Rabu, 02 Juli 2008

Abbas bin Abdul Muththalib

Kumpulan Artikel Islami

Abbas bin Abdul Muththalib Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawananyang ada di tanganmu, jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimuniscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yangtelah diambil darimu dan dia akan mengampuni kamu. Dan, Allah MahaPemgampun lagi Maha Penyayang . [Q.,s. al-Anfaal : 7]

Menurut beberapa orang ahli tafsir, ayat tersebut diturunkan berkenaandengan Abbas bin Abdul Muththalib, Aqil bin Abdul Muththalib danNaufal ibnu al-Harits.

Abbas bin Abdul Muththalib radhiallahu 'anhu

Ia adalah paman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan salahseorang yang paling akrab dihatinya dan yang paling dicintainya.Karena itu, beliau senantiasa berkata menegaskan, Abbas adalahsaudara kandung ayahku. Barangsiapa yang menyakiti Abbas sama denganmenyakitiku.

Di zaman Jahiliah, ia mengurus kemakmuran Masjidil Haram dan melayaniminuman para jamaah haji. Seperti halnya ia akrab di hati Rasulullah,Rasulullah pun dekat sekali di hatinya. Ia pemah menjadi pembantu danpenasihat utamanya dalam bai'at al-Aqabah menghadapi kaum Anshar dariMadinah. Menurut sejarah, ia dilahirkan tiga tahun sebelum kedatanganPasukan Gajah yang hendak menghancurkan Baitullah di Mekkah. Ibunya,Natilah binti Khabbab bin Kulaib, adalah seorang wanita Arab pertamayang mengenakan kelambu sutra pada Baitullah al-Haram.

Pada waktu Abbas masih anak-anak, ia pemah hilang. Sang ibu lalubernazar, kalau puteranya itu ditemukan, ia akan mengenakan kelambusutra pada Baitullah. Tak lama antaranya, Abbas ditemukan, maka iapunmenepati nazamya itu

Istrinya terkenal dengan panggilan Ummul Fadhal [ibu Si Fadhal] karenaanak sulungnya bemama al-Fadhal. Wajahnya tampan. Ia duduk dibelakangRasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau menunaikan hajiwada'-nya. Ia meninggal dunia di Syam karena bencana penyakit amuas.Anak-anaknya yang lain sebagai berikut ; yaitu anak kedua, Abdullah,seorang ahli agama yang mendapat doa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, meninggal di Thaif. Ketiga, Qutsam, wajahnya mirip benardengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam . Ia pergi berjihad kenegeri Khurasan dan meninggal dunia di Samarkand. Keempat, Ma'bad,mati syahid di Afrika. Abdullah [bukan Abdullah yang pertama],orangnya baik, kaya,dan murah hati meninggal dunia di Madinah. Kelima,Puterinya, Ummu Habibah, tidak banyak dibicarakan oleh sejarah.

Para ahli sejarah berbeda keterangan tentang Islamnya Abbas. Ada yangmengatakan, sesudah penaklukkan Khaibar. Ada yang mengatakan, lamasebelum Perang Badar. Katamya, ia memberitakan kegiatan kaum musyrikinkepada Nabi di Madinah, dan kaum muslimin yang ada di Mekkah banyakmendapat dukungan dari beliau. Kabamya, ia pemah menyatakankeinginannya untuk hijrah ke Madinah, tapi Rasulullah menyatakan, Kaulebih baik tinggal di Mekah .

Keterangan kedua ini dikuatkan oleh keterangan Abu Rafi', pembantuRasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Pada waktu itu, ketika akumasih kanak-kanak, aku rnenjadi pembantu di rumah Abbas bin AbdulMuththalib. Ternyata, pada waktu itu, Islam sudah masuk ke dalam rumahtangganya. baik Abbas maupun Ummul Fadhal, keduanya sudah masuk Islam.Akan tetapi, Abbas takut kaumnya mengetahui dan terpecah-belah, laluia menyembunyikan keislamannya.

Ia selalu menemani Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di Ka'bah.Ka'ab bin Malik mengutarakan, Kami [saya dan al-Barra' bin Ma'rur]mencari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kami tidak tahu dantidak mengenal Rasulullah sebelumnya. Kami bertemu dengan seorangpenduduk kota Mekkah. Kami tanyakan di mana kami bisa menemuiRasulullah. Ia balik bertanya, 'Apakah kalian berdua mengenalnya'Kami menjawab, 'Tidak!'. Ia lalu bertanya, 'Kalian mengenal Abbas binAbdul Muththalib, pamannya'

Kami menjawab, 'Ya!' Memang kami sudah mengenalnya karena ia seringdatang ke negeri kami membawa dagangan.

Orang tadi lalu berkata, 'Kalau kalian masuk ke Masjidil Haram, orangyang duduk di sebelah Abbas itulah orang yang kalian cari! .

Kemudian, kami masuk ke Masjidil Haram. Ternyata, kami menemukan Abbasduduk di sana dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam duduk disebelahnya .

Abbas radhiallahu 'anhu mempunyai peran penting yang tidak bisadiabaikan dalam baiat al-Aqabah. Ia orang pertama yang berpidato dalammajelis itu. Ia berkata :Wahai kaum Khazraj, [pada masa itu, suku al-Aus dan al-Khazrajdipanggil dengan al-Khazraj saja] kalian seperti yang saya ketahuitelah mengundang datang Muhammad. Ketahuilah bahwa Muhammad itu orangyang paling mulia di tengah-tengah familinya. Ia dibela oleh orangorang yang sepaham dan orang-orang yang tidak sepaham denganpikirannya demi memelihara nama baik keluarga. Muhammad sudah menolaktawaran orang lain selain kalian. Kalau kalian memiliki kekuatan,ketabahan, dan pengertian tentang ilmu peperangan, mempunyai kekuatanmenghadapi persekutuan dan permusuhan seluruh bangsa Arab, karenamereka akan menyerang kalian dengan satu busur dan satu anak panah,maka camkanlah baik-baik terlebih dahulu, rembukkanlah antara kaliandengan mufakat dan sepakat bulat dalam majelis ini karena sebaik-baikbicara itu ialah yang jujur.

Kata-kata itu menunjukkan pengetahuannya yang luas dan pemikiran yangcerdas tentang berbagai persoalan. Ia ingin mengenali hakikat kaumAnshar dan membangkitkan kesiapsiagaan mereka. Ia lalu berkata lagi, Cobalahkalian ceritakan kepadaku bagaimana kalian berperang menghadapi musuh .

Abdullah bin Amru bin Haram bangkit memberikan jawaban, Percayalahbahwa kami adalah ahli perang. Kami memperoleh keahlian itu berkatkebiasaan dan latihan kami dan berkat warisan nenek moyang kami. Kamilepaskan anak panah kami sampai habis, lalu kami mainkan tombak kamisampai patah, kemudian kami menyerang dengan pedang, berperang tandinghingga tewas atau menewaskan musuh kami .

Cerahlah wajah Abbas mendengarkan keterangan mereka itu dan amanlahrasanya untuk menyerahkan keponakannya itu, seorang yang paling dekatdi hatinya. Seperti ada yang ia lupakan, ia berkata lagi, Kalianmengatakan ahli peperangan. Apakah kalian mempunyai baju besi .Ya, lengkap, jawab mereka.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian membaiat mereka danAbbas mengambil tangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untukmengukuhkan baiat itu.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berhijrah ke Yatsribsedangkan Abbas tinggal di Mekah, mendengarkan berita Rasulullah dankaum Muhajirin, dan mengirimkan berita-berita kaum Quraisy, hinggaberkecamuknya Perang Badar. Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam,tahu bahwa Abbas dan keluarganya dipaksa keluar berperang oleh Quraisysedangkan mereka tidak berdaya mengelak. Rasulullah bersabda, Akutahu ada orang-orang dari Bani Hasyim dan lain-lain yang terpaksakeluar. Mereka tidak mempunyai kepentingan untuk memerangi kami. Siapadi antara kalian yang menjumpai mereka, orang-orang dari Bani Hasyim,janganlah dibunuh; siapa yang menjumpai Abbas bin AbduI Muththalib,paman Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam., janganlah di bunuh karena iakeluar berperang karena terpaksa .

Keterangan Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam. itu tersebar luasdi kalangan orang yang pergi ke Badar. Kaum mukminin menerima baikperintahnya itu. Kecuali Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabi'ah, yangberucap dengan lantang, Kami membunuh bapak kami, anak-anak kami,saudara-saudara dan keluarga kami, lalu kami akan membiarkan AbbasDemi Allah, kalau aku menjumpainya, aku akan memancungnya denganpedangku ini!

Kata-katanya itu terdengar oleh Rasulullah Shallallâhu 'alaihiwasallam., lalu beliau berkata kepada Umar ibnul Khaththab, Ya AbaHafsah,ada juga orang yang mau menghantam wajah paman Rasullullahdengan pedangnya! Biarkanlah, ya Rasulullah, aku penggal leher Abu Hudzaifah itu denganpedangku ini. Demi Allah, dia itu seorang munafik, ucap Umar.

Akan tetapi, Rasulullah tidak membiarkan Umar bertindak membunuhkawan-kawanya yang bersalah. Beliau membiarkan mereka bertobat danmenebus dosanya masing-amsing. Ternayta, Abu hudzaifah sangatmenyesali kata-katanya itu dan senantiasa mengulang-ulang perkataanya, Demi Allah, rasanya hatiku tidak aman atas kata-kata yang pernah kakuyucapkan dahulu dan aku senantiasa dikejar-kejar rasa takut olehnya,sebelum Allah memberikan tebusan kepadaku dengan syahadah! Ternyata,harapannya itu Allah penuhi, ia tewas sebagai syahid dalam PerangYamamah.

Pada suatu hari, Abbas pergi berhijarah ke Medinah bersama Naufalibnul Harits. Ahli sejarah berbeda pendapat tentang tarikh hijrahnya,namun mereka sependapat bahwa Rasulullah Shallallâhu 'alaihiwasallam.telah membemberikan sebidang tanah kepadanya berdekatandengan tempat kediamannya.

Di Madinah terjadi pertengkaran antara seseorang dengan Abbas, yangberakar sejak zaman Jahiliah, di mana orang itu memaki-maki ayah Abbas.Gangguan orang itu terhadap Abbas terjadi berualng-ulang sehinggamenyakitkan hatinya, lalu ia ditamparnya. Kabilah orang itu tidaksenang hati, mereka siap-siap akan menuntut balas. Mereka berkata, DemiAllah, kami akan menamparnya seperti ia menampar saudara kami!

Ancaman mereka itu terdengar oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihiwasallam , lalu beliau mengumpulkan kaum muslimin dan naik ke atasmimbar, seraya memanjatkan puja dan puji kepada Allah Subhânahuwata'âla dan bersabda, Wahai para hadirin, tahukah kalian, siapaorang yang paling mulia di sisi Allah Subhânahu wata'âla Engkau, ya Rasulullah! jawab hadirin.Tahukah kalian bahwa Abbas itu dariku dan aku darinya Janganlahkalian mengumpat orang-orang yang sudah mati, jangan sampai menyakitikita yang masih hidup.

Kabilah orang itu datang mengahadap Rasulullah seraya berkata, YaRasulullah, kami mohon perlindungan Allah dari kegusaranmu, maafkanlahdosa kami, ya Rasulullah.

Pernyataan Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam tersebut menguatkanketerangan Abu Majas radhiallâhu 'anhu. tentang sabdanya, Abbasadalah saudara kandung ayahku. Barangsiapa yang menyakitinya samadengan menyakitiku.

Pada suatu hari, Abbas datang menghadap Rasulullah Shallallâhu 'alaihiwasallam. Dan bermohon dengan penuh harap, Ya Rasulullah, apakahengkau tidak suka mengangkat aku menjadi pejabat pemerintahan

Berdasarkan pengalaman, ia seorang yang berpikiran cerdik,berpengetahuan luas, dan mengetahui liku-liku jiwa orang, namunRasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam tidak ingin mengangkatpamannya menjadi kepala pemerintahan; ia tidak ingin pamannya dibebanitugas pemerintahan. Ia menjawab harapan pamannya itu dengan manis danpenuh pengertian, Wahai paman Nabi, menyelamatkan sebuah jiwa lebihbaik daripada menghitung-hitung jabatan pemerintahan.

Ternyata Abbas menerima dengan senang hati pendapat RasulullahShallallâhu 'alaihi wasallam., tetapi malah Ali bin Abi Thalibradhiallâhu 'anhu yang kurang puas. Ia lalu berkata kepada Abbas, Kalaukau ditolak menjadi pejabat pemerintahan, mintalah diangkat menjadipejabat pemungut sedekah!

Sekali lagi Abbas menghadap Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallamuntuk meminta seperti yang dianjurkan Ali bin Abi Thalib itu, laluRasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya , Wahaipamanku, tak mungkin aku mengangkatmu mengurusi cucian [kotoran] dosaorang.

Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam.seorang yang paling akrab danpaling kasih kepadanya, tidak mau mengangkatnya menjadi pejabatpemerintahan atau pengurus sedekah, bahkan ia tidak diberi kesemopatandan harapan mengurusi soal-soal yang bersifat duniawi, tetapimenekannya supaya lebih menekuni soal-soal ukhrawi.

Untuk yang ketiga kalinya, pamannya itu datang menghadapnya danberharap dengan penuh kerendahan hati, Aku ini pamanmu, usiaku sudahlanjut, dan ajalku sudah hampir. Ajarilah aku sesuatu yang kiranyaberguna bagiku di sisi Allah!

Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam. Menjawab, Ya Abbas, engkaupamanku dan aku tidak berdaya sedikitpun dalam masalah yang berkenaandengan Allah, tetapi mohonlah selalu kepada Tuhanmu ampunan dankesehatan!

Sesudah Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam.menuiakan risalahAlalh Subhânahu wata'âla dengan baik, manyampaikan agamaNya yanglengkap kepada para pewarisnya, maka ia kembali ke rahmatullah dengantenang. Ternyata Abbas orang yang paling merasa kesepian ataskepergiannya itu.

Abbas hidup terhormat di bawah pemerintrahan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq,kemudian menyusul pemerintahan Umar ibnul Khaththab radhiallâhu 'anhu..

Tiap kali Khalifah hendak ke masjid ia selalu harus melewati rumahAbbas. Di atas rumahnya itu terdapat sebuah pancuran air. Pada suatuhari, ketika Khalifah Umar pergi ke masjid dengan pakaian rapi hendakmenghadiri shalat jamaah, tiba-tiba pancuran air itu menumpahkanairnya dan mengenai pakaian Umat. Ia kembali pulang untuk menggantipakaian dan memerintahkan supaya pancuran itu dibuka. Sesudah beliauselesai shalat, datanglah Abbas seraya berkata, Demi Allah, pancuranitu diletakkan oleh Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam..

Khalifah Umar menjawab, Aku mohon kepadamu supaya engkau memasangkembali pancuran itu di tempat yang diletakkan oleh RasulullahShallallâhu 'alaihi wasallam dengan menaiki pundakku.

Abbas menerima baik harapan Umar untuk memperbaiki kesalahannya itu.

Abbas tidak marah, tidak mendendam di dalam hati, tetapi iamengingatkan Umar bahwa yang meletakkan pancuran itu RasulullahShallallâhu 'alaihi wasallam. Hati Umar yang terkenal keras dankuat-kuat tiba-tiba bergetar ketakutan, bagaimana ia memerintahkanmencabut apa yang dipasang Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam. Iarela menebus kesalahannya itu dengan menyuruh Abbas menaiki pundaknyauntuk mengembalikan pancuran air itu ketempatnya semula. Setelah itu,ia memberikan ciuman cinta dan pengharagaan kepada paman RasulullahShallallâhu 'alaihi wasallam itu.

Masjid Nabawi di Madinah kian hari kian menjadi kecil karena bilangankaum muslimin dari hari ke hari makin bertambah dengan pesatnya.Khalifah Umar berpikir akan memperluasnya dengna membeli rumah-rumahyang ada di sekitar masjid itu. Semua bangunan yang ada disekitarnyasudah dibeli kecuali rumah Abbas bin Abdullah Muththalib. Apa mungkinia menyumbangkan harganya kelak di Baitulmal ataukah ia akan menerimaharga ganti ruginya

Khalifah Umar datang menemuinya seraya berkata, Ya Abal Fadhal,engkau lihat, masjid sudah sempit sekali karena banyaknya orang shalatdi dalamnya. Aku sudah memerintahkan untuk membeli tanah dan bangunanyang ada disekitarnya untuk memperbesar bangunan masjid, kecualirumahmu dan kamar-kamar Ummahatul Mu'minin yang belum. Kalaukamar-akmar Ummuhatul Mu'minin rasanya tidak mungkin kami membeli danmembongkarnya, tapi rumahmu jual-lah kepada kami berapa pun yangengkau kehendaki dari Baitulmal supaya bisa meluaskan bangunan masjid.

Abbas menjawab, Aku tidak mau.

Umar berkata; Pilihlah satu diantara tiga: engkau menjual berapa punyang engkau kehendaki dari Baitulmal, atau aku akan menggantinyadengan bangunan lain yang akan aku bangunkan untukmu dari Baitulmal didaerah manapun di Madinah yang engkau kehendaki, atau engkau berikansebagai sedekah kepada muslimin untuk meluaskan masjid mereka.

Abbas berkeras, Aku tidak mau terima semaunya.

Umar berharap, Angkatlah seorang penengah antara kami berdua kalauengkau mau.'

Abbas menjawab, Aku setuju mengangkat Ubai bin Ka'ab.

Keduanya pergi menemui Ubai bin Ka'ab, lalu kepadanya diceritakansegala sesuatunya dan dimintai pendapatnya.

Ubai berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallambersabda, Allah Subhânahu wata'âla pernah mewahyukan kepada Nabi Daud,'Bangunlah untuk-Ku sebuah rumah tempat orang-orang menyebut nama-Kudi sana.' Nabi Daud lalu merencanakan pembangunannya di Baitul Maqdis.Dalam perencanaan itu mengenai rumah seorang Bani Israel. Nabi Daudmenawarkan kepada orang itu untuk menjual rumahnya, tapi ia menolak.Tiba-tiba terpikir dalam benak Nabi Daud untuk mengambilnya denganpaksa. Allah Subhânahu wata'âla lalu mewahyukan kepadanya, 'Hai Daud,aku menyuruhmu membangun untuk-Ku sebuah rumah tempat orang menyebutnama-Ku pemaksaan itu bukan watak-Ku. Karena itu, sebagai sanksinya,kau tidak usah membangunnya!' Nabi Daud menjawab, 'Ya Allah, akulakukan pada anakku!' Allah berfirman lagi, 'Siapa anakmu

Khafilah Umar tidak bisa lagi menahan marahnya, lalu ia menyambar bajuUbai bin Ka'ab dan menggiringnya ke masjid seraya berkata, Akumengharapkan dukunganmu, malah kau menyudutkan aku. Kau harusmembuktikan keteranganmu di hadapan kaum muslimin!

Ia membawanya ke tengah-tengah halaqah yang diselenggarakan shahabatRasulullah di masjid Nabawi, dimana antara lain terdapat Abu Dzarradhiallâhu 'anhu.Umar lalu berkata kepada para hadirin, Sayamengharap dengan nama Allah, adakah diantara kalian yang mendengarkanRasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam.berbicara tentang BaitulMaqdis, ketika Alalh memerintahkan Nabi Daud untuk mendirikanrumah-Nya tempat orang menyebut-nyebut namaNya

Abu Dzar radhiallâhu 'anhu menjawab' Ya, saya mendengar! Disambutoleh yang lain, Ya, saya juga mendengar! Dari sudut sana ada pulayang menyambung, Saya juga mendengar!

Khalifah Umar radhiallâhu 'anhu lalu berkata kepada Abbas radhiallâhu'anhu, pergilah! Aku tidak akan menuntutmu membongkar rumahmu.

Abbas radhiallâhu 'anhu berkata, Kalau demikian sikapmu maka akumenyatakan bahwa rumahku kusedekahkan untuk kepentingan kaum muslimin.Silahkan perluas masjid mereka. Akan tetapi, kalau kau akanmengambilnya dengan tekanan dan pemaksaan, aku tidak akan mengalah.

Memang Khalifah Umar radhiallâhu 'anhu bertindak setengah memaksakarena proyek itu menyangkut kepentingan kaum muslimin dan dianggaptidak bertentangan dengan hukum Allah. Akan tetapi, apabila ada nashjelas maka tidak berlaku ijtihadnya. Ia harus tunduk dan menerima baiksyariat Allah dan RasulNya. Sesudah Abbas melihat ketundukan KhalifahUmar kepada hukum dan perundang-undangan, ia tidak lagi mengandalkankekuasaannya selaku kepala pemerintahan atau akan merampas haknya yangdijamin oleh undang-undang dan dilindungi oleh Islam, tetapi iabenar-benar berjuang demi kesehjahteraan kaum muslimin, maka ia punmemutuskan untuk menyerahkan rumahnya itu sebagai hibah dan sedekahuntuk meluaskan masjid kaum muslimin.

Demikian tokoh-tokoh model sekolah Rasulullah dan sekolahAl-Qur'anul Karim radhiallahu 'anhum ajma'in. Mereka angkatan kaummuslimin yang pertama, yang telah membawa panji Islam ke seluruh jagatraya ini, yang telah membangkitkan peradaban umat manusia, yangmengajar dan mendidik manusia maju dan mengenali peradaban antaraagama kebenaran dan kebatilan.

Pada suatu hari dalam pemerintahan Khalifah Umar, terjadilah paceklikhebat dan kemarau ganas. Orang-orang berdatangan kepada Khalifah untukmengadukan kesulitan dan kelaparan yang melanda daerahnyamasing-masing. Umar menganjurkan kepada muslimin yang berkemampuansupaya mengulurkan tangan membantu saudara-saudaranya yang ditimpakekurangan dan kelaparan itu. Kepada para penguasa di daerahdiperintahkan supaya mengirimkan kelebihan daerahnya ke pusat. Ka'abmasuk menemui Khalifah Umar seraya mengutrarakan, Ya Amirul Mukminin,biasanya Bani Israel kalau menghadapi bencana semacam ini, merekameminta hujan dengan kelompok para nabi mereka.

Umar berakta, Ini dia paman Rasulullah Shallallâhu 'alaihiwasallam.dan saudara kandung ayahnya. Lagi pula, ia pimpinan baniHasyim.

Khalifah Umar pergi kepada Abbas dan menceritakan kesulitan besar yangdialami umat akibat kemarau panjang dan paceklik itu, kemudian ia naikmimbar bersama Abbas seraya berdoa, Ya Allah, kami menghadapkan dirikepadaMu bersama dengan paman Nabi kami dan saudara kandung ayahnya,maka turunkanlah hujan-Mu dan janganlah kami sampai putus asa!

Abbas lalu meneruskan, memulai doanya dengan puja dan puji kepadaAllah Subhânahu wata'âla, Ya Allah, Engkau yang mempunyai awan danEngkau pula yang mempunyai air. Sebarkanlah awan-Mu dan turunkanlahair-Mu kepada kami. Hidupkanlah semua tumbuh-tumbuhan dan suburkanlahsemua air susu .

Ya Allah, Engkau tidak mungkin menurunkan bencana kecuali karena dosadan Engkau tidak akan mengangkat bencana kecuali karena tobat. Kini,umat ini sudah menghadapkan dirinya kepada-Mu maka turunkanlah hujankepada kami. Ya Allah, kami memohon belas kasih-Mu atas nama diri kamidan keluarga kami. Ya Allah, kami memohon belas kasih-Mu atas namamakhluk-Mu yang tidak bicara, atas nama hewan ternak kami. Ya Allah,hujanilah kami dengan hujan keselamatan yang berdaya guna. Ya Allah,kami mengadukan semua bencana orang yang menderita kelaparan,telanjang, ketakutan, dan semua orang yang menderita kelemahan. YaAllah selamatkan mereka dengan hujan-Mu sebelum mereka berputus asadan celaka. Sesungguhnya, tidak akan berputus asa dengan rahmatkarunia-Mu kecuali orang-orang yang kafir.

Ternyata doanya itu langsung diterima dan disambut Allah Subhânahuwata'âla. Hujan lebat turun dan tumbuh-tumbuhan tumbuh dengansuburnya. Orang-orang bersyukur kepada Allah Subhânahu wata'âla danmengucapkan selamat kepada Abbas, Selamat kepadamu, wahai SaqilHaramain, yang mengurusi minuman orang di Mekah dan Madinah.

Abbas hidup terhormat, baik oleh kaum muslimin maupun oleh paraKhulafaur Rasyidin. Kalau ia berjalan dan berpapasan dengan Umar atauUtsman yang sedang berkendaraan, keduanya turun dari kendaraannya,seraya berkata, Paman Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam.!

Sudah menjadi sunnatullah, setiap permulaan ada penghabisannya, setiapperjalanan ada perhentiannya, demikian pula dengan Abbas radhiallâhu'anhu, perjalanan hidupnya terhenti dan kembali ke rahmatullahmenyusul keponakkannya Shallallâhu 'alaihi wasallam dan rekan-rekannyayang lain, pada hari Jumat tanggal 12 Rajab 32 Hijrah, dalam usia 82tahun, dan dikebumikan di al-Baqi' di Madinah, rahimullah waradhiallahu'anhu.

Sebab Turunya Ayat

Dalam Perang Badar yang berkecamuk antara kaum muslimin dan kaummusyrikin, Abbas berhasil ditawan oleh Abul Yusr, Ka'ab bin Amru, yangmenurut Ahli sejarah kedua tangannya kurus dan perawakannya jugalemah, sedangkan Abbas seorang yang tinggi besar. RasulullahShallallâhu 'alaihi wasallam bertanya keheranan, Ya Abal Yusr,bagaimana kau bisa menawan Abbas Ya Rasulullah, aku dibantu oleh seorang yang belum pernah kulihatsebelum dan sesudah itu [lalu ia mengutarakan ciri-ciri dan perawakanorang itu], jawab Abul Yusr.Kau dibantu oleh seorang malaikat yang pemurah, sabda Rasulullah.

Ketika Abbas jatuh sebagai tawanan, pertanyaan pertama yang terlontaradalah tentang keadaan Muhammad kepada yang menawannya, Bagaimanakeadaan Muhammad dalam peperangan ini Allah memuliakan dan menenangkannya, jawabnya.Segala sesuatu selain Allah rusak. Kini, apa maumu tanya AbbasRasulullah melarang kami membunuhmu, jawabnya.Itu bukan kebaikannya yang pertama.

Abbas diborgol dan dikumpulkan bersama tawanan perang lainya. Kiranya,ikatannya terlalu keras sehingga ia merintih kesakitan. Ternyatarintihan itu terdengar oleh Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam.Beliau gelisah dan tidak bisa memejamkan matanya. Berapa orangshahabat yang melihatnya belum tidur, menegurnya, Wahai Nabi Allah,sudah jauh malam, engkau belum tidur Aku mendengar riuntihan Abbas, jawab Nabi.

Orang itu lalu pergi melonggarkan ikatannya, kemudian RasulullahShallallâhu 'alaihi wasallam.bertanya lagi, Mengapa sekarang akutidak mendengarkan rintihannya Aku longgarkan ikatannya, ya Rasulullah, jawab shahabatLakukanlah juga terhadap semua tawanan lainnya, perintah Nabi.

Pagi harinya, semua tawanan dihadapkan kepada Rasulullah Shallallâhu'alaihi wasallam. Akhirnya, sampai giliran Abbas.

Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda, Ya Abbas, tebuslah dirimudan keponakanmu aqil bin Abi Thalib, Naufal bin al-Harits, dan temankaribmu Utbah bin Amru bin Jahdam karena engkau seorang kaya. Ya Rasulullah, saya ini seorang Muslim, tetapi saya dipaksa ikutberperang oleh mereka, ucap Abbas.Allah saja yang Maha Tahu dengan keislamanmu itu: kalau pengakuanmuitu benar, Allah akan mengganjarmu, namun aku melihatmu dari segilahirmu maka bayarlah tebusanmu itu.

'Aku tidak mempunyai uang, ya Rasulullah. Mana uang yang kau simpan pada Ummul Fadhal, isterimu, ketika kauhendak keluar ikut berperang, lalu pesanmu kepadanya, 'Kalau aku tewasdalam peperangan, uang itu dibagi-bagikan antara kau, Fadhal,Abdullah, Ubaidullah, dan Qatsam.' tanya Rasulullah.Dari mana kau tahu ini padahal aku tidak pernah memberitahukan halitu kepada siapa pun tanya Abbas keheranan.Allah Subhânahu wata'âla Yang memberitahukan rahasiamu itu, jawabNabi.Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan engkau benar-benar rasulAllah, bahwa kau seorang yang jujur.

Pada saat itu, turunlah firman Allah Subhânahu wata'âla.Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada ditanganmu: Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Diaakan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambildaripadamu dan Dia akan mengampuni kamu . Dan Allah Maha Pengampunlagi Maha Penyayang. [Q.,S. al-Anfal: 70]

Abbas berkomentar, Allah berkenan menepati janji-Nya kepadaku,memberikan kebaikan lebih dari apa yang diambil: 20 uqiyah digantidengan 20 orang budak. Kini, aku sedang menantikan pengampun-Nya. Akudiberi kuasa mengurus air zamzam dan aku bisa merasa bangga lebih dariitu, meskipun aku memiliki semua harta penduduk kota Mekkah. Kini, akusedang menantikan pengampunan-Nya.

Akan tetapi, darimana ia memiliki harta bila membeli dua puluh orangbudak dan tiap budak memiliki modal edar yang diperdagangkan

Ibnu Sa'ad dalam bukunya, ath-Thabaqat al-kubra, menyebutkan bahwaal-Ala' bin al-Hadhrami mengirimkan kepada Nabi Shallallâhu 'alaihiwasallam. Harta benda sebanyak 80.000. Belum pernah Nabi menerimalebih dari itu. Kemudian Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam mengundangkaum muslimin. Begitu mereka melihat timbunan harta itu, penuhsesaklah masjid dengan orang-orang. Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallammembagi-bagikan hartra itu seolah-olah tanpa perhitungan danpertimbangan, masing-masing diberikan segenggam.

Abbas datang, lalu berkata kepada Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam., Ya Rasulullah, aku telah memberikan tebusanku dan tebusan Aqil binAbi Thalib dalam perang Badar. Aqil tidak punya uang penggantinya.Berikan aku dari uang ini!

Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam tertawa lebar sehinggaterlihat gigi taringnya, lalu bersabda, Harta itu diambil seperlunya;yang lain dikembalikan!

Ia lalu pergi dengan mengambil seperlunya, seraya berucap, JanjiAllah kepadaku, yang satu sudah ditepati dan yang lain aku belumtahu!

Renungan

Abas bin Abdul Muththalib radhiallâhu 'anhu, paman RasululahShallallâhu 'alaihi wasallam dan saudara kandung ayahnya, termasuksalah seorang tokoh shahabat yang ikut mengibarkan panji Islam danmenyebarkan dakwahnya.

Sepak terjangnya dicatat sejarah dengan tinta emas dalam baiatal-Aqabah al-Kubra, ia bertindak sebagai seorang penasihat danperunding ahli, menyertai keponakannya dalam majelis itu,membentangkan sikapnya dengan tepat, dan mengamati sikap kaum Ansharyang hendak menerima kedatangannya ke Madinah dengan cermat.

Ia memberikan gambaran kepada mereka akan bahaya dan resiko yang akanmereka hadapi sepanjang hidup mereka jika menerima Muhammad RasulullahShallallâhu 'alaihi wasallam. Bangsa Arab tidak akan membiarkanMuhammad dan dakwahnya berkembang dengan mulus kecuali kalau merekaterpaksa.

Pada akhir perundingan, sesudah ia yakin bahwa kaum Anshar dariYastrib itu terdiri atas para pahlawan yang berbudi luhur yang bisadipercaya dan menerima keponakannya, barulah ia bangkit mempertemukantangan Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam dengan tangan wakilkaum Anshar itu sebagai tanda baiat disetujui dan janji setia dimulai,disertai doa harap kepada Allah Subhanahu wata'ala mudah-mudahanpersekutuannya yang luhur akan melindungi agama-Nya dan Dia memberitaufiq dan hidayah-Nya.

Ketika Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam. Hijrah ke Yastrib, Abbasmenyatakan hasratnya akan menyusul ke sana. Akan tetapi, beliaumencegahnya dan menganjurkan supaya tinggal di Makkah saja dulu supayabisa mendukung semangat kaum mustadh'afin di Mekah yang belum bisahijrah meninggalkan Mekah.

Abbas patuh kepada perintah Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam.Itu. ia tinggal di Mekkah bersama kelompok kaum muslimin yang belumsanggup pergi berhijrah, menyiapkan kesempatan dan bekal mereka,menutup utang-utang mereka, mengamati gerak-gerik kaum Quraisy supayaselalu diketahui Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam.dan tidakbisa mengadakan serangan mendadak kepada mereka.

Pada permulaan Islam, Abbas banyak melunasi utan kaum muslimin yangfakir misjkin. Pada zaman kita sekarang ini, alangkah perlunya kitakepada seorang Abbas modern yang sudi menyelamatkan umat agar tidakmenjadi mangsa pengikut komunis dan kapitalis Barat, dan berdiri tegakmembendung invasi ideologi dan kristenisasi di kalangan kaum muslimin.

Ia menjadi tawanan dalam Perang Badar, ia diborgol dan diringkusbersama tawanan yang lain. Ketika borgolnya dilonggarkan, para tawananyang lain pun harus dilonggarkan.

Tawanan lain harus, membayar uang tebusan, Abbas pun harus membayaruang tebusan diri dan keluarganya. Itulah Islam, tidak ada sistemfamili atau keluarga, tidak mengutamakan kawan atau kenalan. Tolakukur keutamaan seseorang hanyalah karena ketakwaan dan amal salehnya.

Pada suatu hari, Khalifah Umar ibnul Khaththab yang terkenal sebagaipenakluk kekaisaran Romawi dan Persia itu, mencabut pancuran air darirumah Abbas. Sesudah diberitahukan bahwa pancuran itu dahulu dipasangoleh kedua tangan Rasulullah sendiri. Umar menggigil ketakutan; apakahia akan menyingkirkan apa yang diletakkan Rasulullah Beranikah iamembongkar apa yang dibangun Rasulullah Umar resah dan gelisah atasperbuatannya. Ia mengumpat dan mengutuk kelancangannya itu. Barulah iapuas sesudah Abbas menerima baik sarannya untuk mengembalikanpemasangan pancuran.

Tiba giliran Umar untuk memperluas masjid Nabawi. Sebagai khalifahkaum muslimin, sebagai panglima Angkatan Perang Islam, ia mempunyaikekuatan penuh untuk merampas dan mengganti rugi dari Baitul mal, demikepentingan kaum muslimin, selama tidak bertentangan dengan hukumagama.

Sikap Umar untuk menggusur rumah Abbas itu rupanya kurang berkenan dihatinya, meskipun ia akan diganti rugi. Ia tidak mau menjual apa yangdiberikan Rasulullah itu dan tidak sudi menerima ganti ruginya. Iaberikan sebagai sedekah karena Allah, demi kepentingan kaum muslimin,sesudah Umar bersikap lemah-lembut tidak disertai paksaan dankekuasaannya.

Artikel Abbas bin Abdul Muththalib diambil dari http://www.asofwah.or.id
Abbas bin Abdul Muththalib.

Tidak ada komentar: