karena aku sangattergesa-gesa sekali.

Mereka menjawab, Hal itu terserah kepada si nenek tua.

Lalu aku meminta izin kepadanya, maka dia berkata, Berikan kepadakuapa yang telah engkau curi dari pedagang VALAS itu, lalu pergilahkemana yang engkau suka dan jangan pernah menginjakkan kaki di kotaini lagi karena sesungguhnya tidak suatu pekerjaanpun yang dapatdilakukan seseorang selama aku ada di sini.

Lantas dia mengambil kantong yang aku curi tersebut dan mengusirku.Aku berhasil meraih cita-citaku untuk terlepas dari cengkeramannya.

Aku berusaha meminta pesangon darinya, lalu dia memberikannya kepadakudan keluar bersamaku hingga akhirnya mengusirkku dari kota itusementara si anjing masih setia bersamanya. Akupun melewati perbatasankota itu.

Aku berhenti sejenak, kemudian berlalu sementara si anjingmembuntutiku hingga aku menjauh kemudian ia pulang sembari melihat kearahku dan menoleh. Aku juga melihat ke arahnya hingga ia hilang daripandangan mataku.

[SUMBER: Nihâyah azh-Zhâlimîn karya Ibrahim bin 'Abdullah al-Hâzimiy,Juz.I, h.53-56 sebagai yang dinukilnya dari kitab al-Azkiyâ` karya Ibnal-Jawziy, h.188]

Artikel Kisah Maling Yang Tobat diambil dari http://www.asofwah.or.id
Kisah Maling Yang Tobat.

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

Kumpulan Artikel Islami

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

Kategori Syarhu Ushulil Iman

Senin, 6 Desember 2004 20:22:24 WIBIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAHOlehSyaikh Muhammad bin Shalih Al-UtsaiminAl-Kutub bentuk jamak dari kata "Kitab" yang berarti "sesuatu yang ditulis." Namun yang dimaksud di situ adalah kitab-kitab yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada para rasul-Nya sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.Iman kepada kitab-kitab mengandung empat unsur.[1]. Mengimani bahwa benar-benar diturunkan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.[2]. Mengimani kitab-kitab yang sudah kita kenali namanya, seperti Al-Qur'an yang diturunkan kepada nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa Alaihimus Sallam, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa Alaihimus Sallam, dan Zabur yang diturunkan kepada nabi Daud Alaihimus Sallam. Adapun kitab-kitab yang tidak kita ketahui namanya, kita mengimaninya secara global.[3]. Membenarkan seluruh beritanya yang benar, seperti berita-berita yang ada di dalam Al Qur'an, dan berita-berita kitab-kitab terdahulu yang belum diganti atau belum diselewengkan.[4]. Mengerjakan seluruh berita yang belum dinasakh [dihapus] serta rela dan menyerah pada hukum itu, baik kita memahami hikmahnya atau tidak. Seluruh kitab terdahulu telah dinasakh oleh Al Qur'anul Adhim, seperti firman-Nya."Artinya : Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab [yang diturunkan sebelumnya], dan sebagai batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu …." [Al Maidah: 48]Oleh karena itu tidak dibenarkan mengerjakan hukum apapun dari kitab-kitab terdahulu, kecuali yang benar dan ditetapkan Al Qur'an.Buah Iman Kepada Kitabullah[1]. Mengetahui perhatian Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap hamba-hamba-Nya sehingga menurunkan kitab yang menjadi hidayah [petunjuk] bagi setiap kaum.[2]. Mengetahui hikmah Allah dalam syara' atau hukum-Nya sehingga menetapkan hukum yang sesuai dengan tingkah laku setiap umat, seperti firman-Nya."Artinya : Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang …." [Al Maidah: 48][3]. Jadi mensyukuri nikmat Allah.[Ditulis ulang dari: Syarhu Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Edisi Indonesia: Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan. Penerjemah: Ali Makhtum Assalamy. Penerbit: KSA Foreigners Guidance Center In Gassim Zone,halaman: 38-39]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1212&bagian=0


Artikel Iman Kepada Kitab-Kitab Allah diambil dari http://www.asofwah.or.id
Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.

Wanita Yang Tidak Mendapat Wali Dan Hakim

Kumpulan Artikel Islami

Wanita Yang Tidak Mendapat Wali Dan Hakim

>> Pertanyaan :

Lajnah Daimah ditanya: Seorang wanita yang cukup umur untuk menikahtetapi di daerahnya ia tidak mendapatkan wali atau hakim. Apakahkepala wilayah bisa menjadi wali untuk menikahkan wanita tersebut?

>> Jawaban :

Orang yang paling berhak menikahkan wanita adalah bapak, kakek [bapakbapaknya] sampai ke atas dan putera sampai ke bawah kemudian saudarakandung atau saudara seayah dan kemudian ashobah yang terdekat hinggahabis dan terakhir adalah penguasa yang diwakili hakim pengadilanagama. Adapun kepala wilayah hanya menjadi pengendali administrasi danpelaksa putusan. Sehingga tidak berhak kepala wilayah atau daerahmenjadi wali bagi seorang wanita yang tidak mendapatkan wali da-lampernikahan. Akan tetapi walinya adalah hakim agama dan setiap tempatpasti ada hakim agama baik yang independen atau cabang pengadilanlain.

Artikel Wanita Yang Tidak Mendapat Wali Dan Hakim diambil dari http://www.asofwah.or.id
Wanita Yang Tidak Mendapat Wali Dan Hakim.

Kewajiban Orang Yang Telah Kembali Ke KampungHalamannya Terhadap Keluarganya Seusai Melaksanakan Ibadah Haji

Kumpulan Artikel Islami

Kewajiban Orang Yang Telah Kembali Ke KampungHalamannya Terhadap Keluarganya Seusai Melaksanakan Ibadah Haji

>> Pertanyaan :

Apa kewajiban seorang Muslim apabila sudah selesai melaksa-nakanibadah haji dan telah pergi meninggalkan tanah suci Apa pulakewajibannya terhadap keluarga dan masyarakatnya serta orang-orangyang hidup di sekitarnya?

>> Jawaban :

Kewajiban yang Anda sebutkan di sini adalah kewajiban orang yang telahmenunaikan ibadah haji, juga orang yang belum [tidak] menunai-kannyadan kewajiban atas setiap orang yang dijadikan Allah sebagai pemimpinbagi rakyatnya, yaitu menunaikan hak-hak orang-orang yang berada dibawah kepemimpinannya. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telahberabda,

Seorang lelaki itu adalah pemimpin bagikeluarganya dan ia bertanggung jawab atas kepemimpinannya. [MuttafaqAlaih].

Maka ia wajib memberikan pengajaran dan mendidik mereka seba-gaimanadiperintahkan oleh Nabi Shalallaahu alaihi wasalam atau sebagaimanabeliau perintahkan kepada para delegasi yang datang kepada beliau agarsekembalinya mereka kepada keluarga masing-masing memberikanpengajaran dan pendidikan kepada mereka.

Setiap orang akan dimintai pertanggungjawabannya tentang keluarganyadi hari kiamat kelak, karena Allah Subhannahu wa Ta'ala telahmengamanahkan mereka kepadanya dan memberikan kekuasaan atas mereka,maka dari itu ia bertanggungjawab tentang mereka di hari kiamat kelak.Demikian Allah menegaskan di dalam firman-Nya,

Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluargakalian dari api neraka yang kayu bakarnya adalah manusia [orang-orangkafir] dan batu. [At-Tahrim: 6].

Di dalam ayat ini Allah mensejajarkan diri sendiri dengan keluarga,yaitu kalaulah setiap orang bertanggungjawab atas dirinya sendiri danbekerja keras untuk berbuat segala sesuatu yang dapat menyelamatkandirinya, maka ia pun bertanggungjawab pula atas keluarganya, maka iawajib berbuat semaksimal mungkin untuk melakukan segala sesuatu yangdapat mendatangkan manfaat bagi mereka dan menjauhkan mereka daribahaya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

[Ibnu Utsaimin: Dalilul akhtha allati yaqau fihal haajju walmutamir, hal. 115.]

Artikel Kewajiban Orang Yang Telah Kembali Ke KampungHalamannya Terhadap Keluarganya Seusai Melaksanakan Ibadah Haji diambil dari http://www.asofwah.or.id
Kewajiban Orang Yang Telah Kembali Ke KampungHalamannya Terhadap Keluarganya Seusai Melaksanakan Ibadah Haji.

Metodologi Dakwah

Kumpulan Artikel Islami

Metodologi Dakwah Metodologi Dakwah

Kategori Siyasi Wal Fikri

Jumat, 30 Juli 2004 09:54:47 WIBMETODOLOGI DAKWAHOlehFadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan Al-FauzanPertanyaan.Apakah metode dakwah dibatasi dengan kaidah-kaidah tertentu Jawaban.Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman."Artinya : Serulah [manusia] kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk" [An-Nahl : 125]Orang yang terjerumus dalam kemungkaran boleh jadi karena kejahilannya. Maka untuk orang jenis ini cukup didakwahi dengan cara yang bijaksana. Misalnya dengan menjelaskan kekeliruannya, apabila telah jelas kekeliruan tersebut baginya ia segera kembali kepada kebenaran.Di antara manusia ada juga yang walaupun kekeliruannya telah jelas namun ia masih keras kepala tidak mau kembali kepada kebenaran. Barangkali ia memiliki sifat malas, hawa nafsunya merintangi dirinya untuk menerima kebenaran. Maka untuk orang jenis ini dibutuhkan pelajaran yang baik, yaitu dengan memperingatkan kepadanya kerasnya siksa Allah dan hukuman yang bakal diterima oleh orang yang terus menerus berbuat maksiat setelah mengetahuinya.Ada pula jenis ketiga, yaitu orang yang membantah apabila mengetahui kebenaran demi mempertahankan kebatilan dan kemungkaran. Ia hanya ingin mencari pembenaran bagi kesalahan yang dilakukannya. Orang jenis ini perlu dibantah. Namun hendaknya perbantahan itu dilakukan dengan cara yang terbaik bukan dengan sikap arogan, tidak pula dengan pelecehan dan penghinaan, namun dengan cara yang terbaik, yaitu membantah kebatilan dengan argumen-argumen yang jelas sehingga kebenaran menjadi nyata dan kebatilan menjadi sirna. Inilah tingkatan-tingkatan yang dijelaskan Allah dalam ayat tersebut. Tingkatan pertama dengan hikmah, tingkatan kedua dengan pelajaran yang baik dan tingkatan ketiga dengan perbantahan yang baik. Sekala tingkatan-tingkatan itu berbeda-beda sesuai dengan kondisi mad'u.[Disalin dari kitab Muraja'att fi fiqhil waqi' as-sunnah wal fikri 'ala dhauil kitabi wa sunnah, edisi Indonesia Koreksi Total Masalah Politik & Pemikiran Dalam Perspektif Al-Qur'an & As-Sunnah, hal 75-77 Terbitan Darul Haq, penerjemah Abu Ihsan Al-Atsari]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=950&bagian=0


Artikel Metodologi Dakwah diambil dari http://www.asofwah.or.id
Metodologi Dakwah.

Majalah Porno Dan Bahayanya

Kumpulan Artikel Islami

Majalah Porno Dan Bahayanya Majalah Porno Dan Bahayanya

Kategori Media Dan Sarana

Kamis, 29 Juli 2004 16:51:18 WIBMAJALAH PORNO DAN BAHAYANYAOlehLajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal IftaSegala puji hanya milik Allah semata, dam sholawat dan salam atas nabi kita Muhammad dan atas keluarganya dan para sahabanya, dan selanjutnya :Sesungguhnya kaum muslimin dewasa ini telah ditimpa oleh cobaan yang besar. Musibah-musibah telah mengepung mereka dari segala penjuru. Kebanyakan kaum muslimin pun telah terjerumus di dalammya. Kemungkaran di mana-mana dan manusia pun telah terang-terangan berbuat maksiat tanpa ada rasa takut dan malu. Sebabnya adalah : sikap remeh terhadap agama Allah dan tidak adanya pengagungan terhadap hukum dan ajaran-Nya serta lalainya kebanyakan dari orang-orang yang sholeh untuk menegakkan syari’at Allah dan amar makruf dan nahi mungkar. Sesungguhnya tiada solusi bagi kaum muslimin dari bencana dan musibah ini kecuali dengan taubat yang benar kepada Allah Ta’ala dan mengagungi segala perintah dan larangannya. Mencegah tangan-tangan yang jahil dan memberikan sanksi kepada mereka.Sesungguhnya musibah yang terbesar yang tampak pada dewasa ini adalah apa yang dilakukan oleh para pedagang kerusakan dan agen-agen kekejian serta penyebar kemungkaran di kalangan kaum mukminin. Dengan menerbitkan majalah-majalah keji yang menentang Allah dan Rasul-Nya pada perintah dan larangan-Nya. Majalah-majalah ini mencantumkan di selang halaman-halamannya gambar-gambar telanjang dan wajah-wajah yang menggoda yang membangkitkan nafsu syahwat, dan mengajak kepada kerusakkan. Telah dibuktikan dengan penelitian yang dalam bahwa majalah-majalah ini mencakup metode-metode yang banyak dalam mengiklankan kejahatan dan maksiat serta membangkitkan nafsu syhwat dan pelampiasannya pada apa-apa yang yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya. Seperti yang tercantum dibawah ini :[1] Gambar-gambar seksi di cover majalah dan di dalamnya.[2] Wanita-wanita dengan seluruh perhiasaannya yang mengoda dan menggairahkan.[3] Ucapan-ucapan yang kotor, untaian puisi dan kalimat yang jauh dari etika malu dan kemuliaan yang menghancurkan akhlak dan merusak umat.[4] Cerita-cerita roman yang keji, dan berita-berita artis dan aktor, penari laki-laki dan wanita dari kalangan orang-orang yang suka berbuat maksiat.[5] Dalam majalah-majalah ini terdapat seruan yang terang-terangan untuk mempertontonkan kecantikan kepada orang lain, bersolek dan bercampurbaurnya antara laki-laki dan wanita serta pengoyakkan hijab.[6] Pameran busana-busana seksi yang menutup tapi hakikatnya telanjang kepada kaum wanita mukminin untuk mengajak mereka kepada telanjang dan buka-bukaan serta menyerupai para pelacur dan pelaku maksiat.[7] Dalam majalah ini terdapat rangkulan, pelukan dan ciuman antara laki-laki dan wanita.[8] Di dalam majalah-majalah ini terdapat perkataan-perkataan yang bergejolak yang membangkitkan nafsu seksual yang mati pada jiwa para pemuda dan pemudi, sehingga mendorong mereka dengan segala kekuatan untuk menempuh jalan kesesatan, melenceng dan jatuh di dalam perzinahan, perbuatan dosa, pacaran dan cinta yang menggebu-gebu.Entah berapa majalah-majalah yang beracun ini disenangi oleh para pemuda dan pemudi, sehingga mereka binasa karenanya dan keluar dari batas-batas kefitrahan dan agama.Dan sungguh majalah ini telah merubah hukum-hukum agama dan dasar-dasar kefitrahan yang lurus pada pemikiran kebanyakan manusia disebabkan oleh tulisan-tulisan dan pemikiran-pemikiran yang disebarkannya.Kebanyakan manusia telah berani melakukan maksiat, dosa-dosa besar [zina], dan melampaui hukum-hukum Allah disebabkan oleh kecenderungan kepada majalah-majalah ini dan pengusaannya terhadap akal dan pemikiran mereka.Walhasil : sesungguhnya majalah-majalah ini pokok dasarnya adalah perdagangan terhadap tubuh wanita yang dibantu oleh syeitan dengan segala faktor yang memikat dan segala sarana yang menggoda dengan tujuan menyebarkan ajaran ibahiyah [menghalalkan seluruh yang haram], merobek-robek kehormatan, dan merusak para wanita kaum mukminin, dan merubah masyarakat islami menjadi perkumpulan binatang [kumpul kebo] yang tidak mengenal ma’ruf [kebaikan] dan tidak mengingkari kemungkaran, dan tidak menegakkan syari’at Allah yang suci sedikitpun, bahkan kepala pun tidak diangkat terhadap ajaran ini. Seperti kondisi kebanyakan masyarakat, bahkan perkaranya sampai kepada bersenang-senang dua jenis insan [laki-laki dan wanita] dengan cara telanjang bulat, yang mereka namakan â€Å" kota telanjang â€Å", semoga Allah melindungi kita dari fitrah yang terbalik dan keterjerumusan di dalam apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya. Inilah … dan berdasarkan kepada yang telah disebutkan di atas, tentang realita majalah-majalah ini dan dampak-dampaknya serta tujuannya yang keji dan karena banyaknya berita yang datang ke meja Lembaga ini dari kalangan orang-orang yang mempunyai ghairah [kecemburuan] terhadap agama dari kalangan ulama dan penuntut ilmu serta seluruh kaum muslimin tentang bersebarnya penayangan majalah-majalah ini di toko-toko buku dan supermarkat serta tempat-tempat perdagangan, maka sesungguhnya Lembaga Tetap Kajian Ilmiyah dan Fatwa melihat sebagai berikut.Pertama.Diharamkan menerbitkan majalah-majalah hina seperti ini baik majalah-majalah umum atau khusus dengan pakaian-pakaian wanita. Barang siapa yang melakukan itu, maka dia mendapatkan bagian dari perkataan Allah Ta’ala. :â€Å"Artinya : â€Å"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar [berita] perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.” [An Nur : 19].Kedua.Diharamkan untuk bekerja di instansi majalah-majalah ini dari segi manapun, baik tugasnya di administrasi atau redaksi atau percetakkan atau distributor. Karena perbuatan itu termasuk ke dalam menolong dalam perbuatan dosa dan kebatilan serta kerusakan. Allah Ta’ala berfirman :"Artinya : â€Å"Dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.[Al Maidah : 2]Ketiga.Diharamkan mengiklankan majalah-majalah ini dan memasarkannya dengan sarana apapun, karena hal itu merupakan indikasi-indikasi terhadap kejahatan dan dakwah kepadanya. Sungguh telah tetap dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda :"Barang siap yang mengajak kepada kesesatan maka mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dasonya dari dosa-dosa orang yang mengikutinya itu sedikitpun " [Hadits Riwayat Muslim di kitabnya Shohih Muslim]Keempat.Diharamkan menjual majalah-majalah ini dan penghasilan yang didapatkan dari majalah ini adalah penghasilan yang haram. Barang siapa yang pernah melakukan hal ini maka haruslah dia bertaubat kepada Allah Ta’ala dan keluar dari penghasilan yang keji ini.Kelima.Diharamkan kepada kaum muslimin untuk membeli majalah-majalah ini dan menyimpannya disebabkan karena di dalamnya terdapat dosa dan kemungkaran. Sebagaimana membeli majalah itu adalah memperkuat pelarisan majalah-majalah ini dan mengangkat inkam mereka dan mensuport mereka untuk memproduksi dan memasarkannya. Seorang muslim wajib waspada terhadap keluarganya baik laki-laki atau wanita untuk mendapatkan majalah-majalah ini demi menjaga mereka dari bencana ini dan terpengaruh dengannya. Seorang muslim harus mengetahui sesungguhnya dia adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya pada hari kiamat.Keenam.Seorang muslim wajib memejamkan matanya dari melihat majalah-majalah yang merusak itu demi ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya r dan demi menjauhi bencana dan tempat-tempatnya. Kepada seseorang janganlah mendakwakan terhadap dirinya terjaga dari dosa sungguh Rasulullah memberitahukan bahwa "Sesungguhnya syeitan itu mengalir di tubuh anak adam seperti mengalirnya darah”. Imam Ahmad –rahimahullah- berkata :" Entah berapakah suatu pandangan yang menimbulkan bencana di hati orang yang melihat itu". Maka barang siapa yang tergantung dengan apa yang terdapat di dalam majalah-majalah itu dari gambar-gambar dan yang lainnya telah merusak hatinya dan kehidupannya serta memalingkannya kepada hal-hal yang tidak bermanfaat baik dunia maupun akhirat. Karena, baiknya hati dan kehidupannya hanya disebabkan oleh ketergantungan dengan Allah dan mengibadatinya, lezatnya bermunajah kepadanya dan ikhlas serta penuhnya kecintaannya kepada Allah.Ketujuh.Barang siapa yang dipilih Allah menjadi pemimpin di negeri Islam manapun wajib memberikan nasehat kepada kaum muslimin dan menjauhkan mereka dari kerusakan dan pelakunya dan menjauhkan mereka dari segala yang membahayakan mereka di dalam agama dan dunia mereka. Di antaranya melarang majalah-majalah yang merusak ini untuk disebar dan jual-belikan. Dan menahan kerusakannya deri mereka .tindakan ini merupakan menolong Allah dan agama-Nya. Dan merupakan sebab kemenangan dan keberhasilan dan menguasai bumi sebagaimana firman Allah :"Artinya : Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong [agama]-Nya. Seusngguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. [Yaitu] orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” [Al Hajj : 40-41]Dan segala puji bagi Allah Robb semesta alam dan sholawat dan salam atas nabi kita Muhammad dan keluarganya dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.Lajnah Daimah Lil Buhuts Ilmiah Wal IftaKetua.Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Muhammad Ali SyaikhAnggota.Syaikh Abdullah Bin Abdurrahman Al Ghudaiyan.Syaikh Bakr bin Abdillah Abu ZaidSyaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan[Disalin dari Keterangan Dari Lembaga tetap Kajian Ilmiyah dan Fatwa dan diterjemahkan oleh Muhammad Elvi Syam Lc]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=947&bagian=0


Artikel Majalah Porno Dan Bahayanya diambil dari http://www.asofwah.or.id
Majalah Porno Dan Bahayanya.

Wasiat Seputar Pendidikan Anak

Kumpulan Artikel Islami

Wasiat Seputar Pendidikan Anak Anak adalah nikmat Allah yang tak ternilai danpemberian yang tidak terhingga. Tidak ada yang lebih tahu besarnyakarunia ini selain orang yang tidak atau belum memiliki anak. Kitalihat mereka ke sana ke mari mencurahkan tenaga, waktu dan biaya dalamusaha dan berobat untuk mendapatkan anak.

Nikmat yang agung berupa anak ini merupakan amanah bagi dua orang tua,yang kelak akan diminta pertanggung jawabannya, apakah keduanya telahmenjaganya atau justru menyia-nyiakannya. Rasulullah bersabda,Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanyatentang kepemimpinannya. Seorang Imam adalah pemimpin dan dia akanditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpindalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya. [Muttafaq'alaih]

Mengenai besarnya tanggung jawab dalam mendidik anak, maka Imam IbnuQayyim al-Jauziyah telah menyatakan, Barang siapa yang melalaikanpendidikan anaknya, yakni dengan tidak mengajarkan hal-hal yangbermanfaat, membiarkan mereka terlantar, maka sungguh dia telahberbuat buruk yang teramat sangat. Mayoritas anak yang jatuh di dalamkerusakan tidak lain karena kesalahan orang tuanya dan tidak adanyaperhatian terhadap anak-anak tersebut. Juga tidak mangajarkan kepadamereka kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya, mereka telantarkananaknya semenjak kecil, sehingga mereka tak dapat memberikan manfaatkepada diri sendiri dan orang tuanya, manakala mereka telah tua.

Untuk itu para orang tua selayaknya memperhatikan masalah-masalahpenting seputar pendidikan anak. Di antara yang patut untuk kitarenungkan adalah hal-hal berikut ini:

1. Tumbuhkan Jiwa Kehambaan

Pada dasarnya tujuan pokok dalam mendidik anak adalah untukmenumbuhkan dan membangkitkan jiwa kehambaan dalam diri mereka.Menyiramkan dalam jiwa mereka dan senantiasa membiasakan sikaptersebut. Merupakan nikmat Allah adalah bahwa mereka diciptakan dalamkeadaan fithrah Islam, sehingga yang dibutuhkan adalah menjaga,mengontrol dan memperhatikan agar tidak menyimpang dari fithrahnya.

2. Mendidik Anak adalah Ibadah

Seorang ayah dan ibu tatkala mendidik anak, memberi nafkah, menjagahingga larut malam, mengawasi dan mengajar mereka, maka saat itu diasedang melakukan ibadah kepada Allah. Bahkan ketika mengajak berguraudan bercanda juga termasuk ibadah, jika memang diniatkan untuk itu.

Memberi nafkah kepada keluarga -sebagaimana dalam hadits riwayat ImamMuslim- adalah termasuk ibadah, dan bahkan pahalanya sangat besarmelebihi infak kepada selainnya. Dan dalam hadits muttafaq 'alaihRasulullah bersabda,Jika seseorang memberi nafkah kepada keluarganya dengan suatunafkah untuk mengharap ridha Allah dalam nafkah tersebut, maka diamendapat pahala shadaqah.

3. Ikhlas dalam Mendidik Anak

Orang tua dituntut untuk ikhlas di dalam mendidik anak. Jangan sampaipendidikan anak semata-mata hanya diniatkan untuk tujuan duniawi,menyekolahkan mereka hanya sekedar untuk meraih gelar dan ijazah.Karena tidak diragukan lagi bahwa kebaikan dalam mendidik anak adalahyang diniatkan untuk mencari pahala di sisi Allah. Adapun yang selainitu [seperti profesi, pekerjaan yang mapan, kedudukan dsb] adalah akanikut dengan sendirinya, bukan tujuan satu-satunya.

Sebagai contoh, misalnya orang tua yang menyekolahkan anaknya difakultas kedokteran, maka jangan semata-mata agar dapat meraih materiyang melimpah, namun lebih dari itu dengan tujuan untuk membantu kaummuslimin, mengobati mereka dan agar mereka tidak lari kepadadokter-dokter non muslim. Orang yang semata-mata mengejar materi tidakakan mendapatkan pahala, sedangkan orang yang mencari pahala dariAllah maka dia juga akan mendapatkan materi.

4. Jangan Lupakan Doa

Doa adalah ibadah. Para Nabi dan Rasul telah berdoa untuk kebaikananak dan istri-istri mereka dengan doa-doa yang diabadikan dalam al-Qur’an.Berapa banyak orang yang tersesat, akhirnya mendapatkan petunjukdengan sebab doa, dan juga amat banyak doa yang mempercepat danmempersingkat proses pendidikan.

5. Mencari Penghasilan yang Halal

Merupakan kewajiban orang tua adalah selalu berusaha mencari hartayang halal dan menjauhi segala yang syubhat apa lagi yang haram,seperti mencuri, riba, suap dan lain sebagainya.

6. Teladan yang Baik

Teladan yang baik merupakan keharusan dalam sebuah proses pendidikan.Sebab bagaimana mungkin seorang ayah dan ibu senantiasa menganjurkandan menyuruh anaknya shalat, tetapi dia sendiri tidak melakukannya

Maka orang tua hendaknya memberikan teladan yang baik kepadaanak-anaknya, karena ketika seseorang memulai suatu amal kebaikankemudian ada orang lain yang mengikutinya, maka dia mendapatkan pahala[seperti] pahala orang yang mengikutinya.

7.Memilih Metode yang Terbaik

Orang tua terkadang perlu mengetahui masalah-masalah yang berkaitandengan pengetahuan umum dan memahami secara detail berbagai metodependidikan yang terbaik. Jika perlu, minta pertimbangan kepadaorang-orang yang ahli dalam bidang pendidikan, mendengarkan kaset ataumembaca buku-buku tentang pendidikan.

8. Sabar

Seseorang terkadang kurang memperhatikan masalah kesabaran ini,padahal ketidaksabaran akan menjadi penghalang bagi suksesnyapendidikan anak. Kita hendaknya bersabar terhadap teriakan anak, sabarketika anak sakit, sabar dalam memberi pengarahan, sabar ketikamengantar anak ke sekolah, sabar ketika berjalan bersama mereka menujumasjid dan lain sebagainya. Jangan mudah marah, emosi, bosan dan putusasa.

Orang tua hanya diperintahkan untuk memberikan pendidikan kepada anak,adapun hidayah ada di tangan Allah. Maka hendaklah dia mencurahkansegenap kemampuan dan mencari segala sebab yang mengantarkan padakesuksesan, serta jangan lupa selalu bersabar.

9. Menekankan Shalat

Shalat adalah kewajiban paling penting dan rukun terbesar dalam Islamsetelah mengucap dua kalimat syahadat. Maka hendaklah setiap muslimselalu menekankan dan memperhatikan masalah shalat ini, baik terhadapdiri sendiri maupun anak-anak. Dalam sebuah hadits, Nabi bersabda,Perintahkan anak-anak kalian shalat saat mereka berumur tujuhtahun, dan pukullah mereka jika meninggalkannya ketika berumur sepuluhtahun.

10. Perhatikan Bakat dan Kemampuan Anak

Orang tua hendaknya memperhati kan kelebihan, bakat dan perbedaanmasing-masing anak, dan bersikaplah adil terhadap mereka. Sebagianorang tua terkadang tidak memperhatikan kelebihan dan bakat anaknya,sehingga bakat mereka sia-sia dan tidak tersalurkan dengan baik. Adadi antara anak yang kuat hafalannya, namun hanya diajari menghafalnyanyian saja. Padahal jika diajarkan untuk menghafal al-Qur'an, makaitu jauh lebih baik.

11. Tanamkan Cinta kepada Allah

Tanamkan di dalam jiwa anak rasa pengagungan, kecintaan dan tauhid [pengesaan]kepada Allah. Peringatkan mereka dari berbagai kesalahan dalam halakidah dan keyakinan, jangan sampai mereka terjerumus di dalamnya.Biasakan pula agar mereka melakukan amar ma'ruf dan nahi mungkar.

12. Memilihkan Teman yang Baik

Rasulullah bersabda,

“Seseorang itu tergantung pada perilaku dan kebiasaan temannya,maka salah seorang dari kalian hendaknya memperhatikan dengan siapaakan berteman.” [HR. Ahmad]

13. Luangkan Waktu

Sesibuk apa pun kita, maka jangan lupa luangkan waktu untuk anak-anakdan keluarga. Jadikan rumah sebagai oase iman, yang di dalamnyadiajarkan sirah rasul, Kitabullah dan berbagai aktivitas yang positif.Jika suatu saat -karena banyak urusan- orang tua tidak sempat untukmemperhatiakn anak-anak, maka hendaknya berusaha mencari waktu lainketika luang untuk memperhatikan mereka serta memberikan hak-hakmereka.

Semoga Allah memberikan kepada kita semua keturunan yang shalih, yangmendatangkan kebaikan dan kebahagia an di dunia dan akhirat, aminya Rabbal ‘alamin.

Sumber: Buletin “Washaya Litarbiyatil Abnaa’ , Abdul Malikal-Qasim dengan meringkas [Ibnu Djawari]

Artikel Wasiat Seputar Pendidikan Anak diambil dari http://www.asofwah.or.id
Wasiat Seputar Pendidikan Anak.

Wanita Pengidap Kanker Divonis Mati Oleh Dokter, TapiSembuh Atas Izin Allah

Kumpulan Artikel Islami

Wanita Pengidap Kanker Divonis Mati Oleh Dokter, TapiSembuh Atas Izin Allah Ini adalah kisah yang patut dijadikan pelajaranzaman. Kisah seorang wanita bernama, Laila al-Hulw yangsebelumnya tidak penah mengingat Allah dan lupa kepada-Nya. Suatuketika, ia diberi cobaan dengan penyakit yang menakutkan danmenjijikkan sekaligus mematikan. Barulah setelah itu, ia tersadar danmenyadari bahwa hanya Allah lah tempat berlindung dan memohon. Dia lahYang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Yang Maha menyembuhkan.Kemudian ia habiskan waktunya untuk mendekatkan diri kepada-Nya dirumah-Nya, Baitullah al-Haram dan di sanalah terjadi kejadian anehyang akhirnya merubah kehidupannya secara total.

Untuk lebih jelasnya, marilah kita simak penuturannya:

Sudah 9 tahun aku mengidap penyakit yang sangat mengerikan sekali,yaitu penyakit kanker. Semua orang pasti tahu bahwa nama ini sangatmenakutkan. Di negeriku, Maroko, orang tidak menyebutnya penyakit

as-Sarathan [kanker] tetapi disebut ‘momok’ [al-Ghawl]alias ‘penyakit kotor [al-Maradl al-Khabits].’

Penyakit ini mengenai bagian payudaraku. Sebelumnya, tingkatkeimananku kepada Allah sangatlah lemah; aku lalai dari mengingatAllah. Aku mengira bahwa kecantikan seseorang akan abadi selamahidupnya dan masa muda dan kesehatannya juga demikian. Aku sama sekalitidak mengira akan menderita penyakit yang amat berbahaya, kanker.Namun setelah aku benar-benar menderita penyakit ini, jiwaku menjadisangat guncang. Aku berpikir bagaimana bisa menghindar darinya tetapihendak kemana Sementara penyakitku ini akan selalu bersamaku di manapun aku berada. Aku juga pernah berpikir untuk bunuh diri namun akumasih mencintai suami dan anak-anakku. Aku sama sekali tidak pernahberpikir bahwa Allah akan menyiksaku bilamana aku jadi bunuh diri â€"sebagaimanayang aku jelaskan tadi- sebab aku orang yang lalai dari mengingatAllah.

Rupanya, melalui penyakit ini Allah ingin memberikan hidayah kepadakudan melalui perantaraanku pula, Dia memberikan hidayah kepada banyakorang. Setelah itu, mulai semua urusan berkembang.

Ketika menderita penyakit tersebut, aku bersama suamiku pergi keBelgia untuk berobat dan di sana aku mendatangi beberapa orang dokterterkenal namun mereka semua hampir sepakat mengatakan kepada suamikubahwa payudaraku harus dihilangkan.

Tidak sebatas itu, aku juga harus menggunakan obat-obat dengan dosistinggi di mana efek sampingnya dapat merontokkan rambut, melenyapkanbulu mata, kedua alis mata, menumbuhkan seperti jenggot di atas wajahbahkan merontokkan juga kuku dan gigi. Karena itu, aku menolaknya samasekali seraya berkata, “Aku lebih baik mati dengan tetap memilikipayudara dan rambut serta semua apa yang diciptakan Allah untukku daripada harus cacat. Lalu aku meminta kepada para dokter agar membuatresep pengobatan ringan untukku dan mereka pun mengabulkannya.

Kemudian aku kembali ke negeriku, Maroko dan aku gunakanlah obat yangdiberikan para dokter tersebut. Ternyata obat itu tidak memiliki efeksamping apa pun dan ini membuatku senang. Aku berkata pada diriku,“Barangkali saja para dokter itu salah dalam mendiagnosa dan akusebenarnya tidak menderita penyakit kanker itu.”

Akan tetapi, setelah kira-kira enam bulan kemudian, aku mulaimerasakan susutnya berat badanku, warna kulitku banyak berubah danmerasakan berbagai keluhan sakit. Yah, sakit yang selalu bersamaku.Lalu dokter pribadi kami di Maroko menyarankanku agar pergi ke Belgia,maka aku pun berangkat ke sana bersama suami.

Di sanalah, seakan bencana itu benar-benar tiba. Para dokter malahberkata kepada suamiku, “Penyakitnya sudah menyerang seluruh tubuhnya,termasuk kedua paru-paru.” Mereka menyatakan tidak memiliki resep apapun yang dapat menyembuhkan kondisi yang aku alami tersebut. Kemudianmereka berkata kepada suamiku, “Sebaiknya, Anda bawa kembali isterimuini ke negerimu hingga ia menemui ajalnya di sana.”

Suamiku kaget alang kepalang mendengar pernyataan itu dan tidak mudahpercaya begitu saja dengan ucapan mereka. Karena itu, kami bukannyapulang ke Maroko seperti yang disarankan tetapi malah ke Perancis.Kami mengira bahwa pasti ada pengobatan yang dapat menyembuhkanpenyakitku itu. Namun, kami tidak mendapatkan apa-apa sehinggaakhirnya kami sangat ingin sekali untuk meminta tolong kepadaseseorang di sana agar aku dimasukkan ke rumah sakit untukmenghilangkan payudaraku dan menggunakan obat-obat berdosis tinggi itu.

Akan tetapi, suamiku rupanya ingat sesuatu yang selama ini kamilupakan bahkan sepanjang hidup kami. Allah telah memberikan ilhamkepada suamiku agar kami berziarah ke Baitullah al-Haram di Mekkah.Kami harus berdiri di hadapan-Nya guna memohon disembuhkan daripenyakit yang aku derita ini. Kami pun melakuan hal itu.

Kami berangkat dari Paris seraya bertahlil dan bertakbir. Aku sangatgembira sekali karena untuk pertama kalinya memasuki Baitullah al-Haramdan melihat Ka’bah yang dimuliakan. Di sebuah toko di kota Paris, akumembeli sebuah mushaf dan setelah itu, kami berangkat menuju Mekkahal-Mukarramah.

Akhirnya, kami sampai juga di Baitullah al-Haram. Tatkala sudah masukdan melihat Ka’bah, aku banyak menangis karena menyesali atasperbuatanku yang telah lalu. Aku sudah tidak pernah melakukan berbagaikewajiban yang diperintahkan Allah; shalat, puasa, kekhusyu’an danpasrah diri kepada-Nya.

Aku berkata, “Wahai Rabb, pengobatan terhadap penyakitku sudah membuattak berdaya para dokter. Sedangkan penyakit itu berasal dari-Mu danEngkau pulalah Yang Memiliki obatnya. Semua pintu telah tertutup dihadapanku, yang tinggal hanyalah pintu-Mu saja. Karena itu, janganlahEngkau kunci pintu-Mu dati hadapanku.”

Aku pun melakukan thawaf di Ka’bah dan banyak memohon kepada-Nya agarDia tidak menyia-nyiakan harapanku dan tidak menghinakanku serta dapatmembuat tercengang para dokter yang telah memvonisku.

Seperti yang telah aku katakan tadi, dulu aku orang yang lalai darimengingat Allah dan jahil terhadap agama-Nya. Karena itu, akumendatangi beberapa ulama dan syaikh yang berada di sana serayameminta mereka menunjukiku buku dan doa yang mudah dan ringkas untukaku jadikan pegangan. Lalu mereka menasehatiku agar banyak-banyakmembaca al-Qur’an dan meminum air zam-zam sepuas-puasnya. Mereka jugamenasehatiku agar memperbanyak berdzikir kepada Allah dan membacashalawat kepada Rasulullah SAW.

Berada di Baitullah, aku merasakan ketenangan jiwa yang luarbiasa. Karena itu, aku minta izin kepada suamiku untuk tetap tinggaldi al-Haram dan tidak pulang ke hotel. Dia pun mengizinkanku.

Di al-Haram kebetulan ada beberapa saudariku seiman dari Mesir danTurki yang menjadi tetanggaku duduk-duduk. Mereka sering melihatkusedang menangis lalu bertanya perihal sebab aku menangis. Aku menjawab,“Karena aku sudah sampai di Baitullah padahal aku tidak mengira akandemikian mencintainya seperti sekarang ini. Kedua, karena aku mengidapkanker.”

Lalu mereka menemaniku dan tidak ingin berpisah. Aku beritahukankepada mereka bahwa aku berniat I’tikaf di rumah Allah ini. Maka,mereka pun memberitahu kepada suami-suami masing-masing untuk memintaizin tinggal bersamaku. Kami tidak pernah memejamka mata, tidak makankecuali hanya sedikit. Kami hanya banyak minum air zam-zam sebab didalam hadits, Nabi SAW, bersabda, “Air zam-zam itu sesuai dengan [tujuan/niat]meminumnya.” [Hadits Shahih, HR.Ibn Majah dan lainnya] Meminumnyakarena niat agar disembuhkan, maka Allah akan menyembuhkan anda,meminumnya karena niat agar hilang dahaga, maka Allah akanmenghilangkan dahaga Anda dan meminumnya karena niat agar berlindungkepada Allah, maka Dia akan melindungi anda.

Benar, Allah telah menghilangkan rasa lapar kami dan kami terusmelakukan thawaf. Kami melakukan shalat dua raka’at, lalu mengulangithawaf lagi. Kami meminum air zam-zam dan memperbanyak bacaan al-Qur’an.Demikianlah, siang dan malam, kami hanya sedikit tidur. Ketika akusampai di Baitullah, tubuhku kurus sekali, pada sebagian tubuhkubagian atas banyak sekali tumbuh bintik-bintik dan benjolan-benjolanyang menandakan bahwa kanker telah menyerang seluruh anggota badankubagian atas. Mereka menasehatiku agar membasuh separuh tubuhku bagianatas dengan air zam-zam akan tetapi aku takut bila menyentuhbenjolan-benjolan dan bintik-bintik itu, aku akan teringat sakitlantas membuatku terlena dari berdzikir dan beribadah kepada Allah.Aku pun membasuhnya tetapi tanpa menyentuh tubuhku.

Pada hari ke-lima, teman-temanku itu memaksaku agar menyapu seluruhtubuhku dengan sedikit air zam-zam. Pada mulanya, aku menolak tetapitiba-tiba aku merasa mendapatkan kekuatan yang mendorongku untukmengambil sedikit air zam-zam lalu menyapunya ke tubuhku. Saat pertamakali, aku merasa cemas, kemudian aku merasakan ada kekuatan lagi,tetapi masih ragu-ragu namun ketika untuk kali ketiganya tanpa terasaaku memegang tanganku lalu menyapu air zam-zam ke tubuh dan payudarakuyang mengeluarkan darah, nanah dan bintik-bintik. Di sinilah, terjadisesuatu yang tidak pernah aku sangka-sangka. Rupanya, semuabintik-bintik itu lenyap seketika dan aku tidak menemukan sesuatu pundi tubuhkku, tidak rasa sakit, darah atau pun nanah.!!

Pada awal mulanya, aku betul-betul kaget. Karenanya, aku masukkankembali kedua tanganku ke dalam bajuku untuk mencari penyakit yangdulu bersarang di tubuhku, namun aku tidak mendapatkan sedikit punbenjolan-benjolan itu. Bulu kudukku merinding saking kagetnya, akantetapi barulah aku teringat bahwa Allah Ta’ala Maha Kuasa atas segalasesuatu. Lalu aku meminta salah seorang temanku untuk menyentuhtubuhku dan mencari bintik-bintik dan benjolan-benjolan, barangkalisaja ada. Tiba-tiba mereka berterik tanpa sadar, “Allahu Akbar, AllahuAkbar.!”

Tak berapa lama setelah itu, aku tidak kuasa lagi untuk segera pulangdan memberitahukan perihal tersebut kepada suamiku. Aku memasuki hoteltempat kami menginap, dan begitu sudah berdiri di hadapan matanya, akurobek bajuku seraya berkata, “Lihatlah rahmat Allah.!” Kemudian akumemberitahukan kepadanya apa yang telah terjadi tetapi ia tidakpercaya. Ia menangis dan berteriak dengan suara kencang, “Tahukah kamubahwa para dokter tempo hari telah bersumpah atas kematianmu setelahtiga minggu saja.” Lalu aku berkata, “Sesungguhnya ajal itu di tanganAllah Ta’ala dan tidak ada yang mengetahui hal yang ghaib selainAllah.”

Setelah itu, kami tinggal di Baitullah selama seminggu penuh. Selamamasa-masa itu, aku tidak putus untuk memuji dan bersyukur kepada-Nyaatas nikmat-nikmat-Nya yang demikian tidak terhingga. Kemudian kammengunjungi masjid nabawi untuk melakukan shalat dan berziarah kepadaRasulullah SAW, lalu setelah itu kembali ke Perancis.

Di sana, para dokter tampak benar-benar kaget dan bingung alangkepalang melihat kejadian aneh yang menimpaku. Mereka antusiasbertanya, “Apakah benar Anda ini si ibu tempo hari yang pernah datangkemari.” Lalu dengan penuh rasa bangga, aku tegaskan kepada mereka,“Ya, benar dan si fulan itu adalah suamiku. Aku telah kembali kepadaRabbku dan aku tidak akan pernah takut lagi kepada siapa pun selainAllah. Semua takdir berada di tangan-Nya dan segala urusan adalahmilik-Nya.”

Mereka bertanya, “Sesungguhnya, kondisimu ini merupakan sesuatu yangsangat aneh sekali sebab benjolan-benjolan itu sudah hilang samasekali. Izinkan kami untuk mengadakan pemeriksaan sekali lagi.”

Mereka kembali memeriksaku namun tidak mendapatkan sesuatu pun.Sebelumnya, gara-gara benjolan-benjolan itu, aku sama sekali sulituntuk bernafas akan tetapi ketika sampai di Baitullah al-Haram dan akumeminta kesembuhan hanya kepada-Nya, maka sesak nafas itu pun hilang.

Setelah peristiwa aneh itu, aku bergiat mencari tahu mengenai riwayathidup Nabi Muhammad SAW, riwayat hidup para shahabatnya dan aku banyakmenangis. Aku menangisi masa laluku karena sudah sekian lamamelewatkan waktu dengan sia-sia dan tidak dapat mengecap rasa cintakepada Allah dan Rasul-Nya. Aku menyesali hari-hari yang telah akusia-siakan dan membuatku jauh dari-Nya itu. Aku memohon kepada Allahagar menerima amalanku dan menerima taubatku, suamiku dan seluruh kaumMuslimin.

[SUMBER: asy-Syifaa` Ba’da al-Maradl karya Ibrahim bin‘Abdullah al-Hazimy, h.47-54, sebagai yang dinukilnya dari buku

al-‘Aa`iduun Ilallaah, h.65, disusun Muhammad al-Musnid]

Artikel Wanita Pengidap Kanker Divonis Mati Oleh Dokter, TapiSembuh Atas Izin Allah diambil dari http://www.asofwah.or.id
Wanita Pengidap Kanker Divonis Mati Oleh Dokter, TapiSembuh Atas Izin Allah.

Hukum Shalat Dalam Perjalanan

Kumpulan Artikel Islami

Hukum Shalat Dalam Perjalanan Hukum Shalat Dalam Perjalanan

Kategori Shalat

Kamis, 12 Februari 2004 11:42:12 WIBSHALAT MUSAFIROlehSyaikh Muhammad bin Shalih Al-UtsaiminPertanyaan.Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Seseorang pergi ke Mekkah pada sepuluh hari terakhir Ramadlan, maka bolehkah baginya berbuka puasa, mengqashar shalat dan meninggalkan sunnat rawatib..Jawaban.Orang yang pergi ke Mekkah di sepuluh hari terakhir Ramadlan, maka ia berada dalam hukum orang yang sedang dalam perjalanan [musafir]. Sebab Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam datang ke Mekkah pada tahun Futuh Mekkah, tanggal 19 atau 20 Ramadlan yang akan berakhir sembilan hari lagi, maka menurut keterangan Shaih Bukhari dari Ibnu Abbas, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak berpuasa di akhir-akhir Ramadlan tersebut.Sedangkan masalah qashar shalat, maka jika yang pergi ke Mekkah itu seorang lelaki, maka ia wajib berjama'ah di Mesjid sebagaimana shalat biasa. Namun jika tak sempat berjama'ah, hendaklah shalat dua raka'at. Dan bagi wanita hendaknya shalat dua raka'at jika di rumah atau empat raka'at jika di masjid.Tentang sunnat rawatib, setelah saya lihat dari sunnah, ternyata rawatib Zhuhur, Maghrib dan Isya, tak perlu dilakukan. Kecuali shalat sunnat lainnya seperti sunnat Fajar, sunnat Witir, sunnat malam [tahajjud], Dhuha, Tahiyatul Mesjid termasuk sunat mutlak.HUKUM SHALAT DAN PUASA DALAM PERJALANANOlehSyaikh Muhammad bin Shalih Al-UtsaiminPertanyaan.Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum safar [mengadakan suatu perjalanan] kaitannya dengan qashar shalat dan berbuka puasa ..Jawaban.Safar merupakan salah satu sebab bolehnya bahkan menuntut meringkas shalat empat raka'at menjadi dau raka'at, baik wajib atau dianjurkan [mandub] menurut perbedaan pendapat yang ada.Tetapi yang benar, qashar shalat itu dianjurkan, bukan wajib walau dari zhahir nas terlihat wajib, sebab di sana sini masih banyak nas lainnya yang menunjukkan tidak wajib. Safar yang bisa membolehkan qashar shalat, berbuka puasa, menyapu dua sepatu atau dua kaos kaki, adalah tiga hari lamanya. Hal ini masih diperselisihkan ulama. Sebagian mereka mensyaratkan bahwa jarak qashar itu harus mencapai sekitar 81 Km. Sebagian lainnya tidak menentukan jarak tertentu yang penting sesuai dengan adat yang berlaku, sebab syara' tidak menentukannya. Dalam suatu nazham disebutkan :"Artinya : Setiap perkara yang timbul dan tak ada ketentuan syara', maka lindungilah dengan ketentuan adat suatu tempat ['uruf]".Dengan demikian, jika telah berlaku hukum safar, baik menurut jarak atau 'uruf, maka setiap orang patut mengikutinya, baik dalam hal qashar shalat, berbuka puasa atau menyapu sepatu, dalam waktu tiga hari lamanya. Jika tidak ada kesulitan, maka puasa lebih baik tetap dipenuhi bagi yang tengah dalam perjalanan.Sehubungan dengan hal itu, saya ingatkan bagi yang pergi umrah bahwa sebagian di antara mereka biasa melaksanakan umrah di siang hari hingga terasa berat berpuasa sampai-sampai ada yang jatuh pingsan. Jika hal ini terjadi, tentu sangat keliru sebab syara' menetapkan tak perlu berpuasa dalam kondisi seperti itu.Jika timbul pertanyaan, apa yang terbaik antara berbuka puasa dan melakukan umrah setibanya di tempat ataukah tetap berpuasa dan tidak melakukan umrah kecuali di malam hari . Jawabnya : Yang terbaik adalah berbuka puasa dan melakukan umrah di siang hari, sebab Nabi menyegerakan umrah sampai-sampai menghentikan untanya di depan pintu mesjid. Itulah yang terjadi pada sebagian orang di suatu negeri atau di beberapa negeri di mana mereka tetap memaksakan berpuasa ketika sakit. Yang katanya menurut mereka sebagai hasil ijtihad, padahal syara' itu bukan nafsu, tetapi sebagai hidayah. Karena itu, bila yang sakit parah atau yang tengah menempuh perjalanan berat tetap memaksakan diri berpuasa, maka ia bertentangan sunnah dan kecintaan Allah, sebab Allah sangat senang bila keringanan-keringanan-Nya dilaksanakan serta Dia tidak senang bila kemaksiatan dikerjakan.[Dislain dari buku 257 Tanya Jawab Fatwa-fatwa Al-Utsaimin, oleh Syaikh Muhammad Al-Shalih Al-'Utsaimin, terbitan Gema Risalah Press, hal 133-134, alih bahasa Prof.Drs.KH.Masdar Helmy]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=185&bagian=0


Artikel Hukum Shalat Dalam Perjalanan diambil dari http://www.asofwah.or.id
Hukum Shalat Dalam Perjalanan.

Bagaimana hukumnya Merasa Sial dengan angka 13 atauyang lainnya?

Kumpulan Artikel Islami

Bagaimana hukumnya Merasa Sial dengan angka 13 atauyang lainnya?

>> Pertanyaan :

Bagaimana hukumnya Merasa Sial dengan angka 13 atau yang lainnya?

>> Jawaban :

Segala Puji bagi Allah. Tidak layak bagi seorang muslim yang mengimaniTuhannya dan Islam sebagai agamanya, dan mengimani Muhammad SAWsebagai nabi dan Rasulnya juga beriman terhadap Qodar bail danburuknya, untuk meyakini adanya pengaruh tertentu dari suatu dzat atausifat, bahwa hal tersebut bisa mendatangkan manfaat atau menolakmudharat, padahal tidak diajarkan. Dalam agama [syara], tetapi hal ituhanya merupakan warisan jahiliyah yang sudah dibatalkan Islam, dankepercayaan semacam itu merupakan perbuatan musyrik yang menghilangkankesempurnaan tauhid karenahal itu hanyalah bujukan syetan danbuaiannya. Seperti yang dicontohkan Allah tentang keluarga Fir'aundalam firmannya : Kemudian apabila datang kepada merekakemakmuran[kebajikan] mereka berkata : ini adalah karena[usaha kami] dan jika mereka ditimpa kesusahan mereka lemparkan sebab kesialan itukepada Musa dan orang-orang yang besertanya. [QS.Al-A'raf : 31]Mereka itu kalau ditimpa musibah atau paceklik mereka lemparkankesialan itu kepada Musa orang-orang yang menyertainya dariorang-orang mukmin, kemudian Allah menjawab kesialan mereka itu denganfirmannya : ketauhilah sesungguhnya kesialan mereka itu adalahketetapan dari Allah Ibnu Abbas Radhiyallaahu anhu berkata: artinyaadalah apa yang telah ditentukan ditetapkan bagi mereka. Makakesialan mereka itu adalah karena kekufuran mereka dan karena merekamendustai ayat-ayat Allah dan RasulNya. Terdapat beberapa hadits yangmelarang untuk merasa sial atau tathayur dengan sesuatu, Tathayur inipada mulanya adalah merasa sial pada sebagian burung, tapi kemudianmenjadi tanda bagi segala sesuatu yang disialkan, diantaranya sepertiyang terdapat pada hadits Abu Hurairah semoga Allah meridhainya.Bahwasanya Nabi SAW bersabda: Tidak ada Adwa, thiarah, hamah danshafar HR. Bukhari muslim dan Muslim menambahkan dalam riwayatnya dan tidak ada nau dan Ghaul Maka Nabi SAW melarang Adwa [penularanpenyakit ] yang sudah menjadi anggapan orang-orang jahiliyah dalammenyandarkan penyakit kepada selain Allah, dan bahwa penyakit ituterjangkit atau menular dengan sendirinya tanpa kehendak dan takdirAllah ta'ala, lantas Nabi mengkhabarkan bahwa semua itu terjadi ataskehendak dan takdir Allah Ta'ala dan seorang hamba diperintah untukmenjauhi sebab-sebab kejahatan dan mencari keselamatan. Perkataan NabiSAW Tidak ada Shafar maksudnya seperti pendapat salah satu duapendapat ulama yaitu Bulan Shafar dimana orang-orang jahiliyahmenganggap sial dengan bulan itu, seperti kata Muhammad bin Rasyiddari orang yang pernah mendengarnya berkata: Adalah orang-orangjahiliyah merasa sial dengan bulan shafar, mereka mengatakan bahwabulan shafar adalah bulan yang membawa kesialan tidak menguntungkan,maka nabi membatalkan semua itu. Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata: Merasa sial dengan bulan shafar termasuk jenis thiyarah yangterlarang, demikian pula merasa sial dengan sebagian hari sepertidengan hari Rabu. Dan orang-orang jahiliyah menganggap sial terhadapbulan Syawal khususnya dalam pernikahan. Dan tidak diragukan lagibahwa menganggap sial dengan angka 13 seperti pertanyaan diatas adalahtermasuk jenis thiyarah, yang tidak ada keterangan satu dalil pun baikdari Al-qur'an ataupun Sunnah yang menjelaskan bahwa pada angka[hari]tsb ada sebab-sebab kesialan, atau ketidak beruntungan. Hari ituadalah hari biasa seperti hari-hari lainnya. Adapun kejadian-kejadianyang terjadi pada hari itu adalah berdasarkan ketentuan dan takdirAllah Subhanahu wa Ta'ala untuk terjadi dengan cara seperti itu.Andaikan setiap orang menyibukkan diri untuk menghitung nomor-nomordan tanggal yang padanya terjadi musibah-musibah yang menimpa umat,maka akan terdapat keselarasan diantara sebagiannya, akan tetapikeselarasan ini tidak ada hubungannya dengan merasa sial dengan angkaatau tanggal dimana terjadi suatu kejadian atau musibah itu. Adapunobat kegalauan semacam ini adalah hendaknya seorang hamba menguatkanhati, keyakinan dan tawakalnya kepada Allah, dan hendaknya mengetahuibahwa tidak ada satu kejadianpun yang menimpa kecuali berdsarkantaqdir[ketentuan] dari Allah, dan hendaknya berhati-hati terhadapbuaian syetan dalam godaan-godaannya serta jalan-jalannya, seseorangitu terkadang dihukum dengan terjerumus kepada sesuatu yang dibenci,itu dikarenakan ia berpaling dari iman kepada Allah dan berpaling darimeng-i'tikadkan bahwa segala kebaikan itu berada ditangan Allah,Dialah satu-satunya yang dapat menolak mudharat dengan kuasanya dankelembutannya. Dan Nabi telah memberikan petunjuk kepada kita bilakita terjerumus pada satu thiyarah atau kesialan dengan satukaffarah[tebusan], seperti pada hadits yang terdapat pada haditsAbdullah bin Umar bahwasanya Nabi bersabda : barang siapa yangmengurungkan hajatnya [kepentingannya] karena thiyarah, maka dia telahberbuat syirik para sahabat bertanya: Lalu apakah sebagai tebusannya beliau menjawab 'supaya dia mengucapkan yang artinya : Ya Allahtiada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau, tiada kesialan kecualikesialan dari Engkau dan tiada sembahan yang haq selain Engkau . Oleh: Syaikh Al Munajid

Artikel Bagaimana hukumnya Merasa Sial dengan angka 13 atauyang lainnya? diambil dari http://www.asofwah.or.id
Bagaimana hukumnya Merasa Sial dengan angka 13 atauyang lainnya?.

Menjual Beberapa Barang Khusus Bagi Wanita

Kumpulan Artikel Islami

Menjual Beberapa Barang Khusus Bagi Wanita Menjual Beberapa Barang Khusus Bagi Wanita

Kategori Fatawa Jual Beli

Senin, 31 Mei 2004 08:47:50 WIBMENJUAL BEBERAPA BARANG KHUSUS BAGI WANITAOlehAl-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal IftaPertanyaan.Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta ditanya : Saya memiliki sebuah perusahaan pribadi. Di perusahaan ini saya menjual minyak wanita, jam, make up, permata, pakaian wanita siap pakai yang panjang dan menutup serta tidak tipis. Yang ingin saya tanyakan : â€Å"Adakah diantara barang dagangan saya tersebut yang haram yang mengharuskan saya menghentikan dagang saya, ataukah saya tetap boleh meneruskan dagangan saya itu ”Jawaban.Mengenai jual beli barang-barang dagangan tersebut, tidak ada indikasi yang menunjukkan pengharamannya, selama hal itu tidak menyeret kepada yang haram, yang diantaranya mencandai wanita dan tertawa terbahak-bahak bersama mereka, dan hal-hal lainnya dari sarana yang mengantarkan kepada yang haram.Wabillaahit Taufiq. Dan mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya.[Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta, Pertanyaan ke-1 dari Fatwa Nomor 14215]Pertanyaan.Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta ditanya : Apakah diperkenankan seorang laki-laki muslim menjual celana dan pakaian dalam wanita non muslim Jawaban.Seorang muslim diperbolehkan menjual pakaian kepada orang-orang kafir, baik laki-laki maupun perempuan, jika pakaian tersebut menutupi aurat dan tidak terdapat salib. Dan pakaian laki-laki yang dijualnya itu bukan dari sutera. Sebab, hukum pokok yang berlaku dalam jual beli adalah pembolehan kecuali jika ada dalil yang melarangnya, baik itu terhadap orang muslim maupun kafir.Wabillaahit Taufiq. Dan mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya.[Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta, Pertanyaan ke-3 dari Fatwa Nomor 15901, Disalin dari Fataawaa Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyyah Wal Ifta, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Jual Beli, Pengumpul dan Penyusun Ahmad bin Abdurrazzaq Ad-Duwaisy, Terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=763&bagian=0


Artikel Menjual Beberapa Barang Khusus Bagi Wanita diambil dari http://www.asofwah.or.id
Menjual Beberapa Barang Khusus Bagi Wanita.

Jangan Terpancing Emosi Oleh Tutur Kata Buruk Seseorang Yang Diarahkan Kepada Anda

Kumpulan Artikel Islami

Jangan Terpancing Emosi Oleh Tutur Kata Buruk Seseorang Yang Diarahkan Kepada Anda Jangan Terpancing Emosi Oleh Tutur Kata Buruk Seseorang Yang Diarahkan Kepada Anda

Kategori Al-Wasailu Al-Mufidah

Rabu, 22 Juni 2005 16:56:10 WIBJANGAN TERPANCING EMOSI OLEH TUTUR KATA BURUK SESEORANG YANG DIARAHKAN KEPADA ANDAOlehSyaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dyDiantara perkara yang bermanfaat adalah hendaknya Anda mengerti, bahwa tindakan menyakiti yang dilakukan orang kepada anda, khususnya dengan kata-kata yang buruk, tidaklah membahayakan anda, bahkan justeru membahayakan diri mereka sendiri. Kecuali, jika Anda sibukkan diri Anda untuk terus memikirkan tindakan mereka yang menyakiti itu dan Anda izinkan ia untuk menguasai perasaan dan emosi anda. Maka, saat itulah akan membahayakan anda, sebagaimana membahayakan mereka juga. Namun, jika Anda anggap angin lalu, tidaklah hal itu membahayakan Anda sedikitpun.ARAHKAN PIKIRAN KE SESUATU YANG BERMANFAAT DI SISI KEHIDUPAN RELIGI MAUPUN DUNIAWI.Ketahuilah, bahwa hidup Anda itu mengikuti alur pikiran anda. Jika pikiran-pikiran Anda itu mengarah kepada hal-hal yang bermanfaat bagi Anda di sisi kehidupan religi maupun duniawi, maka kehidupan Anda adalah kehidupan yang indah lagi bahagia. Namun, jika tidak demikian, maka yang terjadi adalah sebaliknya.MENATA HATI UNTUK MENGHARAP PAHALA ILAHI DALAM BERBUAT KEBAJIKAN.Diantara sarana yang paling bermanfaat untuk mengusir kegundahan adalah hendaknya Anda menata hati untuk tidak meminta ucapan terima kasih atau imbalan kecuali dari Allah. Jika Anda berbuat baik untuk orang yang mempunyai atau yang tidak mempunyai hak atas diri anda, sadarilah bahwa itu adalah hubungan ‘ubudiyyah Anda dengan Allah. Karenanya, janganlah Anda menaruh perhatian Anda pada balasan terima kasih orang yang Anda beri suatu jasa atau pemberian itu. Sebagaimana firman Allah dalam menceritakan sikap para hambaNya yang pilihan.â€Å"Artinya : Sesungguhnya kami memberi makan kepada kamu hanyalah karena mengharap wajah Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula [ucapan] terima kasih” [Al-Insan : 9]Prinsip ini lebih ditekankan dalam hubungan Anda dengan keluarga, anak-anak dan orang-orang yang jalinan ikatan Anda dengan mereka kuat. Maka, jika Anda kuatkan hati Anda untuk membuang jauh dari hati Anda tindak buruk dari mereka, berarti Anda telah membuat orang tenteram [tidak terganggu anda] dan sekaligus Anda pun tenteram.[Disalin dari buku Al-Wasailu Al-Mufidah Lil Hayatis Sa’idah, edisi Indonesia Dua Puluh Tiga Kiat Hidup Bahagia, Penerjemah Rahmat Al-Arifin Muhammad bin Ma’ruf, Penerbit Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia Jakarta]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1464&bagian=0


Artikel Jangan Terpancing Emosi Oleh Tutur Kata Buruk Seseorang Yang Diarahkan Kepada Anda diambil dari http://www.asofwah.or.id
Jangan Terpancing Emosi Oleh Tutur Kata Buruk Seseorang Yang Diarahkan Kepada Anda.

Bepergian Ke Negara-Negara Non Islam

Kumpulan Artikel Islami

Bepergian Ke Negara-Negara Non Islam Bepergian Ke Negara-Negara Non Islam

Kategori Sikap Kepada Kafir

Kamis, 18 Maret 2004 07:20:42 WIBBEPERGIAN KE NEGARA-NEGARA NON ISLAMOlehSyaikh Abdul Aziz bin BazPertanyaanSyaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Banyak orang yang bepergian ke luar negeri non Islam yang tidak memperdulikan perbuatan-perbuatan maksiat, terutama mereka yang bepergian untuk merayakan bulan madu. Saya mohon perkenan Syaikh yang mulia untuk berkenan memberikan nasehat kepada anak-anak dan saudara-saudara kaum muslimin serta para pengusaha untuk memperhatikan masalah ini.Jawaban.Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya serta mereka yang meniti petunjuknya. Amma ba’du.Tidak diragukan lagi bahwa bepergian ke negeri kafir mengandung bahaya besar, tidak hanya untuk saat pernikahan, atau yang disebut dengan istilah bulan madu, tapi juga untuk saat-saat lainnya. Seharusnya seorang mukmin bertaqwa kepada Allah dan mewaspadai faktor-faktor yang bisa menimbulkan marabahaya. Bepergian ke negara-negara yang menganut faham kebebasan mutlak dan yang tidak ada pengingkaran terhadap prilaku kemungkaran, mengandung bahaya besar yang mengancam agama dan moralnya, termasuk juga terhadap agama isterinya jika turut serta bersamanya.Maka seharusnya semua pemuda kita dan semua saudara kita, tidak bepergian ke sana dan memalingkan angan-angan dari itu serta tetap tinggal di negeri mereka saat pernikahan dan lainnya. Mudah-mudahan dengan begitu Allah melindungi mereka dari keburukan bisikan-bisikan syetan.Bepergian ke negara-negara yang banyak kekufuran, kesesatan, kebebasan dan merajalelanya kerusakan, seperti ; perzinaan, minum khamr dan berbagai macam kekufuran dan kesesatan lainnya, mengandung bahaya yang besar baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Berapa banyak orang shalih yang bepergian ke sana lalu kembali menjadi orang yang rusak. Berapa banyak orang muslim yang kembali telah menjadi seorang kafir. Bahayanya bepergian yang demikian ini sungguh sangat besar. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.â€Å"Artinya : Aku berlepas diri dari setiap muslim yang tinggal di tengah-tengah kaum musyrikin” [Hadits Riwayat Abu Dawud dalam Al-Jihad 2645, At-Tumudzi dalam As-Sair 1604, An-Nasa’i dalam Al-Qasamah 8/36]Dalam hadits lain beliau bersabda.â€Å"Artinya : Allah tidak akan menerima amal dari seorang musyrik yang berbuat syirik setelah sebelumnya memeluk Islam sehingga ia memisahkan diri dari kaum musyrikin dan kembali kepada kaum muslimin” [Hadits Riwayat An-Nasa’i dalam Az-Zakah 5/83, Ibnu Majah dalam Al-Hudud 2536, Ahmad 5/504]Maksud ‘sehingga ia memisahkan diri dari kaum musyrikin’ adalah, bahwa seharusnya ia waspada untuk tidak bepergian ke negara-negara mereka, tidak hanya pada saat bulan madu saja, tapi juga di saat-saat lainnya.Para ahli ilmu telah menyatakan hal ini dengan jelas dan memperingatkannya. Sungguh, kecuali seseorang yang memiliki ilmu yang mantap yang boleh pergi ke sana untuk menyerukan dakwah ke jalan Allah dan mengeluarkan manusia dari kegelapan ke jalan yang terang benderang, menjelaskan kebaikan-kebaikan Islam kepada mereka, mengajari kaum muslimin tentang hukum-hukum agama mereka yang disertai dengan membimbing dan membina mereka dengan berbagai kebaikan.Orang seperti itu, mudah-mudahan mendapat balasan pahala dan kebaikan yang besar. Biasanya, bagi orang yang seperti itu tidak membahayakannya karena ia telah memiliki ilmu, ketakwaan dan hujjah yang mantap. Tapi jika ia mengkhawatirkan terjadinya bencana terhadap agamanya, maka ia tidak boleh bepergian ke negera kaum musyrikin, hal ini untuk menjaga agamanya dan untuk menyelamatkan diri dari sebab-sebab yang bisa menimbulkan bencana dan kemurtadan. Adapun bepergian karena dorongan kecenderungan hawa nafsu, tentu mengandung bahaya besar dan akibat yang mengerikan serta bertentangan dengan hadits-hadits shahih yang sebagiannya telah kami tuturkan tadi.Semoga Allah memberikan keselamatan kepada kita. Begitu pula bepergian ke negara musyrik untuk tujuan wisata, berniaga, mengunjungi seseorang atau lainnya, semua itu tidak boleh, karena mengandung bahaya besar dan bertentangan dengan sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang melarangnya.Maka nasehat saya untuk setiap muslim, hendaklah tidak bepergian ke negara-negara kafir dan negara yang menganut faham kebebasan mutlak serta membiarkan kerusakan dan tidak dipedulikannya kemungkaran, hendaknya tetap tinggal di negerinya sediri yang banyak mengandung keselamatan dan sedikit kemungkarannya, karena yang demikian ini lebih baik dan lebih selamat baginya serta lebih menjaga agamanya.Hanya Allah-lah yang kuasa memberi petunjuk ke jalan yang benar.[Fatawa Syaikh Ibnu Baz, Juz 3, hal 1066][Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, hal 347-349 Darul Haq]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=494&bagian=0


Artikel Bepergian Ke Negara-Negara Non Islam diambil dari http://www.asofwah.or.id
Bepergian Ke Negara-Negara Non Islam.

Abu Sufyan Bin Haris

Kumpulan Artikel Islami

Abu Sufyan Bin Haris [Habis Gelap terbitlah Terang]

Ia adalah Abu Sufyan bin Harits, dan bukan Abu Sufyan bin Harb ayahMu'awiyah. Kisahnya merupakan kisah kebenaran setelah kesesatan,sayang setelah benci dan bahagia setelah celaka .... Yaitu kisahtentang rahmat Allah yang pintu-pintu-nya terbuka lebar, demi seoranghamba menjatuhkan diri diharibaan-Nya, setelah penderitaan yangberlarut-larut ... !

Bayangkan, waktu tidak kurang dari 20 tahun yang dilalui Ibnul Haritsdalam kesesatan memusuhi dan memerangi Islam ... ! Waktu 20 tahun,yakni semenjak dibangkitkan-Nya Nabi saw. sampai dekat hari pembebasanMekah yang terkenal itu. Selama itu Abu Sufyan menjadi tulang punggungQuraisy dan sekutu-sekutunya, menggubah syair-syair untuk menjelekkanserta menjatuhkan Nabi, juga selalu mengambil bagian dalam peperanganyang dilancarkan terhadap Islam.

Saudaranya ada tiga orang, yaitu Naufal, Rabi'ah dan Abdullah,semuanya telah lebih dulu masuk Islam. Dan Abu Sufyan ini adalahsaudara sepupu Nabi, yaitu putera dari pamannya, Harits bin AbdulMutthalib. Di samping itu ia juga saudara sesusu dari Nabi karenaselain beberapa hari disusukan oleh ibu susu Nabi, Halimatus Sa'diyah.

Pada suatu hari nasib mujurnya membawanya kepada peruntunganmembahagiakan. Dipanggilnya puteranya Ja'far dan dikatakannya kepadakeluarganya bahwa mereka akan bepergian. Dan waktu ditanyakan ke manatujuannya, jawabnya ialah:Kepada Rasulullah, untuk menyerahkan diri bersama beliau kepada AllahRobbul'alamin .. . !

Demikianlah ia melakukan perjalanan dengan mengendarai kuda, dibawaoleh hati yang insaf dan sadar ....

Di Abwa' kelihatan olehnya barisan depan dari suatu pasukan besar.Maklumlah ia bahwa itu adalah tentara Islam yang menuju Mekah denganmaksud hendak membebaskannya. Ia bingung memikirkan apa yang hendakdilakukannya. Disebabkan sekian lamanya ia menghunus pedang memerangiIslam dan menggunakan lisannya untuk menjatuhkannya, mungkinRasulullah telah menghalalkan darahnya, hingga ia bila tertangkap olehsalah seorang Muslimin, ia langsung akan menerima hukuman qishas. Makaia harus mencari akal bagaimana caranya lebih dulu menemui Nabisebelum jatuh ke tangan orang lain.

Abu Sufyan pun menyamar dan menyembunyikan identitas dirinya. Denganmemegang tangan puteranya Ja'far, ia berjalan kaki beberapa jauhnya,hingga akhirnya tampaklah olehnya Rasulullah bersama serombonganshahabat, maka ia menyingkir sampai rombongan itu berhenti. Tiba-tibasambil membuka tutup mukanya, Abu Sufyan menjatuhkan dirinya dihadapan Rasulullah. Beliau memalingkan muka daripadanya, maka AbuSufyan mendatanginya dari arah lain, tetapi Rasulullah masihmenghindarkan diri daripadanya.

Dengan serempak Abu Sufyan bersama puteranya berseru:Asyhadu alla ilaha illallah. Wa-asyhadu anna Muhammadar Rasulullah .Lalu ia menghampiri Nabi saw. seraya katanya: Tiada dendam dan tiadapenyesalan, wahai Rasulullah .

Rasulullah pun menjawab:Tiada dendam dan tiada penyesalan, wahai Abu Sufyan!

Kemudian Nabi menyerahkannya kepada Ali bin Abi Thalib, katanya: -- Ajarkanlahkepada saudara sepupumu ini cara berwudlu dan sunnah, kemudian bawalagi ke sini .

Ali membawanya pergi, dan kemudian kembali. Maka kata Rasulullah: Umumkanlahkepada orang-orang bahwa Rasulullah telah ridla kepada Abu Sufyan, danmereka pun hendaklah ridla pula…!

Demikianlah hanya sekejap saat…! Rasulullah bersabda:Hendaklah kamu menggunakan masa yang penuh berkah…! Makatergulunglah sudah masa-masa yang penuh kesesatan dan kesengsaraan,dan terbukalah pintu rahmat yang tiada terbatas....

Abu Sufyan sebetulnya hampir saja masuk Islam ketika melihat sesuatuyang mengherankan hatinya ketika perang Badar, yakni sewaktu iaberperang di pihak Quraisy. Dalam peperangan itu, Abu Lahab tidak ikutserta, dan mengirimkan 'Ash bin Hisyam sebagai gantinya. Dengan hatiyang harap-harap cemas, ia menunggu-nunggu berita pertempuran, yangmulai berdatangan menyampaikan kekalahan pahit bagi pihak Quraisy.

Pada suatu hari, ketika Abu Lahab sedang duduk dekat sumur Zamzambersama beberapa orang Quraisy, tiba-tiba kelihatan oleh merekaseorang berkuda datang menghampiri. Setelah dekat, ternyata bahwa iaadalah Abu Sufyan bin Harits.

Tanpa bertangguh Abu Lahab memanggilnya, katanya: - Mari ke sini haikeponakanku! Pasti kamu membawa berita! Nah, ceritakanlah kepada kamibagaimana kabar di sana …!

Ujar Abu Sufyan bin Harits: - Demi Allah! Tiada berita, kecuali bahwakami menemui suatu kaum yang kepada mereka kami serahkan leher-leherkami, hingga mereka sembelih sesuka hati mereka dan mereka tawan kamisemau mereka ...! Dan Demi Allah! Aku tak dapat menyalahkanorang-orang Quraisy Kami berhadapan dengan orang-orang serba putihmengendarai kuda hitam belang putih, menyerbu dari antara langit danbumi, tidak serupa dengan suatu pun dan tidak terhalang oleh suatupun…!

-- yang dimaksud Abu Sufyan dengan mereka ini ialah para malaikat yangikut bertempur di samping Kaum Muslimin -

Menjadi suatu pertanyaan bagi kita, kenapa ia tidak beriman ketika itu,padahal ia telah menyaksikan apa yang telah disaksikannya

Jawabannya ialah bahwa keraguan itu merupakan jalan kepada keyakinan.Dan betapa kuatnya keraguan Abu Sufyan bin Harits, demikianlah pulakeyakinannya sedemikian kukuh dan kuat jika suatu ketika ia datangnanti .... Nah, saat petunjuk dan keyakinan itu telah tiba, dansebagai kita lihat, ia Islam, menyerahkan dirinya kepada TuhanRobbul'alamin ... !

Mulai dari detik-detik keislamannya, Abu Sufyan mengejar danmenghabiskan waktunya dalam beribadat dan berjihad, untuk menghapusbekas-bekas masa lain dan mengejar ketinggalannya selama ini....

Dalam peperangan-peperangan yang terjadi setelah pempembebasan Mekahia selalu ikut bersama Rasulu!lah. Dan di waktu perang Hunainorang-orang musyrik memasang perangkapnya dan menyiapkan satu pasukantersembunyi, dan dengan tidak diduga-duga menyerbu Kaum Musliminhingga barisan mereka porak poranda.

Sebagian besar tentara Islam cerai berai melarikan diri, tetapiRasulullah tiada beranjak dari kedudukannya, hanya

berseru: Hai manusia ... ! Saya ini Nabi dan tidak dusta... ! Sayaadalah putra Abdul Mutthalib ... !

Maka pada saat-saat yang maha genting itu, masih ada beberapa gelintirshahabat yang tidak kehilangan akal disebabkan serangan yang tiba-tibaitu. Dan di antara mereka terdapat Abu Sufyan bin Harits dan puteranyaJa'far.

Waktu itu Abu Sufyan sedang memegang kekang kuda Rasulullah. Danketika dilihatnya apa yang terjadi, yakinlah ia bahwa kesempatan yangdinanti-nantinya selama ini, yaitu berjuang fi sabilillah sampaimenemui syahid dan di hadapan Rasulullah, telah terbuka. Maka sambiltak lepas memegang tali kekang dengan tangan kirinya, ia menebasbatang leher musuh dengan tangan kanannya.

Dalam pada itu Kaum Muslimin telah kembali ke medan pertempuransekeliling Nabi mereka, dan akhirnya Allah memberi mereka kemenanganmutlak.

Tatkala suasana sudah mulai tenang, Rasulullah melihat berkeliling.... Kiranya didapatinya seorang Mu'min sedang memegang erat-erat tallkekangnya. Sungguh rupanya semenjak berkecamuknya peperangan sampaiselesai, orang itu tetap berada di tempat itu dan tak pernahmeninggalkannya.

Rasulullah menatapnya lama-lama, lalu tanyanya: Siapa ini ... Oh,saudaraku, Abu Sufyan bin Harits... ! Dan demi didengarnya Rasulullahmengatakan saudaraku , hatinya bagaikan terbang karena bahagia dangembira. Maka diratapinya kedua kaki Rasulullah, diciuminya dandicucinya dengan air matanya ....

Ketika itu bangkitlah jiwa penyairnya, maka digubahnya pantunmenyatakan kegembiraan atas keberanian dan taufik yang telahdikaruniakan Allah kepadanya: -Warga Ka'ab dan 'Amir sama mengetahui

Di pagi hari Hunain ketika barisan telah cerai berai

Bahwa aku adalah seorang ksatria berani mati

Menejuni api peperangan tak pernah nyali

Semata mengharapkan keridla;in Ilahi

Yang Maha Asih dan kepada-Nya sekalian urusan akan kembali .

Abu Sufyan menghadapkan dirinya sepenuhnya kepada ibadat. Dansepeninggal Rasulullah saw. ruhnya mendambakan kematian agar dapatmenemui Rasulullah di kampung akhirat. Demikianlah walaupun nafasnyamasih turun naik, tetapi kematiantetap menjadi tumpuan hidupnya... !

Pada suatu hari, orang melihatnya berada di Baqi' sedang menggalilahad, menyiapkan dan mendatarkannya. Tatkala orang-orang menunjukkankeheranan mereka, maka katanya:Aku sedang menyiapkan kuburku .... .

Dan setelah tiga hari berlalu, tidak lebih, ia terbaring dirumahnyasementara keluarganya berada di sekelilingnya dan sama menangis.Dengan hati puas dan tenteram dibukanya matanya melihat mereka, lalukatanya: -- Janganlah daku ditangisi, karena semenjak masuk Islamtidak sedikit pun daku berlumur dosa...!

Dan sebelum: Kepalanya terkulai di atas dadanya, diangkatkannyasedikit keatas seolah-olah hendak menyampaikan selamat tinggal kepadadunia fana ini ...

Artikel Abu Sufyan Bin Haris diambil dari http://www.asofwah.or.id
Abu Sufyan Bin Haris.

Para Mujtahid Berpegang Pada Hadits

Kumpulan Artikel Islami

Para Mujtahid Berpegang Pada Hadits Setiap imam empat rahimallah melakukan ijtihadsesuai dengan hadits yang telah sampai kepadanya. Maka terjadinyaperbedaan pendapat antara mereka, adalah karena ada imam yang telahmendengar hadits tertentu, sementara imam lain belum mendengarnya, halitu disebabkan karena hadits-hadits waktu itu belum ditulis dan parapenghafal hadits telah berpencar-pencar. Ada yang di Hijaz, Syam, Irak,Mesir dan negeri-negeri Islam lainnya. Mereka hidup di suatu zaman dimana transprotasi sangat sulit. Untuk itu kita lihat Imam Syafi'Itelah meninggalkan pendapatnya yang lami ketika pindah ke Mesir dariIrak dan memperhatikan hadits-hadits yang baru didengar.

Ketika kita melihat Imam Syafi'I berpendapat bahwa wudhu' bisa batalkarena menyentuh wanita sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwahal itu tidak membatalkannya, maka kita harus kembali kepada haditsRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sesuai dengan firman Allah :

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, makakembalikanlah ia kepada Allah [al-Qur'an] dan Rasul [sunnahnya], jikakamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikianitu adalah lebih utama [bagimu] dan lebih baik akibatnya. [QS. 4:59]

Karena kebenaran tidak mungkin lebih dari satu, sehingga tidak mungkinhukum menyentuh wanita itu mebatalkan wudhu' dan tidak membatalkanwudhu', padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliauadalah sebaik-baik penafsir Al-Qur'an pernah menepiskan Aisyah dengantangannya dan memegang kakinya, padahal beliau sedang shalat. HR.Bukhari.

Jika Imam Syafi'I mendengar hadits tersebut atau jika hadits tersebutdianggap shahih, maka ia tidak akan mengatakan bahwa wudhu' batalkarena menyentuh lain jenis, sebagaimana ia telah mengatakan : Jikasuatu hadits itu shahih, maka itulah madzhab saya .

Dan kita juga tidak diperintahkan kecuali mengikuti Al-Qur'an yangditurunkan olelh Allah dan keterangan-keterangan Rasululllah denganhadits-hadits shahihnya, sebagaimana firman Allah :

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamumengikuti pemimpin-pemimpin selainNya. Amat sedikitlah kamu mengambilpelajaran [dari padanya]. [QS. 7:3]

Maka seorang muslim yang mendengarkan hadits shahih tidak bolehmenolaknya, karena hal itu bertentangan dengan madzhab Imam Syafi'i.Para Imam Madzhab telah melakukan ijma' [ kesepakatan ] untukmengambil hadits shahih dan meninggalkan setiap pendapat yangbertentangan dengan hadits shahih tersebut.

Akibat dari fanatisme madzhab tentang batalnya wudhu' karena menyentuhwanita telah menyebabkan orang asing mengambil gambaran yang jelektentang Islam. Salah seorang penduduk Makkah menceritkan kepada sayabahwa ia pernah membaca suatu majalah di Jerman yang menulis suatujudul dengan tulisan yang menyolok : Islam menganggap wanita sebagaisesuatu yang najis seprti halnya anjing. Mereka mengatakan demikiansetelah mendengar bahwa orang-0rang Islam mencuci tangannya jikamenyentuh wanita, sehingga mereka memahami bahwa wanita adalah najis.Padahal jika mereka mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam pernah mencium seorang istrinya kemudian langsung shalattanpa wudhu' tentu tidak akan mengatakan perkataan pedas tersebut yangjustru bukan dari islam. Fanatisme madzhab yang serupa telah membuattabir antara orang kafir dan Islam yang tidak dapat mereka masuki, danmenganggap bahwa Islam melihat wanita sebagai sesuatu yang najisseperti najisnya anjing.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyebutkan dalam bukunya Raf'ul malaam 'anil Aimmatil a'laam hal-hal yang baik tentang paraImam tersebut dan barangsiapa yang salah di anatara mereka akanmendapat satu pahala dan jika benar akan mendapat dua pahala, dan itudilakukan setelah berijtihad. Semoga Allah merahmati para Imam danmemberinya pahala.

Artikel Para Mujtahid Berpegang Pada Hadits diambil dari http://www.asofwah.or.id
Para Mujtahid Berpegang Pada Hadits.

Istri Mengambil Harta Suami Tanpa Izin

Kumpulan Artikel Islami

Istri Mengambil Harta Suami Tanpa Izin

>> Pertanyaan :

Syaikh Muhammad bin Shalih Utsamin ditanya: Seorang istri mengambilharta suami tanpa izin untuk membiayai hidup anaknya, tetapi diabersumpah bahwa tidak pernah mengambil harta suami-nya?

>> Jawaban :

Tidak boleh seorang istri mengambil harta suaminya tanpa izin karenatermasuk mengambil harta orang lain secara batil sebagaimana yangtelah diperingatkan oleh Rasulullah pada saat Haji Wada: [[

]] Sesungguhnya darah kamu, harta kamu dankehormatan kamu menjadi haram diantara kalian seperti haramnya hariini, bulan ini dan negerimu ini, bukankah telah aku sampaikan demikianitu kepada kalian! Akan tetapi jika suami tersebut bakhil, tidakmemberi nafkah kepada istri dan anaknya secara wajar, maka wanitatersebut boleh mengambil harta suaminya sesuai dengan kebutuhan yangdiperlukan dan tidak melebihi ke-butuhan semestinya. Berdasarkanhadits bahwa Hindun bin Utbah mengeluh kepada Rasulullah bahwasuaminya sangat bakhil, tidak memberi nafkah secara baik kepadanya dankepada anak-anaknya, maka Rasulullah ber-sabda kepadanya: [[ ]] Ambillah dariharta suamimu secukupnya untukmu dan untuk anak-anakmu, baik denganizin atau tidak seizinnya. Adapun bersumpah bahwa dia tidak mengambilpadahal sebenarnya mengambil maka hal tersebut diharamkan kecuali jikaberniat dalam hatinya bahwa tidak mengambil sesuatu yang dilaranguntuk diambil, artinya dia tidak mengambil harta suaminya melebihikebutuhan nafkah yang diperlu-kan. Sebab dalam kondisi teraniayaseseorang boleh mengucapkan ucapan yang mengandung makna lain [tawil].Adapun jika seseorang itu dalam posisi yang aniaya atau tidak dianiayajuga tidak menganiaya maka mengu-capkan kata-kata yang mengandungtawil itu tidak boleh. Dan wanita yang tidak diberi nafkah suaminyasecara wajar tergolong orang-orang teraniaya. Selain kondisi tersebuttidak boleh melakukan demikian.

Artikel Istri Mengambil Harta Suami Tanpa Izin diambil dari http://www.asofwah.or.id
Istri Mengambil Harta Suami Tanpa Izin.

Renungan Kejujuran (2) Penjelasan Sunnah dan BersamaSalaf

Kumpulan Artikel Islami

Renungan Kejujuran (2) Penjelasan Sunnah dan BersamaSalaf Penjelasan As-Sunnah

Banyak sekali hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallamyang membicarakan keutamaan jujur, di antaranya adalah:

1. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,Wajib atas kalian semua untuk jujur, karena jujur akan membimbingkepada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga. Seseorangsenantiasa berbuat jujur dan memilih kejujuran sehingga dia ditulis disisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta,karena dusta akan membawa kepada keburukan, dan keburukan akanmenyeret ke neraka. Seorang hamba senantiasa berdusta, dan dia memilihkedustaan, sehingga ditulis di sisi Allah sebagi pendusta. [HR.Al-Bukhari dan Muslim]. [11]

Al Munawi rahimahullah tatkala menjelaskan hadits di atasmengatakan:

[Wajib atas kalian jujur], yaitu ucapan yang benar [haq], dankadang pula mencakup pada perbuatan anggota badan, misalnya jikaseseorang yang jujur dalam berperang, maka tentu dia akan menunaikanhak-haknya.

[Sesungguhnya kejujuran akan membimbing kepada kabaikan], yaitukepada amal shalih yang murni, sedang al-birr maknanya adalah sebuahsebutan untuk sesuatu yang mencakup segala macam kebaikan.

[Kebaikan akan membimbing ke surga], yakni akan mengantarkanmasuk ke dalam surga.

Ibnul Arabi rahimahullah berkata, Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam menjelaskan bahwa kejujuran adalah pangkal segala macamkebaikan. Karena seseorang jika telah menjatuhkan pilihan padakejujuran maka dia tidak akan bermaksiat kepada Allah. Sebab -misalnya-dia ingin meminum khamer, atau berzina, atau menyakiti orang maka diaakan takut dicap sebagai peminum atau pezina. Sebab jika dia ditanyatentang perbuatan itu, maka kalau diam berarti dia dalam keraguan,jika menjawab tidak maka dia berdusta, dan kalau dia jujur menjawab ya,maka jatuhlah kehormatan dan harga dirinya. Dan akhirnya dia pun me-milihuntuk menjauhi perbuatan itu.

[Seseorang senantiasa jujur], maksudnya jujur dalam ucapannya.

[Memilih kejujuran], yakni berusaha maksimal dalam melaksanakankejujuran itu.

[Sehingga ditulis disisi Allah sebagai orang jujur], yakni diadihukumi dengan kejujuran itu dan berhak menyandang predikat sebagaiorang yang jujur.

[Jauhilah dusta], yaitu berhati-hatilah darinya.

[Karena dusta akan mengantarkan kepada keburukan], yakni diaakan mengajak untuk condong dari jalan yang lurus serta akanmembangkit-kan kemaksiatan.

[Dan dusta akan mengantarkan ke neraka], yakni menjadikanpelakunya terjerumus di dalamnya.

[Seseorang selalu berusta dan memilih dusta sehingga ditulis disisi Allah I sebagai pendusta], yakni dia dihukumi sebagai orangpendusta, dan berhak mendapatkan julukan tersebut berikut berbagaikonsekuensinya. [12]

Diriwayatkan dari Ubadah Ibnu ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu,bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,Berilah aku jaminan dengan enam perkara, maka aku akan menjaminuntuk kalian dengan surga. [Yaitu] jujurlah kamu jika berbicara,tepatilah jika kamu berjanji, tunaikanlah amanat jika engkau diberikepercayaan, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan kalian, dantahanlah tangan kalian [jangan mengganggu atau menyakiti]. [HR.Ahmad] [13]

Diriwayatkan dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi

shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,Aku memberikan jaminan dengan sebuah rumah di dalam surga bagiorang yang meninggalkan dusta, meskipun hanya senda gurau. [HR.al-Baihaqi] [14]

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi

shallallahu ‘alaihi wasallambeliau bersabda,Seorang mukmin dikenali dengan sikap rendah hatinya, kelembutanucapannya dan kejujuran ucapannya. [15]

Renungan Ke Empat, Bersama Para Salaf

Terdapat banyak ungkapan tentang kejujuran dan hakikatnya yangdisampaikan oleh para salaf, di antaranya sebagai berikut:

1. Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, Kalian wajib untuk jujur,meskipun membawamu kepada kematian.

2. Dan perkataan beliau yang lainnya, Kejujuran yang membuatkumenjadi terhina lebih aku sukai daripada kedustaan yang mengangkatkedudukanku.

3. Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, Jika engkau inginmenjadi orang-orang yang benar [jujur] maka wajib atasmu sikap zuhuddalam urusan dunia dan menahan diri dari menyakiti ahlul millah [sesamamuslim].

4. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, Seandainyakejujuran diletakkan pada luka, maka tentu luka itu akan sembuh.

5. Abu Sa'id al Qurasyi rahimahullah berkata, Orang jujuradalah orang yang siap menghadapi kematian dan dia tidak malu terhadapkeburukan dirinya seandainya tersingkap, sebagaimana firman Allah, Katakanlah, Jika kamu [menganggap bahwa] kampung akhirat [surga] itukhusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilahkematian[mu], jika kamu memang benar. [QS. Al-Baqarah:94]

6. Abdul Wahid bin Zaid rahimahullah berkata, Jujur adalahmenepati janji terhadap Allah dengan beramal.

7. Bisyar al-Haafi rahimahullah mengatakan, Barang siapa yangbermuamalah dengan Allah I secara jujur maka dia akan merasa sepi darimanusia. Dan juga dikatakan, Jujur adalah kesesuaian antara yangtersembunyi dengan yang terucap.

8. Dikatakan juga bahwa jujur adalah kesamaan antara yangdisembunyikan dengan yang tampak. Artinya bahwa orang yang berdustaadalah orang yang menampakkan kebaikan tetapi batinnya menyembunyikankeburukan seperti halnya orang munafik yang secara lahir adalahseperti orang yang baik padahal batinnya tidak demikian.

9. Ada sebagian yang mengatatakan, Kejujuran adalah mengucapkankebenaran dalam kondisi yang membahayakan.

10. Ada pula yang lain mengatakan, Jujur adalah berkata benar dihadapan orang yang kau takuti dan kau harapkan. [16]

11. Ada pula seseorang yang berkata, Barang siapa yang tidakmelakukan kewajiban yang kontinyu, maka tidak akan dapat melaksanakankewajiban yang temporer. Ditanyakan, Apakah kewajiban yang kontinyuitu Lalu dijawab, Jujur.

12. Dikatakan pula, Barang siapa yang mencari keridhaan Allah denganjujur maka Allah akan memberikan kepadanya cermin yang dengannya diabisa melihat yang haq dan yang batil.

13. Juga dikatakan, Wajib atasmu berlaku jujur meskipun engkaukhawatir bahwa jujur itu akan memberikan madharat kepadamu, padahalsesungguhnya dia akan memberikan manfaat kepadamu. Dan tinggalkandusta meskipun engkau melihat bahwa dusta itu memberimu manfaat, sebabia jutru akan mendatangkan madharat kepadamu.

Sumber: Majalah “Al Jundi Al Muslim” No.121 Ramadhan 1426, olehSyaikh Sulthan Fuad Al-Thubaisyi, bagian ke 2 dari 4 edisi.

Artikel Renungan Kejujuran (2) Penjelasan Sunnah dan BersamaSalaf diambil dari http://www.asofwah.or.id
Renungan Kejujuran (2) Penjelasan Sunnah dan BersamaSalaf.

Apa Yang Mereka Dendam Terhadap Negeri Haramain ?

Kumpulan Artikel Islami

Apa Yang Mereka Dendam Terhadap Negeri Haramain ? Apa Yang Mereka Dendam Terhadap Negeri Haramain

Kategori Al-Irhab = Terorisme

Sabtu, 18 September 2004 20:26:16 WIBAPA YANG MEREKA DENDAM TERHADAP NEGERI HARAMAIN OlehSyaikh Muhammad Musa Al-NasrAllah telah menjadikan negeri Makkah dan Madinah sebagai tempat yang aman hingga hari kiamat, semenjak Allah memerintahkan kepada kekasih-Nya nabi Ibrahim agar mengumumkan kepada manusia untuk menunaikan ibadah haji, mereka datang ke Baitul Haram [Ka’bah] dari segala penjuru negeri ; sebagaimana Allah berfirman.â€Å"Artinya : Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka” [Al-Haj : 27]Dan Allah berfirman sembari memberi nikmat kepada penduduk negeri Haramain.â€Å"Artinya : Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram [tanah suci] yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam [tumbuh-tumbuhan]” [Al-Qashas : 57]Demikianlah firman-Nya.â€Å"Artinya : Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini [Ka’bah]. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” [Al-Quraisy : 3-4]Pelajaran dalan ayat itu diambil dari keumuman lafadh, [dan] bukan dari kekhususan sebab, walaupun sebagian ayat ini turun pada kaum musrikin Makkah, hanya saja ayat ini mencakup kepada penduduk Makkah hingga hari kiamat. Demikianlah Allah berkehendak untuk rumah-Nya agar senantiasa menjadi tempat dengan kedamaian dan keamanan, agar orang yang berhaji, berumrah dan orang yang berkunjung datang ke negeri itu dengan tanpa merasa takut dan gelisan.Akan tetapi [kaum Khawarij modern] para da’i dan penyeru peledakan tidak ingin suasana seperti itu terjadi, tetapi yang mereka inginkan adalah kegoncangan keamanan negeri Al-Haramain. Mereka melanggar ayat-ayat dan hadits-hadits yang memperingatkan akan larangan mengganggu kaum muslimin, menakut-nakuti dan membunuh mereka ! Maka bagaimanakah jika hal itu [yaitu mengganggu, menakut-nakuti dan membunuh kaum muslimin] terjadi di bumi yang paling suci dan paling mulia di muka bumi ini, yaitu negeri Makkah yang aman dan daerah sekitarnya !Allah berfirman.â€Å"Artinya : Dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih” [Al-Haj : 25]Sesungguhnya hanya sekedar berniat melakukan kejahatan di Makkah adalah sebuah kejahatan dan dosa yang besar, maka bagaimanakah dengan mereka yang menumpahkan darah yang haram di negeri Al-Haram Bagaimanakah halnya orang yang meletakkan dan menaruh senjata dan bahan peledak dalam tumpukan mushaf Al-Qur’an, dan menyangka bahwasanya hal ini adalah jihad dan pengorbanan Sesungguhnya orang-orang yang dhalim itu, yang berusaha membuat kerusakana di negeri Al-Haramain [Saudi Arabia] dan negeri Islam lainnya, pada hakikatnya mereka itu adalah orang-orang yang berkhidmat [pada] musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Nashara serta seluruh musuh-musuh Islam, karena musuh-musuh Islam itu bergembira dan menabuh genderang bahkan menari-nari ketika gangguan menimpa negeri Islam, khususnya negeri Islam, yang memelihara dan menjaga Makkah dan Madinah, negara yang menyebarkan aqidah Tauhid di negeri Arab dan selain negeri Arab.Maka kenapa penyerangan yang keji ini dilakukan dari dalam dan dari luar, atas negeri Al-Haramain Karena Saudi Arabia adalah benteng terakhir bagi Islam, dan karena dinegeri itu pula ditegakkan syariat Allah diatas asas Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, dan karena di negeri itu disebarkan tauhid disegenap penjuru bumi. Maka [negeri ini] harus diperangi serta dilemahkan, dan disibukkan dengan fitnah-fitnah !! [negeri itu] harus digoncangkan keamanannya, karena kegoncangan kepercayaan pada negeri itu dan menampakkannya dalam keadaan lemah dari menjaga tempat-tempat yang suci, benar-benar akan mencegah para jama’ah haji dan pengunjung serta orang yang berumrah untuk mendatanginya. Maka lemahlah perekonomiannya, dan tersibukkan negeri Saudi Arabia dari kewajibannya yang suci yaitu melayani dua tempat suci [Makkah dan Madinah] melayani Islam dan kaum muslimin.Kemudian mereka yang menuduh negeri itu dengan kedzaliman dan kedustaan, [bahwa negeri Saudi Arabia ] membina teroris, diri merekalah yang bergembira dengan perbuatan orang-orang bodoh pembunuh dari kalangan kaum Khawarij masa kini, maka lihatlah bagaimana mereka [orang kafir yang menuduh negeri Saudi Arabia membina teroris dan kaum Khawarij yang meledakkan Al-Haramain] bertemu dalam satu sasaran dan satu tujuan, walaupun tanpa sengaja !Dan Maha benar Allah dimana Dia berfirman.â€Å"Artinya : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : â€Å"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk [yang benar]”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” [Al-Baqarah : 120]Musuh-musuh Islam di timur dan barat tidak meridhai kecuali umat ini meninggalkan agamanya sebagaimana terkelupasnya ular dari kulitnya, baik pemerintah ataupun rakyatnya, dan [mereka menginginkan] umat Islam menyerupai negeri barat baik itu akidahnya, peradabannya, kebudayaannya dan akhlaknya.Dan hal ini [umat Islam meninggalkan agamanya] –dengan izin Allah- tidak akan terjadi selama pada kita terdapat Kitabullah dan Sunnah nabiNya, dan selama pada kita terdapat ulama rabbani yang menyuruh berbuat baik dan melarang dari kemungkaran, berjihad dengan lisan mereka, jari-jemari mereka dan keterangan mereka, mereka benamkan setiap fitnah Khawarij dan ahli bid’ah yang sesat, dan mereka memperingatkan dari persengkokolan musuh-musuh Islam, menasehati para penguasa kaum muslimin dengan cara yang baik dan cara yang paling lurus, dengan kelembutan dan hikmah, agar mereka dapat membantu para penguasa melawan syaitan dan mereka tidak membantu syaitan melawan penguasa kaum muslimin, mereka [para ulama itu] akan mendo’akan penguasa kaum muslimin dengan kebaikan, dan tidak mendoakan penguasa dengan kejelekan dan kebinasaan.Semoga Allah menjaga negeri Al-Haramain khususnya dan negeri-negeri Islam secara umum dari segala rencana-rencana jahat yang dilakukan oleh musuh-musuh kita yang nampak atau dari kalangan kaum muslimin yang bersembunyi dibelakang Islam –mereka menyangkanya- dan Allah benci dan berlepas diri dari mereka dan amal perbuatan mereka, dan Allah-lah meliputi mereka semuanya tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia dan tiada Rabb selain Dia.[Disalin ulang dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi No. 08/Th. II/1424H, 21-22. Terjemahan dari http ://www.m-alnaser.com]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1032&bagian=0


Artikel Apa Yang Mereka Dendam Terhadap Negeri Haramain ? diambil dari http://www.asofwah.or.id
Apa Yang Mereka Dendam Terhadap Negeri Haramain ?.