Senin, 16 Juni 2008

Tabahlah Menghadapi Musibah

Kumpulan Artikel Islami

Tabahlah Menghadapi Musibah Allah telah menetapkan takdir dan ajal seluruhmakhluk-Nya, mengatur dan menentukan segala amal perbuatan sertatindak-tanduk mereka. Lalu Allah membagi-bagikan rezeki dan hartaduniawi kepada mereka. Allah menciptakan kehidupan dan kematiansebagai ujian, siapa di antara mereka yang terbaik amalannya. Allahjuga menjadikan iman terhadap qadha dan takdir-Nya sebagai salah saturukun iman. Setiap sesuatu yang bergerak atau berdiam di langit dan dibumi, pasti menuruti kehendak dan keinginan Allah.

Dunia ini sarat dengan kesulitan dan kesusahan; diciptakan secarafitrah untuk dipenuhi dengan beban dan ancaman, aral rintangan sertaberbagai cobaan. Tak ubahnya dingin dan panas, yang memang harusdirasakan oleh para hamba-Nya. Allah berfirman:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikitketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Danberikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. .” [Al-Baqarah:155]

Berbagai musibah itu adalah batu ujian, untuk menentukan siapa diantara hamba-Nya yang benar dan yang tidak benar. Allah berfirman:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan [saja]mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi”[Al-Ankabut: 2]

Jiwa manusia itu hanya dapat menjadi suci, setelah ditempa.

Ujian dan cobaan, akan memperlihatkan kesejatian seseorang. IbnulJauzi mengungkapkan: “Orang yang ingin mendapatkan keselamatan dankesejahteraan abadi tanpa ujian dan cobaan, berarti ia belum mengenalajaran Islam dan tidak mengenal arti pasrah diri kepada Allah.”

Setiap orang pasti akan merasakan susah, mukmin maupun kafir. Hidupini memang dibangun di atas berbagai kesulitan dan marabahaya. Makajanganlah seseorang membayangkan bahwa dirinya akan terbebas darikesusahan dan cobaan.

Cobaan adalah lawan dari tujuan dan memang bertentangan denganangan-angan dan kesenangan menikmati kelezatan hidup. Setiap orangpasti merasakannya, walau dengan ukuran yang berbeda, sedikit ataubanyak. Seorang mukmin diberi ujian sebagai tempaan baginya, bukansiksaan. Terkadang cobaan itu ada dalam kesenangan, terkadang juga adadalam kesusahan. Allah berfirman:

“Dan Kami coba mereka dengan [nikmat] yang baik-baik dan [bencana]yang buruk-buruk, agar mereka kembali [kepada kebenaran…” [Al-A’raaf:168]

Satu hal yang dibenci kadang mendatangkan kesenangan, satu hal yangdisukai kadang mendatangkan kesusahan. Janganlah merasa aman dengankesenangan, karena bisa saja ia menimbulkan kemudaratan. Janganlahmerasa putus asa karena kesulitan, karena bisa jadi akan mendatangkankesenangan.

Allah berfirman, artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi [pula] kamu menyukaisesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamutidak mengetahui.” [Al-Baqarah: 216]

Segala cobaan itu ada batasnya di sisi Allah. Jangan mengucapkankata-kata makian, karena satu kata yang mengalir dari lidah, dapatmembinasakan seseorang. Seorang mukmin yang kuat akan tegar menghadapibeban berat. Hatinya tidak akan berubah dan lisannya tidak akanmengutuk.

Redamlah musibah itu dengan mengingat janji pahala dan kemudahan dariAllah, sehingga cobaan itu berlalu tanpa kita mengutukinya.Orang-orang berakal selalu menunjukkan ketegaran dalam menghadapmusibah, agar mereka tidak mendapatkan ejekan musuh-musuh mereka.Karena bila mereka menampakkan musibah itu, para musuh mereka akanmerasa senang dan gembira. Sebaliknya, menutup-nutupi musidah danderita kelaparan adalah sifat orang-orang mulia. Ketabahan akanmembendung bencana. Demikian cepatnya bencana itu berlalu, biladihadapi dengan ketabahan. Paling kita hanya harus tabah menghadapihari-hari yang pendek dalam hidup kita. Orang-orang yang binasamengalami kebinasaan mereka hanya karena mereka tidak memilikiketabahan.

Orang-orang yang tabah, akan men-dapatkan pahala terbaik. FirmanAllah:

“Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yangsabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah merekakerjakan. .”[An-Nahl: 96]

Dan firman Allah, artinya: “Mereka itu diberi pahala dua kalidisebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengankabaikan, dan sebagian dari apa yang kami rizkikan kepada mereka,mereka nafkahkan.” [Al-Qashash: 54]

Allah tidak pernah menahan sesuatu untukmu, wahai orang yang tertimpamusibah, melainkan karena Allah akan memberimu sesuatu yang lain.Allah hanya mengujimu, untuk memberikan keselamatan kepadamu. Allahhanya memberimu cobaan, untuk membersihkan dirimu. Selama masih adaumur, rezeki pasti akan datang. Allah berfirman:

“Tidak ada yang melata di bumi ini melainkan rezekinya ada di sisiAllah.” [Huud: 6]

Bila dengan kebijaksanaan-Nya, Allah menutup sebagian rezeki, pastiAllah akan membukakan pintu rezeki yang lain yang lebih bermanfaat.Cobaan, justeru akan mengangkat derajat orang-orang shalih danmeningkatkan pahala mereka.

Saad bin Abi Waqqash mengung-kapkan: “Aku pernah bertanya, “WahaiRasulullah! Siapakah orang yang paling berat cobaannya” Beliaumenjawab: “Para nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yangsesudah mereka secara berurut menurut tingkat keshalih-annya.Seseorang akan diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat,akan ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akandiringkankan cobaan baginya.

Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di mukabumi ini tanpa dosa sedikitpun.” [Riwayat Al-Bukhari]

Seorang ulama mengungkapkan: “Orang yang diciptakan untuk masuk Surga,pasti akan merasakan banyak kesulitan. Musibah yang sesungguhnyaadalah yang menimpa agama seseorang. Sementara musibah-musibah selainitu merupakan jalan keselamatan baginya. Ada yang berfungsimeningkatkan pahala, ada yang menjadi pengampun dosa. Orang yangbenar-benar tertimpa merana adalah mereka yang terhalang darimendapatkan pahala.

Tidak usah risau dengan hilangnya sebagian dunia. Karena keberadaannyahanyalah satu kejadian, membicarakan dunia justeru menimbulkankesedihan, jalan-jalan untuk mendapatkannya sarat dengan duka. Dalammencari dunia, manusia akan tersiksa sebatas rasa dukanya. Orang yangsenang mendapatkan dunia pada hakikatnya adalah orang yang sedih.Berbagai kepedihan bermunculan dari kenikmatan dunia. Berbagaikesedihan justeru lahir dari kesenangan dunia.

Abu Darda menyatakan: “Di antara bentuk kehinaan dunia di hadapanAllah adalah bahwa manusia berbuat maksiat selama ia di dunia, dan iahanya bisa menggapai apa yang ada di sisi Allah dengan meninggalkandunia. Maka hendaknya engkau menyibukkan diri dengan hal yang lebihberguna bagimu untuk mengambil kembali yang mungkin hilang darimu,yakni dengan cara memperbaiki kekeliruan, memaafkan kesalahan orang,dan mendekati pintu Ar-Rabb. Dengan itu, engkau akan melihat betapacepatnya musibah yang menimpamu itu menghilang. Kalau bukan karenakesusahan, engkau tidak bisa mengharapkan saat-saat senang.

Hilangkan hasrat terhadap yang menjadi milik orang, niscaya engkauakan menjadi yang terkaya. Jangan berputus asa, karena itu membawakehinaan. Ingatlah nikmat Allah yang banyak kepadamu. Tepislah segalakesedihan dengan ridha terhadap takdir dan dengan shalat di malam yangpanjang. Bila sudah habis malam, masih ada subuh yang datang menjelang.Akhir kesedihan adalah awal kebahagiaan. Masa tidak akan berdiam dalamsatu kondisi, namun terus berganti. Segala kesulitan, pasti akanberangsur hilang. Jangan putus asa hanya karena musibah yang datangbertubi-tubi. Satu kesulitan, akan dikalahkan oleh dua kemudahan.Merunduklah kepada Allah, pasti kesulitanmu akan sirna selekasnya.Setiap orang yang penuh dengan ketabahan, pasti akan mendapatkan jalankeluar. ” Wallahu A’lam.

Artikel Tabahlah Menghadapi Musibah diambil dari http://www.asofwah.or.id
Tabahlah Menghadapi Musibah.

Tidak ada komentar: