Minggu, 08 Juni 2008

Salim, Maula Abu Hudzaifah

Kumpulan Artikel Islami

Salim, Maula Abu Hudzaifah [ Sebaik-baik Pemikul Al-Quran ]

Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpesankepada para shahabatnya, katanya: Ambillah olehmu al-Quran itu dariempat orang, yaitu: Abdullah bin Mas'ud, Salim maula Abu Hudzaifah,Ubai bin Ka'ab dan Mu'adz bin Jabal ... !

Dulu kita telah mengenal Ibnu Mas'ud, Ubai dan Mu'adz!

Maka siapakah kiranya shahabat yang keempat yang dijadikan Rasulshallallahu 'alaihi wasallam sebagai andalan dan tempat bertanya dalammengajarkan al-Qur'an ...

Ia adalah Salim radhiyallahu 'anhu, maula Abu Hudzaifah radhiyallahu 'anhu....Pada mulanya ia hanyalah seorang budak belian, dan kemudian Islammemperbaiki kedudukannya, hingga diambil sebagai anak angkat olehsalah seorang pemimpin Islam terkemuka, yang sebelum masuk Islam jugaadalah seorang bangsawan Quraisy dan salah seorang pemimpinnya....

Dan tatkala Islam menghapus adat kebiasaan memungut anak angkat, Salimradhiyallahu 'anhu-pun menjadi saudara, teman sejawat serta maula [=hamba yang telah dimerdekakan] bagi orang yang memungutnya sebagaianak tadi, yaitu shahabat yang mulia bernama Abu Hudzaifah bin 'Utbahradhiyallahu 'anhu. Dan berkat karunia dan ni'mat dari Allah Ta'ala,Salim radhiyallahu 'anhu mencapai kedudukan tinggi dan terhormat dikalangan Muslimin, yang dipersiapkan baginya oleh keutamaanjiwanya,serta perangai dan ketaqwaannya ....

Shahabat Rasul yang mulia ini disebut Salim radhiyallahu 'anhu maulaAbu Hudzaifah radhiyallahu 'anhu , ialah karena dulunya ia seorangbudak belian dan kemudian dibebaskan! Dan ia beriman kepada Allah danRasul-Nya tanpa menunggu lama ..., dan mengambil tempatnya di antaraorang-orang Islam angkatan pertama.

Mengenai Hudzaifah bin 'Utbah radhiyallahu 'anhu, ia adalah salahseorang yang juga lebih awal dan bersegera masuk Islam denganmeninggalkan bapaknya 'Utbah bin Rabi'ah menelan amarah dan kekecewaanyang mengeruhkan ketenangan hidupnya, disebabkan keislaman puteranyaitu. Hudzaifah adalah seorang yang terpandang di kalangan kaumnya,sementara bapaknya mempersiapkannya untuk menjadi pemimpin Quraisy....

Bapak dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu inilah yang setelahterang-terangan masuk Islam mengambil Salim radhiyallahu 'anhu sebagaianak angkat, yakni setelah ia dibebaskannya, hingga mulai saat itu iadipanggilnya Salim bin Abi Hudzaifah radhiyallahu 'anhu Dan keduaorang itu pun beribadah kepada Allah dengan hati yang tunduk danterpusat, serta menahan penganiayaan Quraisy dan tipu muslihat merekadengan hati yang shabar tiada terkira ....

Pada suatu hari turunlah ayat yang membathalkan kebiasaan mengambilanak angkat. Dan setiap anak angkat pun kembali menyandang namabapaknya yang sesungguhnya, yakni yang telah menyebabkan lahirnya danmengasuhnya. Umpamanya Zaid bin Haritsah radhiyallahu 'anhu yangdiambil oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagai anak angkat dandikenal oleh Kaum Muslimin sebagai Zaid bin Muhammad shallallahu 'alaihiwasallam, kembali menyandang nama bapaknya Haritsah, hingga namanyamenjadi Zaid bin Haritsah. Tetapi Salim radhiyallahu 'anhu tidakdikenal siapa bapaknya, maka ia menghubungkan diri kepada orang yangtelah membebaskannya hingga dipanggilkan Salim maula Abu Hudzaifahradhiyallahu 'anhuma ....

Mungkin ketika menghapus kebiasaan memungut memberi nama anak angkatdengan nama orang yang mengangkatnya, Islam hanya hendak mengatakankepada Kaum muslimin: Janganlah kalian mencari hubungan kekeluargaandan silaturrahmi dengan orang-orang diluar Islam sehingga 'persaudaraankalian lebih kuat dengan sesama Islam sendiri dan se-'aqidah yangmenjadikan kalian beusaudara ... !

Hal ini telah difa hami sebaik-baiknya oleh Kaum Muslimin angkatanpertama. Tak ada suatu pun yang lebih mereka cintai setelah Allah danRasul-Nya, dari saudara-saudara mereka se-Tuhan Allah dan se-AgamaIslam! Dan telah kita saksikan bagaimana orang-orang Anshar itumenyambut saudara-saudara mereka orang Muhajirin, hingga merekamembagi tempat kediaman dan segala yang mereka miliki kepada Muhajirin... !

Dan inilah yang kita saksikan terjadi antara Abu Hudzaifahradhiyallahu 'anhu bangsawan Quraisy dengan Salim radhiyallahu 'anhuyang berasal dari budak belian yang tidak diketahui siapa bapaknya itu.Sampai akhir hayat mereka, kedua orang itu lebih dari bersaudarakandung, ketika menemui ajal, mereka meninggal bersama-sama, nyawamelayang bersama nyawa, dan tubuh yang satu terbaring di samping tubuhyang lain... !

Itulah dia keistimewaan luar biasa dari Islam, bahkan itulah salahsatu kebesaran dan keutamaannya... !

Salim radhiyallahu 'anhu telah beriman sebenar-benar iman, danmenempuh jalan menuju Ilahi bersama-sama orang-orang yang taqwa danbudiman. Baik bangsa maupun kedudukannya dalam masyarakat tidakmenjadi persoalan lagi. Karena berkat ketaqwaan dan keikhlasannya, iatelah meningkat ke taraf yang tinggi dalam kehidupan masyarakat baruyang sengaja hendak dibangkitkan dan ditegakkan oleh Agama Islamberdasarkan prinsip baru yang adil dan luhur.

Prinsip itu tersimpul dalam ayat mulia berikut ini: -Sesungguhnya orang yang termulia di antara kalian di sisi Allah ialahyang paling taqwa ... ! [Q.S. 49 al-Hujurat: 13]

Dan menurut Hadits: Tiada kelebihan bagi seorang bangsa Arab atasselain bangsa Arab kecuali taqwa, dan tidak ada kelebihan bagi seorangketurunan kulit putih atas seorang keturunan kulit hitam kecuali taqwa .

Pada masyarakat baru yang maju ini, Abu Hudzaifah radhiyallahu 'anhumerasa dirinya terhormat, bila menjadi wali dari seseorang yangdulunya menjadi budak beliannya. Bahkan dianggapnya suatu kemuliaanbagi keluarganya, mengawinkan Salim radhiyallahu 'anhu dengankemenakannya Fatimah binti Walid bin 'Utbah .... !

Dan pada masyarakat baru yang maju ini, yang telah menghancurkankefeodalan dan kehidupan berkasta-kasta, serta menghapus rasialismedan diskriminasi, maka dengan kebenaran dan kejujurannya, keimanan danamal baktinya, Salim radhiyallahu 'anhu menempatkan dirinya selaludalam barisan pertama.

Benar ..., ialah yang menjadi imam bagi orang-orang yang hijrah dariMekah ke Madinah setiap shalat mereka di mesjid Quba'. Dan ia menjadiandalan tempat bertanya tentang Kitabullah [ al-Qur'an ], hingga Nabishallallahu 'alaihi wasallam menyuruh Kaum Muslimin belajardaripadanya. Ia banyak berbuat kebaikan dan memiliki keunggulan yangmenyebabkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: Segala puji bagi Allah yang menjadikan dalam golonganku, seseorangseperti kamu ... !

Bahkan kawan-kawannya sesama orang beriman menyebutnya: Salimradhiyallahu 'anhu salah seorang dari Kaum Shalihin

Riwayat hidup Salim radhiyallahu 'anhu seperti riwayat hidup Bilalradhiyallahu 'anhu, riwayat hidup sepuluh shahabat Nabi shallallahu 'alaihiwasallam ahli ibadah dan riwayat hidup para shahabat lainnya yangsebelum memasuki Islam hidup sebagai budak belian yang hina dina lagipapa. Diangkat oleh Islam dengan mendapat kesempurnaan petunjuk,sehingga ia menjadi penuntun ummat ke jalan yang benar, menjadi tokohpenentang kedhaliman, ia juga adalah kesatria di medan laga.

Pada Salim radhiyallahu 'anhu terhimpun keutamaan-keutamaan yangterdapat dalam Agama Islam. Keutamaan-keutamaan itu berkumpul padadiri dan sekitarnya, sementara keimanannya yang mendalam mengatursemua itu menjadi suatu susunan yang amat indah.

Kelebihannya yang paling menonjol ialah mengemukakan apa yangdianggapnya benar secara terus terang. Ia tidak menutup mulut terhadapsuatu kalimat yang seharusnya diucapkannya, dan ia tak hendakmengkhianati hidupnya dengan berdiam diri terhadap kesalahan yangmenekan jiwanya ... !

Setelah kota Mekah dibebaskan oleh Kaum Muslimin, Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam mengirimkan beberapa rombongan kekampung-kampung dan suku-suku Arab sekeliling Mekah, dan menyampaikankepada penduduknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallamsengaja mengirim mereka itu untuk berda'wah bukan untuk berperang. Dansebagai pemimpin dari salah satu pasukan ialah Khalid bin Walidradhiyallahu 'anhu.

Ketika Khalid radhiyallahu 'anhu sampai di tempat yang dituju,terjadilah suatu peristiwa yang menyebabkannya terpaksa mengunakansenjata dan menumpahkan darah. Sewaktu peristiwa ini sampai kepadaNabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau memohon ampun kepadaTuhannya amat lama sekali sambil katanya: Ya Allah, aku berlepas dirikepada-Mu dari apa yang dilakukan oleh Khalid ... !

Juga peristiwa tersebut tak dapat dilupakan oleh Umar radhiyallahu 'anhu,ia pun mengambil perhatian khusus terhadap pribadi Khalid katanya: Sesungguhnyapedang Khalid terlalu tajam ... !

Dalam ekspedisi yang dipimpin oleh Khalid radhiyallahu 'anhu ini ikutSalim radhiyallahu 'anhu maula Abu Hudzaifah radhiyallahu 'anhu sertashahabat-shahabat lainnya Dan demi melihat perbuatan Khalid tadi,Salim radhiyallahu 'anhu menegurnya dengan sengit dan menjelaskankesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya. Sementara Khalid,pahlawan besar di masa jahiliyah dan di zaman Islam itu, mula-muladiam dan mendengarkan apa yang dikemukakan temannya itu kemudianmembela dirinya, akhirnya meningkat menjadi perdebatan yang sengit.Tetapi Salim radhiyallahu 'anhu tetap berpegang pada pendiriannya danmengemukakannya tanpa takut-takut atau bermanis mulut.

Ketika itu ia memandang Khalid bukan sebagai salah seorang bangsawanMekah, dan ia pun tidak merendah diri karena dahulu ia seora~g budakbelian, tidak ... ! Karena Islam telah menyamakan mereka! Begitu pulaia tidaklah memandangnya sebagai seorang panglima yangkesalahan-kesalahannya harus dibiarkan begitu saja ...,tetapi iamemandang Khalid sebagai serikat dan sekutunya dalam kewajiban dantanggung jawab ... !

Serta ia menentang dan menyalahkan Khalid itu bukanlah karena ambisiatau suatu maksud tertentu, ia hanya melaksanakan nasihat yang diakuihaqnya dalam Islam, dan yang telah lama didengarnya dari Nabishallallahu 'alaihi wasallam bahwa nasihat itu merupakan teras dantiang tengah Agama, sabdanya: Agama itu ialah nasihat ... ! Agama ituialah nasihat ... ! Agama itu ialah nasihat ... ! Dan ketikaRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendengar perbuatan Khalid binWalid, beliau bertanya, katanya: Adakah yang menyanggahnya ...

Alangkah agungnya pertanyaan itu, dan alangkah mengharukan... ! Danamarahnya shallallahu 'alaihi wasallam menjadi surut, ketika merekamengatakan pada beliau: Ada, Salim radhiyallahu 'anhu menegur danmenyanggahnya ... !':

Salim radhiyallahu 'anhu hidup mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam dan orang-orang beriman. Tidak pernah ketinggalan dalam suatupeperangan mempertahankan Agama, dan tak kehilangan gairah dalam suatuibadah. Sementara persaudaraannya dengan Abu Hudzaifah radhiyallahu 'anhu,makin hari makin bertambah erat dan kukuh jua! Saat itu berpulanglahRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke rahmatullah. Dan khilafatAbu Bakar radhiyallahu 'anhu menghadapi persekongkolan jahat dariorang-orang murtad. Dan tibalah saatnya pertempuran Yamamah ! Suatupeperangan sengit, yang merupakan ujian terberat bagi Islam... !

Maka berangkatlah Kaum Muslimin untuk berjuang. Tidak ketinggalanSalim radhiyallahu 'anhu bersama Abu Hudzaifah radhiyallahu 'anhuradhiyallahu 'anhu saudara seagama.

Di awal peperangan, Kaum Muslimin tidak bermaksud hendak menyerang.Tetapi setiap Mu'min telah merasa bahwa peperangan ini adalahpeperangan yang menentukan, sehingga segala akibatnya menjadi tanggungjawab bersama!

Mereka dikumpulkan sekali lagi oleh Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu,yang kembali menyusun barisan dengan cara dan strategi yangmengagumkan. Kedua saudara, Abu Hudzaifah radhiyallahu 'anhu dan Salimradhiyallahu 'anhu berpelukan dan sama berjanji siap mati syahid demiAgama yang haq, yang akan mengantarkan mereka kepada keberuntungandunia dan akhirat. Lalu kedua saudara itu pun menerjunkan diri kedalam kancah yang sedang bergejolak ... !

Abu Hudzaifah radhiyallahu 'anhu berseru meneriakkan: Haipengikut-pengikut al-Quran... ! Hiasilah al-Quran dengan amal-amalkalian ... ! Dan bagai angin puyuh, pedangnya berkelibatan danmenghunjamkan tusukan-tusukan kepada anak buah Musailamah...,sementara Salim radhiyallahu 'anhu berseru pula, katanya: - Amatburuk nasibku sebagai pemikul tanggung jawab al-Quran, apabila bentengKaum Muslimin bobol karena kelalaianku... ! Tidak mungkin demikian, wahai Salim radhiyallahu 'anhu... ! Bahkanengkau adalah sebaik-baik pemikul al-Quran ... ! ujar Abu Hudzaifahradhiyallahu 'anhu. Pedangnya bagai menari-nari menebas dan menusukpundak orang-ouang murtad, yang bangkit berontak hendak mengembalikanjahiliyah Quraisy dan memadamkan cahaya Islam ....

Tiba-tiba salah sebuah pedang orang-orang murtad itu menebas tangannyahingga putus ..., tangan yang dipergunakannya untuk memanggul panjiMuhajirin, setelah gugur pemanggulnya yang pertama, ialah Zaid binKhatthab radhiyallahu 'anhu. Tatkala tangan kanannya itu buntung danpanji itu jatuh segeralah dipungutnya dengan tangan kirinya laluterus-menerus diacungkannya tinggi-tinggi sambil mengumandangkan ayatal-Quran berikut ini:

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlahbesar dari pengikut [nya] yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemahkarena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dantidak [pula] menyerah [kepada musuh]. Allah menyukai orang-orang yangsabar. [QS. 3:146]

Wahai, suatu semboyan yang maha agung... ! Yakni semboyan yang dipilihSalim radhiyallahu 'anhu saat menghadapi ajalnya ... !

Sekelompok orang-orang murtad mengepung dan menyerbunya, hinggapahlawan itu pun rubuhlah .... Tetapi ruhnya belum juga keluar daritubuhnya yang suci, sampai pertempuran itu berakhir dengan terbunuhnyaMusailamah si Pembohong dan menyerah kalahnya tentara murtad sertamenangnya tentara Muslimin ....

Dan ketika Kaum Muslimin mencari-cari korban dan syuhada mereka,mereka temukan Salim radhiyallahu 'anhu dalam sekarat maut. Sempatpula ia bertanya pada mereka: Bagaimana nasib Abu Hudzaifahradhiyallahu 'anhu ... Ia telah menemui syahidnya , ujar mereka. Baringkan daku disampingnya.... , katanya pula.lni dia di sampingmu, wahai Salim radhiyallahu 'anhu ... ! Ia telahmenemui syahidnya di tempat ini ... !

Mendengar jawaban itu tampaklah senyumnya yang akhir .... Dan setelahitu ia tidak berbicara lagi ....

Ia telah menemukan bersama saudaranya apa yang mereka dambakan selamaini……

Mereka masuk Islam secara bersama. Hidup secara bersama .... Dankemudian mati syahid secara bersama pula... !

Persamaan nasib yang amat….yang amat indah ... ! Maka pergilah menemuiTuhannya ..., seorang tokoh Mu'min meninggalkan nama, dan mengenaidirinya sewaktu telah tiada lagi, Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhupernah berkata:Seandainya Salim radhiyallahu 'anhu masih hidup, pastilah ia menjadipenggantiku nanti... !

Mengharukan, dan suatu takdir.

Artikel Salim, Maula Abu Hudzaifah diambil dari http://www.asofwah.or.id
Salim, Maula Abu Hudzaifah.

Tidak ada komentar: