Minggu, 06 Juli 2008

Setelah Sekian Tahun Berdialog, Wanita Ukraina ItuAkhirnya Memeluk Islam!

Kumpulan Artikel Islami

Setelah Sekian Tahun Berdialog, Wanita Ukraina ItuAkhirnya Memeluk Islam! Ketika itu awal tahun ajaran baru, universitastelah membukakan pintunya untuk menerima mahasiswa-mahasiswa baru,termasuk aku. Mata kuliah pertama dimulai dan aku memasuki ruangkuliahku. Aku duduk dan disampingku duduk pula seorang wanita mudayang dianugerahi Sang Pencipta kecantikan yang luar biasa, siapa punpasti akan terkesima memandangnya.

Di sela-sela mata kuliah, aku memperkenalkan diri kepadanya danmenanyakan namanya. Ia menjawab dengan tersenyum yang menunjukkanbetapa lembut dan halusnya pergaulannya. Kami pun kemudian larut dalampercakapan. Pembicaraan kami menyentuh masalah mata kuliah, kehidupan,hobi dan sebagainya. Dari logatnya, aku tahu ia wanita asing. Ia tidakbisa berbahasa Arab dan hanya menggunakan bahasa Perancis, itu puntidak lancar. Aku akhirnya tahu pula bahwa ia tidak tinggal di negeriArab di mana kami tinggal dan belajar. Ia datang dari negeri yang jauh,suhu udaranya sangat dingin, sering diselimuti salju di lereng-lerengdan perbukitannya. Barangkali juga menyelimuti pula hati sebagianpenduduknya. Ia berasal dari Ukraina.!!

Hari-hari pun berlalu sementara hubungan kami lambat laun semakinakrab hingga akhirnya menjadi teman dekat. Dari pertemanan itu, akumengetahui ia penganut agama Kristen Orthodoks. Diam-diam aku gunakankesempatan ini untuk menawarkan Islam kepadanya tetapi segenap upayakuuntuk meyakinkannya gagal. Penyebabnya amatlah aneh sekaligusmenyedihkan.!!

Apa yang aku informasikan kepadanya mengenai Islam tidak sinkron samasekali dengan kondisi kaum muslimin yang dilihatnya. Andaikata iaberada di negeri asing [non Islam] lainnya tentu kondisinya palingtidak akan lebih mudah sebab ia bisa membandingkan antara jurangkehidupan asing dan toleransi dan peradaban Islam. Hasilnya, dapatdipastikan akan berpihak pada kebenaran dan agama al-Haq.

Masalahnya, aku sangat sedih karena agama yang aku ceritakan kepadanyaadalah juga agama yang sering ia berinteraksi dengan para pemeluknyadi negerinya. Ia sering melihat mereka berpuasa Ramadhan, shalat,berhari raya, dan seterusnya.

Manakala aku berbicara kepadanya mengenai agama kejujuran, amanah dankasih sayang, realitanya ia melihat dan mendengar sendiri kebohongandan kecurangan di dalam praktik ujian, kebiasaan menggunjing danmengadu domba dari para pemeluknya sendiri!!

Manakala aku berbicara kepadanya mengenai agama yang memiliki akhlakyang mulia dan kesucian, realitanya ia melihat kaum wanita dan kaumlaki-laki dari para penganutnya melakukan gaya hidup ‘permisivisme’.Betapa banyak orang yang mengaku beragama Islam mengajaknya pergikeluyuran dan meminta kepadanya minuman keras padahal Islam melarangkhamer dan zina!!!

Manakala aku berbicara kepadanya mengenai agama yang menganjurkanuntuk bekerja, bersemangat dan bersungguh-sungguh, realitanya iamelihat kemalasan dan keterbelakangan mewarnai setiap pojok. Amatkontras dengan konsep agama ini sendiri.

Di sisi lain, sangat disayangkan ketika ia melihat laki-laki danwanita yang komit hidup malah mengisolir diri dari keramaian manusiadan lingkungannya. Mereka seakan menganggap Islam hanyalah sebataspakaian dan perkara ibadah, mengingkari orang lain dan menjauhi apayang mereka lihat salah dan menyimpang. Jadilah dalam interaksi merekadengan orang lain seakan sedang menjauhi penyakit menular danberbahaya yang ada pada orang lain tersebut. Penyakit yang harusdiberantasnya, diisolir dan diajuhi sejauh-jauhnya.!!! Padahal Islamadalah agama nasehat, petunjuk, kerja dan memberi. Rasulullah SAWsendiri bersabda, “Agama itu adalah Mu’amalah [interaksi].” Dandalam lafazh yang lain, “Agama itu adalah nasehat.”

Jadi antara Islam dan umat Islam seakan ada dua sisi ‘ekstrem’;ekstrem lentur [tidak berpendirian] dan jauh dari ajaran-ajaran Allah.Satu lagi, ekstrem orang yang mengira bahwa mereka berada di ataskebenaran dengan membatasi agama hanya pada perkara-perkara ibadahsaja atau dapat disebut dengan ‘egois’.

Inilah kerumitan tema besar ini. Menurut dia, selama seseorangberpegang pada suatu prinsip tertentu dalam kehidupannya, maka sudahseharusnya pengaruh-pengaruh dari prinsip dan aqidahnya itu tampakpada dirinya. Bila suatu prinsip itu benar, maka hasilnya pun akanmenjadi positif sedangkan bila hasilnya negatif, maka metode yangdiikuti itu adalah salah besar.

Dalam hal ini, aku harus membuktikan hal yang sebaliknya danmenampakkan kepadanya kesalahan judgment-nya terhadap agamayang paling utama bagi seluruh umat manusia ini; ISLAM.

Seiring dengan bergeraknya lika-liku kehidupan, mata kuliah yangbertumpuk dan ujian demi ujian kuliah, kami akhirnya sedikit menjauhdari tema tersebut. Dan selang tak berapa lama kemudian, kamiditakdirkan untuk berpisah…

Kira-kira dua atau tiga tahun pun berlalu dengan cepat. Rupanya, dalammasa itu, Allah menghendaki kami bertemu kembali. Cuma kali inisedikit berbeda, kalau dulu aku belum banyak memahami masalah agamadan belum mengenakan hijab, kali ini aku sudah mengenakannya aliassecara mental aku merasa sangat siap. Ketika bertemu, ia begitu kagetmelihat perubahan pada diriku dan lantas bertanya-tanya tentang sebabkeputusanku tersebut. Saat itulah, aku menggunakan kesempatan baru inidengan penuh rasa percaya diri akan lebih mampu membuatnya puas danyakin sebab aku merasa pengetahuan agamaku pun sudah lebih luas darisebelumnya, di samping nikmat yang Allah anugerahkan kepadaku hinggadapat berkomitmen dengan ajaran agama-Nya.

Benar saja, kali ini amat banyak berbeda dengan di masa-masa lalu. Ialebih memperhatikan dan lebih khusyu’ mendengarkan. Aku terusberbicara dan berbicara. Lalu….tiba-tiba ia menangis terisak-isak!Rupanya selama perpisahan itu ia telah melalui hidup yang amat sulitdan ditimpa berbagai masalah. Pada dasarnya, apa yang aku bicarakanhanya seputar Allah, dien, iman dan kedamaian yang diberikan Islam.Sepertinya ia tergerak untuk melakukan sesuatu tapi kemudianmengurungkannya. Seakan aku telah berbicara kepadanya mengenai‘pelabuhan aman’ yang ia dapatkan dirinya amat membutuhkannya namun iatidak tahu bagaimana bisa sampai ke sana. Bahkan takut untuk mengambillangkah. Kebingungannya semakin bertambah, khususnya bahwa penyebabpermasalahan yang dialaminya adalah orang-orang yang selama inimengatakan bahwa mereka adalah orang-orang Islam.!!!

Kami pun kembali berpisah. Dan, tahun ini -setelah dua tahun berlalu-,kami bertemu kembali saat kami akan menyelesaikan studi. Tetapi bagiku,pertemuan kali ini adalah pertemuan yang amat menentukan, sebab iaakan mendiskusikan skripsi yang dibuatnya dan akan menikah denganseorang Muslim lalu bersama suaminya itu nanti akan pergi ke negaraselatan. Pertemuanku dengannya ini barangkali yang terakhir kali danlamanya tidak akan lebih dari 3 minggu.

Aku berdoa kepada Allah SWT dengan segenap hati semoga Dia membukakanpintu hidayah untuknya. Ia seorang wanita yang pintar, lembut danmemiliki sifat-sifat terpuji yang demikian banyak. Aku bertawakkalkepada Allah, Yang Maha Hidup lagi Maha Berkuasa, meminta taufiqdari-Nya. Tatkala aku sudah berancang-ancang untuk mendakwahinyakembali, terbersit di hatiku untuk meminta bantuan salah seorangtemanku di situs ‘islamway’. Ia seorang pemuda yang menyumbangkankehidupannya untuk mendakwahi orang-orang Rusia ke dalam Islam. Akuberitahukan kepadanya perihal kerumitan yang aku hadapi via internetdan meminta nasehatnya karena menganggapnya lebih mengetahui kondisiorang-orang di kawasan tersebut. Aku jelaskan kepadanya bahwa waktukusangat sempit sekali dan aku sudah bertekad harus berhasil dalammisiku kali ini.

Lalu kami sepakat untuk melakukan beberapa langkah, terutama sekali,meyakinkan teman wanitaku tersebut agar tidak membanding-bandingkanIslam dengan kondisi sebagian umat Islam yang dilihatnya. Selanjutnyamenegaskan kepadanya agar mengenal Islam yang hakiki yang tidaktercemari oleh apa pun. Dalam hal ini, aku disarankan agar mengenalkankepada teman wanita itu beberapa situs dakwah berbahasa Rusia. Karenaitu, aku harus mengirimkannya ke emailnya. Untung saja, aku bertemudengannya sebelum itu. Pertemuan itu adalah pertemuan yang hangatsebab sebentar lagi kami akan berpisah untuk waktu yang lama.Persahabatan kami selama beberapa tahun berlalu dihiasi dengan rasakasih sayang dan kecintaan. Kami akhirnya bertukar cerita dan pikiran.Kemudian aku bertanya kepadanya secara terus terang, “Bagaimanakondisimu dengan Islam.” Ia tertawa seraya berkata, “Kamu masihmenyinggung masalah itu.” “Aku tidak akan menyerah, mari kitaselesaikan masalah yang masih mengganjal di antara kita, “ pintaku.

Kami mengambil tempat untuk duduk-duduk. Aku katakan kepadanya,“Biarkan kita pecahkan kerumitan itu kali ini.!” Akhirnya, kamiberbicara tentang wujud Allah [Di saat-saat merasa dirinya tak berdaya,ia sering mengingkari wujud-Nya dengan alasan setiap ia berhajatkepada-Nya, tidak pernah doanya dikabulkan]. Kami kemudian sepakatatas masalah ‘wujud’ Allah ini. Aku berbicara lagi mengenai keberadaandunia dan akhirat serta tujuan keberadaan manusia, bahwa ia nantinyaakan dihisab dan juga tentang surga. Namun betapa terkejutnya akuketika ia menyeletuk, “Kalau begitu, aku lebih memilih pergi ke nerakabersama bangsaku, orang-orang Rusia daripada harus pergi ke surgabersama mereka [maksudnya, kaum muslimin Rusia].!!”

Jelas sekali, kerumitan itu masih tetap mengganjal. Aku mencoba untukmencontohkan kepadanya, “Dunia ini penuh dengan orang-orang yangmenamakan diri mereka orang-orang masehi dan secara logika,orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang menganut agama al-Masih,‘Isa dan al-‘Azra’, Maryam!!”

Aku melanjutkan, “Akan tetapi apakah masuk akal, sebuah bangsa yangmenganut agama paling suci dan wanita paling suci yang dikenal umatmanusia, yang dipilih Allah karena kesuciannya tetapi tidak berakhlakdan berbudi pekerti, di tengah masyarakatnya marak semua kebobrokan,penyakit sosial dan dekadensi moral Apakah pantas kita memvonis suatuagama dan manhaj langit sebagai ajaran batil hanya karena kesesatansebagian para pengikutnya Maka demikian pulalah halnya dengan Islam,agama yang telah Allah SWT pilih dari sekian agama. Kita tidak berhakmemvonisnya berdasarkan kesalahan yang dilakukan sebagian parapengikutnya dan mereka-mereka yang tidak memahami makna danprinsip-prinsipnya yang toleran hanya lantaran satu dan lain sebab.!“

Kemudian kami beralih ke pembicaraan mengenai hubungan antara hambadan Rabbnya sembari menekankan bahwa hal paling ringan yang perludilakukan seorang hamba adalah mensyukuri nikmat-nikmat yangdianugerahkan Allah atasnya sebab Dia adalah Pencipta manusia yangmengaruniakan kepada mereka segala sesuatu.

Dalam pembicaraanku dengannya, aku memfokuskan pada hubungan cintatimbal balik yang harus terjadi antara seorang hamba dan Rabbnya danbagaimana seorang manusia wajib percaya penuh kepada Sang Pencipta,Yang memuliakannya.

Kami juga berbicara tentang faedah shalat yang menekankan hubunganantara hamba dan Rabbnya. Aku berusaha untuk mendekatkan pemahamanseputar hubungan tersebut dengan menyebutkan bagaimana seorang Muslimmenghayati shalatnya, ketundukan, doa dan dzikirnya serta bagaimanaAllah SWT akan mengingat orang yang mengingat-Nya, mengampuni danmenganugerahinya nikmat di dunia dan akhirat.

Temanku yang cantik itu mendengarkan dengan serius semua itu. Kemudianaku tanyakan kepadanya apakah ia paham isi dari apa yang aku paparkan.Ia menjawab, ‘Ya’ dan mengaku lebih puas dari sebelum-sebelumnya. Saatitu aku mempergunakan kesempatan itu untuk bertanya kepadanya, apakahia beriman kepada wujud dan keesaan Allah SWT. Rupanya ia menjawab, ‘Ya.’Dan ketika aku tanyakan lagi, apakah ia juga beriman kepada keberadaanmalaikat dan silih bergantinya utusan Allah yang datang di manaMuhammad SAW adalah nabi terakhir-Nya. Ia kembali menjawab, ‘Ya.’ Akutanyakan lagi, apakah ia juga beriman kepada hari akhir dan hariperhitungan, maka ia pun menjawab, ‘Ya.’ Tak berapa lama, ia pun takdapat menahan lagi untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan memelukIslam.

Betapa bahagianya aku ketika mendengarkan ia mengucapkan syahadat,

‘Asyhadu Anlaa Ilaaha Illallaah, Wa Anna Muhammadan Rasuulullah’ [Akubersaksi bahwa tiada tuhan-Yang berhak disembah- selain Allah danMuhammad adalah Rasulullah]. Inilah akhir yang kunanti-nanti dan kinibenar-benar telah teralisasi…..

Akan tetapi kemudian aku lebih khawatir lagi apa yang nantinya akanterjadi setelah itu, yaitu bahwa ia menyatakan hal itu semata sebatasbasa-basi kepadaku sehingga tema yang selama ini kami perbincangkanberhenti hingga di sini saja. Aku khawatir, bahwa saat menyadarinyaternya mendapati dirinya masih berpegang dengan agama lamanya.

Setelah pertemuan itu, aku pergi untuk membeli beberapa buku sakuIslam berbahasa Perancis guna kuhadiahkan kepadanya. Kemudian, akupergi ke WARNET untuk mengirim sms kepadanya via situs-situs Islamberbahasa Rusia sebagaimana yang dipesankan teman seperjuangan dalamdakwah beberapa waktu lalu. Aku juga memberitahukan kepada temankuyang aktifis dakwah itu bahwa wanita ukraina, temanku itu telah masukIslam.

Selanjutnya, aku menunggu balasan dari temanku yang sudah masuk Islamitu dengan sabar dan ketika ia sudah membalasnya, aku seakan dibawaterbang sebab semangatnya untuk mengenal lebih banyak lagi tentangIslam dan betapa senangnya ia dengan situs-situs yang aku sebutkan itusungguh luar biasa. Ketika itu, tahulah aku bahwa ia memangbenar-benar serius masuk Islam. Karena itu, aku sangat bersyukursekali kepada Allah… Akhirnya, wanita Ukraina itu masuk Islam…!!

[Sumber: Dari sebuah situs Islam berbahasa Arab]

Artikel Setelah Sekian Tahun Berdialog, Wanita Ukraina ItuAkhirnya Memeluk Islam! diambil dari http://www.asofwah.or.id
Setelah Sekian Tahun Berdialog, Wanita Ukraina ItuAkhirnya Memeluk Islam!.

Tidak ada komentar: