Jumat, 16 Mei 2008

Wanita Pengidap Kanker Divonis Mati Oleh Dokter, TapiSembuh Atas Izin Allah

Kumpulan Artikel Islami

Wanita Pengidap Kanker Divonis Mati Oleh Dokter, TapiSembuh Atas Izin Allah Ini adalah kisah yang patut dijadikan pelajaranzaman. Kisah seorang wanita bernama, Laila al-Hulw yangsebelumnya tidak penah mengingat Allah dan lupa kepada-Nya. Suatuketika, ia diberi cobaan dengan penyakit yang menakutkan danmenjijikkan sekaligus mematikan. Barulah setelah itu, ia tersadar danmenyadari bahwa hanya Allah lah tempat berlindung dan memohon. Dia lahYang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Yang Maha menyembuhkan.Kemudian ia habiskan waktunya untuk mendekatkan diri kepada-Nya dirumah-Nya, Baitullah al-Haram dan di sanalah terjadi kejadian anehyang akhirnya merubah kehidupannya secara total.

Untuk lebih jelasnya, marilah kita simak penuturannya:

Sudah 9 tahun aku mengidap penyakit yang sangat mengerikan sekali,yaitu penyakit kanker. Semua orang pasti tahu bahwa nama ini sangatmenakutkan. Di negeriku, Maroko, orang tidak menyebutnya penyakit

as-Sarathan [kanker] tetapi disebut ‘momok’ [al-Ghawl]alias ‘penyakit kotor [al-Maradl al-Khabits].’

Penyakit ini mengenai bagian payudaraku. Sebelumnya, tingkatkeimananku kepada Allah sangatlah lemah; aku lalai dari mengingatAllah. Aku mengira bahwa kecantikan seseorang akan abadi selamahidupnya dan masa muda dan kesehatannya juga demikian. Aku sama sekalitidak mengira akan menderita penyakit yang amat berbahaya, kanker.Namun setelah aku benar-benar menderita penyakit ini, jiwaku menjadisangat guncang. Aku berpikir bagaimana bisa menghindar darinya tetapihendak kemana Sementara penyakitku ini akan selalu bersamaku di manapun aku berada. Aku juga pernah berpikir untuk bunuh diri namun akumasih mencintai suami dan anak-anakku. Aku sama sekali tidak pernahberpikir bahwa Allah akan menyiksaku bilamana aku jadi bunuh diri â€"sebagaimanayang aku jelaskan tadi- sebab aku orang yang lalai dari mengingatAllah.

Rupanya, melalui penyakit ini Allah ingin memberikan hidayah kepadakudan melalui perantaraanku pula, Dia memberikan hidayah kepada banyakorang. Setelah itu, mulai semua urusan berkembang.

Ketika menderita penyakit tersebut, aku bersama suamiku pergi keBelgia untuk berobat dan di sana aku mendatangi beberapa orang dokterterkenal namun mereka semua hampir sepakat mengatakan kepada suamikubahwa payudaraku harus dihilangkan.

Tidak sebatas itu, aku juga harus menggunakan obat-obat dengan dosistinggi di mana efek sampingnya dapat merontokkan rambut, melenyapkanbulu mata, kedua alis mata, menumbuhkan seperti jenggot di atas wajahbahkan merontokkan juga kuku dan gigi. Karena itu, aku menolaknya samasekali seraya berkata, “Aku lebih baik mati dengan tetap memilikipayudara dan rambut serta semua apa yang diciptakan Allah untukku daripada harus cacat. Lalu aku meminta kepada para dokter agar membuatresep pengobatan ringan untukku dan mereka pun mengabulkannya.

Kemudian aku kembali ke negeriku, Maroko dan aku gunakanlah obat yangdiberikan para dokter tersebut. Ternyata obat itu tidak memiliki efeksamping apa pun dan ini membuatku senang. Aku berkata pada diriku,“Barangkali saja para dokter itu salah dalam mendiagnosa dan akusebenarnya tidak menderita penyakit kanker itu.”

Akan tetapi, setelah kira-kira enam bulan kemudian, aku mulaimerasakan susutnya berat badanku, warna kulitku banyak berubah danmerasakan berbagai keluhan sakit. Yah, sakit yang selalu bersamaku.Lalu dokter pribadi kami di Maroko menyarankanku agar pergi ke Belgia,maka aku pun berangkat ke sana bersama suami.

Di sanalah, seakan bencana itu benar-benar tiba. Para dokter malahberkata kepada suamiku, “Penyakitnya sudah menyerang seluruh tubuhnya,termasuk kedua paru-paru.” Mereka menyatakan tidak memiliki resep apapun yang dapat menyembuhkan kondisi yang aku alami tersebut. Kemudianmereka berkata kepada suamiku, “Sebaiknya, Anda bawa kembali isterimuini ke negerimu hingga ia menemui ajalnya di sana.”

Suamiku kaget alang kepalang mendengar pernyataan itu dan tidak mudahpercaya begitu saja dengan ucapan mereka. Karena itu, kami bukannyapulang ke Maroko seperti yang disarankan tetapi malah ke Perancis.Kami mengira bahwa pasti ada pengobatan yang dapat menyembuhkanpenyakitku itu. Namun, kami tidak mendapatkan apa-apa sehinggaakhirnya kami sangat ingin sekali untuk meminta tolong kepadaseseorang di sana agar aku dimasukkan ke rumah sakit untukmenghilangkan payudaraku dan menggunakan obat-obat berdosis tinggi itu.

Akan tetapi, suamiku rupanya ingat sesuatu yang selama ini kamilupakan bahkan sepanjang hidup kami. Allah telah memberikan ilhamkepada suamiku agar kami berziarah ke Baitullah al-Haram di Mekkah.Kami harus berdiri di hadapan-Nya guna memohon disembuhkan daripenyakit yang aku derita ini. Kami pun melakuan hal itu.

Kami berangkat dari Paris seraya bertahlil dan bertakbir. Aku sangatgembira sekali karena untuk pertama kalinya memasuki Baitullah al-Haramdan melihat Ka’bah yang dimuliakan. Di sebuah toko di kota Paris, akumembeli sebuah mushaf dan setelah itu, kami berangkat menuju Mekkahal-Mukarramah.

Akhirnya, kami sampai juga di Baitullah al-Haram. Tatkala sudah masukdan melihat Ka’bah, aku banyak menangis karena menyesali atasperbuatanku yang telah lalu. Aku sudah tidak pernah melakukan berbagaikewajiban yang diperintahkan Allah; shalat, puasa, kekhusyu’an danpasrah diri kepada-Nya.

Aku berkata, “Wahai Rabb, pengobatan terhadap penyakitku sudah membuattak berdaya para dokter. Sedangkan penyakit itu berasal dari-Mu danEngkau pulalah Yang Memiliki obatnya. Semua pintu telah tertutup dihadapanku, yang tinggal hanyalah pintu-Mu saja. Karena itu, janganlahEngkau kunci pintu-Mu dati hadapanku.”

Aku pun melakukan thawaf di Ka’bah dan banyak memohon kepada-Nya agarDia tidak menyia-nyiakan harapanku dan tidak menghinakanku serta dapatmembuat tercengang para dokter yang telah memvonisku.

Seperti yang telah aku katakan tadi, dulu aku orang yang lalai darimengingat Allah dan jahil terhadap agama-Nya. Karena itu, akumendatangi beberapa ulama dan syaikh yang berada di sana serayameminta mereka menunjukiku buku dan doa yang mudah dan ringkas untukaku jadikan pegangan. Lalu mereka menasehatiku agar banyak-banyakmembaca al-Qur’an dan meminum air zam-zam sepuas-puasnya. Mereka jugamenasehatiku agar memperbanyak berdzikir kepada Allah dan membacashalawat kepada Rasulullah SAW.

Berada di Baitullah, aku merasakan ketenangan jiwa yang luarbiasa. Karena itu, aku minta izin kepada suamiku untuk tetap tinggaldi al-Haram dan tidak pulang ke hotel. Dia pun mengizinkanku.

Di al-Haram kebetulan ada beberapa saudariku seiman dari Mesir danTurki yang menjadi tetanggaku duduk-duduk. Mereka sering melihatkusedang menangis lalu bertanya perihal sebab aku menangis. Aku menjawab,“Karena aku sudah sampai di Baitullah padahal aku tidak mengira akandemikian mencintainya seperti sekarang ini. Kedua, karena aku mengidapkanker.”

Lalu mereka menemaniku dan tidak ingin berpisah. Aku beritahukankepada mereka bahwa aku berniat I’tikaf di rumah Allah ini. Maka,mereka pun memberitahu kepada suami-suami masing-masing untuk memintaizin tinggal bersamaku. Kami tidak pernah memejamka mata, tidak makankecuali hanya sedikit. Kami hanya banyak minum air zam-zam sebab didalam hadits, Nabi SAW, bersabda, “Air zam-zam itu sesuai dengan [tujuan/niat]meminumnya.” [Hadits Shahih, HR.Ibn Majah dan lainnya] Meminumnyakarena niat agar disembuhkan, maka Allah akan menyembuhkan anda,meminumnya karena niat agar hilang dahaga, maka Allah akanmenghilangkan dahaga Anda dan meminumnya karena niat agar berlindungkepada Allah, maka Dia akan melindungi anda.

Benar, Allah telah menghilangkan rasa lapar kami dan kami terusmelakukan thawaf. Kami melakukan shalat dua raka’at, lalu mengulangithawaf lagi. Kami meminum air zam-zam dan memperbanyak bacaan al-Qur’an.Demikianlah, siang dan malam, kami hanya sedikit tidur. Ketika akusampai di Baitullah, tubuhku kurus sekali, pada sebagian tubuhkubagian atas banyak sekali tumbuh bintik-bintik dan benjolan-benjolanyang menandakan bahwa kanker telah menyerang seluruh anggota badankubagian atas. Mereka menasehatiku agar membasuh separuh tubuhku bagianatas dengan air zam-zam akan tetapi aku takut bila menyentuhbenjolan-benjolan dan bintik-bintik itu, aku akan teringat sakitlantas membuatku terlena dari berdzikir dan beribadah kepada Allah.Aku pun membasuhnya tetapi tanpa menyentuh tubuhku.

Pada hari ke-lima, teman-temanku itu memaksaku agar menyapu seluruhtubuhku dengan sedikit air zam-zam. Pada mulanya, aku menolak tetapitiba-tiba aku merasa mendapatkan kekuatan yang mendorongku untukmengambil sedikit air zam-zam lalu menyapunya ke tubuhku. Saat pertamakali, aku merasa cemas, kemudian aku merasakan ada kekuatan lagi,tetapi masih ragu-ragu namun ketika untuk kali ketiganya tanpa terasaaku memegang tanganku lalu menyapu air zam-zam ke tubuh dan payudarakuyang mengeluarkan darah, nanah dan bintik-bintik. Di sinilah, terjadisesuatu yang tidak pernah aku sangka-sangka. Rupanya, semuabintik-bintik itu lenyap seketika dan aku tidak menemukan sesuatu pundi tubuhkku, tidak rasa sakit, darah atau pun nanah.!!

Pada awal mulanya, aku betul-betul kaget. Karenanya, aku masukkankembali kedua tanganku ke dalam bajuku untuk mencari penyakit yangdulu bersarang di tubuhku, namun aku tidak mendapatkan sedikit punbenjolan-benjolan itu. Bulu kudukku merinding saking kagetnya, akantetapi barulah aku teringat bahwa Allah Ta’ala Maha Kuasa atas segalasesuatu. Lalu aku meminta salah seorang temanku untuk menyentuhtubuhku dan mencari bintik-bintik dan benjolan-benjolan, barangkalisaja ada. Tiba-tiba mereka berterik tanpa sadar, “Allahu Akbar, AllahuAkbar.!”

Tak berapa lama setelah itu, aku tidak kuasa lagi untuk segera pulangdan memberitahukan perihal tersebut kepada suamiku. Aku memasuki hoteltempat kami menginap, dan begitu sudah berdiri di hadapan matanya, akurobek bajuku seraya berkata, “Lihatlah rahmat Allah.!” Kemudian akumemberitahukan kepadanya apa yang telah terjadi tetapi ia tidakpercaya. Ia menangis dan berteriak dengan suara kencang, “Tahukah kamubahwa para dokter tempo hari telah bersumpah atas kematianmu setelahtiga minggu saja.” Lalu aku berkata, “Sesungguhnya ajal itu di tanganAllah Ta’ala dan tidak ada yang mengetahui hal yang ghaib selainAllah.”

Setelah itu, kami tinggal di Baitullah selama seminggu penuh. Selamamasa-masa itu, aku tidak putus untuk memuji dan bersyukur kepada-Nyaatas nikmat-nikmat-Nya yang demikian tidak terhingga. Kemudian kammengunjungi masjid nabawi untuk melakukan shalat dan berziarah kepadaRasulullah SAW, lalu setelah itu kembali ke Perancis.

Di sana, para dokter tampak benar-benar kaget dan bingung alangkepalang melihat kejadian aneh yang menimpaku. Mereka antusiasbertanya, “Apakah benar Anda ini si ibu tempo hari yang pernah datangkemari.” Lalu dengan penuh rasa bangga, aku tegaskan kepada mereka,“Ya, benar dan si fulan itu adalah suamiku. Aku telah kembali kepadaRabbku dan aku tidak akan pernah takut lagi kepada siapa pun selainAllah. Semua takdir berada di tangan-Nya dan segala urusan adalahmilik-Nya.”

Mereka bertanya, “Sesungguhnya, kondisimu ini merupakan sesuatu yangsangat aneh sekali sebab benjolan-benjolan itu sudah hilang samasekali. Izinkan kami untuk mengadakan pemeriksaan sekali lagi.”

Mereka kembali memeriksaku namun tidak mendapatkan sesuatu pun.Sebelumnya, gara-gara benjolan-benjolan itu, aku sama sekali sulituntuk bernafas akan tetapi ketika sampai di Baitullah al-Haram dan akumeminta kesembuhan hanya kepada-Nya, maka sesak nafas itu pun hilang.

Setelah peristiwa aneh itu, aku bergiat mencari tahu mengenai riwayathidup Nabi Muhammad SAW, riwayat hidup para shahabatnya dan aku banyakmenangis. Aku menangisi masa laluku karena sudah sekian lamamelewatkan waktu dengan sia-sia dan tidak dapat mengecap rasa cintakepada Allah dan Rasul-Nya. Aku menyesali hari-hari yang telah akusia-siakan dan membuatku jauh dari-Nya itu. Aku memohon kepada Allahagar menerima amalanku dan menerima taubatku, suamiku dan seluruh kaumMuslimin.

[SUMBER: asy-Syifaa` Ba’da al-Maradl karya Ibrahim bin‘Abdullah al-Hazimy, h.47-54, sebagai yang dinukilnya dari buku

al-‘Aa`iduun Ilallaah, h.65, disusun Muhammad al-Musnid]

Artikel Wanita Pengidap Kanker Divonis Mati Oleh Dokter, TapiSembuh Atas Izin Allah diambil dari http://www.asofwah.or.id
Wanita Pengidap Kanker Divonis Mati Oleh Dokter, TapiSembuh Atas Izin Allah.

Tidak ada komentar: