Jumat, 11 Juli 2008

Pendahuluan : Rifqon Ahlassunnah Bi Ahlissunnah 1/2

Kumpulan Artikel Islami

Pendahuluan : Rifqon Ahlassunnah Bi Ahlissunnah 1/2 Pendahuluan : Rifqon Ahlassunnah Bi Ahlissunnah 1/2

Kategori Rifqon Ahlassunnah

Kamis, 29 April 2004 07:57:56 WIBPENDAHULUAN : RIFQON AHLASSUNNAH BI AHLISSUNNAHOlehSyaikh Abdul Muhsin Bin Hamd Al-‘Abbad Al-BadrBagian Pertama dari Dua Tulisan [1/2]RIFQON AHLASSUNNAH BI AHLISSUNNAH [Menyikapi Fenomena TAHDZIR & HAJR]Segala puji hanya milik Allah, yang telah mempersatukan hati orang-orang beriman, yang mendorong mereka untuk berkumpul dan bersatu, serta memperingatkan mereka dari perpecahan dan perselisihan. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya, yang menciptakan dan menentukan, menetapkan syari’at dan memudahkannya. Allah Maha Penyayang terhadap hama-hambaNya yang beriman. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya, yang memerintahkan untuk memberikan kemudahan dan kabar gembira. Beliau bersabda.â€Å"Artinya : Mudahkanlah dan jangan kalian persulit. Berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari”Semoga shalawat, salam dan keberkahan senantiasa tercurah kepada beliau, keluarga beliau yang disucikan, serta para sahabat beliau yang disebutkan oleh Allah sebagai orang-orang keras terhadap orang-orang kafir dan amat lemah lembut terhadap sesama mereka. Semoga shalawat, salam, dan keberkahan tadi juga tercurah kepada orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dan benar sampai hari kiamat.Ya Allah berilah aku petunjuk, dan tunjukkanlah [kebenaran] padaku serta jadikanlah aku sebagai sebab bagi orang lain untuk mendapatkan petunjuk.Ya Allah, bersihkanlah hatiku dari rasa dengki dan luruskanlah lisanku dalam menyampaikan kebenaran.Ya Allah, aku berlindung kepadaMu agar tidak menjadi orang yang menyesatkan atau disesatkan, orang yang menggelincirkan atau yang digelincirkan, orang yang mendzalimi atau didzalimi, membodohi atau dibodohi.Amma ba’du.Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah orang-orang yang mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Mereka menisbatkan [menyandarkan] diri kepada Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka untuk berpegang teguh kepada Sunnahnya.Beliau bersabda.â€Å"Artinya : Wajib bagi kalian berpegang teguh kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah sesudahku yang mendapatkan petunjuk. Berpegang teguhlah kalian dengan Sunnah tersebut, dan gigitlah dengan gigi geraham kalian”Beliau juga telah memperingatkan kita agar tidak menyelisihi sunnah beliau. Dalam hal ini beliau bersabda.â€Å"Artinya : Hati-hatilah kalian terhadap segala perkara yang baru [dalam masalah agama], karena setiap perkara yang baru seperti itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat”Dalam hadits yang lain beliau bersabda.â€Å"Artinya : Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka dia bukan termasuk golonganku”Keadaan Ahlus Sunnah ini berbeda dengan kelompok lainnya, yaitu kalangan para pengikut hawa nafsu dan para pelaku bid’ah. Para pengikut hawa nafsu dan para pelaku bid’ah menempuh jalan yang tidak ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.Akidah Ahlus Sunnah tampak sejak Nabi diangkat menjadi rasul dan selama beliau masih hidup, sedangkan akidah ahli hawa [para pengikut hawa nafsu] muncul setelah beliau wafat. Ada yang muncul pada akhir generasi sahabat; ada yang muncul setelah generasi sahabat.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberitakan kepada para sahabat beliau bahwa barangsiapa di antara mereka berumur panjang niscaya akan menjumpai perpecahan dan perselisihan. Rasulullah bersabda.â€Å"Artinya : Dan sesungguhnya barangsiapa di antara kalian yang berumur panjang maka dia akan melihat perselisihan”Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi tuntunan kepada mereka untuk menempuh jalan yang lurus, yaitu dengan mengikuti sunnah beliau dan sunnah para Khalifahnya yang mendapatkan petunjuk [Khulafa’ Ar-Rasyidah]. Rasulullah juga telah memperingtkan kita agar menjauhi perkara-perkara yang baru dalam agama, dan memberitahukan bahwa semua itu adalah sesat.Suatu hal yang sangat tidak masuk akal bila para sahabat tidak mengetahui kebenaran dan petunjuk [dengan jelas dan gamblang] sementara orang-orang yang datang setelah mereka lebih mengetahui kebenaran dan petunjuk. Sesungguhnya bid’ah yang diada-adakan orang-orang setelah generasi sahabat itu tidak lain dalah keburukan. Seandainya bid’ah yang mereka ada-adakan itu lebih baik, niscaya para sahabat akan melakukannya terlebih dahulu.[Disalin dari buku Rifqon Ahlassunnah Bi Ahlissunnah Menyikapi Fenomena Tahdzir & Hajr, Penulis Syaikh Abdul Muhsin Bin Hamd Al’Abbad Al-Badr, hal 7-16, Terbitan Titian Hidayah Ilahi]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.phpaction=more&article_id=670&bagian=0


Artikel Pendahuluan : Rifqon Ahlassunnah Bi Ahlissunnah 1/2 diambil dari http://www.asofwah.or.id
Pendahuluan : Rifqon Ahlassunnah Bi Ahlissunnah 1/2.

Tidak ada komentar: