Sabtu, 17 Mei 2008

Abu Ayub Al-Anshari

Kumpulan Artikel Islami

Abu Ayub Al-Anshari PEJUANG DI WAKTU SENANG ATAU PUN SUSAH

Rasulullah memasuki kota Madinah, dan dengan demikian berarti beliautelah mengakhiri perjalanan hijrahnya dengan gemilang, dan memulaihari-harinya yang penuh berkah di kampung hijrah, untuk mendapatkanapa yang telah disediakan qadar nahi baginya, yakni sesuatu yang tidakdisediakannya bagi manusia-manusia lainnya....

Dengan mengendauai untanya Rasulullah berjalan di tengah-tengahbarisan manusia yang penuh sesak, dengan luapan semangat dari kalbuyang penuh cinta dan rindu ...,berdesak-desakan berebut memegangkekang untanya, karena masing-masingnya menginginkan untuk menerimaRasul sebagai tamunya.

Rombongan Nabi itu mula-mula sampai ke perkampungan Bani Salim binAuf; mereka mencegat jalan unta sembari berkata:Wahai Rasul Allah tinggallah Anda pada kami, bilangan kami banyak,persediaan cukup, serta keamanan terjamin ... !

Tawaran mereka yang telah mencegat dan memegang tali kekang unta itu,dijawab oleh Rasulullah: Biarkanlah, jangan halangi jalannya, karenaia hanyalah melaksanahan perintah ... !

Kendaraan Nabi terus melewati perumahan Bani Bayadhah, lain ke kampungBani Sa'idah, teuus ke kampung Bani Harits ibnul Khazraj, kemudiansampai di kampung Bani 'Adi bin Najjar .... Setiap suku atau kabilahitu mencoba mencegat jalan unta Nabi, dan tak henti-hentinya memintadengan gigih agar Nabi shallallahu alaihi wasalam sudi membahagiakanmereka dengan menetap di kampung mereka. Sedang Nabi menjawab tawaranmereka sambil tersenyum syukur di bibirnya ujarnya: Lapangkanjalannya, harena ia terperintah ... !

Nabi sebenamya telah menyerahkan memilih tempat tinggalnya kepadaqadar Ilahi, karena dari tempat inilah kelak kemasyhuran dankebesarannya .... Di atas tanahnya bakal muncul suatu masjid yang akanmemancarkan kalimat-kalimat Allah dan nur-Nya ke seantero dunia ....Dan di sampingnya akan berdiri satu atau beberapa bilik dari tanah danbata kasar ...,tidak terdapat di sana harta kemewahan dunia selainbarang-barang bersahaja dan seadanya ... !

Tempat ini akan dihuni oleh seorang Mahaguru dan Rasul yang akanmeniupkan ruh kebangkitan pada kehidupan yang sudah padam, dan yangakan memberikan kemuliaan dan keselamatan bagi mereka yang berkata: -

Tuhan kami ialah Allah , kemudian mereka tetap di atas pendirian ...bagi mereka yang beriman dan tidak mencampurkan keimanan itu dengankeaniayaan ...,bagi mereka yang mengikhlaskan Agama mereka semata-matauntuk Allah ...dan bagi mereka yang berbuat kebaikan di muka bumi dantidak berbuat binasa....

Benarlah .... Rasul telah menyerahkan sepenuhnya pemilihan ini kepadaqadar Ilahi yang akan memimpin langkah perjuangannya kelak .... Olehkarena inilah ia membiarkan saja tali kekang untanya terlepas bebas,tidak ditepuknya kuduk unta itu tidak pula dihentikan langkahnya ...hanya dihadapkan hatinya kepada Allah, serta diserahkan dirinyakepada-Nya dengan berdo'a: -Ya Allah, tunjukkan tempat tinggalku, pilihhanlah untukhu... !

Di muka rumah Bani Malik bin Najjar unta itu bersimpuh kemudian iabangkit dan berkeliling di tempat itu, lain pergi ke tempat iabersimpuh tadi dan kembali bersimpuh lalu tetap dan tidak beranjakdari tempatnya. Maka turunlah Rasul dari atasnya dengan penuh harapandan kegembiraan ....

Salah seorang Muslimin tampil dengan wajah berseri-seri karenasukacitanya ... ia maju lalu membawa barang muatan dan memasukkannyake rumahnya kemudian mempersilakan Rasul masuk .... Rasul punmengikutinya dengan diliputi oleh hikmat dan berkat.

Maka tahukah Anda sekalian siapa orang yang berbahagia ini, yang telahdipilih taqdir bahwa unta Nabi akan berlutut di muka rumahnya, hinggaRasul menjadi tamunya, dan semua penduduk Madinah akan sama merasa iriatas nasib mujurnya

Nah, ia adalah pahlawan yang jadi pembicaraan kita sekarang ini ...,Abu Aiyub al-Anshari Khalid bin Zaid, cucu Malik bin Najjar.

Pertemuan ini bukanlah pertemuan yang pertamanya dengan Rasulullah.... Sebelum ini, yakni sewaktu perutusan Madinah pergi ke Mekah untukmengangkat sumpah setia atau bai'at, yaitu bai'at yang diberkati danterkenal dengan nama Bai'at Aqabah kedua , maka Abu Aiyub ai-Ansharitermasuk di antara tujuh puluh orang Mu'min yang mengulurkan tangankanan mereka ke tangan kanan Rasulullah serta menjabatnya dengan kuat,berjanji setia dan siap menjadi pembela.

Dan sekarang ketika Rasululah sudah bermukim di Madinah dan menjadikankota itu sebagai pusat bagi Agama Allah, maka nasib mujur yangsebesar-besamya telah melimpah kepada Abu Aiyub, karena rumahnya telahdijadikan rumah pertama yang didiami muhajir agung, Rasul yang mulia.

Rasul telah memilih untuk menempati ruangan rumahnya tingkat pertama....Tetapi begitu Abu Aiyub naik ke kamarnya di tingkat atas ia punjadi menggigil, dan ia tak kuasa membayangkan dirinya akan tidur atauberdiri di suatu tempat yang lebih tinggi dari tempat berdiri dantidurnya Rasulullah itu.

Ia lalu mendesak Nabi dengan gigih dan mengharapkan beliau agar pindahke tingkat atas, hingga Nabi pun memperkenankannya pengharapannya itu....

Nabi akan berdiam di sana sampai selesai pembangunan masjid danpembangunan biliknya di sampingnya .... Dan semenjak orang-orangQuraisy bermaksud jahat terhadap Islam dan berencana menyerang tempathijrahnya di Madinah, menghasut kabilah-kabilah lain serta mengerahkantentaranya untuk memadamkan nur Ilahi semenjak itulah Abu Aiyubmengalihkan aktifitasnya kepada berjihad pada jalan Allah. Makadimulainya dengan perang Badar, lalu Uhud dan Khandaq, pendeknya disemua medan tempur dan medan laga, ia tampil sebagai pahlawan yangsedia mengurbankan nyawa dan harta bendanya untukAllah Rabul 'alamin.... Bahkan sesudah Rasul wafat pun, tak pernah ia ketinggalanmenyertai pertempuran yang diwajibkan atas Muslimin sekalipun jauhjaraknya yang akan ditempuh dan berat beban yang akan dihadapi ... !

Semboyan yang selalu diulang-ulangnya, baik malam ataupun siang ...dengan suara keras ataupun perlahan ... adalah firman Allah Ta'ala:

Berjuanglah kalian, baik di waktu lapang, maupun di waktu sempit ...! [Q·S.At-Taubat: 41]

Satu kali saja ... ia absen tidak menyertai balatentara Islam, karenasebagai komandannya khalifah mengangkat salah seorang dari pemudaMuslimin, sedang Abu Aiyub tidak puas dengan kepemimpinannya. Hanyasekali saja, tidak lebih... ! Sekalipun demikian, bukan mainmenyesalnya atas sikapnya yang selalu menggoncangkan jiwanya itu,katanya: -Tak jadi soal lagi bagiku, siapa orang yang akan jadi atasanku ... ! Kemudian tak pernah lagi ia ketinggalan dalam peperangan. Keinginannyahanyalah untuk hidup sebagai prajurit dalam tentara Islam, berperangdi bawah benderanya dan membela kehormatannya... !

Sewaktu terjadi pertikaian antara Ali dan Mu'awiyah, ia berdiri dipihak Ali tanpa ragu-ragu, karena ialah Imam yang telah dibai'at olehKaum Muslimin .... Dan tatkala Ali syahid karena dibunuh, dan khilafatberpindah kepada Mu'awiyah,[Q.S.: At-Taubat: 41]

Abi Aiyub menyendiri dalam kezuhudan, bertawakkal lagi bertaqwa. Takada yang diharapkannya dari dunia hanyalah tersedianya suatu tempatyang lowong untuk berjuang dalam barisan para pejuang ....

Demikianlah, sewaktu diketahuinya bala tentara Islam bergerak ke arahKonstantinopel, segeralah ia memegang kuda dengan membawa pedangnya,terus maju mencari syahid yang sudah lama didambakan dan dirindukannya... !

Dalam pertempuran inilah ia ditimpa luka berat. Ketika komandannyapergi menjenguknya, nafasnya sedang berlomba dengan keinginannyahendak menemui Allah .... Maka bertanyalah panglima pasukan yang waktuitu Yazid bin Mu'awiyah:Apa keinginan anda, wahai Abu Aiyub

Aneh, adakah di antara kita yang dapat membayangkan atau mengkhayalkanapa keinginan Abu Aiyub itu... Tidak sama sekali! Keinginannyasewaktu nyawa hendak berpindah dari tubuhnya ialah sesuatu yang sukaratau hampir tak kuasa manusia membayangkan atau mengkhayalkannya ... !

Sungguh, ia telah meminta kepada Yazid, bila ia telah meninggal, agarjasadnya dibawa dengan kudanya sejauh-jauh jarak yang dapat ditempuhke arab musuh, dan di sanalah ia akan dikebumikan. Kemudian hendaklahYazid berangkat dengan balatentaranya sepanjang jalan itu, hinggaterdengar olehnya bunyi telapak kuda Muslimin di atas kuburnya dandiketahuinyalab bahwa mereka telah berhasil mencapai kemenangan dankeuntungan yang mereka cari ... !

Apakah Anda kira ini hanya lamunan belaka... Tidak;dan ini bukankhayalan, tetapi kejadian nyata, kebenaran yang akan disaksikan duniadi suatu hari kelak, di mana ia menajamkan pandangan dan memasangtelinganya, hampir-hampir tak percaya terhadap apa yang didengar dandilihatnya ... !

Dan sungguh, wasiat Abu Aiyub itu telah dilaksanakan oleh Yazid! Dijantung kota Konstantinopel yang sekarang bernama Istanbul, di sanalahterdapat pandam pekuburan laki-laki besar, sungguh besar itu ... !

Hingga sebelum tempat itu dikuasai oleh orang-orang Islam, orang-orangRomawi penduduk Konstantinopel memandang Abu Aiyub di makamnya itusebagai orang kudus suci ....Dan Anda akan tercengang jika mendapatisemua ahli sejarah yang mencatat peristiwa-peristiwa itu berkata: Orang-orangRomawi sering mengunjungi dan berziarah ke kuburnya dan meminta hujandengan perantaraannya, bila mereka mengalami kekeringan...

Sekalipun perang dan pertempuran sarat memenuhi kehidupannya, hinggatak pernah membiarkan pedangnya terletak beristirahat, namun corakkehidupannya adalah tenang tenteram laksana desiran bayu di kala fajardatang menjelma ....

Sebabnya ia pernah mendengar ucapan Rasulullah shallallahu alaihiwasalam yang terpateri dalam hatinya:Bila engkau shalat, maka shalatlah seolah-olah yang terakhir atauhendak berpisah .... Jangan sehali-hali mengucaphan kata-kata yangmenyebabhan engkau harus meminta ma'af ... ! Lenyapkan harapanterhadap apa yang berada di tangan orang lain... !

Dan oleh karena itulah tak pernah lidahnya terlibat dalam suatu fitnah... dan dirinya tidak terjerembab dalam kerakusan .... Ia telahmenghabiskan hidupnya dalam kerinduan ahli ibadah dan ketahanan orangyang hendak berpisah. Maka sewaktu ajalnya datang tak ada keinginannyadi sepanjang dan selebar dunia kecuali cita-cita yang melambangkankepahlawanan dan kebesarannya selagi hidupnya: Bawalah jasadkujauh-jauh ... jauh masuk ke tanah Romawi, kemudian kuburkan aku disana ... !

Ia yakin sepenuhnya akan kemenangan, dan dengan mata hatinyadilihatnya bahwa wilayah ini telah termasuk dalam taman impian Islam,dalam lingkungan cahaya dan sinarnya…...

Karena itulah ia menginginkannya sebagai tempat istirahatnya yangterakhir, yakni di ibukota negara itu, di mana akan terjadipertempuran yang menentukan, dan dari bawah tanahnya yang subur, iaakan dapat mengikuti gerakan tentara Islam, mendengar kepakanbenderanya, dan bunyi telapak kudanya serta gemerincingpedang-pedangnya Sekarang ini ia masih terkubur di sana .... Tetapitidak lagi mendengar gemerincing pedang, atau ringkikan kuda! Keadaantelah berlalu, dan kapal telah berlabuh di tempat yang dituju, sejakwaktu yang lama .... Tetapi setiap hari, dari pagi hingga petangdidengarnya suara adzan yang berkumandang dari menara-menaranya yangmenjulang di angkasa, bunyinya: -Allah Maha Besar....Allah Maha Besar....

Dan dengan rasa bangga, di dalam kampungnya yang kekal dan di mahligaikejayaannya ia menyahut: -Inilah apa yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya ....Dan benarlahAllah dan Rasul-Nya…!

Artikel Abu Ayub Al-Anshari diambil dari http://www.asofwah.or.id
Abu Ayub Al-Anshari.

Tidak ada komentar: