Jumat, 16 Mei 2008

Abu Sufyan Bin Haris

Kumpulan Artikel Islami

Abu Sufyan Bin Haris [Habis Gelap terbitlah Terang]

Ia adalah Abu Sufyan bin Harits, dan bukan Abu Sufyan bin Harb ayahMu'awiyah. Kisahnya merupakan kisah kebenaran setelah kesesatan,sayang setelah benci dan bahagia setelah celaka .... Yaitu kisahtentang rahmat Allah yang pintu-pintu-nya terbuka lebar, demi seoranghamba menjatuhkan diri diharibaan-Nya, setelah penderitaan yangberlarut-larut ... !

Bayangkan, waktu tidak kurang dari 20 tahun yang dilalui Ibnul Haritsdalam kesesatan memusuhi dan memerangi Islam ... ! Waktu 20 tahun,yakni semenjak dibangkitkan-Nya Nabi saw. sampai dekat hari pembebasanMekah yang terkenal itu. Selama itu Abu Sufyan menjadi tulang punggungQuraisy dan sekutu-sekutunya, menggubah syair-syair untuk menjelekkanserta menjatuhkan Nabi, juga selalu mengambil bagian dalam peperanganyang dilancarkan terhadap Islam.

Saudaranya ada tiga orang, yaitu Naufal, Rabi'ah dan Abdullah,semuanya telah lebih dulu masuk Islam. Dan Abu Sufyan ini adalahsaudara sepupu Nabi, yaitu putera dari pamannya, Harits bin AbdulMutthalib. Di samping itu ia juga saudara sesusu dari Nabi karenaselain beberapa hari disusukan oleh ibu susu Nabi, Halimatus Sa'diyah.

Pada suatu hari nasib mujurnya membawanya kepada peruntunganmembahagiakan. Dipanggilnya puteranya Ja'far dan dikatakannya kepadakeluarganya bahwa mereka akan bepergian. Dan waktu ditanyakan ke manatujuannya, jawabnya ialah:Kepada Rasulullah, untuk menyerahkan diri bersama beliau kepada AllahRobbul'alamin .. . !

Demikianlah ia melakukan perjalanan dengan mengendarai kuda, dibawaoleh hati yang insaf dan sadar ....

Di Abwa' kelihatan olehnya barisan depan dari suatu pasukan besar.Maklumlah ia bahwa itu adalah tentara Islam yang menuju Mekah denganmaksud hendak membebaskannya. Ia bingung memikirkan apa yang hendakdilakukannya. Disebabkan sekian lamanya ia menghunus pedang memerangiIslam dan menggunakan lisannya untuk menjatuhkannya, mungkinRasulullah telah menghalalkan darahnya, hingga ia bila tertangkap olehsalah seorang Muslimin, ia langsung akan menerima hukuman qishas. Makaia harus mencari akal bagaimana caranya lebih dulu menemui Nabisebelum jatuh ke tangan orang lain.

Abu Sufyan pun menyamar dan menyembunyikan identitas dirinya. Denganmemegang tangan puteranya Ja'far, ia berjalan kaki beberapa jauhnya,hingga akhirnya tampaklah olehnya Rasulullah bersama serombonganshahabat, maka ia menyingkir sampai rombongan itu berhenti. Tiba-tibasambil membuka tutup mukanya, Abu Sufyan menjatuhkan dirinya dihadapan Rasulullah. Beliau memalingkan muka daripadanya, maka AbuSufyan mendatanginya dari arah lain, tetapi Rasulullah masihmenghindarkan diri daripadanya.

Dengan serempak Abu Sufyan bersama puteranya berseru:Asyhadu alla ilaha illallah. Wa-asyhadu anna Muhammadar Rasulullah .Lalu ia menghampiri Nabi saw. seraya katanya: Tiada dendam dan tiadapenyesalan, wahai Rasulullah .

Rasulullah pun menjawab:Tiada dendam dan tiada penyesalan, wahai Abu Sufyan!

Kemudian Nabi menyerahkannya kepada Ali bin Abi Thalib, katanya: -- Ajarkanlahkepada saudara sepupumu ini cara berwudlu dan sunnah, kemudian bawalagi ke sini .

Ali membawanya pergi, dan kemudian kembali. Maka kata Rasulullah: Umumkanlahkepada orang-orang bahwa Rasulullah telah ridla kepada Abu Sufyan, danmereka pun hendaklah ridla pula…!

Demikianlah hanya sekejap saat…! Rasulullah bersabda:Hendaklah kamu menggunakan masa yang penuh berkah…! Makatergulunglah sudah masa-masa yang penuh kesesatan dan kesengsaraan,dan terbukalah pintu rahmat yang tiada terbatas....

Abu Sufyan sebetulnya hampir saja masuk Islam ketika melihat sesuatuyang mengherankan hatinya ketika perang Badar, yakni sewaktu iaberperang di pihak Quraisy. Dalam peperangan itu, Abu Lahab tidak ikutserta, dan mengirimkan 'Ash bin Hisyam sebagai gantinya. Dengan hatiyang harap-harap cemas, ia menunggu-nunggu berita pertempuran, yangmulai berdatangan menyampaikan kekalahan pahit bagi pihak Quraisy.

Pada suatu hari, ketika Abu Lahab sedang duduk dekat sumur Zamzambersama beberapa orang Quraisy, tiba-tiba kelihatan oleh merekaseorang berkuda datang menghampiri. Setelah dekat, ternyata bahwa iaadalah Abu Sufyan bin Harits.

Tanpa bertangguh Abu Lahab memanggilnya, katanya: - Mari ke sini haikeponakanku! Pasti kamu membawa berita! Nah, ceritakanlah kepada kamibagaimana kabar di sana …!

Ujar Abu Sufyan bin Harits: - Demi Allah! Tiada berita, kecuali bahwakami menemui suatu kaum yang kepada mereka kami serahkan leher-leherkami, hingga mereka sembelih sesuka hati mereka dan mereka tawan kamisemau mereka ...! Dan Demi Allah! Aku tak dapat menyalahkanorang-orang Quraisy Kami berhadapan dengan orang-orang serba putihmengendarai kuda hitam belang putih, menyerbu dari antara langit danbumi, tidak serupa dengan suatu pun dan tidak terhalang oleh suatupun…!

-- yang dimaksud Abu Sufyan dengan mereka ini ialah para malaikat yangikut bertempur di samping Kaum Muslimin -

Menjadi suatu pertanyaan bagi kita, kenapa ia tidak beriman ketika itu,padahal ia telah menyaksikan apa yang telah disaksikannya

Jawabannya ialah bahwa keraguan itu merupakan jalan kepada keyakinan.Dan betapa kuatnya keraguan Abu Sufyan bin Harits, demikianlah pulakeyakinannya sedemikian kukuh dan kuat jika suatu ketika ia datangnanti .... Nah, saat petunjuk dan keyakinan itu telah tiba, dansebagai kita lihat, ia Islam, menyerahkan dirinya kepada TuhanRobbul'alamin ... !

Mulai dari detik-detik keislamannya, Abu Sufyan mengejar danmenghabiskan waktunya dalam beribadat dan berjihad, untuk menghapusbekas-bekas masa lain dan mengejar ketinggalannya selama ini....

Dalam peperangan-peperangan yang terjadi setelah pempembebasan Mekahia selalu ikut bersama Rasulu!lah. Dan di waktu perang Hunainorang-orang musyrik memasang perangkapnya dan menyiapkan satu pasukantersembunyi, dan dengan tidak diduga-duga menyerbu Kaum Musliminhingga barisan mereka porak poranda.

Sebagian besar tentara Islam cerai berai melarikan diri, tetapiRasulullah tiada beranjak dari kedudukannya, hanya

berseru: Hai manusia ... ! Saya ini Nabi dan tidak dusta... ! Sayaadalah putra Abdul Mutthalib ... !

Maka pada saat-saat yang maha genting itu, masih ada beberapa gelintirshahabat yang tidak kehilangan akal disebabkan serangan yang tiba-tibaitu. Dan di antara mereka terdapat Abu Sufyan bin Harits dan puteranyaJa'far.

Waktu itu Abu Sufyan sedang memegang kekang kuda Rasulullah. Danketika dilihatnya apa yang terjadi, yakinlah ia bahwa kesempatan yangdinanti-nantinya selama ini, yaitu berjuang fi sabilillah sampaimenemui syahid dan di hadapan Rasulullah, telah terbuka. Maka sambiltak lepas memegang tali kekang dengan tangan kirinya, ia menebasbatang leher musuh dengan tangan kanannya.

Dalam pada itu Kaum Muslimin telah kembali ke medan pertempuransekeliling Nabi mereka, dan akhirnya Allah memberi mereka kemenanganmutlak.

Tatkala suasana sudah mulai tenang, Rasulullah melihat berkeliling.... Kiranya didapatinya seorang Mu'min sedang memegang erat-erat tallkekangnya. Sungguh rupanya semenjak berkecamuknya peperangan sampaiselesai, orang itu tetap berada di tempat itu dan tak pernahmeninggalkannya.

Rasulullah menatapnya lama-lama, lalu tanyanya: Siapa ini ... Oh,saudaraku, Abu Sufyan bin Harits... ! Dan demi didengarnya Rasulullahmengatakan saudaraku , hatinya bagaikan terbang karena bahagia dangembira. Maka diratapinya kedua kaki Rasulullah, diciuminya dandicucinya dengan air matanya ....

Ketika itu bangkitlah jiwa penyairnya, maka digubahnya pantunmenyatakan kegembiraan atas keberanian dan taufik yang telahdikaruniakan Allah kepadanya: -Warga Ka'ab dan 'Amir sama mengetahui

Di pagi hari Hunain ketika barisan telah cerai berai

Bahwa aku adalah seorang ksatria berani mati

Menejuni api peperangan tak pernah nyali

Semata mengharapkan keridla;in Ilahi

Yang Maha Asih dan kepada-Nya sekalian urusan akan kembali .

Abu Sufyan menghadapkan dirinya sepenuhnya kepada ibadat. Dansepeninggal Rasulullah saw. ruhnya mendambakan kematian agar dapatmenemui Rasulullah di kampung akhirat. Demikianlah walaupun nafasnyamasih turun naik, tetapi kematiantetap menjadi tumpuan hidupnya... !

Pada suatu hari, orang melihatnya berada di Baqi' sedang menggalilahad, menyiapkan dan mendatarkannya. Tatkala orang-orang menunjukkankeheranan mereka, maka katanya:Aku sedang menyiapkan kuburku .... .

Dan setelah tiga hari berlalu, tidak lebih, ia terbaring dirumahnyasementara keluarganya berada di sekelilingnya dan sama menangis.Dengan hati puas dan tenteram dibukanya matanya melihat mereka, lalukatanya: -- Janganlah daku ditangisi, karena semenjak masuk Islamtidak sedikit pun daku berlumur dosa...!

Dan sebelum: Kepalanya terkulai di atas dadanya, diangkatkannyasedikit keatas seolah-olah hendak menyampaikan selamat tinggal kepadadunia fana ini ...

Artikel Abu Sufyan Bin Haris diambil dari http://www.asofwah.or.id
Abu Sufyan Bin Haris.

Tidak ada komentar: