Selasa, 01 Juli 2008

Hukum Meletakkan Surat Pada Kelambu Ka?bah DanMenujukannya Kepada Rasulullah a Atau Selain Beliau

Kumpulan Artikel Islami

Hukum Meletakkan Surat Pada Kelambu Ka?bah DanMenujukannya Kepada Rasulullah a Atau Selain Beliau

>> Pertanyaan :

Ada seseorang bertanya: Kami sering mendapatkan surat-surat di kelambuKabah, pada alamatnya tercatat secara singkat: Kepada AllahSubhannahu wa Ta'ala Yang Maha Pemurah. Di dalam surat itu adaungkapan sebagai berikut: Wahai kekasih Allah, kami sangat berharapdapat berziarah ke rumahmu dan dekat darimu, dan kami mendambakandapat melakukan shalat di tanah sucimu yang mulia. Aku berharapkepadamu, wahai kekasih Allah agar engkau sudi mengabulkan permohonankami, menjadikan kami dekat darimu bersama keluarga dan suamiku, agardengan kedekatanku darimu itu aku menjadi bahagia. Shalawat atasmu,wahai kekasih Allah. Dari: pelayanmu yang patuh, Alawiyah binti Aisyah.

Bagaimana pendapat Syaikh mengenai orang yang menulis seperti ini danmeyakininya?

>> Jawaban :

Surat itu jelas dari Alawiyah binti Aisyah ditujukan kepadaRasu-lullah Shalallaahu alaihi wasalam dan isinya adalah berdoakepada selain Allah Subhannahu wa Ta'ala .

Berdoa kepada selain Allah Subhannahu wa Ta'ala itu adalah syirikakbar yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam, karena RasulullahShalallaahu alaihi wasalam tidak dapat mendatangkan manfaat ataupunkemudharatan untuk dirinya dan beliau pun tidak dapat memberikanmanfaat dan keburukan terhadap orang lain. Allah Subhannahu wa Ta'alatelah berfirman,

Katakan wahai Muhammad: Aku tidak mengatakan kepada kamu bahwapembendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui yangghaib dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorangmalaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.[Al-Anam: 50].

Jadi, perbendaharan Allah tidak ada pada Nabi Muhammad Shalallaahualaihi wasalam untuk bisa memberikannya kepada siapa yangdikehendakinya dan beliau juga tidak mengetahui yang ghaib untuk bisamemperingatkan apa yang akan terjadi, dan beliau juga bukan seorangmalaikat. Beliau tiada lain adalah seoranag manusia biasa, bahkanbeliau adalah salah seorang dari hamba Allah q, beliau hanya mengikutiapa yang diwahyukan kepada-nya saja. Beliau pun mendapat predikat [gelar]hamba, itu pun dalam konteks penghormatan untuk beliau, sepertikonteks penurunan Al-Quran dan konteks isra serta pembelaanterhadapnya.

Yang penting, surat itu dan yang serupa dengannya adalah kesyirikanakbar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam, [sebab] RasulullahShalallaahu alaihi wasalam tidak dapat menolak atau memberikanmanfaat kepada si perempuan itu atau kepada lainnya.

Katakanlah, Aku tidak kuasa mendatang sesuatu kemudaratan punkepadamu dan tidak [pula] sesuatu kemanfaatan. [Al-Jin: 21].

Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam pernah mengumpulkan kaumkerabatnya dan beliau pun menyeru mereka dengan mengatakan,

Aku tidak dapat menyelamatkan kalian sedikit pun [darisiksa] Allah.

Maka perempuan yang melakukan hal tersebut wajib bertobat kepada AllahSubhannahu wa Ta'ala dan berdoa hanya kepada Allah Subhannahu waTa'ala saja, karena Dialah yang dapat menghilangkan keburukan dan Diapula yang mengabulkan doa orang yang terjebak dalam bahaya apabila iaberdoa kepada-Nya.

Di dalam ungkapannya terdapat satu hal penting yang harus kitakomentari, yaitu ucapannya mengenai Rasulullah Shalallaahu alaihiwasalam : Ya Habiballah [Wahai kekasih Alah]. Beliau memang tidakdiragukan lagi adalah kekasih Allah, namun ada ungkapan lain yanglebih tinggi dari itu, yaitu Khalilullah [yang sangat dikasihiAllah], sebagaimana beliau sabdakan,

Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengangkatkusebagai seorang khalil, sebagaimana Dia telah mengangkat Ibrahimsebagai khalil.

Oleh karena itu, siapa saja yang mensifati beliau dengan habib [kekasih]saja, maka berarti telah merendahkan derajat beliau, sebab Khullahitu lebih tinggi dan lebih agung daripada Mahabbah.

Semua kaum Muminin itu adalah para kekasih Allah, akan tetapiRasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berada pada tingkat yang lebihdari itu, yaitu tingkat khullah [yang sangat dikasihi]. Maka dariitu kita katakan bahwa sesungguhnya Muhammad Rasulullah Shalallaahualaihi wasalam adalah khalilullah. Ungkapan ini lebih tinggi daripadaungkapan kita: beliau adalah habibullah.

[ Ibnu Utsaimin: Fatawal aqidah, hal. 396-397.]

Artikel Hukum Meletakkan Surat Pada Kelambu Ka?bah DanMenujukannya Kepada Rasulullah a Atau Selain Beliau diambil dari http://www.asofwah.or.id
Hukum Meletakkan Surat Pada Kelambu Ka?bah DanMenujukannya Kepada Rasulullah a Atau Selain Beliau.

Tidak ada komentar: