Jumat, 11 Juli 2008

Yang Perlu Anda Ketahui Dari Hadits-1

Kumpulan Artikel Islami

Yang Perlu Anda Ketahui Dari Hadits-1 Mukaddimah

Dalam kajian ini kami ketengahkan beberapa hal yang berkenaan denganilmu hadits, yang kirannya perlu kita ketahui untuk menambah wawasandan kami kemas dalam bentuk tanya jawab sehingga lebih mudah untukdipahami.

[1]-

TANYA:

Kenapa kita harus menuntut ilmu Hadits

JAWAB:

1. Karena ia merupakan ilmu yang paling mulia

2. Karena para penuntutnya adalah orang-orang yang menjadi lenterakegelapan. Kalau kita melihat keempat imam madzhab, tiga orang darimereka [selain Abu Hanifah] dikenal sebagai ahli hadits.

Imam Malik memiliki kitab al-Muwaththa` yang berisi banyakhadits. Imam asy-Syafi’i memiliki kitab al-Umm yang banyakberisi hadits-hadits yang beliau ketengahkan sendiri dengan sanadnya,demikian juga dengan bukunya yang terkenal ar-Risalah. Bahkan salahseorang muridnya mengarang Musnad Imam asy-Syafi’i yangdiringkasnya dari hadits-hadits yang diriwayatkan beliau di dalamkitab-kitabnya sehingga kitab tersebut lebih dikenal dengan nama

Musnad asy-Syafi’i, begitu pula kitab as-Sunnan.

Sedangkan Imam Ahmad memang dikenal sebagai tokoh utama Ahli haditsdan justeru tidak diketahui kalau beliau ada mengarang buku dalammasalah fiqih. Hanya saja perlu diketahui, bahwa beliau juga terhitungsebagai Ahli fiqih. Beliau melarang para muridnya menulis sesuatudengan hanya berpedoman pada akal semata dan menganjurkan merekamenulis hadits.

[SUMBER: Fataawa Hadiitsiyyah karya Syaikh Dr. Sa’d bin‘Abdullah al-Humaid, hal.5]

[2]-

TANYA:

Apa perbedaan antara ungkapan “Haddatsana” [[Fulan] telahmenceritakan kepada kami] dan “Akhbarana” [[Fulan] telahmemberitahukan kepada kami]

JAWAB:

Di dalam tata cara Talaqqi [mentransfer, menerima] hadits, paraulama hadits membedakan antara lafazh yang ditransfer langsung dariSyaikh [Guru] dan yang dibacakan kepada syaikh. Bila Syaikhmenceritakan tentang hadits, baik dari hafalannya atau pun dari kitab[tulisan]-nya dan membacakan kepada para murid sementara merekamenyalin hadits-hadits yang dibicarakan Syaikh tersebut; maka inidinamakan dengan as-Samaa’ yang sering diungkapkan dengankalimat “Yuhadditsuni” atau “Haddatsani.” Bila seorangpenuntut ilmu mentransfer hadits tersebut di majlis seperti ini, makaia harus menggunakan bentuk plural [jamak], yaitu “Haddatsanaa”

karena berarti ia mentrasfer hadits itu bersama peserta yang lainnya.Dan jika ia mentransfernya secara pribadi [sendirian] dari Syaikhlangsung, maka ia mengungkapkannya dengan “Hadtsani” yaknisecara sendirian.

Adapun bila hadits tersebut dibacakan kepada Syaikh [dengan metodeQiraa`ah], seperti misalnya, Imam Malik menyerahkan kitabnya

“al-Muwaththa`” kepada salah seorang muridnya, lalu ia [si murid]membaca dan beliau mendengar; jika si murid ini salah, maka iamenjawab dan meluruskan kesalahannya, bila tidak ada yang salah, iaterus mendengar. Metode ini dinamai oleh para ulama hadits denganmetode “al-‘Ardh” [pemaparan] dan “Qiraa`ah ‘Ala asy-Syaikh”

[membaca kepada Syaikh]. Mereka [para ulama hadits] mengungkapdengan lafazh seperti ini secara lebih detail manakala seseorang inginmenceritakan [meriwayatkan] hadits, maka ia harus mengungkapkan dengan

“Akhbarani” bukan dengan “Haddatsani” . Maksudnya bahwaia menerima [Mentransfer] hadits tersebut bukan dari lafazh Syaikhsecara langsung tetapi melalui murid yang membacakannya kepada Syaikhtersebut.

Inilah sebabnya kenapa mereka membedakan antara penggunaan lafazh

“Haddatsana” dan lafazh “Akhbarana.” Sebagian Ahli Haditsmengatakan bahwa keduanya sama saja, baik dibacakan kepada Syaikh atauSyaikh sendiri yang membacakannya, semua itu sama saja. Akan tetapiImam Muslim Rahimahullah tidak menilai hal itu sama saja.Beliau membedakan antara keduanya. Karena itu, dalam banyak haditsnya,kita menemukan beliau memuat hal tersebut. Beliau selalu mengatakan,

“Haddatsana….Wa Qaala Fulan, ‘Akhbarana” [[Si fulanmenceritakan begini….Dan si Fulan [periwayat lain] mengatakan,

‘telah memberitahu kami’ [Akhbarana] , demikian seterusnya.

[SUMBER: Fataawa Hadiitsiyyah karya Syaikh Dr. Sa’d bin‘Abdullah al-Humaid, hal.61-62]

Artikel Yang Perlu Anda Ketahui Dari Hadits-1 diambil dari http://www.asofwah.or.id
Yang Perlu Anda Ketahui Dari Hadits-1.

Tidak ada komentar: