Minggu, 01 Juni 2008

Muhammad Ibn Waasi’ al-Azdiy -[1-2] (Syaikh AhliZuhud Dan Pemilik Doa Mustajab)

Kumpulan Artikel Islami

Muhammad Ibn Waasi’ al-Azdiy -[1-2] (Syaikh AhliZuhud Dan Pemilik Doa Mustajab) “Para umara memiliki qurra, orang-orang kayamemiliki qurra dan Muhammad ibn Waasi’ adalah qurranya ar-Rahman” [Malikibn Dinar]

Kita sekarang berada di bawah pemerintahan khilafah Amirul MukmininSulaiman ibn Abdul Malik.

Inilah Yazid ibn al-Muhallab ibn Abi Shufrah salah seorang dari

suyuuful Islam [pedang Islam] yang terhunus dan wali Khurasan yanggagah perkasa.

Ia bergerak bersama pasukannya yang berjumlah seratus ribu personil,belum termasuk para sukarelawan dari para pencari syahid danorang-orang yang mengharapkan pahala.

Ia bertekad untuk menaklukkan “Jurjaan” dan “Thabaristan”*...Danadalah di antara para pelopor sukarelawan seorang tabi’in mulia [yaitu]Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy al-Anshari yang di beri gelar ZainulFuqaha [hiasan para fuqaha]...dan dikenal dengan sebutan ‘Abidal-Bashrah [ahli ibadahnya Bashrah] serta murid seorang sahabatmulia Anas ibn Malik al-Anshari, pelayan Rasulullah SAW.

Yazib ibn al-Muhallab singgah bersama pasukannya di “Dihistan” yangdihuni sekelompok kaum dari “Turki” yang sangat keras siksanya, sangatkuat dan sangat kokoh bentengnya.

Setiap hari mereka keluar untuk memerangi kaum muslimin. Apabiladitimpa kepayahan dan pertempuran bertambah sengit mendesak mereka,mereka berlindung di jalan-jalan perbukitan. Mereka bertahan dibenteng-benteng yang kokoh dan berlindung di puncak-puncaknya yangtinggi.

Adalah Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy memiliki peran signifikan dalampertempuran ini walaupun secara fisik kelihatan lemah dan usianyatelah lanjut.

Dan sungguh tentara muslimin mendapatkan ketenangan dengan cahaya imanyang terpancar dari wajahnya yang lembut. Mereka bersemangat untukmendapatkan hangatnya dzikir yang menyala dari lisannya yang sejuk.Mereka merasa tenteram dengan doa-doanya yang mustajab di saat-saatgenting dan bencana.

Yang biasa ia lakukan, apabila panglima pasukan telah menerobos masukke medan perang, ia menyeru, “Wahai pasukan Allah naiklah...wahaipasukan Allah naiklah...”

Hampir-hampir tidaklah tentara muslimin mendengar seruannya kecualimereka segera merangsak maju memerangi musuhnya sebagaimanabergeraknya singa-singa yang menerkam. Mereka mendatangi medanpertempuran bak orang-orang yang kehausan mendatangi air dingin dihari yang terik.

Pada suatu pertempuran dari hari-hari pertempuran yang sengit tersebut,muncullah seorang penunggang kuda dari barisan musuh yang mana matatidak pernah melihat badan yang sekekar itu, begitu kuat, pemberanidan sangat kuat keteguhannya. Ia terus saja menerobos masuk ketengah-tengah barisan sehingga memojokkan kaum muslimin daritempat-tempat mereka. Ia juga menimbulkan rasa takut dan gentar dihati mereka.

Kemudian ia mulai mengajak mereka untuk berduel menantang dengansombong. Ia terus mengulangi tantangannya.

Maka, tidaklah Muhammad ibn Waasi’ mendengar ajakannya kecuali iabertekad untuk berduel dengannya.

Di saat itulah kegagahan [keberanian] merayap dalam jiwa pasukanmuslimin...Salah seorang dari mereka mendatangi orang tua ini danbersumpah agar ia tidak melakukannya dan memohonnya supayamembiarkannya mengantikannya. Orang tua itu lantas mengabulkansumpahnya dan mendoakan kemenangan dan pertolongan untuknya.

Kedua prajurit tersebut saling mendatangi lawannya laksana datangnyakematian. Keduanya saling menerkam laksana dua singa yang kuat. Matadan hati seluruh tentara memperhatikan dari setiap tempat. Keduanyaterus saling menerkam dan menyerang beberapa saat hingga kelelahan.

Di saat yang bersamaan keduanya saling menebas kepala lawannya...

Adapun pedang prajurit Turki menancap di penutup kepala prajuritmuslim...sedangkan pedang prajurit muslim turun mengenai pelipisprajurit Turki sehingga membelah kepalanya menjadi dua bagian.Terpecahlah kepalanya menjadi dua...

Prajurit yang menang tersebut kembali ke barisan muslimin di bawahtatapan mata yang tidak pernah menyaksikan pemandangan seperti itu.

Pedang di tangannya meneteskan darah...

Dan sebuah pedang menancap di atas ‘helm’-nya berkilat di bawahsinar matahari.

Kaum muslimin menyambutnya dengan tahlil, takbir dan tahmid.

Yazid ibn al-Muhallab memandang kepada kilatan dua pedang itu,

‘helm’ dan senjata orang tersebut. Ia berkata, “Alangkahmenakjubkannya prajurit ini!!,” Manusia apakah dia.”

Maka dikatakan kepadanya bahwa ia adalah orang yang telah mendapatkanberkah dari doanya Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy.

Neraca kekuatan berbalik setelah tewasnya prajurit Turki...rasa takutdan gentar menjalar di dalam diri kaum musyrikin seperti api yangmenyambar daun ilalang yang kering-kerontang.

Api semangat dan izzah kemudian menyala dalam dada kaumMuslimin.

Mereka mendatangi musuhnya laksana datangnya air bah...

Mereka mengepungnya seperti kalung yang melingkar di leher...

Mereka juga memutuskan [pintu-pintu] air dan suplai makanan.

Sehingga raja mereka tidak menemukan jalan selain perdamaian. Iakemudian mengirim utusan kepada Yazid untuk menawarkan perdamaiankepadanya, dan mengumumkan kesiapannya untuk menyerahkan negara yangada dalam kekuasaannya dengan segenap apa dan siapa yang ada padanya,dengan jaminan ia [Yazid] memberikan keamanan kepada dirinya, hartadan keluarganya.

Yazid menerima perdamaian darinya dan memberikan syarat agar iamemberikan tujuh ratus ribu dirham kepadanya dengan cara diangsur danmembayar tunai di muka sebesar empat ratus ribu. Dan memberikan empatratus kendaraan yang dipenuhi dengan Za’faraan** kepadanya. Danhendaklah ia menggiring empat ratus orang, pada tangan setiap orangterdapat satu gelas yang terbuat dari perak dan di atas kepalanyaterdapat Burnus*** dari sutra dan di atas Burnus terdapat

Thailasan**** yang terbuat dari beludru sutra dan selendang sutrayang akan di pakai oleh istri-istri para prajurit.

Ketika peperangan telah mereda, Yazid ibn al-Muhallab berkata kepadapenjaga gudangnya, “Hitunglah Ghanimah yang kita raih sehinggakita bisa memberi kepada setiap orang haknya.”

Si penjaga gudang dan orang yang bersamanya berusaha untukmenghitungnya namun mereka kewalahan. Akhirnya ghanimahtersebut dibagi di antara prajurit dengan pembagian yang dibangun atastoleransi.

Dalam ghanimah tersebut, kaum muslimin menemukan sebuah mahkotayang di lapisi emas murni, dihias dengan berlian dan mutiara, dandihias dengan ukiran-ukiran yang indah.

Orang-orang saling mendongakkan leher [untuk melihat] kearahnya...mata-matatidak berkedip memengkaung kemilaunya.

Yazid memungut dengan tangannya dan mengangkatnya sehingga yang belummelihatnya bisa melihatnya, kemudian ia berkata, “Apakah kalianmelihat ada orang yang zuhud terhadap mahkota ini!”

“Semoga Allah memperbaiki keadaan tuanku...siapakah orangnya yang akanzuhud kepadanya” jawab mereka.

Ia berkata, “Kalian akan melihat, bahwa masih ada pada umat MuhammadSAW orang yang zuhud terhadapnya dan terhadap sepenuh bumi yangsepertinya.”

Ia menoleh kepada pengawalnya dan berkata, “Carilah Muhammad ibn Waasi’al-Azdiy untukku.”

Penjaga tersebut segera bertolak mencarinya di setiap arah...dan iamenemukannya telah menepi di tempat yang jauh dari manusia. Ia berdiritegak mengerjakan shalat sunnah dan berdoa serta memohon ampun.

Ia lantas menemuinya dan berkata, “Sesungguhnya Amirmemanggilmu untuk menemuinya, dan memintamu untuk berangkat ke sanasekarang juga.”

Ia berangkat bersama penjaga, hingga ketika ia telah berada di sisi

Amir, ia mengucapkan salam dan duduk di dekatnya. Amir menjawabsalamnya dengan yang lebih baik darinya.

Ia kemudian mengangkat mahkota dengan tangannya dan berkata, “WahaiAbu Abdillah, sesungguhnya tentara muslimin telah beruntung dengan [mendapatkan]mahkota yang berharga ini...dan aku berpendapat untuk memuliakanmudengannya, dan menjadikannya termasuk bagianmu, sehingga jiwa paratentara pun menjadi lega dengannya.”

“Engkau menjadikannya termasuk bagianku, wahai amir!” katanya.

“Ya, termasuk bagianmu,” kata Amir

Ia berkata, “Aku sama sekali tidak membutuhkannya wahai Amir...semogaengkau dan mereka dibalasi dengan kebaikan atasku.”

“Aku bersumpah dengan nama Allah atasmu agar kamu mengambilnya,” kata

Amir.

Ketika Amir bersumpah, Muhammad ibn Waasi’ pun terpaksamengambil mahkota, kemudian ia memohon pamit kepadanya dan beranjakpergi.

Beberapa orang yang tidak mengenal syaikh berkata, “Inilah orangnyayang telah mengkhususkan dirinya dengan mahkota dan ia pergimembawanya.”

Yazid lantas memerintahkan seorang budaknya untuk menguntitnya dengansembunyi-sembunyi...dan untuk memperhatikan apa yang akan ia perbuatdengan mahkota tersebut...kemudian datang dengan membawa beritanya.

Budak tersebut menguntitnya sedangkan syaikh tidak mengetahuinya.

Muhammad ibn Waasi’ berjalan di jalannya sedangkan mahkota barada ditangannya...ia lalu dihadang oleh seseorang yang berambut acak-acakan,berdebu dan berpenampilan dekil, ia memintanya dengan berkata, “Dariharta Allah....”

Syaikh memengkaung ke sebelah kanannya, kirinya dan belakanganya...ketikaia yakin tidak ada seorang pun yang melihatnya, ia menyerahkan mahkotatersebut kepada orang yang meminta tadi...kemudian ia bertolak denganperasaan gembira dan senang...seakan-akan ia telah melemparkan bebanberat dari pundaknya yang memberatkan punggungnya.

Budak tersebut lantas memegang tangan si peminta tadi, lalu membawanyakepada Amir dan ia menceritakan kisahnya kepadanya...

Amir kemudian mengambil mahkota tesebut dari tangan si peminta,dan menggantinya dengan harta yang cukup sehingga menjadikannya ridla.Kemudian ia menoleh kepada para tentaranya dan berkata, “Bukankahsudah aku katakan kepada kalian, sesungguhnya masih ada di antara umatMuhammad SAW orang-orang yang zuhud terhadap mahkota ini dan yangsemisalnya dan yang semisalnya.”

Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy terus saja ikut berjihad [memerangi]musyrikin di bawah bendera Yazid ibn al-Muhallab hingga musim hajimendekat.

Ketika tidak tersisa di hadapannya kecuali hanya waktu yang singkat,ia masuk menemui Amir dan meminta ijinnya untuk berangkatmengerjakan nusuk.*****

Yazid berkata kepadanya, “Ijinmu berada di tanganmu sendiri wahai AbuAbdillah, berangkatlah kapan saja kamu mau...dan kami telahmemerintahkan untuk memberikan harta kepadamu agar bisa membantuhajimu.”

Ia menjawab, “Apakah kamu juga memerintahkan [untuk memberikan]seperti harta ini kepada setiap tentara-tentaramu wahai Amir!”

“Tidak...” jawab Amir

Ia berkata, “Aku tidak punya hajat dengan sesuatu yang aku dikhususkandengannya tanpa tentara muslimin yang lain.”

Ia kemudian mengucapkan selamat berpisah dan segera berangkat.

Kepergian Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy terasa begitu memberatkan Yazidibn al-Muhallab sebagaimana juga terasa berat atas tentara musliminyang telah berjalan di temani olehnya.

Mereka merasa bersedih atas terhalangnya pasukan yang menang dariberkah-berkahnya, mereka berharap agar ia kembali lagi setelah selesaimenunaikan nusuk-nya.

Tidaklah mengherankan, sungguh para panglima muslimin yang tersebar diseluruh penjuru negeri telah berlomba-lomba agar ‘Abidul Bashrah[yaitu] Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy berada dalam kelompok pasukannya.Mereka bergembira dengan keberadaannya bersama mereka dengan kebaikanyang banyak...mereka mengharap kepada Allah AWJ agar menganugerahkankemenangan gemilang dengan kebaikan doanya dan berkahnya yang banyak.

Selanjutnya, alangkah mulia jiwa-jiwa ini yang terasa begitu kecil dimatanya...[namun] begitu besar di sisi Allah dan para manusia.

Alangkah mulia sejarah ini yang telah beruntung dengan orang-oranglangka dari manusia-manusia yang menakjubkan.

Sampai berjumpa lagi bersama ‘Abidul Bashrah Muhammad ibn Waasi’al-Azdiy.

CATATAN:

* Jurjaan dan Thabaristan telah ditaklukkan oleh Yazid ibn Al-Muhallab,keduanya termasuk daerah Persia

** Za’faran adalah tumbuhan yang dipergunakan untuk mengharumkan danmewarnai makanan

*** Burnus adalah pakaian yang penutup kepalanya merupakan bagiandarinya

**** Thailasan adalah jubah yang berwarna hijau yang dipakai olehorang-orang tertentu

***** Nusuk adalah mengerjakan haji yang sunnah dan itu dikerjakansetelah menunaikan haji yang wajib

Artikel Muhammad Ibn Waasi’ al-Azdiy -[1-2] (Syaikh AhliZuhud Dan Pemilik Doa Mustajab) diambil dari http://www.asofwah.or.id
Muhammad Ibn Waasi’ al-Azdiy -[1-2] (Syaikh AhliZuhud Dan Pemilik Doa Mustajab).

Tidak ada komentar: