Jumat, 16 Mei 2008

Renungan Kejujuran (2) Penjelasan Sunnah dan BersamaSalaf

Kumpulan Artikel Islami

Renungan Kejujuran (2) Penjelasan Sunnah dan BersamaSalaf Penjelasan As-Sunnah

Banyak sekali hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallamyang membicarakan keutamaan jujur, di antaranya adalah:

1. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,Wajib atas kalian semua untuk jujur, karena jujur akan membimbingkepada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga. Seseorangsenantiasa berbuat jujur dan memilih kejujuran sehingga dia ditulis disisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta,karena dusta akan membawa kepada keburukan, dan keburukan akanmenyeret ke neraka. Seorang hamba senantiasa berdusta, dan dia memilihkedustaan, sehingga ditulis di sisi Allah sebagi pendusta. [HR.Al-Bukhari dan Muslim]. [11]

Al Munawi rahimahullah tatkala menjelaskan hadits di atasmengatakan:

[Wajib atas kalian jujur], yaitu ucapan yang benar [haq], dankadang pula mencakup pada perbuatan anggota badan, misalnya jikaseseorang yang jujur dalam berperang, maka tentu dia akan menunaikanhak-haknya.

[Sesungguhnya kejujuran akan membimbing kepada kabaikan], yaitukepada amal shalih yang murni, sedang al-birr maknanya adalah sebuahsebutan untuk sesuatu yang mencakup segala macam kebaikan.

[Kebaikan akan membimbing ke surga], yakni akan mengantarkanmasuk ke dalam surga.

Ibnul Arabi rahimahullah berkata, Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam menjelaskan bahwa kejujuran adalah pangkal segala macamkebaikan. Karena seseorang jika telah menjatuhkan pilihan padakejujuran maka dia tidak akan bermaksiat kepada Allah. Sebab -misalnya-dia ingin meminum khamer, atau berzina, atau menyakiti orang maka diaakan takut dicap sebagai peminum atau pezina. Sebab jika dia ditanyatentang perbuatan itu, maka kalau diam berarti dia dalam keraguan,jika menjawab tidak maka dia berdusta, dan kalau dia jujur menjawab ya,maka jatuhlah kehormatan dan harga dirinya. Dan akhirnya dia pun me-milihuntuk menjauhi perbuatan itu.

[Seseorang senantiasa jujur], maksudnya jujur dalam ucapannya.

[Memilih kejujuran], yakni berusaha maksimal dalam melaksanakankejujuran itu.

[Sehingga ditulis disisi Allah sebagai orang jujur], yakni diadihukumi dengan kejujuran itu dan berhak menyandang predikat sebagaiorang yang jujur.

[Jauhilah dusta], yaitu berhati-hatilah darinya.

[Karena dusta akan mengantarkan kepada keburukan], yakni diaakan mengajak untuk condong dari jalan yang lurus serta akanmembangkit-kan kemaksiatan.

[Dan dusta akan mengantarkan ke neraka], yakni menjadikanpelakunya terjerumus di dalamnya.

[Seseorang selalu berusta dan memilih dusta sehingga ditulis disisi Allah I sebagai pendusta], yakni dia dihukumi sebagai orangpendusta, dan berhak mendapatkan julukan tersebut berikut berbagaikonsekuensinya. [12]

Diriwayatkan dari Ubadah Ibnu ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu,bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,Berilah aku jaminan dengan enam perkara, maka aku akan menjaminuntuk kalian dengan surga. [Yaitu] jujurlah kamu jika berbicara,tepatilah jika kamu berjanji, tunaikanlah amanat jika engkau diberikepercayaan, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan kalian, dantahanlah tangan kalian [jangan mengganggu atau menyakiti]. [HR.Ahmad] [13]

Diriwayatkan dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi

shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,Aku memberikan jaminan dengan sebuah rumah di dalam surga bagiorang yang meninggalkan dusta, meskipun hanya senda gurau. [HR.al-Baihaqi] [14]

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi

shallallahu ‘alaihi wasallambeliau bersabda,Seorang mukmin dikenali dengan sikap rendah hatinya, kelembutanucapannya dan kejujuran ucapannya. [15]

Renungan Ke Empat, Bersama Para Salaf

Terdapat banyak ungkapan tentang kejujuran dan hakikatnya yangdisampaikan oleh para salaf, di antaranya sebagai berikut:

1. Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, Kalian wajib untuk jujur,meskipun membawamu kepada kematian.

2. Dan perkataan beliau yang lainnya, Kejujuran yang membuatkumenjadi terhina lebih aku sukai daripada kedustaan yang mengangkatkedudukanku.

3. Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, Jika engkau inginmenjadi orang-orang yang benar [jujur] maka wajib atasmu sikap zuhuddalam urusan dunia dan menahan diri dari menyakiti ahlul millah [sesamamuslim].

4. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, Seandainyakejujuran diletakkan pada luka, maka tentu luka itu akan sembuh.

5. Abu Sa'id al Qurasyi rahimahullah berkata, Orang jujuradalah orang yang siap menghadapi kematian dan dia tidak malu terhadapkeburukan dirinya seandainya tersingkap, sebagaimana firman Allah, Katakanlah, Jika kamu [menganggap bahwa] kampung akhirat [surga] itukhusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilahkematian[mu], jika kamu memang benar. [QS. Al-Baqarah:94]

6. Abdul Wahid bin Zaid rahimahullah berkata, Jujur adalahmenepati janji terhadap Allah dengan beramal.

7. Bisyar al-Haafi rahimahullah mengatakan, Barang siapa yangbermuamalah dengan Allah I secara jujur maka dia akan merasa sepi darimanusia. Dan juga dikatakan, Jujur adalah kesesuaian antara yangtersembunyi dengan yang terucap.

8. Dikatakan juga bahwa jujur adalah kesamaan antara yangdisembunyikan dengan yang tampak. Artinya bahwa orang yang berdustaadalah orang yang menampakkan kebaikan tetapi batinnya menyembunyikankeburukan seperti halnya orang munafik yang secara lahir adalahseperti orang yang baik padahal batinnya tidak demikian.

9. Ada sebagian yang mengatatakan, Kejujuran adalah mengucapkankebenaran dalam kondisi yang membahayakan.

10. Ada pula yang lain mengatakan, Jujur adalah berkata benar dihadapan orang yang kau takuti dan kau harapkan. [16]

11. Ada pula seseorang yang berkata, Barang siapa yang tidakmelakukan kewajiban yang kontinyu, maka tidak akan dapat melaksanakankewajiban yang temporer. Ditanyakan, Apakah kewajiban yang kontinyuitu Lalu dijawab, Jujur.

12. Dikatakan pula, Barang siapa yang mencari keridhaan Allah denganjujur maka Allah akan memberikan kepadanya cermin yang dengannya diabisa melihat yang haq dan yang batil.

13. Juga dikatakan, Wajib atasmu berlaku jujur meskipun engkaukhawatir bahwa jujur itu akan memberikan madharat kepadamu, padahalsesungguhnya dia akan memberikan manfaat kepadamu. Dan tinggalkandusta meskipun engkau melihat bahwa dusta itu memberimu manfaat, sebabia jutru akan mendatangkan madharat kepadamu.

Sumber: Majalah “Al Jundi Al Muslim” No.121 Ramadhan 1426, olehSyaikh Sulthan Fuad Al-Thubaisyi, bagian ke 2 dari 4 edisi.

Artikel Renungan Kejujuran (2) Penjelasan Sunnah dan BersamaSalaf diambil dari http://www.asofwah.or.id
Renungan Kejujuran (2) Penjelasan Sunnah dan BersamaSalaf.

Tidak ada komentar: