Jumat, 04 Juli 2008

Tak Jadi Mencuri Terung, lalu Allah KaruniakanUntuknya Seorang Isteri

Kumpulan Artikel Islami

Tak Jadi Mencuri Terung, lalu Allah KaruniakanUntuknya Seorang Isteri Di Damaskus, ada sebuah mesjid besar, namanyamesjid Jami' At-Taubah. Dia adalah sebuah masjid yang penuh keberkahan.Di dalamnya ada ketenangan dan keindahan. Sejak tujuh puluh tahun, dimasjid itu ada seorang syaikh pendidik yang alim dan mengamalkanilmunya. Dia sangat fakir sehingga menjadi contoh dalam kefakirannya,dalam menahan diri dari meminta, dalam kemuliaan jiwanya dan dalamberkhidmat untuk kepentingan orang lain.

Saat itu ada pemuda yang bertempat di sebuah kamar dalam masjid. Sudahdua hari berlalu tanpa ada makanan yang dapat dimakannya. Dia tidakmempunyai makanana ataupun uang untuk membeli makanan. Saat datanghari ketiga dia merasa bahwa dia akan mati, lalu dia berfikir tentangapa yang akan dilakukan. Menurutnya, saat ini dia telah sampai padakondisi terpaksa yang membolehkannya memakan bangkai atau mencurisekadar untuk bisa menegakkan tulang punggungnya. Itulah pendapatnyapada kondisi semacam ini.

Masjid tempat dia tinggal itu, atapnya bersambung dengan atap beberaparumah yang ada disampingnya. Hal ini memungkinkan sesorang pindah darirumah pertama sampai terakhir dengan berjalan diatas atap rumah-rumahtersebut. Maka, dia pun naik ke atas atap masjid dan dari situ diapindah kerumah sebelah. Di situ dia melihat orang-orang wanita, makadia memalingkan pandangannya dan menjauh dari rumah itu. Lalu dialihat rumah yang di sebelahnya lagi. Keadaannya sedang sepi dan diamencium ada bau masakan berasal dari rumah itu. Rasa laparnya bangkit,seolah-olah bau masakan tersebut magnet yang menariknya.

Rumah-rumah dimasa itu banyak dibangun dengan satu lantai, maka diamelompat dari atap ke dalam serambi. Dalam sekejap dia sudah berada didalam rumah dan dengan cepat dia masuk ke dapur lalu mengangkat tutuppanci yang ada disitu. Dilihatnya sebuah terong besar dan sudahdimasak. Lalu dia ambil satu, karena rasa laparnya dia tidak lagimerasakan panasnya, digigitlah terong yang ada ditangannya dan saatitu dia mengunyah dan hendak menelannya, dia ingat dan timbul lagikesadaran beragamanya. Langsung dia berkata, 'A'udzu billah! Akuadalah penuntut ilmu dan tinggal di mesjid , pantaskah aku masukkerumah orang dan mencuri barang yang ada di dalamnya' Dia merasabahwa ini adalah kesalahn besar, lalu dia menyesal dan beristigfarkepada Allah, kemudian mengembalikan lagi terong yang ada ditangannya.Akhirnya dia pulang kembali ketempat semula. Lalu ia masuk kedalammasjid dan mendengarkan syaikh yang saat itu sedang mengajar. Karenaterlalu lapar dia tidak dapat memahami apa yang dia dengar.

Ketika majlis itu selesai dan orang-orang sudah pulang, datanglahseorang perempuan yang menutup tubuhnya dengan hijab -saat itu memangtidak ada perempuan kecuali dia memakai hijab-, kemudian perempuan ituberbicara dengan syaikh. Sang pemuda tidak bisa mendengar apa yangsedang dibicarakannya. Akan tetapi, secara tiba-tiba syaikh itumelihat ke sekelilingnya. Tak tampak olehnya kecuali pemuda itu,dipanggilah ia dan syaikh itu bertanya, 'Apakah kamu sudah menikah',dijawab, 'Belum,'. Syaikh itu bertanya lagi, 'Apakah kau ingin menikah'.Pemuda itu diam. Syaikh mengulangi lagi pertanyaannya. Akhirnya pemudaitu angkat bicara, 'Ya Syaikh, demi Allah! Aku tidak punya uang untukmembeli roti, bagaimana aku akan menikah'. Syaikh itu menjawab, 'Wanitaini datang membawa khabar, bahwa suaminya telah meninggal dan diaadalah orang asing di kota ini. Di sini bahkan di dunia ini dia tidakmempunyai siapa-siapa kecuali seorang paman yang sudah tua dan miskin',kata syaikh itu sambil menunjuk seorang laki-laki yang duduk dipojokkan.

Syaikh itu melanjutkan pembicaraannya, 'Dan wanita ini telah mewarisirumah suaminya dan hasil penghidupannya. Sekarang, dia ingin seoranglaki-laki yang mau menikahinya, agar dia tidak sendirian dan mungkindiganggu orang. Maukah kau menikah dengannya Pemuda itu menjawab 'Ya'.Kemudian Syaikh bertanya kepada wanita itu, 'Apakah engkau maumenerimanya sebagai suamimu', ia menjawab 'Ya'. Maka Syaikh itumendatangkan pamannya dan dua orang saksi kemudian melangsungkan akadnikah dan membayarkan mahar untuk muridnya itu. Kemudian syaikh ituberkata, 'peganglah tangan isterimu!' Dipeganglah tangan isterinya dansang isteri membawanya kerumahnya. Setelah keduanya masuk kedalamrumah, sang isteri membuka kain yang menutupi wajahnya. Tampaklah olehpemuda itu, bahwa dia adalah seorang wanita yang masih muda dan cantik.Rupanya pemuda itu sadar bahwa rumah itu adalah rumah yang tadi telahia masuki.

Sang isteri bertanya, 'Kau ingin makan' 'Ya' jawabnya. Lalu diamembuka tutup panci didapurnya. Saat melihat buah terong didalamnyadia berkata: 'heran siapa yang masuk kerumah dan menggigit terong ini!'.Maka pemuda itu menangis dan menceritakan kisahnya. Isterinyaberkomentar, 'Ini adalah buah dari sifat amanah, kau jaga kehormatanmudan kau tinggalkan terong yang haram itu, lalu Allah berikan rumah inisemuanya berikut pemiliknya dalam keadaan halal. Barang siapa yangmeninggalkan sesuatu ikhlas karena Allah, maka akan Allah ganti denganyang lebih baik dari itu.

Diceritakan oleh : Syaikh Ali Ath-Thanthawi

Artikel Tak Jadi Mencuri Terung, lalu Allah KaruniakanUntuknya Seorang Isteri diambil dari http://www.asofwah.or.id
Tak Jadi Mencuri Terung, lalu Allah KaruniakanUntuknya Seorang Isteri.

Tidak ada komentar: