Jumat, 27 Juni 2008

Kedudukan Nasehat Dalam Agama

Kumpulan Artikel Islami

Kedudukan Nasehat Dalam Agama Dari Tamîm ad-Dâriy bahwasanya Nabi SAW., bersabda,

“[Pondasi/pilar] Agama itu [Islam] adalah nasehat.” Lalu kamibertanya, “Untuk siapa.” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya,Rasul-Nya dan seluruh pemimpin kaum Muslimin dan orang-orang awammereka.” [HR.Muslim]

Kosa Kata

- Menurut pengertian bahasa, kata ÇáäÕíÍÉ berasal dari akar ÇáäÕÍ yangmaknanya adalah ÇáÎáæÕ [Murni]. Dalam penggunaannya sering diungkapkandengan äóÕóÍúÊõ ÇúáÚóÃ"óáó ; yakni bila aku memurnikan dan menyaringmadu dari sarang lebah.

Sedangkan menurut pengertian syari’at, makna nasehat adalah

“Perhatian hati terhadap orang yang dinasehati.” “Suatu ungkapan untukmenyatakan keinginan berbuat baik terhadap orang yang dinasehati.”

- Makna kalimat ÃÆãÉ ÇáãÃ"áãíä : Para penguasa dan ulama kaum Muslimin

Pesan Hadits

1. Hadits di atas menunjukkan betapa seriusnya masalah nasehat didalam Islam sebab Rasulullah SAW., telah menjadikannya sebagai agama [dien].

2. Konsep tentang nasehat dalam Dienul Islam adalah konsep yanguniversal, yaitu untuk Allah Ta’ala, Kitab-Nya, Rasul-Nya para Imam [pemimpin]kaum Muslimin dan kaum awam mereka.

3. Yang dimaksud dengan nasehat untuk Allah Ta’ala adalahberiman kepada-Nya, mengesakan-Nya di dalam hal rububiyyah, uluhiyyahdan Asma` dan Sifat â€"Nya. Demikian pula, menjadikan niat ikhlas sematakarena-Nya di dalam beribadah, melakukan perbuatan ta’at, menjauhiperbuatan maksiat serta di dalam mengemban kewajiban-kewajibannyasecara sempurna.

4. Yang dimaksud dengan nasehat untuk kitab-Nya adalah berimankepada semua kitab-kitab Samawi yang diturunkan dari sisi Allah Ta’alasecara global, beriman kepada al-Qur’an al-Karim secara rinci,mengimani bahwa ia adalah Kalamullah yang diturunkan kepadaRasul-Nya, yang bernilai ibadah membacanya, terpelihara daripenambahan maupun pengurangan, tidak dapat didatangkan oleh tanganbatil baik dari hadapannya maupun dari belakang. Ia adalah al-Qur’anyang diturunkan dari Dzat Yang Maha Agung lagi Maha Terpuji. Kemudianjuga dengan cara membacanya, menghafal, merenungi, mentadabburmaknanya, memahami ayat-ayatnya dan mengamalkannya. Pokoknya belajar,mengajarkan dan menjadikannya sebagai pemutus [hakim].

5. Yang dimaksud dengan nasehat untuk Rasul-Nya adalahmembenarkannya dan risalahnya, beriman kepada segenap wahyu yangdibawanya baik secara global maupun terperinci, mena’ati perintahnya,beriman kepada berita yang dibawanya, berhenti dari melakukan apa yangdilarangnya, tidak beribadah kecuali sesuai dengan apa yangdisyari’atkannya. Kemudian, juga dengan mencintainya, mengamalkansunnahnya, mempraktikkan dan menyiarkannya serta membela danmempertahankannya.

6. Yang dimaksud dengan nasehat untuk para pemimpin kaum Musliminadalah merasa senang bila mereka dalam kondisi baik, mendapat petunjukdan berlaku adil, umat bersatu untuk mendukung mereka, ta’at kepadamereka selama bukan dalam perbuatan maksiat, memberikan masukan dansumbangsaran [musyawarah] yang bermanfa’at kepada mereka, berdoa untukkebaikan mereka; agar mereka mendapat petunjuk dan berjalan di jalanyang tepat. Tidak lupa, antusias membantu mereka di dalam menegakkansyari’at Allah.

7. Yang dimaksud dengan nasehat untuk orang-orang awam kaumMuslimin adalah nasehat yang diberikan oleh para penguasa terhadaporang yang di bawah kekuasaan mereka dengan cara menegakkan keadilandi antara mereka, berlemah-lembut terhadap mereka, selalu berusahamemberikan hal yang bermashlahat bagi mereka, membela hak-hak merekaserta tidak berlaku zhalim terhadap mereka.

8. Nasehat juga dapat dilakukan oleh orang-orang awam/biasa darikalangan kaum Muslimin terhadap sebagian mereka melalui amar ma’rufnahi munkar, mengajak kepada kebajikan, menunjukkan jalan ke arah itu,menutup aib mereka, tidak berbuat ghibah terhadap [menggunjing] merekaserta senang mereka mendapatkan kebaikan sebagaimana bila hal ituterjadi pada dirinya.

9. Tingkatan nasehat yang paling tinggi adalah memberikannya di kalamemang dibutuhkan. Rasulullah ketika menjelaskan hak-hak seorangMuslim bersabda, “…Dan bila dia meminta nasehatmu, maka berilah ianasehat.” [HR.Muslim]

10. Perlu disinggung di sini, bahwa hal yang perlu diperhatikan adalahterkait dengan etika memberikan nasehat yang wajib bagi seorangpenasehat untuk memilikinya, diantaranya:

- Menjadikan nasehat itu semata-mata ikhlas karena Allah Ta’ala

- Hendaknya terjadi secara rahasia antara pemberi nasehat dan orangyang dinasehat

- Diucapkan dengan ucapan yang manis dan rasa tawadlu yang tinggi

Bila dilakukan demikian, tentunya nasehat tersebut akan mudahdirespons secara positif oleh si ternasehat, plus mendapatkan pahalayang lebih banyak dari Allah Ta’ala.

[SUMBER: Silsilah Manâhij Dawrât al-‘Ulûm asy-Syar’iyyah- Fi`ah anNâsyi`ah- karya Prof.Dr.Muhammad bin Fâlih ash-Shaghîr, et.ali.,h.63-65]

Artikel Kedudukan Nasehat Dalam Agama diambil dari http://www.asofwah.or.id
Kedudukan Nasehat Dalam Agama.

Tidak ada komentar: