Sabtu, 24 Mei 2008

Dampak Negatif Teori Penyatuan Agama Terhadap Islam Dan Kaum Muslimin

Kumpulan Artikel Islami

Dampak Negatif Teori Penyatuan Agama Terhadap Islam Dan Kaum Muslimin Dampak Negatif Teori Penyatuan Agama Terhadap Islam Dan Kaum Muslimin

Kategori Propaganda Sesat

Jumat, 28 Mei 2004 07:44:02 WIBTINJAUAN HISTORIS TEORI PENYATUAN AGAMA DAN BEBERAPA KASUS YANG BERKAITAN DENGANNYAOlehSyaikh Bakr bin Abdullah Abu ZaidBagian Kelima dari Enam Tulisan [5/6]DAMPAK NEGATIF TEORI PENYATUAN AGAMA TERHADAP ISLAM DAN KAUM MUSLIMINAksi nekad tersebut menimbulkan beberapa dampak negative diantaranya.[a] Tersamarnya garis pemisah [antara muslim dan kafir]. Dari satu sisi kehormatan kaum muslimin luntur dan dari sisi lain hilanglah rasa benci terhadap orang-orang kafir.[b] Paus Paulus II memproklamirkan dirinya sebagai pemimpin spiritual seluruh agama dan sebagai pembawa risalah perdamaian internasional bagi umat manusia.[c] Paus Paulus II menetapkan tanggal 27 Oktober 1986 M sebagai Hari Raya bersama seluruh agama dan menetapkan tanggal 1 Januari sebagai Hari Persaudaraan.[d] Dikarangnya sebuah nasyid yang dikumandangkan bersama, mereka namakan : â€Å"Nasyid Ilahi Yang Maha Esa, Rabb dan Bapa”.[e] Diselenggarakannya berbagai seminar tentang propaganda teori tersebut, didirikannya yayasan-yayasan serta perkumpulan-perkumpulan yang menyeru kepada propaganda penyatuan agama. Lalu diadakannya kongres dan pertemuan diantaranya :[1]. Pada tanggal 12-15 Februari 1987 M diselenggarakan Muktamar Ibrahimi di Cordova, yang dihadiri oleh beberapa orang Yahudi, Nasrani dan beberapa orang yang mengaku muslim dari kalangan Qadiyaniyah dan Ismailiyah. Tema muktamar tersebut adalah dialog internasional untuk persatuan agama Ibrahimiyah. Panitia penyelenggara muktamar ini adalah sebuah universitas di Cordova bernama ‘Universitas Cordova’ dengan membawa misi penyatuan agama di benua Eropa. Dinamakan juga ‘Markas Ilmu dan Kebudayaan Islam’ atau disebut juga ‘Markas Cordova bagi Penelitian Ilmiah Agama Islam’.Ketua muktamar tersebut adalah seorang Nasrani bernama Rojih Jaruudi. Poin penting yang dihasilkan dalam muktamar tersebut adalah kesepakatan adanya kerja sama dan pertemuan antara pemeluk-pemeluk agama. [1][2]. Pada tanggal 21 Maret 1987 M didirikan sebuah yayasan internasional yang menghimpun orang-orang yang beriman kepada Allah di seluruh dunia bernama : ‘Persatuan Orang-orang Beriman’.[3]. Pada musim panas tahun 1987M didirikanlah Organisasi Pemuda Beragama.[4]. Pada bulan April tahun 1987M didirikan sebuah yayasan bernama : ‘Persatuan Umat Manusia.[5]. Organisasi-organisasi serta yayasan-yayasan tersebut meletakkan annggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang intinya mengenyahkan pembeda antara Islam, Yahudi dan Nasrani serta melucuti generasi Muslim dari kepribadian Islamnya yang secara tegas menyatakan bahwa Islam menghapus agama-agama sebelumnya dan Al-Qur’an menghapus seluruh kitab-kitab suci sebelumnya serta menjadi standar benar tidaknya kitab-kitab tersebut. Semua itu dimentahkan dengan propaganda persatuan agama.[6]. Asset organisasi orang-orang beriman sebesar 800.000 Dollar Amerika[7]. Asset-asset dan income organisasi tersebut bila suatu saat bubar diserahkan kepada Palang Merah Internasional dan yayasan-yayasan di bawah naungan gereja internasional.[8]. Diantara symbol-simbol yayasan dan organisasi tersebut adalah :-Simbol kebaikan : Organisasi Palang Merah Internasional-Simbol kemajuan : Darwin-Simbol persamaan : Karl Marx-Simbol perdamaian umat manusia dan persaudaraan agama : Paus Paulus II[9]. Yayasan dan organisasi tersebut juga merancang bendera yang mencerminkan syiar-syiar mereka : Bendera Persatuan Bangsa-Bangsa, pelangi [2], angka tujuh –yang merupakan symbol kemenangan bagi mereka- dan juga merupakan nama kapal pertama yang menemukan benua Amerika yang membawa ajaran Nasrani ke benua tersebut.[10]. Secara berturut-turut diselenggarakan pula berbagai muktamar-muktamar tentang penyatuan agama di New York, Portugal dan di tempat-tempat lainnya.Diantara dampak negatif propaganda penyatuan agama ini adalah : Disamping para peserta pertemuan, muktamar yang diselenggarakan di negara-negara kafir dan para anggota organisasi dan yayasan serta pelaksanaan ibadah bersama itu adalah orang-orang yang mengaku muslim, baik sebagai delegasi maupun kemauan sendiri –urusan mereka ini terserah kepada Allah-, syiar-syiar propaganda ini juga semakin meluas di seantero dunia, di dengar oleh umat manusia di berbagai belahan dunia. Lebih parah lagi propaganda itu telah menyusup ke negari-negeri muslimin ! Mendapat tempat di hati sebagian oknum yang mengaku muslim. Dan membuat mereka hilang akal sehat, lalu ditulislah artikel-artikel yang mendukung propaganda tersebut, mucullah komentar-komentar yang menguatkannya, semakin maraklah seruan kepadanya dalam bentuk seminar-seminar internasional dan pertemuan-pertemuan resmi yang bersifat regional.Diantaranya adalah Seminar Syarmusy Syaikh di Mesir pada bulan Syawal tahun 1416.Yang diikuti dan diarahkan oleh orang-orang berpengaruh dari kalangan kaum muslimin. Dengan dasar satu keyakinan, yaitu Ibrahimiyah. Anggota seminar terdiri dari kaum Muslimin, Yahudi, Nasrani dan Komunis.Diantaranya juga seminar yang diselenggarakan pada tanggal 10/10/1416. Sebagian anggota seminar telah mengumumkan tentang pentingnya diterbitkan sebuah kitab yang terangkum di dalamnya : Al-Qur’an, Taurat dan Injil. [3]Diberbagai negeri diumumkan bahwa telah keluar satu undang-undang resmi bolehnya memberi nama anak-anak kaum Muslimin dengan nama-nama khusus bagi orang-orang Yahudi. Hasilnya salah seorang anak kaum Muslimin oleh ayanya diberi nama : Rabin !!! [4][Disalin dari kitab Al-Ibthalu Linazhariyyatil Khalthi Baina Diinil Islaami Wa Ghairihii Minal Adyan, edisi Indonesisa Propaganda Sesat Penyatuan Agama, Oleh Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid, Terbitan Darul Haq]_________Foote Note[1] Silakan lihat kitab Laa Li Jaruudi wa Watsiqah Isybiliyah karangan Sa’ad Zhalam, dan kita Al-Islam wal Adyan karangan Muhammad Abdurrahman Iwadh.[2] Dalam Pasal ke sembilan Kitab Kejadian disebutkan –semoga Allah memburukkan mereka betapa dustanya perkataan mereka ini- bahwa Allah telah menjadikan pelangi itu sebagai simbol yang mengingatkan Allah agar tidak membinasakan penduduk bumi sebagaimana kebinasaan yang menimpa kaum Nuh, pelangi merupakan simbol perjanjian Allah dengan penduduk bumi, yaitu bahwa bilaman Allah melihat pelangi tersebut maka Allah akan ingat hingga tidak membinasakan penduduk bumi dengan badai topan. Semoga Allah membinasakan bangsa Yahudi, betapa dustanya mereka terhadap Allah. Semoga laknat Allah tetap menimpa mereka hingga Hari Kiamat. Silakan lihat buku Qadzziful Haq karangan Al-Ghazali hal.24-25[3] Telah disebarluaskan melalui berbagai media-media informasi diantaranya dicantumkan dalam surat kabar Ar-Ra’yi edisi 9316 hal 1 tanggal 13/10/1416[4] Berita ini disebarluaskan melalui berbagai media-media informasi diantaranya dicantumkan dalam surat kabar Ar-Ra’yi edisi 9316 hal 1 tanggal 13/10/1416

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=759&bagian=0


Artikel Dampak Negatif Teori Penyatuan Agama Terhadap Islam Dan Kaum Muslimin diambil dari http://www.asofwah.or.id
Dampak Negatif Teori Penyatuan Agama Terhadap Islam Dan Kaum Muslimin.

Tidak ada komentar: