Sabtu, 05 Juli 2008

Waspada Bahaya Media Hiburan

Kumpulan Artikel Islami

Waspada Bahaya Media Hiburan Menyikapi anak-anak yang sibuk menonton televisi,di antara kita sama dan serempak. Kebiasaan menonton televisi [anak-anakdan remaja] adalah sangat berbahaya menurut Islam, pakar psikologi,sosiologi dan kedokteran.

Pemanfa’atan layar kaca [TV, Vidio, TV Game dll] berdasarkanpenelitian, ilmiah terbukti menimbulkan dampak negatif. Di antaranyapadangan mata tak normal karena pengaruh sinar ultra violet dari kaca,tubuh menjadi malas, syaraf terganggu, kisah khayal dan pertunjukkanberefek negatif, dan lebih besar dari semua itu adalahpertunjuk-kannya melanggar syari’at dan merusak moral.

Sebelum kita paparkan berbagai sisi negatif yang ditimbulkan kebiasaantersebut, perlu ditegaskan kembali di sini bahwa semua itu bukanlahberasal dari televisi sebagai bendanya, akan tetapi yang timbul daritayangan yang ditampilkannya. Bergantung kepada tayangannya, danbergantung dengan mayoritas yang terlihat didalamnya itulah standarhukum ditetapkan. Karena yang haram itu sudah jelas dan yang halal itusudah jelas, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah Shallallaahualaihi wa Salam.

Secara jujur kita katakan, bahwa memang ada bebarapa hal positif yangbisa disebutkan sehubungan dengan televisi. Namun dari hari keharisemakin banyak indikasi ilmiah yang menegaskan adanya dampak negatifdari acara televisi melalui berbagai tayangannya, terutama bagianak-anak kecil.

Sampai suatu saat muncul program gambar bergerak yang dikenal denganfilm kartun, yang memang diciptakan dan dikemas mengikuti berbagaibudaya masyarakat yang tidak islami. Oleh sebab itu, film-filmtersebut mengandung berbagai hal-hal haram yang merusak akidah danfitrah anak-anak, menumbuhkan sikap bandel serta membangkitkankandungan jiwa yang berkaitan dengan hal-hal yang tabu bagi anak-anakseusia mereka.

Kenyataan lain menyebutkan bahwa berbagai riset ilmiah membuk-tikanadanya hubungan yang erat antara waktu yang dihabiskan seorang anak dihadapan monitor televisi beserta bentuk acara yang dinikmatinya denganketerlambatannya masuk sekolah. Ditambah dengan dampak lain berupatimbulnya sifat nakal dan kecenderungan berbuat jahat, akibat filmsadis yang ditontonnya.

Sehubungan dengan kenyataan itu, Nicolas Van Rogh, ketua BadanNasio-nal Pendidikan Anak dan Pakar Televisi di Amerika serikatmenyatakan: Kadang-kadang televisi bisa menjadi musuh bagi anak-anak,meski kadang bisa menjadi hadiah yang menyenang-kan. Karena menontonberbagai program acara yang tidak karuan, dapat menghabiskan porsiterbanyak waktu anak-anak, menghilangkan banyak waktu bermanfaat yangdapat digunakan untuk belajar, bermain dan tidur.

Dampak negatif dari menggeluti layar televisi itu ternyata tidak dapathilang begitu saja ketika seorang anak sudah beranjak dari masakanak-kanaknya. Bahkan akan terus mengi-kutinya pada masa-masaselanjutnya. Seorang pakar psikologi, Leonard Iran dari lembaga risetdi bawah Perguruan Tinggi Michigin Amerika Serikat telah melakukanpenyelidikan terhadap beberapa orang anak di New York sejak tahun 1960M. hingga 1996, yakni selama 36 tahun dari umur mereka. Ia melakukanpenyelidikan terhadap tingkah laku mereka. Ia mendapatkan kenyataanbahwa prilaku mereka yang senang menyaksikan film-film sadis di antaramereka memiliki kecendrungan nakal lebih besar pada masa puber danmasa remaja, lebih banyak memukul isteri dan lebih banyak menenggakminuman keras, serta lebih mudah melakukan tindak-tindak kriminal.

Memang negara-negara Islam, cukup jauh dari kondisi reaktif yangmencemaskan sebagaimana di negara-negara barat. Terutama kota Mekahdan Al-Madinah yang memiliki keistimewaan sebagai negeri sumber Islamdan tambatan hati kaum muslimin. Hanya saja, dengan adanya berba-gaisaluran televisi yang tidak mengenal batas, berbagai problematika dankesulitan membawa ancaman yang lebih serius. Karena seorang anak,berada dalam masa mencari hiburan dan pengisi kekosongan melaluikebiasaannya menikmati saluran-saluran televisi yang terhidang dihadapannya. Pandangan matanya, tidak bisa tidak, akan tertumpu padahal-hal yang akan menentukan masa depannya. Itulah yang menjadikesimpulan dari penyelidikan ilmiah yang dilaku-kan oleh YayasanAnak-anak sekarang ini di Amerika: Anak-anak adalah Media Hiburan .

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahka ketika anak-anak ituberpindah-pindah dari satu saluran ke saluran TV lainnya yang berisiprogram-program, ia mulai menjadi korban dari doktrin berbahaya, yangmelaui doktrin tersebut mereka mengenal cara menipu, menghilangkanpenghormatan terhadap orang tua, dan melihat aurat yang diharamkan.

James Steir, ketua Yayasan tersebut di atas memberikan tambahansebagai berikut:Kenyataan itu menjadi tolok ukur untuk persoalan yang lebih makro.Anak-anak kecil menikmati media-media komunikasi itu dengan cara yangbelum pernah mereka kenal sebelum-nya. Mereka akan menghadapi berbagaiakibat mengerikan lainnya, melalui kebiasaan` mereka menontonadegan-adegan sadistik dan seksual. Sehingga mereka membutuhkanpendidikan lebih mendalam dan penanaman akhlak yang lebih matang lagi.

Lebih dari itu, berbagai tayangan televisi tersebut banyak menarikminat manusia pada umumnya melalui berbagai penampilan yang lepas darikontrol etika dan moral, seolah-olah menjadi umpan untuk menarik hatimereka. Dengan sendirinya, semua itu akan membawa pengaruh padapribadi dan masyarakat.

Di antara kewajiban yang harus kita pikul menghadapi berbagaikenyataan itu adalah: menuntut kepada pihak lembaga yang berwenang danproduser berbagai acara tersebut untuk memperbanyak produksiacara-acara yang edukatif dan ilmiah, serta ber-bagai program yangmenekankan sisi moral pada diri generasi muda, dengan menjauhiberbagai pelanggaran-pelanggaran syariat.

Satu hal yang cukup vital dalam hal ini adalah menjauhkan anak-anakdari berbagai program yang ngawur dan tidak memperhatikan sisi akhlakdan budi pekerti luhur. Sebaliknya, menyiapkan untuk mereka berbagaiprogram pengganti yang bermanfaat, baik itu melalui layar televisiatau melalui berbagai program pengajaran dan pendi-dikan melaluikomputer dan sejenisnya.

Di antara arahan-arahan menarik dari beberapa lembaga masyarakat diAmerika adalah yang diungkapkan orang seorang warga wanita Amerikamelalui riset dan pengalaman yang ditulis dalam bukunya yang berjudul: Apa yang Anda Lakukan Setelah Mematikan Televisi Ia menjelaskanbagaimana ia mendidik anak-anaknya dengan tidak menghadirkan mediatelevisi di rumahnya selama sepuluh tahun. Dengan bahasanya iamengungkapkan, Anak-anak saya dapat menik-mati berbagai aktivitas dankegiatan mereka. Mereka juga memiliki ber-bagai pemikiran yang selaluingin mereka terapkan. Mereka tidak mau melakukan hal-hal yangberbahaya buat diri mereka sendiri.

Kehidupan kami banyak mengalami perubahan. Kami bisa duduk-duduk dalamsatu kamar, merasa nyaman dan tentram. Saya berharap masyarakat jugadapat melakukan hal yang mulanya sulit. Betapa besar kebahagiaan yangmere-ka rasakan, kalau mereka bertang-gung-jawab terhadap hidup mereka,dengan memberi hak pensiun kepada media televisi mereka.

Bagaimanapun juga, tak seorang pun yang mengingkari adanya berbagaidampak negatif dan bahaya, pasti dari aneka macam tayangan siarantelevisi pada umumnya. Meskipun berbagai pakar pendidikan danpengajaran di beberapa negara barat sekarang banyak yang meneriakkanpentingnya memberikan penekanan pada disiplin moral dalam berbagaiprogram siaran. Hal ini semakin menegaskan keharusan kaum musliminuntuk berpegang pada media komunikasi yang terpelihara, televisi ataumedia komunikasi lainnya. Di mana mereka memper-hatikan sisi ajaransyariat dengan sempurna. Inilah satu jalan hidup yang harus menjadirujukan bagi umat manapun di dunia, kalau mereka menginginkankeselamatan bagi masyarakat.

Hal ini juga semakin menguatkan arahan untuk menciptakan programkomunikasi yang bermutu yang dapat memberikan contoh terbaik bagimasyarakat Islam, untuk menjadi keluarga ideal bagi generasiselanjutnya. Karena bisa saja datang satu masa, di mana seorang anakkecil, remaja, atau pemuda berkhayal untuk menjadi seorang tokoh atauolah-ragawan, sementara ia sendiri me-nganggur tanpa kerja dan tanpakeahlian untuk dapat merealisasikan bakti-nya kepada negara. Adabaiknya juga ditampilkan para ulama, para pakar kedokteran, para guru,para insinyur dan berbagai pakar keilmuan lainnya yang menentukankeberhasilan kemajuan dalam negeri, untuk menjadi contoh bagi generasiselanjutnya.

Hal itu juga dapat menjadi daya tarik bagi generasi yang sedang tumbuhberkembang untuk mengikuti jejak mereka dan menjadi orang-orang yangberkarya besar di tengah masyarakat. Maka akan datang pula satu hari,di mana seorang anak pada hari pertama pergi ke sekolah, tanpa sungkania menyatakan, bahwa cita-citanya adalah: mendapatkan semua ilmu yangber-manfaat bagi masyarakat dan umatku. Wahai para pemimpin! Itulahmetode pendidikan yang benar. Setiap umat memiliki rahasia pendidikanyang besar yang menentukan langkah mereka. Semoga kita diberi taufik,untuk dapat mengambil kebaikan dari ajaran Nabi kita, MuhammadShallallaahu alaihi wa Salam .

Diterjemahkan oleh Abu Umar Basyir, dari buletin Darul WathanRiyaadh, tulisan: Khalid bin Abdurrahman Asy-Syaayi'.

Artikel Waspada Bahaya Media Hiburan diambil dari http://www.asofwah.or.id
Waspada Bahaya Media Hiburan.

Tidak ada komentar: