Sabtu, 24 Mei 2008

Bermula Dari Pengkafiran, Akhirnya Peledakan 4/4

Kumpulan Artikel Islami

Bermula Dari Pengkafiran, Akhirnya Peledakan 4/4 Bermula Dari Pengkafiran, Akhirnya Peledakan 4/4

Kategori Al-Irhab = Terorisme

Jumat, 10 September 2004 23:33:29 WIBBERMULA DARI PENGKAFIRAN, AKHIRNYA PELEDAKANBAYAN HAI’AH KIBAR AL-ULAMA FI DZAMMI AL-GHULUWWI FI AT-TAKFIR [Penjelasan Lembaga Perkumpulan Ulama Besar Saudi Arabia Tentang Celaan Terhadap Sikap Ghuluw –ekstrim- Dalam Mengkafirkan Orang Lain]Markaz Al-Imam Al-Albani YordaniaSyaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Alhalabi Al-AtsariBagian Terakhir dari Empat Tulisan [4/4]PENJELASAN HAI’AH KIBAR AL-ULAMALembaga Perkumpulan Tokoh-Tokoh Ulama Saudi Arabia [1]Sesungguhnya Majelis Hai’ah Kibar Al-Ulama, pada pertemuannya yang ke 49 di Thaif, yang dimulai tanggal 2/4/1419H [2] telah mengkaji apa yang kini berlangsung di banyak negeri-negeri Islam dan negeri-negeri lain, tentang takfir [penetapan hukum kafir terhadap seseorang] dan tafjir [peledakan] serta konsekwensi yang diakibatkannya, berupa penumpahan darah dan perusakan fasilitas-fasilitas umum.Karena berbahayanya persoalan ini, begitu pula akibat yang ditimbulkannya, berupa melenyapkan nyawa orang-orang yang tidak bersalah, perusakan harta benda yang mestinya terpelihara, menimbulkan rasa takut bagi banyak orang dan menimbulkan keresahan bagi keamanan serta ketentraman orang banyak, maka majelis Hai’ah memandang perlu untuk menerbitkan penjelasan ini, guna menerangkan hukum sebenarnya dari persoalan tersebut. Sebagai nasihat bagi Allah, bagi hamba-hambaNya dan sebagai pelepas tanggung jawab di hadapan Allah, serta sebagai upaya menghilangkan kerancuan pemahaman di kalangan orang-orang yang kacau pemahamannya.Maka dengan taufik Allah kami katakan.KETIGASesungguhnya jika sebuah majlis menyatakan ketetapan hukum kafir terhadap manusia –tanpa bukti dari Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta tanpa menyebutkan bahayanya penyebutan hukum itu karena mengandung akibat buruk dan dosa, berarti majelis tersebut tengah mengumumkan kepada dunia, bahwa Islam berlepas diri dari keyakinan yang salah ini. Begitu pula apa yang tengah berlangsung di bebagai negeri berupa penumpahan darah orang yang tidak bersalah, peledakan tempat-tempat hunian, kendaraan-kendaraan, fasilitas-fasilitas umum maupun khusus, serta perusakan bangunan-bangunan, semua itu merupakan tindakan kriminal. Islam berlepas diri dari tindakan semacam itu.Demikian juga setiap muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhirat-pun berlepas diri dari tindakan seperti itu. Tindakan-tindakan tersebut tidak lain hanyalah tindakan orang yang mempunyai pemikiran menyimpang dan aqidah sesat. Dia sendirilah yang memikul dosa dan kejahatannya. Tindakannya itu tidak bisa dibebankan kepada Islam dan tidak pula kepada kaum muslimin yang berpegang pada petunjuk Islam, berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah dan berpegang teguh pada tali Allah yang kokoh.Tindakan-tindakan tersebut murni merupakan perusakan dan kejahatan. Syari’at serta fitrah menolaknya. Oleh karenanyalah, nash-nash syari’at telah datang untuk mengharamkannya dan memperingatkan agar tidak mempergauli para pelaku tindakan demikian.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.â€Å"Artinya : Dan di antara manusia ada yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah [atas kebenaran] isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling [dari kamu], ia berjalan di muka bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman dan binatang ternak. Dan Allah tidak menyukai kebinasaan. Dan apabila dikatakan kepadanya, â€Å"Bertaqwalah kepada Allah !”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah [balasannya] nerakah Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya” [Al-Baqarah : 204-206][Intinya] kewajiban seluruh kaum muslimin –dimanapun mereka berada- ialah saling ingat-mengingatkan dalam hal kebenaran, saling menasihati, saling tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan, amar ma’ruf nahi munkar- dengan cara hikmah [bijaksana] serta nasihat yang baik, dan memberikan bantahan dengan cara yang lebih baik. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman.â€Å"Artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam [mengerjakan] kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya” [Al-Ma’idah : 2]Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman.â€Å"Artinya : Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh [mengerjakan] yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana” [At-Taubah : 71]Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.â€Å"Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal shalih, dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya menepati kesabaran” [Al-Ashri : 1-3]Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.â€Å"Artinya : Agama adalah nasihat” [Rasullullah mengatakannya tiga kali]. Ditanyakan oleh sahabat : â€Å"Bagi siapa, wahai Rasulullah ”. Beliau menjawab, â€Å"Bagi Allah, bagi kitabNya, bagi RasulNya, bagi para pemimpin umat Islam dan bagi umumnya umat Islam” [Hadits Riwayat Muslim dari Tamim Ad-Dari. Imam Bukhari meriwayatkannya secara mu’allaq dalam kitab Shahih-nya, tanpa menyebutkan sahabat]Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.â€Å"Artinya : Perumpamaan kaum mukminin dalam [hubungan] saling cinta, saling kasih sayang dan saling lemah lembutnya, ibarat satu tubuh, apabila salah satu anggauta tubuh mengeluh karena sakit, maka seluruh anggauta tubuh lainnya akan ikut tidak bisa tidur dan merasa demam”[Muttafaq ‘Alaih, dari An-Num’an bin Basyir][Demikianlah], ayat-ayat serta hadits-hadits yang semakna dengan ini banyak.Akhirnya, kami memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala –dengan nama-namaNya yang husna dan dengan sifat-sifatNya yang mulia- agar Dia mencegah seluruh kaum muslimin dari kesengsaraan.Kami memohon agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufiq kepada seluruh pemegang kendali kekuasaan kaum muslimin untuk melakukan apa yang baik bagi umat dan negara, serta melakukan pemberantasan terhadap segala kerusakan serta para perusaknya.Kami memohon agar Allah memenangkan agamaNya dan meninggikan kalimatNya melalui para pemegang kendali kekuasaan itu. Juga agar Allah memperbaiki keadaan seluruh umat Islam di manapun mereka berada, serta memenangkan kebenaran melalui mereka. Sesungguhnya Allah adalah pemilik semua itu dan Maha Kuasa untuk melakukannya. Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat serta salamNya kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.[Disalin dari Majalah As-Sunnah edisi 12/Tahun VII/1424H hal. 45-50]________Foote Note.[1] Sebab banyak di antara persoalan itu yang bagi sebagian orang hanya persoalan ‘mana suka’. Jika sesuai dengan hawa nafsu disebar luaskan. Dan jika tidak sesuai, disembunyikan dan ditimbun. Fatwa-fatwa ulama yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, maka akan dikatakan bahwa ulama yang berfatwa itu tidak mengerti [bodoh terhadap] realitas, situasi dan kondisi atau dikatakan bahwa ulama itu terkontaminasi dengan pemikiran Murji’ah. Demi Allah, ini merupakan bencana besar.[2] Penjelasan ini termasuk penjelasan dan fatwa ilmiah dari Hai’ah Kibar Ulama yang paling akhir dibawah kepemimpinan Syaikh Abdul Azi bin Baz Rahimahullah. Penjelasan [fatwa] ini dikeluarkan kurang dari sembilan bulan sebelum beliau wafat. Dan penjelasan ini dimuat di majalah Al-Buhuts Al-Islamiyah, Edisi 56 Safar 1420H, langsung setelah beliau wafat.

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=1017&bagian=0


Artikel Bermula Dari Pengkafiran, Akhirnya Peledakan 4/4 diambil dari http://www.asofwah.or.id
Bermula Dari Pengkafiran, Akhirnya Peledakan 4/4.

Tidak ada komentar: