Minggu, 01 Juni 2008

Siapa Yang Melakukan Kejahatan, Maka Ia Sendiri YangAkan Menuai Akibatnya

Kumpulan Artikel Islami

Siapa Yang Melakukan Kejahatan, Maka Ia Sendiri YangAkan Menuai Akibatnya Dikisahkan bahwa para pembantu sebagian rajamenemukan seorang bocah di sebuah jalan, lalu mereka mengambilnya.Mengetahui hal itu, sang Amir memerintahkan agar bocah tersebutdididik dengan baik dan dijadikan bagian dari keluarga istana. Ialantas memberinya nama ‘Ahmad al-Yatim’ [Ahmad Si Yatim].

Tatkala ia semakin tumbuh menjadi remaja, tampaklah padanyatanda-tanda kecerdasan dan kepintaran. Karena itu, sang rajamenggambleng akhlaqnya dan memberikan pengajaran kepadanya. Dan ketikaajalnya sudah dekat, ia berwasiat kepada putra mahkotanya agar menjagaanak ini, maka ia pun dimasukkan ke dalam istana kerajaan, menjadiorang pilihan dan diambil janjinya untuk tetap setia sebagai pembantuyang amanah. Setelah itu, pangkatnya dinaikkan menjadi pemutus perkarayang terjadi di antara para pembantu Amir [putra mahkota] danpengontrol jalannya urusan istananya.

Pada suatu hari, sang Amir menyuruhnya untuk menghadirkan sesuatu disebagian biliknya. Maka pergilah ia ke sana untuk mengambilnya, namunsecara tak sengaja ia memergoki salah seorang dari para pelayan wanitayang bekerja khusus untuk sang Amir tengah berduaan dengan seorangpemuda dari kalangan para pembantu, melakukan perbuatan mesum danberzina. Menyadari dirinya kepergok, si pelayan wanita ini memelaskepadanya agar merahasiakan kejadian tersebut dan berjanji akanmemberinya semua yang diinginkannya seraya menggodanya dengan tujuanagar rahasianya tidak dibocorkan akan tetapi ia malah berkata kepadasi pelayan wanita tersebut, “Aku berlindung kepada Allah darimelakukan khianat terhadap sang Amir dengan berzina padahal dia telahberbuat baik padaku.” Kemudian ia meninggalkan pelayan wanita tersebutdan berpaling darinya sementara dalam hatinya, ia berniat untuk tidakmembocorkan rahasia tersebut.

Rupanya, si pelayan wanita tersebut merasa ketakutan lebih dahulu danmembayangkan seakan Ahmad al-Yatim akan membocorkan rahasianya kepadasang Amir. Karena itu, ia menunggu kedatangan Amir ke istananya,kemudian pergi ke sana sambil menangis-nangis dan mengadu. Lalu Amirmenanyakan kepadanya apa gerangan yang terjadi. Dia mengatakan bahwaAhmad al-Yatim telah menggodanya dan ingin memaksanya untuk melakukanzina. Begitu mendengar pengaduan itu, marah besarlah sang Amir padaAhmad dan berniat untuk membunuhnya. Kemudian, beliau pun membuatrencana pembunuhan tersebut secara terselubung agar tidak ada orangyang tahu mengenai kematiannya nanti dan apa sebab terbunuhnya.

Untuk itu, sang Amir berkata kepada pembantunya yang paling senior,“Bila aku utus kepadamu seseorang yang membawa nampan dan memintakepadamu begini dan begitu, maka penggallah lehernya dan letakkankepalanya di dalam nampan tersebut serta kirim lagi kepadaku.” Sangpembantu senior itu pun mengiyakannya dengan penuh kepatuhan.

Pada suatu hari, sang Amir memanggil Ahmad al-Yatim seraya berkata,“Pergilah ke fulan, si pembantu lalu katakanlah kepadanya begini danbegitu.”

Ia pun melakukan apa yang diperintahkan Amir tersebut dan langsungpergi, hanya saja di tengah perjalanannya dia bertemu dengan sebagianpembantu yang ingin agar ia menengahi perselisihan yang terjadi diantara mereka akan tetapi ia minta ma’af karena ada halangan denganmengatakan bahwa ia sedang mengemban tugas dari Amir. Merekamenahannya seraya berkata, “Kami akan mengirim fulan, si pembantuuntuk menggantikanmu dan melakukan apa yang diminta darimu untukmelakukannya tersebut sehingga kamu bisa memutuskan perselisihan diantara kami ini.” Maka dia pun mengabulkan permintaan itu dan merekapun mengirim seorang pembantu di antara mereka untuk menggantikannya.Ternyata, orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah pemuda yangtelah berbuat zina dengan si pelayan wanita tersebut.

Tatkala orang ini pergi ke tempat yang telah ditentukan, ketuapembantu yang senior itu membawanya pergi ke suatu tempat yang telahdipersiapkannya dan setibanya di sana, ia segera memenggal lehernyadan meletakkan kepalanya ke dalam nampan lalu menutupnya. Setelah itu,ia membawanya ke hadapan Amir. Saat sang Amir melihat nampan tersebut,ia mengangkat tutupnya namun betapa terperanjatnya ia karena ternyatayang ada di dalamnya itu bukanlah kepala Ahmad al-Yatim. Karena itu,sang Amir langsung memanggil para pembantu agar menghadirkan Ahmad,lalu menanyakan kepadanya kenapa bisa terjadi demikian. Maka, iamemberitahukan apa yang sebenarnya terjadi sehingga posisinyadigantikan oleh pembantu yang lain. Sang Amir pun bertanya kepadanya,“Apakah kamu tahu apa dosa yang dilakukan si pembantu ini.”

“Ya, dia telah melakukan ini dan itu bersama si pelayan wanita, lalukembali dan mereka berdua memintaku atas nama Allah agar merahasiakankejadian itu,” katanya.

Begitu mendengar penuturannya, sang Amir memerintahkan agar si pelayanwanita tersebut pun dieksekusi juga.

Akhirya, suasana seperti semula kembali lagi menyeruak ke dalamkehidupan Ahmad. Ia semakin mendapatkan kecintaan dan penghormatandari sang Amir.

Alhasil, inilah buah dari kesetian dan sebaliknya akibat dariperbuatan khianat. Allah Ta’ala berfirman, Rencana yang jahat itutidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya. [Q.s.,Faathir:43]

[SUMBER: Mi`atu Qishshah Wa Qishshah Fii Aniis ash-Shaalihiin WaSamiir al-Muttaqiin karya Muhammad Amin al-Jundy, Juz.II, h.33-35]

Artikel Siapa Yang Melakukan Kejahatan, Maka Ia Sendiri YangAkan Menuai Akibatnya diambil dari http://www.asofwah.or.id
Siapa Yang Melakukan Kejahatan, Maka Ia Sendiri YangAkan Menuai Akibatnya.

Tidak ada komentar: