Selasa, 27 Mei 2008

Abdullah Bin Abbas

Kumpulan Artikel Islami

Abdullah Bin Abbas Kyai Umat Ini

Ibnu Abbas serupa dengan Ibnu Zubeir bahwa mereka sama-sama menemuiRasulullah dan bergaul dengannya selagi masih becil, dan Rasulullahwafat sebelum Ibnu Abbas mencapai usia dewasa. Tetapi ia seorang lainyang di waktu kecil telah mendapat kerangka kepahlawanan danprinsip-prinsip kehidupan dari Rasuluilah saw. yang mengutamakan danmendidiknya serta mengajarinya hikmat yang murni. Dan dengan keteguhaniman dan kekuatan akhlaq serta melimpahnya ilmunya, Ibnu Abbasmencapai kedudukan tinggi di lingkungan tokoh-tokoh sekeliling Rasul....

Ia adalah putera Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim, pamanRasulullah saw. Digelari habar atau kyahi atau lengkapnya kyahiummat , suatu gelar yang hanya dapat dicapainya karena otaknya yangcerdas, hatinya yang mulia dan pengetahuannya yang luas.

Dari kecilnya, Ibnu Abbbas telah mengetahui jalan hidup yang akanditempuhnya, dan ia lebih mengetahuinya lagi ketika pada suatu hariRasulullah menariknya ke dekatnya selagi ia masih kecil itu danmenepuk-nepuk bahunya serta mendu'akannya: -Ya Allah, berilah ia ilmu Agama yang mendalam dan ajarkanlahkepadanya ta'wil .

Kemudian berturut-turut pula datangnya kesempatan dimana Rasulullahmengulang-ulang du'a tadi bagi Abdullah bin Abbas sebagai saudarasepupunya itu ..., dan ketika itu ia mengertilah bahwa ia diciptakanuntuk ilmu dan pengetahuan.

Sementara persiapan otaknya mendorongnya pula dengan kuat untukmenempuh jalan ini. Karena walaupun di saat Rasulullah shallallahualaihi wasalam wafat itu, usianya belum lagi lebih dari tiga belastahun, tetapi sedari kecilnya tak pernah satu hari pun lewat, tanpa iamenghadiri majlis Rasulullah dan menghafalkan apa yang diucapkannya....

Dan setelah kepergian Rasulullah ke Rafiqul A'la, Ibnu Abbasmempelajari sungguh-sungguh dari shahabat-shahabat Rasul yang pertama,apa-apa yang input didengar dan dipelajarinya dari Rasulullah saw.sendiri. Suatu tanda tanya [ingin mengetahui dan ingin bertanya]terpatri dalam dirinya.

Maka setiap kedengaran olehnya seseorang yang mengetahui suatn ilmuatau menghafaikan Hadits, segeralah ia menemuinya dan belajarkepadanya. Dan otaknya yang encer lagi tidak mau puas itu,mendorongnya nntuk meneliti apa yang didengarnya.

Hingga tidak saja ia menumpahkan perhatian terhadap mengumpulkan ilmupengetahuan semata, tapi jnga untuk meneliti dan menyelidikisumber-sumbernya.

Pernah ia menceritakan pengalamannya: -- Pernah aku bertanya kepadatigapuluh orang shahabat Rasul shallallahu alaihi wasalam mengenaisatu masalah . Dan bagaimana keinginannya yang amat besar untukmendapatkan sesuatu ilmu, digambarkannya kepada kita sebagai berikut:-Tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wasalam wafat, kakatakan kepadasalah seorang pemuda Anshar: Marilah kita bertanya kepada shahabatRasulullah, sekarang ini mereka hampir semuanya sedang bekumpul

Jawab pemuda Anshar itu:Aneh sekali kamu ini, hai Ibnu Abbas! Apakah kamu kira orang-orangakan membutuhkanmu, padahal di kalangan mereka sebagai kan lihatbanyak terdapat shahabat Rasulullah ... Demikianlah ia tak maudiajak, tetapi aku tetap pergi bertanya kepada shahabat-shahabatRasulullah.

Pernah aku mendapatkan satu Hadits dari seseorang, dengan carakudatangi rumahnya kebetulan ia sedang tidur slang. Kubentangkankainku di muka pintunya, lalu duduk menunggu, sementara anginmenerbangkan debu kepadaku, sampai akhirnya ia bangun dan keluarmendapatiku. Maka katanya: -- Hai saudara sepupu Rasulullah, apamaksud kedatanganmu Kenapa tidak kamu suruh saja orang kepadaku agaraku datang kepadamu Tidak! ujarku, bahkan akulah yang harusdatang mengunjungi anda! Kemudian kutanyakanlah kepadanya sebuahHadits dan aku belajar daripadanya ... !

Demikianlah pemuda kita yang agung ini bertanya, kemudian bertanya danbertanya lagi, lalu dicarinya jawaban dengan teliti, dan dikajinyadengan seksama dan dianalisanya dengan fikiran yang berlian. Dari harike hari pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya berkembang dan tumbuh,hingga dalam usianya yang muda belia telah cukup dimilikinya hikmatdari orang-orang tua, dan disadapnya ketenangan dan kebersihan pikiranmereka, sampai-sampai Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab radhiallahuanhu menjadikannya kawan bermusyawarah pada setiap urusan penting danmenggelarkannya pemuda tua ... !

Pada suatu hari ditanyakan orang kepada Ibnu Abbas:Bagaimana Anda mendapatkan ilmu ini ...

Jawabnya: - Dengan lidah yang gemar bertanya, dan akal yang sukaberfikir... !

Maka dengan lidahnya yang selalu bertanya dan fikirannya yang takjemu-jemunya meneliti, serta dengan kerendahan hati dan pandainyabergaul, jadilah Ibnu Abbas sebagai kyahi ummat ini .

Sa'ad bin Abi Waqqash melukiskannya dengan kalimat-kalimat seperti ini:-

Tak seorang pun yang kutemui lebih cepat mengerti, lebih tajamberfikir dan lebih banyak dapat menyerap ilmu dan lebih luas sifatsantunnya dari Ibnu Abbas ... ! Dan sungguh, kulihat Umar memanggilnyadalam urusan-urusan pelik, padahal sekelilingnya terdapat pesertaBadar dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Maka tampillah Ibnu Abbasmenyampaikan pendapatnya, dan Umar pun tak hendak melampaui apakatanya!

Ketika membicarakannya, Ubaidillah bin 'Utbah berkata:-Tidak seorang pun yang lebih tahu tentang Hadits yang diterimanyadari Rasulullah shallallahu alaihi wasalam daripada Ibnu Abbas... !

Dan tak kulihat orang yang lebih mengetahui tentang putusan Abu Bakar,Umar dan Utsman dalam pengadilan daripadanya ... ! Begitu pula tak adayang lebih mendalam pengertiannya daripadanya ....

Sungguh, ia telah menyediakan waktu untuk mengajarkan fiqih satu hari,tafsir satu hari, riwayat dan strategi perang satu hari, syair satuhari, dan tarikh serta kebudayaan bangsa Arab satu hari ....

Serta tak ada yang lebih tahu tentang syair, bahasa Arab, tafsir -Quran,ilmu hisab dan seal pembagian pusaka daripadanya ... ! Dan tidakseorang alim pun yang pergi duduk ke dekatnya kecuali hormat kepadanya,serta tidak seorang pun yang bertanya, kecuali mendapatkan jawabandaripadanya... !

Seorang Muslim penduduk Bashrah melukiskannya pula sebagai berikut: --[Ibnu Abbas pernah menjadi gubernur di sana, diangkat oleh Ali]Ia mengambil tiga perkara dan meninggalkan tiga perkara ....

Menarik hati pendengar apabila ia berbicara.

Memperhatikan setiap ucapan pembicara.

Memilih yang teringan apabila memutuskan perkara.

Menjauhi sifat mengambil muka.

Menjauhi orang-orang yang rendah budi.

Menjauhi setiap perbuatan dosa.

Sebagaimana kita telah paparkan bahwa Ibnu Abbas adalah orang yangmenguasai dan mendalami berbagai cabang ilmu.

Maka ia pun menjadi tepatan bagi orang-orang pang mencari ilmu,berbondong-bondong orang datang dari berbagai penjuru negeri Islamuntuk mengikuti pendidikan dan mendalami ilmu pengetahuan.

Di samping ingatannya yang kuat bahkan luar biasa itu, Ibnu Abbasmemiliki pula kecerdasan dan kepintaran yang Istimewa.

Alasan yang dikemukakannya bagaikan cahaya matahari, menembus ke dalamkalbu menghidupkan cahaya iman ....Dan dalam percakapan atau berdialog,tidak saja ia membuat lawannya terdiam, mengerti dan menerima alasanyang dikemukakannya, tetapi juga menyebabkannya diam terpesona, karenamanisnya susunan kata dan keahliannya berbicara ... !

Dan bagaimana pun juga banyaknya ilmu dan tepatnya alasan tetapidiskusi atau tukar fikiran itu ... ! Baginya tidak lain hanyalahsebagai suatu slat yang paring ampuh untuk mendapatkan dan mengetahuikebenaran ... !

Dan memang, telah lama ia ditabuti oleh Kaum Khawarij karena logikanyayang tepat dan tajam! Pada suatu hari ia diutus oleh Imam Ali kepadasekelompok besar dari mereka. Maka terjadilah di antaranya denganmereka percakapan yang amat mempesona, di mana Ibnu Abbas mengarahkanpembicaraan serta menyodorkan alasan dengan cara yang menakjubkan.Dari percakapan yang panjang itu, kita cukup mengutip cupIikan dibawah ini: -

Tanya Ibnu Abbas: -- Hal-hal apakah yang menyebabkan tuan-tuanmenaruh dendam terhadap Ali ...

Ujar mereka: - Ada tiga hal yang menyebabkan kebencian kami padanya: -

Pertama dalam Agama Allah ia bertahkim kepada manusia, padahal Allahberfirman: ' Tak ada hukum kecuali bagi Allah ... !']

Kedua, ia berperang, tetapi tidak menawan pihak musuh dan tidak pulamengambil barta rampasan. Seandainya pihak lawan itu orang-orang kafir,berarti harta mereka itu halal. Sebaliknya bila mereka orang-orangberiman maka haramlah darahnya ... !]

Dan ketiga, waktu bertahkim, ia rela menanggalkan sifat AmirulMu'minin dari dirinya demi mengabulkan tuntutan lawannya. Maka jika iasudah tidak jadi amir atau kepala bagi orang-orang Mu'min lagi,berarti ia menjadi kepala bagi orang-orang kafir... ! 3]

Lamunan-lamunan mereka itu dipatahkan oleh Ibnu Abbas, katanya: -- Mengenaiperkataan tuan-tuan bahwa ia bertahkim kepada manusia dalam AgamaAllah, maka apa salahnya ...

Bukankah Allah telah berfirman:Hai orang-orang beriman! Janganlah halian membunuh binatang buruan,sewaktu halian dalam ihram! Barang siapa di antara kalian yangmembunuhnya dengan sengaja, maka hendaklah ia membayar denda berupabinatang ternak yang sebanding dengan hewran yang dibunuhnya itu, yanguntuk menetapkannya diputuskan oleh dua orang yang adil di antarakalian sebagai hahimnya ... ! [Q.S. 5 al-hlaidah: 95]

Nah, atas nama Allah cobalah jawab: Manakah yang lebih penting,bertahkim kepada manusia demi menjaga darah kaum Muslimin, ataukahbertahkim kepada mereka mengenai seekor kelinci yang harganyaseperempat dirham ...

Para pemimpin Khawarij itu tertegun menghadapi logika tajam dan tuntasitu. Kemudian kyai ummat ini melanjutkan bantahannya: -Tentang ucapan tuan-tuan bahwa ia perang tetapi tidak melakukanpenawanan dan merebut harta rampasan, apakah tuan-tuan menghendakiagar ia mengambil Aisyah istri Rasulullah shallallahu alaihi wasalamdan Ummul Mu'minin itu sebagai tawanan, dan pakaian berkabungnyasebagai barang rampasan ...

Di sini wajah orang-orang itu jadi merah padam karena main, lainmenutupi muka mereka dengan tangan ...,sementara Ibnu Abbas beralihkepada soal yang ketiga katanya: -Adapun ucapan tuan-tuan bahwa ia rela menanggalkan sifat AmirulMu'minin dari dirinya sampai selesainya tahkim, maka dengarlah olehtuan-tuan apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihiwasalam di hari Hudaibiyah, yakni ketika ia mengimlakkan suratperjanjian yang telah tercapai antaranya dengan orang-orang Quraisy.Katanya kepada penuiis: Tulislah: Inilah yang telah disetujui olehMuhammad Rasulullah ... . Tiba-tiba utusan Qnraisy menyela: 'DemiAllah, seandainya kami mengakuimu sebagai Rasulullah, tentulah kamitidak menghalangimu ke Baitullah dan tidak pula akan memerangimu ... !Maka tulislah:

Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad bin Abdullah ... !

Kata Rasulullah kepada mereka: Demi Allah, sesungguhnya saya iniRasulullah walaupun kamu tak hendak mengakuinya…

Lalu kepada penulis surat perjanjian itu diperintahkannya:Tulislah apa yang mereka kehendaki! Tulis: Inilah yang telahdisetujui oleh Muhammad bin Abdullah ... !

Demikianlah, dengan cara yang menarik[ dan menakjubkan ini,berlangsung soal jawab antara Ibnu Abbas dan golongan Khawarij, hinggabelum lagi tukar fikiran itu selesai, duapuluh ribu orang di antaramereka bangkit serentak, menyatakan kepuasan mereka terhadapketerangan-keterangan Ibnu Abbas dan sekaligus memaklumkan penarikandiri mereka dari memusuhi Imam Ali... !

Ibnu Abbas tidak saja memiliki kekayaan besar berupa ilmu pengetahuansemata, tapi di samping itu ia memiliki pula kekayaan yang lebih besarlagi, yakni etika ilmu serta akhlak para ulama. Dalam kedermawanan dansifat pemurahnya, Ia bagaikan Imam dengan,panji-panjinya.Dilimpah-ruahkannya harta bendanya kepada manusia, persis sebagaimanaia melimpah ruahkan ilmunya kepada mereka....

Orang-orang yang sesama dengannya, pernah menceritakan dirinya sebagaiberikut: -- Tidak sebuah rumah pun kita temui yang lebih banyakmakanan, minuman buah-buahan, begitupun ilmu pengetahuannya dari rumahIbnu Abbas ... !

Di samping itu ia seorang yang berhati suci dan berjiwa bersih, tidakmenaruh dendam atau kebencian kepada siapa juga.

Keinginannya yang tak pernah menjadi kenyang, ialah harapannya agarsetiap orang, baik yang dikenalnya atau tidak, beroleh kebaikan...!

Katanya mengenai dirinya: -Setiap aku mengetahui suatu ayat dari kitabullah, aku berharapkiranya semua manusia mengetahui seperti apa yang kuketahui itu ... !Dan setiap aku mendengar seorang hakim di antara hakim-hakim Islammelaksanakan keadilan dan memutus sesuatu perkara dengan adil, makaaku merasa gembira dan turut mendu'akannya ..., padahal tak adahubungan perkara antaraku dengannya ... ! Dan setiap aku mendengarturunnya hujan yang menimpa bumi Muslimin, aku merasa berbahagia,padahal tidak seekor pun binatang ternakku yang digembalakan di bumitersebut...!

Ia seorang ahli ibadah yang tekun beribadat dan rajin bertaubat ...,sering bangun di tengah malam dan shaum di waktu siang, danseolah-olah kedua matanya telah hafal akan jalan yang dilalui oleh airmatanya di kedua pipinya, karena seringnya ia menangis, balk di kalaia shalat maupun sewaktu membaca alquran ....Dan ketika ia membacaayat-ayat alquran yang memuat berita duka atau ancaman, apalagimengenai maut dan saat dibangkitkan, maka isaknya bertambah keras dansedu sedannya menjadi-jadi ... !

Di samping semua itu, ia juga seorang yang berani, berfikiran sehatdan teguh memegang amanat ... ! Dalam perselisihan yang terjadi antaraAli dan Mu'awiyah, ia mempunyai beberapa pendapat yang menunjukbantingginya kecerdasan dan banyaknya akal serta siasatnya .... Ia lebihmementingkan perdamaian dari peperangan, lebih banyak berusaha denganjalan lemah lembut daripada kekerasan, dan menggunahan fikirandaripada paksaan...!

Tatkala Husein radhiallahu anhu bermaksud hendak pergi ke Irak untukmemerangi Ziad dan Yazid, Ibnu Abbas menasehati Husein, memegangtangannya dan berusaha sekuat daya untuk menghalanginya. Dan tatkalaia mendengar kematiannya, ia amat terpukul, dan tidak keluar-keluarrumah karena amat dukanya.

Dan di setiap pertentangan yang timbul antara Muslim dengan Muslim takada yang dilakukan oleh Ibnu Abbas, selain mengacungkan benderaperdamaian, beriunak lembut dan melenyapkan kesalah-pahaman

Benar ia ikut tejun dalam peperangan di pihak Imam Ali terhadapMu'awiyah, tetapi hal itu dilakukannya, tiada lain hanyalah sebagaitamparan keras yang wajib dilakukan terhadap penggerak perpecahan yangmengancam keutuhan Agama dan kesatuan ummat... !

Demikianlah kehidupan Ibnu Abbas, dipenuhi dunianya dengan ilmu danhikmat, dan disebarkan di antara ummat buah nasehat dan ketaqwaannya -· · · Dan pada usianya yang ketujuhpuluh satu tahun, ia terpanggiluntuk menemui Tuhannya Yang Maha Agung · - · · Maka kota Thaif punmenyaksikan perarakan besar, di mana seorang Mu'min diiringkan menujusurganya.

Dan tatkala tubuh kasamya mendapatkan tempat yang aman dalam kuburnya,angkasa bagai berguncang disebabkan gema janji Allah yang haq:Wahai jiwa yang aman tenteram! Kembalilah kamu kepada Tuhanmu dalamkeadaan ridla dan diridlai. Maka masuklah ke dalam lingkunganhamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surgaKu.

Artikel Abdullah Bin Abbas diambil dari http://www.asofwah.or.id
Abdullah Bin Abbas.

Tidak ada komentar: