Senin, 23 Juni 2008

Muslim Multazim

Kumpulan Artikel Islami

Muslim Multazim Nabi dan para shahabat adalah orang orang yangmemiliki jiwa militansi sangat tinggi, mereka patut untuk kita jadikanpanutan dalam hal iltizam. Apakah pantas orang-orang yang mengikutijalan mereka selaku umat terbaik justeru dicap negatif sebagaimanadiatas

Definisi iltizam

Iltizam adalah suatu kata yang umum yang menunjukkan makna menetapidan sungguh-sungguh terhadap syari'at atau selainnya. Akan tetapidalam konteks dimasa ini lebih cenderung banyak dipakai untuk istilahorang yang berpegang teguh terhadap syari'at dan tamassuk [memegangerat] agama [Islam]. Dari sini kita katakan bahwa orang yangbersungguh-sungguh dalam agama [iltizam] adalah seorang Mustaqim [istiqamah/lurus],Almutamassik bisy syari'ah [memegang syari'at], Almuthi' lillah [taatkepada Allah], atau 'amilan bisyari'atillah wa muttabi'an lirasulillah[menjalankan syari'at Allah dan ittiba' kepada Rasulullah Shallallaahu'alaihi wa sallam ].

Hakikat iltizam

Dari ta'rif diatas maka iltizam pada prinsipnya adalah memegang teguhsyari'at, mengamalkannya dan ittiba' kepada sunnah RasulullahShallallaahu 'alaihi wa sallam , inilah hakikat iltizam. Dan kita akanmelihat bahwa seorang yang multazim aktivitas kesehariannya akanberkisar pada amalan-amalan wajib, ataupun sunnah, mungkin juganawafil [tambahan] dari bentuk-bentuk ibadah dan ketaatan, bisa jugafardhu kifayah yang mampu ia kerjakan. Demikianlah tuntutan yang harusdipenuhi oleh seseorang yang akan memposisikan dirinya sebagai orangyang multazim.

Dalil-dalil iltizam

Dari Al Qur'an

Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman:Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah, danjanganlah kamu bercerai berai. [QS Ali Imran : 103]

Dalam konteks ini iltizam bermakna I'tisham yaitu menetapi sesuatu danberpegang teguh kepadanya.

Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman:Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepadaAllah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yangamat kuat yang tidak akan putus. [QS Al Baqarah: 256].

Di sini iltizam punya arti tamassuk yakni menggenggam sesuatu dengansangat erat sesuai kemampuan.

Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, artinya: Sesungguhnyaorang-orang yang mengatakan: Rabb kami ialah Allah kemudian merekameneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka [denganmengatakan]: Jangan-lah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasasedih; dan bergembiralah kamu dengan [memperoleh] surga yang telahdijanjikan Allah kepadamu. [QS. Fushshilat: 30]Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami ialah Allah ,kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadapmereka dan mereka tiada [pula] berduka cita. [QS. Al-Ahqaf: 13]

Dalam dua ayat di atas iltizam memiliki arti istiqamah yaitu jalanyang lurus yang tidak ada kebengkokan dan penyimpangan.

Dalil dari Assunnah

Hadits pertama:

Artinya: Dari Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqafi berkata: aku berkata: WahaiRasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang takakan kutanyakan lagi kepada selain Anda, maka beliau bersabda: Ucapkanlahaku beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah! [HR Muslim dalamkitabul iman].

Hadits kedua:

Artinya: Maka wajib atas kalian semua berpegang teguh dengan sunnahkudan sunnah khulafaur rasyidin yang telah mendapatkan petunjuk,gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham. [maksud-nya berpegangteguhlah dengan sunnah sekuat tenaga, red] [HR. Ahmad, Abu Daud, IbnuMajah dan Ad-Darimi].

Hadits ketiga:

Dari Abdullah ibnu Mas'ud Radhiallaahu 'anhu berkata: RasulullahShallallaahu 'alaihi wa sallam membuat sebuah garis dengan tangannya,lalu bersabda: Ini jalan Allah yang lurus, kemudian beliau membuatgaris-garis di kanan kirinya lalu bersabda: Ini adalah jalan-jalan[as subul], tak satupun dari jalan-jalan tersebut kecuali di sana adasyetan yang mengajak kepadanya, kemudian beliau membacakan firmanAllah [QS Al An'am ayat 153]. [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al Hakim]

Apa yang dilakukan seorang multazim

Seorang yang benar-benar multazim harus melakukan amalan-amalan yangmenjadi bukti konkrit atas kesungguhan dan komitmennya terhadap Islam.Diantara yang senantiasa dijalani oleh para multazimin dalamkehidupannya adalah sebagai berikut:

Berpegang dengan As Sunnah

Seorang yang multazim sudah barang tentu harus memegang As Sunnahdengan sungguh-sungguh, atau dengan kata lain adalah seorang ahlussunnah dan ahlus syari'ah. Dia juga aljama'ah [kelompoknya Nabi danpara shahabat] walau jumlah mereka hanya sedikit.

Giat menuntut ilmu

Muslim yang multazim haruslah selalu menuntut ilmu sehingga iaberibadah kepada Allah diatas dasar cahaya dan hujjah yang jelas,bukan diatas kejahilan dan kesesatan. Masalah ini tidak bisaditawar-tawar lagi sebab seorang yang iltizam dengan ajaran Islamotomatis akan menjadi da'i yang menyeru ke jalan Allah. Ia akanmeng-ajak orang lain untuk beristiqamah, iltizam dan menjalankansyari'at Allah dalam kehidupan. Dengan ilmu [syar'i] inilah ia akanmengajak orang ke jalan Allah dengan berlandaskan hujjah yang terang [bashirah].

Meninggalkan bid'ah, maksiat dan kesia-siaan [ lahwu]

Seorang yang istiqamah harus selalu bersemangat untuk senantiasamelakukan apa-apa yang disyariatkan Allah, belajar dan mengajarkanIslam. Ia selayaknya juga harus berusaha sekuat tenaga menjauhi segalabentuk yang bisa mencoreng harga dirinya, menodai keadilannya dan apasaja yang bisa menuurunkan martabat dan kedudukannya. Hal itu dapatdilakukan dengan cara meninggalkan bid'ah, maksiat dan segala bentukkesia-siaan.

Berdakwah menyeru ke jalan Allah

Setelah seseorang diberi rahmat oleh Allah berupa kemampuan untukberiltizam dan beristiqamah maka ia tidak boleh berhenti sampai disini. Akan tetapi ia masih punya kewajiban yang sangat penting yaituberdakwah mengajak orang ke jalan Allah. Mengajak siapa saja baik itusaudara, sahabat, teman kerja, keluarga dan siapa saja yang ada disekelilingnya. Ini merupakan salah satu kewajiban seorang muslimterhadap saudaranya seiman, sebab jika ia tidak berdakwah kepadakebaikan tentu mereka yang buruk dan sesat akan mengajak kepadakeburukan dan kesesatan yang mereka kerjakan. Bukankah kita akansenang jika banyak orang yang mengikuti jejak kebaikan yang kitalakukanBukankah kita senang jika banyak orang yang menolong danmembantu kita Kita juga akan merasa senang jika banyak orang yangsenantiasa berbuat kebajikan dan meniti agama yang lurus baik itukalangan pemuda, remaja maupun anak-anak.

Diantara cara berdakwah yang bisa dilakukan:

Khutbah atau ceramah

Hal ini sangat perlu mengingat masih banyak para khatib ataupenceramah yang kurang memadai baik dari sisi akidah, sudut pandangterhadap agama maupun manhaj mereka, sehingga tidak jarang kita jumpaikesalahan dalam khutbah atau ceramah mereka. Hendaknya para da'i yangmemiliki ilmu yang shahih menjadi seorang khatib karena dapat kitabayangkan bagaimana kondisi kaum muslimin yang hanya menerimainformasi keagamaan setiap minggu [Jum'at] itupun tak semuanya benar.

Imamah/pengelolaan masjid

Yaitu mengelola dan mengadakan kegiatan di masjid-masjid yang tidakdipakai untuk shalat jum'at [Mushalla, Langgar dsb]. Seorang da'i yangmumpuni jika mampu menjadi imam dan mengelola masjid maka akan memberibanyak manfaat kepada jama'ahnya seperti menyampaikan nasihat,wejangan serta mengadakan kajian-kajian di sana. Selain itu seorangimam masjid yang mengetahui seluk beluk ilmu syar'i dan beraqidahlurus sangat memungkinkan untuk diterimanya shalat jama'ah yangdiimaminya-dengan izin Allah-sebab ia akan senantiasa melakukan shalatdengan semaksimal mungkin memenuhi syarat, wajib dan rukun-rukunnya.

Membantu pihak-pihak lain

Termasuk medan dakwah yang dapat ditempuh ialah dengan memberi-kanbantuan baik materi maupun maknawi. Banyak lembaga-lembaga dakwah danpendidikan yang membutuhkan bantuan dan sokongan dari berbagai pihaksesuai profesi dan kemampuan yang ada.

Sifat-sifat seorang multazim

Seorang multazim memiliki sifat yang luhur sebagai pelengkap dankonsekwensi dari iltizamnya, di antara sifat-sifat itu adalah:

Baik dalam pergaulan, yaitu menunjung tinggi nilai-nilai akhlak.

Sopan santun terhadap orang lain, menghormati tetagangga dan menu-naikanamanah.

Menahan pandangan, tidak menyakiti orang lain, menjawab salam, beramarma'ruf dan nahi mungkar.

Demikian, semoga Allah memasukkan kita ke dalam golonganhamba-hambaNya yang senantiasa memegang teguh agama serta menolongkita untuk selalu berdzikir, bersyukur serta mem-perbagus ibadahkepadaNya. Amin.

Sumber: Haqiqatul iltizam, dari muhadharah Syaikh Abdullah binAbdurrahman Al-Jibrin, disusun dalam bentuk buku oleh Abu Anas Ali binHusani Abu Luz.

Artikel Muslim Multazim diambil dari http://www.asofwah.or.id
Muslim Multazim.

Tidak ada komentar: