Kumpulan Artikel Islami
Wajib Memberikan Perhatian Kepada Tauhid Terlebih Dahulu Sebagaimana Metode Para Nabi Dan Rasul 2/2 Wajib Memberikan Perhatian Kepada Tauhid Terlebih Dahulu Sebagaimana Metode Para Nabi Dan Rasul 2/2
Kategori At-Tauhid Awwalan
Kamis, 6 Mei 2004 08:31:13 WIBWAJIB MEMBERIKAN PERHATIAN KEPADA TAUHID TERLEBIH DAHULU SEBAGAIMANA METODE PARA NABI DAN RASULOlehSyaikh Muhammad Nashiruddin Al-AlbaniBagian Terakhir dari Dua Tulisan [2/2]AT-TAUHID AWWALAN YA DU'ATAL ISLAM [TAUHID, Prioritas Pertama dan Utama]Mereka tidak mempunyai perhatian terhadap pokok ini dan terhadap rukun pertama dari rukun-rukun Islam ini -sebagaimana telah diketahui oleh kaum muslimin semuanya-. Rasul yang pertama di antara para rasul yang mulia Nuh 'Alaihis sallam telah mengajak kepada masalah aqidah hampir seribu tahun. Dan semua mengetahui bahwa pada syariat-syariat terdahulu tidak terdapat perincian hukum-hukum ibadah dan muamalah sebagaimana yang telah dikenal dalam agama kita ini, karena agama kita ini adalah agama terakhir bagi syariat-syariat agama-agama lain. Bersamaan dengan itu, Nabi Nuh 'Alaihis sallam tetap mengajak kaumnya selama 950 tahun dan beliau menghabiskan waktunya bahkan seluruh perhatiannya untuk berda'wah kepada tauhid. Meskipun demikian, kaumnya menolak da'wah beliau sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur'an."Artinya : Dan mereka berkata :'Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan [penyembahan] tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan [penyembahan] Wadd, dan jangan pula Suwaa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr". [Nuh : 23].Ini menunjukkan dengan tegas bahwa sesuatu yang paling penting untuk di prioritaskan oleh para da'i Islam adalah da'wah kepada tauhid. Dan ini adalah makna firman Allah Subhanahu wa Ta'ala."Artinya : Maka ketahuilah, bahwa sesunguhnya tidak ada sesembahan [yang berhak diibadahi] melainkan Allah". [Muhammad : 19]Demikian sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam secara amalan maupun pengajaran. Adapun amalan beliau, maka tidak perlu dibahas, karena pada periode Makkah perbuatan dan da'wah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kebanyakan terbatas dalam hal menda'wahi kaumnya agar beribadah kepada Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya.Sedangkan dalam hal pengajaran, disebutkan dalam hadits Anas bin Malik Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan di dalam Ash-Shahihain. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika mengutus Muadz ke Yaman, beliau bersabda."Artinya : Hendaknya hal pertama yang engkau serukan kepada mereka adalah pesaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah saja, maka jika mereka mentaatimu dalam hal itu ..... dan seterusnya sampai akhir hadits. [Hadits Shahih diriwayatkan oleh Al-Bukhari [1395] dan ditempat lainnya, dan Muslim [19], Abu Daud [1584], At-Tirmidzi [625], semuanya dari hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu]Hadits ini telah diketahui dan masyhur, Insya Allah.Kalau begitu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan para shahabatnya untuk memulai dengan apa yang dimulai oleh beliau sendiri yaitu da'wah kepada tauhid.Tidak diragukan lagi bahwa terdapat perbedaan yang besar sekali antara orang-orang Arab musyrikin dimana mereka itu memahami apa-apa yang dikatakan kepada mereka dengan bahasa mereka, dengan mayoritas orang-orang Arab Muslim sekarang ini. Orang-orang Arab Muslim sekarang ini tidak perlu diseru untuk mengucapkan : Laa Ilaha Illallah, karena mereka adalah orang-orang yang telah mengucapkan syahadat Laa Ilaha Illallah, meskipun aliran dan keyakinan mereka berbeda-beda. Mereka semuanya mengucapkan Laa Ilaha Illallah, tetapi pada kenyataannya mereka sangat perlu untuk memahami lebih banyak lagi tentang makna kalimat thayyibah ini. Dan perbedaan ini adalah perbedaan yang sangat mendasar dengan orang-orang Arab dahulu dimana mereka itu menyombongkan diri apabila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyeru mereka untuk mengucapkan Laa Ilaha Illallah, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'anul Azhim [1]. Mengapa mereka menyombongkan diri . Karena mereka memahami bahwa makna Laa Ilaha Illallah adalah bahwa mereka tidak boleh menjadikan tandingan-tandingan bersama Allah, dan agar mereka tidak beribadah kecuali kepada Allah, padahal dahulu mereka menyembah selian Allah pula, mereka menyeru selain Allah, beristighatsah [meminta tolong] kepada selain Allah, lebih-lebih lagi dalam masalah nadzar untuk selain Allah, bertawasul kepada selain Allah, menyembelih kurban untuk selain Allah dan berhukum kepada selain Allah dan seterusnya.Ini adalah sarana-sarana kesyirikan paganisme yang dikenal dan dipraktekkan oleh mereka, padahal mereka mengetahui bahwa diantara konsekwensi kalimat thayyibah Laa Ilaha Illallah dari sisi bahasa Arab adalah bahwa mereka harus berlepas diri dari semua perkara-perkara ini, karena bertentangan dengan makna Laa Ilaha Illallah.[Disalin dari buku At-Tauhid Awwalan Ya Du'atal Islam, edisi Indonesia TAUHID, Prioritas Pertama dan Utama, oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal 5-15, terbitan Darul haq, penerjemah Fariq Gasim Anuz]_________Foote Note.[1] Beliau mengisyaratkan kepada firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat Ash-Shaffat : "Artinya : Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka : Laa Ilaha Illallah [Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi melainkan Allah] mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata : 'Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena kami seorang penyair yang gila " [Ash-Shaffat : 35-36]
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=695&bagian=0
Artikel Wajib Memberikan Perhatian Kepada Tauhid Terlebih Dahulu Sebagaimana Metode Para Nabi Dan Rasul 2/2 diambil dari http://www.asofwah.or.id
Wajib Memberikan Perhatian Kepada Tauhid Terlebih Dahulu Sebagaimana Metode Para Nabi Dan Rasul 2/2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar