Senin, 30 Juni 2008

Beginilah Akhir Hayat Para Pendengki!

Kumpulan Artikel Islami

Beginilah Akhir Hayat Para Pendengki! Hasad [iri hati, dengki] adalah penyakit lama yangselalu menyebabkan orang lain tersakiti dan terzhalimi. Sang pendengkiselalu berang dan meradang terhadap orang yang tak berdosa. Karena itu,pepatah Arab mengatakan, “Semoga Allah memerangi dengki, alangkahadil-nya Dia, ia [hasad] memulai dari pemilik [tuan]-nya lalumembunuhnya.”

‘Umar bin al-Khaththab RA berkata, “Cukup sebagai bukti si pendengkiterhadapmu manakala ia merasa gundah di saat kamu bahagia.”

Allah Ta’ala berfirman di dalam sebagian Atsar Qudsi, “Sipendengki adalah musuh nikmat-Ku, merasa jengkel terhadap perbuatan-Kudan tidak rela dengan pemberian-Ku.”

Orang-orang Arab berkata, “Seorang tuan [sayyid] hanya mendapatkan duakemungkinan; pencinta yang selalu memuji atau pendengki yang selalumelukai.”

Ahli fiqih, Abu al-Laits as-Samarqandi RAH berkata, “Lima perkara akansampai kepada si pendengki sebelum kedengkiannya sampai kepada orangyang didengkinya; pertama, kegundahan yang tiada henti. Kedua,mendapat musibah yang tak berbuah pahala. Ketiga, celaan yang takberujung pujian. Keempat, kemurkaan Rabb. Kelima, tertutupnya pintutaufiq baginya.

Wahai Muslim! Bertakwalah kepada Allah di dalam dirimu, janganlahsakiti orang-orang dengan hal yang tidak pernah mereka lakukan secaradusta dan palsu. Ingatlah esok hari saat engkau berada di hadapanAllah.!

Ingatlah bahwa dunia tidak berhak menjadi hal yang membuat kita salingdengki atau bermusuhan. Wahai orang yang didengki, bersabarlah ataspenyakit si pendengki sebab kesabaranmu akan membunuhnya. Ibarat api,ia akan melalap bagiannya sendiri jika tidak lagi mendapatkan sesuatuyang akan dilalapnya.!

Jadikanlah kisah berikut ini sebagai pelajaran dan dengarkanlahbaik-baik!:

Ada seorang Arab Badui menemui khalifah al-Mu’tashim, lalu ia diangkatolehnya menjadi orang dekat dan orang kepercayaannya. Ia kemudiandengan leluasa dapat menemui isterinya tanpa perlu minta izin dulu.

Sang khalifah memiliki seorang menteri yang memiliki sifat dengki.Melihat kepercayaan yang sedemikian besar diberikan sang khalifahkepada orang Arab Badui itu, ia cemburu dan dengki terhadapnya. Didalam hatinya ia berkata, “Kalau aku tidak membunuh si badui ini,kelak ia bisa mengambil hati sang Amirul Mukminin dan menyingkirkanku.”

Kemudian ia merancang sebuah tipu muslihat dengan cara bermanis-manisterlebih dahulu terhadap si orang Badui. Ia berhasil membujuk si orangBadui itu dan mengajaknya mampir ke rumahnya. Di sana, ia memasakkanmakanan untuknya dengan memasukkan bawang merah sebanyak-banyaknya.Ketika si orang Badui selesai makan, ia berkata, “Hati-hati, janganmendekat ke Amirul Mukminin sebab bila mencium bau bawang merah itudarimu, pasti ia sangat terusik. Ia sangat membenci aromanya.”

Setelah tak berapa lama, si pendengki ini menghadap Amirul Mukmininlalu berduaan saja dengannya. Ia berkata kepada Amirul Mukminin,“Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya si orang Badui itumemperbincangkanmu kepada orang-orang bahwa tuan berbau mulut dan iamerasa hampir mati karena aroma mulut tuan.”

Tatkala si orang Badui menemui Amirul Mukminin pada suatu hari, iamenutupi mulutnya dengan lengan bajunya karena khawatir aroma bawangmerah yang ia makan tercium oleh beliau. Namun tatkala sang AmirulMukminin melihatnya menutupi mulutnya dengan lengan bajunya,berkatalah ia di dalam hati, “Sungguh, apa yang dikatakan sang menterimengenai si orang Badui ini memang benar.”

Maka, Amirul Mukminin menulis sebuah surat berisi pesan kepada salahseorang pegawainya, bunyinya: “Bila pesan ini sampai kepadamu, makapenggallah leher si pembawanya.!”

Kemudian, Amirul Mukminin memanggil si orang Badui untuk menghadap danmenyerahkan kepadanya sebuah surat seraya berkata, “Bawalah surat inikepada si fulan, setelah itu berikan aku jawabannya.”

Si orang Badui yang begitu lugu dan polos menyanggupi apa yangdipesankan Amirul Mukminin. Ia mengambil surat itu dan berlalu darisisi Amirul Mukminin. Ketika berada di pintu gerbang, sang menteriyang selalu mendengki itu menemuinya seraya berkata, “Hendak kemanaengkau.”

“Aku akan membawa pesan Amirul Mukminin ini kepada pegawainya, sifulan,” jawab si orang Badui.

Di dalam hati, si menteri ini berkata, “Pasti dari tugas yang diembansi orang Badui ini, ia akan memperoleh harta yang banyak.” Maka,berkatalan ia kepadanya,

“Wahai Badui, bagaimana pendapatmu bila ada orang yang maumeringankanmu dari tugas yang tentu akan melelahkanmu sepanjangperjalanan nanti bahkan ia malah memberimu upah 2000 dinar.”

“Kamu seorang pembesar dan juga sang pemutus perkara. Apa punpendapatmu, lakukanlah!” kata si orang Badui

“Berikan surat itu kepadaku!” kata sang menteri

Si orang Badui pun menyerahkannya kepadanya, lalu sang menterimemberinya upah sebesar 2000 dinar. Surat itu ia bawa ke tempat yangdituju.

Sesampainya di sana, pegawai yang ditunjuk Amirul Mukminin punmembacanya, lalu setelah memahami isinya, ia memerintahkan agarmemenggal leher sang menteri.

Setelah beberapa hari, sang khalifah baru teringat masalah si orangBadui. Karena itu, ia bertanya tentang keberadaan sang menteri. Laluada yang memberitahukan kepadanya bahwa sudah beberapa hari ini iatidak muncul dan justeru si orang Badui masih ada di kota.

Mendengar informasi itu, sang khalifah tertegun, lalu memerintahkanagar si orang Badui itu dibawa menghadap. Ketika si orang Badui hadir,ia menanyakan tentang kondisinya, maka ia pun menceritakan kisahnyadengan sang menteri dan kesepakatan yang dibuat bersamanya sekali punia tidak tahu menahu apa urusannya. Dan, ternyata apa yangdilakukannya terhadap dirinya itu, tidak lain hanyalah siasat liciksang menteri dan kedengkiannya terhadapnya.

Lalu si orang Badui ini memberitahukan kepada khalifah perihalundangan sang menteri kepadanya untuk makan-makan di rumahnya,termasuk menyantap banyak bawang merah dan apa saja yang terjadi disana. Ia berkata, “Wahai Amirul Mukminin, Allah telah membunuh dengki,alangkah adilnya Dia! Ia [dengki] memulainya dengan si pemilik [tuan]-nyalalu membunuhnya.”

Setelah peristiwa itu, si orang Badui dibebastugaskan dari tugasterdahulu dan diangkat menjadi menteri. Yah, sang menteri telahberistirahat bersama kedengkiannya.!!

[SUMBER: Nihaayah azh-Zhaalimiin karya Ibrahim bin ‘Abdullahal-Hazimy, Juz II, hal.89-92]

Artikel Beginilah Akhir Hayat Para Pendengki! diambil dari http://www.asofwah.or.id
Beginilah Akhir Hayat Para Pendengki!.

Tidak ada komentar: