Sabtu, 14 Juni 2008

Hukum Meyakini Bahwa Para Syaikh (Tuan-Tuan Guru)Dapat Memberikan Manfa?at Dan Menimpakan Mudharat (Marabahaya)

Kumpulan Artikel Islami

Hukum Meyakini Bahwa Para Syaikh (Tuan-Tuan Guru)Dapat Memberikan Manfa?at Dan Menimpakan Mudharat (Marabahaya)

>> Pertanyaan :

Seseorang berkewarganegaraan Sudan yang bermukim di kota Al-Anbarmengatakan, Di negeri kami banyak sekali kelompok, tiap-tiap kelompokini mengikuti syaikh [tuan guru] yang memberikan penyuluhan danmengajarkannya banyak hal. Mereka berkeyakinan bahwa mereka itu [parasyaikh] dapat memberikan syafaat bagi mereka di sisi Allah pada hariKiamat kelak. Karena itu, siapa yang tidak mengikuti para syaikhtersebut akan dianggap orang yang menjadi sia-sia di dunia dan akhirat.Nah, apakah kami harus mengikuti mereka atau menentang mereka Mohonpencerahan dari anda, semoga Allah memberkati anda.?

>> Jawaban :

Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahbuat Rasulullah, keluarga besarnya, para shahabatnya serta orang-orangyang mengikuti petunjuk beliau. Amma badu:

Si penanya mengatakan bahwa mereka memiliki para syaikh dan mengikuticara mereka sebab dikatakan bahwa orang yang tidak memiliki syaikh dantidak patuh terhadapnya, maka hidupnya akan menjadi sia-sia; baik didunia maupun di akhirat. Jawabannya, bahwa anggapan ini keliru bahkanharus diingkari, tidak boleh mengambil ataupun meyakininya. Halsemacam ini banyak terjadi pada faham tasawwuf. Orang-orang tersebutmemandang bahwa para syaikh mereka tersebut adalah para pemimpin danmengikuti mereka secara absolut adalah wajib. Jelas, ini keliru dankebodohan besar. Tidak ada siapa pun orang yang wajib diikuti dandiambil pendapatnya di dunia ini selain Rasulullah . Beliaulah yangwajib diikuti. Sedangkan para ulama, masing-masing mereka bisabersalah dan benar sehingga tidak boleh mengikuti pendapat manusia,siapa pun orangnya, kecuali bila sejalan dengan syariat Allah,sekalipun orang tersebut adalah seorang ulama besar; ucapannya tidakwajib diikuti kecuali bila sejalan dengan syariat Allah dan sesuaidengan wahyu yang dibawa oleh Muhammad SAW. Jadi, bukan malahmengikuti faham tasawwuf ataupun selainnya. Doktrin tasawwuf dalammemperla-kukan para syaikh tersebut adalah sesuatu yang batil dankeliru, karenanya mereka wajib bertaubat kepada Allah dari hal itu danmengikuti petunjuk Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam . Allah Taalaberfirman,

Katakanlah, Jika kamu [benar-benar] mencintai Allah, ikutilah aku,niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. [Ali Imran:31].

Makna ayat tersebut, Katakanlah hai Rasul kepada manusia: Jika kamumencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu.Yang dituju dalam perintah tersebut adalah Nabi Muhammad Shalallaahualaihi wasalam. Seolah maknanya, Katakanlah wahai Muhammad kepadamanusia yang mengklaim cinta kepada Allah, Jika kamu mencintai Allah,maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kamu.

Demikian pula dengan firman Allah,

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yangdilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. [Al-Hasyr: 7].

Dan firman-Nya, Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, danta'atlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat. [An-Nur: 56].

Yang wajib ditaati adalah Allah dan Rasul-Nya, tidak boleh taatkepada manusia manapun setelah Rasulullah kecuali jika perkataannyasejalan dengan syariat Allah. Setiap orang bisa bersalah dan benarselain Rasulullah sebab Allah telah menjaganya dari hal itu terhadapsyariat Allah yang disampaikannya kepada manusia. Allah Taalaberfirman,

Demi bintang ketika terbenam, kawanmu [Muhammad] tidak sesat dantidak keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu [Al-Qur'an] menurutkemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yangdiwahyukan [kepadanya]. [An-Najm: 1-4].

Oleh karena itu, kita semua wajib mengikuti wahyu yang dibawa olehNabi Shalallaahu alaihi wasalam, berpegang teguh kepada Dienullah,tidak tergiur dengan perkataan orang-orang yang ditokohkan, tidak pulamencari-cari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan, akan tetapi kitawajib menyodorkan perkataan-perkataan manusia dan pendapat merekakepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya; perkataan yang sesuai denganKitabullah dan as-Sunnah atau salah satu dari keduanya, maka dapatditerima dan bila tidak, maka tidak dapat diterima. Sebagaimana dalamfirman-firman Allah Taala berikut:

Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul [-Nya],dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah [Al-Qur'an] danRasul [sunnahnya], jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama [bagimu] dan lebih baikakibatnya. [An-Nisa: 59].

Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya [ter-serah]kepada Allah. [Asy-Syura: 10].

Dan bahwa [yang Kami perintahkan] ini adalah jalan-Ku yang lurus,maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan [yanglain], karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.[Al-Anam: 153].

Jadi, bertaklid kepada para syaikh dan mengikuti pendapat-pendapatmereka tanpa landasan ilmu dan bashirah adalah hal yang tidakdibolehkan menurut seluruh ulama kaum Muslimin bahkan harus diingkarimenurut ijma Ahlussunnah wal Jamaah. Perkataan para ulama yangsesuai dengan al-haq harus diambil karena alasan ia sesuai dengan al-haqbukan karena ia adalah perkataan si fulan. Sedangkan perkataan yangmenyelisihi al-haq, baik dari perkataan para ulama atau para syaikhsufi atau selain mereka, wajib ditolak dan tidak diambil karena alasania menyelisihi al-haq, bukan karena ia adalah perkatan si fulan atausi fulan.

[ Kumpulan Fatwa dan Beragam Artikel dari Syaikh Ibnu Baz, Juz V, hal.383-385. ]

Artikel Hukum Meyakini Bahwa Para Syaikh (Tuan-Tuan Guru)Dapat Memberikan Manfa?at Dan Menimpakan Mudharat (Marabahaya) diambil dari http://www.asofwah.or.id
Hukum Meyakini Bahwa Para Syaikh (Tuan-Tuan Guru)Dapat Memberikan Manfa?at Dan Menimpakan Mudharat (Marabahaya).

Tidak ada komentar: