Selasa, 24 Juni 2008

Seekor Ayam Telah Menghancurkan Tuhan-Tuhan Kami!!

Kumpulan Artikel Islami

Seekor Ayam Telah Menghancurkan Tuhan-Tuhan Kami!! Sudah menjadi kebiasaanku sebelum Islam, setiapkali aku mengunjungi sebuah kota atau perkampungan, maka tempatpertama yang aku cari dan aku masuki adalah tempat ibadah sepertigereja dan lain-lain. Hingga akhirnya aku masuk ke sebuah masjid jami'.Pada saat itu kaum muslimin sedang melak-sanakan shalat Maghrib. Akumenunggu hingga me-reka selesai mengerjakan shalat lalu aku menemuiimam masjid yang sedang berkumpul dengan para ja-maah. Kemudianberlangsunglah diskusi dengannya tentang permasalahanku yang merupakanawal aku masuk ke dalam agama Islam.

Dari sinilah Abdullah al-Mahdi memulai bercerita tentang keislamannya,bagaimana ia masuk ke dalam Islam, apa yang mempengaruhinya hingga iamemeluk agama Islam dan tentang kehidupannya sebelum masuk Islam.Abdullah al-Mahdi berkata, Namaku sebelum Islam Leonardo Viliyar. Akulahir pada tanggal 4 Desember 1935 di sebuah keluarga Kristen Katolik.Sewaktu kecil, aku dipelihara oleh kakek dan nenekku. Merekamengajariku tentang aliran Katholik yaitu keyakinan trinitas.Keyakinan bahwa Isa adalah anak Allah dan dialah yang kita sembahselain Allah. Mereka berdua mengirimku ke sekolah Inggris setelahberkali-kali aku memintanya. Hanya saja aku tidak menamatkannya,Alhamdulillah. Waktu itu umurku sekitar 5 tahun dan kepala sekolahpada awalnya tidak mau menerimaku karena umurku masih terlalu kecil.Tetapi pada akhirnya ia menerimaku juga setelah ia yakin bahwapengetahuanku di atas teman-teman seusiaku.

Suatu kali mereka membiarkan aku tidur siang, sementara pintu rumahterbuka. Pada saat itu masuk induk ayam bersama anaknya. Aku tersentakbangun lalu aku ambil handuk untuk mengusir ayam itu ke-luar. Ayamtersebut terbang ke patung yang biasa kami sembah ketika sembahyang.Patung tersebut jatuh dan pecah berkeping-keping. Dari sini akumengetahui bahwa patung tersebut terbuat dari kayu dan ia bukan Tuhan.

Aku berbicara kepada patung tersebut, Kamu ini hanyalah kayu bukanTuhan sebagaimana yang di yakini oleh nenek moyangku. Kamu tidak dapatme-nolong dirimu sendiri, bagaimana mungkin kamu dapat menolong oranglain. Aku berkeinginan untuk mengancurkannya, namun karena aku masihkecil dan takut kakekku akan memukulku maka aku kembali meletakkanyadi tempat semula. Aku mulai berfikir tentang perkara ini. Aku jugayakin bahwa di sana ada Tuhan yang hakiki yang menciptakan segala yangada.

Pada keesokan harinya aku melihat kakekku sedang duduk, lantas akupunduduk di sampingnya. Lalu aku bertanya, Apakah patung ini Tuhan Iamenjawab, Tidak. Tetapi kami menjadikannya sebagai kiblat pada shalatkami, seakan-akan kami berada di hadapan Tuhan di saat kamimengerjakan sembah-yang Aku terdiam, tidak dapat mengungkapkan apayang sedang berkecamuk di dalam jiwaku.

DISKUSI DENGAN KAKEKKU

Kapan terjadi perubahan dalam hidupmu

Pada tahun 1943 M, tidak lama sebelum berakhir-nya perang dunia kedua,aku menemukan buku yang mereka namakan Injil Barnabes [Gospel ofBarnabes]. Akupun membaca isinya, di dalamnya ada sebuah ucapan yangdinisbatkan kepada Nabi Isa AS yang artinya kurang lebih adalah: SesungguhnyaTuhanmu tiada lain adalah Tuhanku, dan Rabbmu adalah Rabbku.

Aku merasa heran dengan kalimat tersebut karena bertentangan samasekali dengan akidah yang selama ini aku yakini. Seakan-akan akukesulitan untuk me-mahaminya. Sementara umurku saat itu baru menginjak9 tahun, maka aku bertanya kepada kakekku maksud dari kalimat tersebut.Akan tetapi ia tidak mau men-jawab pertanyaanku, bahkan sibukmengamati kitab tersebut kemudian berkata, Kamu jangan membaca kitabini, karena itu akan menyesatkanmu dan men-jadikan kamu bimbangterhadap agamamu. Dan se-sungguhnya penulis kitab tersebut bukan dariorang Nashrani.

Aku bertanya, Apakah ada agama lain selain aga-ma kita Ya. Jawab kakekku.

Aku bertanya, Apakah ada tuhan lain selain tuhan kita Tidak. Jawab kakekku.

Aku tanya lagi, Apakah agama mereka lebih baik dari agama kita

Kakekku menjawab, Tidak, bahkan agama kita lebih baik dari agamamereka dan agama kita adalah yang terbaik dari semua agama.

Aku bertanya, Bagaimana kalian mengetahui hal itu

Kakekku berkata, Aku telah mengetahuinya, dan jangan sekali-kali kamumembaca kitab ini.

Akupun terdiam dan tidak tahu lagi apa yang harus aku ucapkan.Kemudian aku bertanya kepada nenekku, ibuku, paman-pamanku, tapijawaban yang aku dapati sama semua, Jangan kamu baca kitab ini.

Aku bertanya pada diriku, Apa rahasia dalam kitab ini Kenapa merekamelarangku membacanya Apakah mungkin seseorang mengatakan sesuatuten-tang agamanya tapi ia berbohong kepada pencipta-nya Apa yangterjadi kalau aku baca kitab ini Dan pertanyaan lain yang selaluterlintas dalam benakku.

Akhirnya aku bertekad untuk membaca kitab ini secara sembunyi dalamkamar. Aku membacanya ber-ulang-ulang dan aku memulainya denganmencari agama yang dianut Isa AS.

Pada tahun 1947 M aku tinggalkan bangku seko-lah dan aku tidak lagimenghadiri acara-acara ritual keagamaan. Lalu Aku pergi ke sebuahrumah yang dihuni oleh seorang yang sudah tua. Aku memintanya untukmengisahkan padaku tentang para nabi yang masyhur di kalangan merekaseperti Daud, Sulaiman, Ibrahim, Musa, Nuh dan Adam AS, dan aku jugaber-tanya kepadanya tentang beberapa permasalahan agama.

Ketika ayahku mengetahuiku meninggalkan bang-ku sekolah, ia sangatmarah dan mengancam akan membunuhku. Kemarahannya memuncak saat ia me-ngetahuikutidak lagi pergi ke gereja menghadiri sembahyang pada hari Minggu.

17 TAHUN TANPA LELAH

Akan tetapi, apakah kamu melemah dengan an-caman ayahmu

Aku tidak berhenti untuk mencari keyakinan, aku mulai berpindah-pindahdari satu kota ke kota lain-nya, dari satu pulau ke pulau lainnyaselama 17 tahun tanpa merasa lelah.

SAAT BERPINDAH AGAMA

Bagaimana kisah di saat ia berpindah agama

Pada tahun 1963 aku sampai di kota Marawi di pulau Mindanao sebelahselatan Filipina yang berpen-duduk muslim. Sebagaimana kebiasaanku,bahwa ketika aku sampai di suatu kota maka tempat pertama yang akusinggahi adalah tempat peribadatan. Maka aku masuk ke sebuah masjidjami'. Pada saat itu, kaum muslimin sedang melaksanakan shalat maghrib.Aku menanti mereka hingga usai. Lantas aku menemui imam masjid danorang-orang berkumpul di sekitar kami. Aku bertanya kepada sang imam, Pekerjaan apa yang baru saja kalian lakukan ia menjawab, Shalat. Aku kembali bertanya, Apakah ini agama kalian Ia jawab, Benar. Aku katakan, Apa nama agama kalian Ia jawab, Islam. Aku tanyakan, Siapa Tuhan kalian Ia jawab, Allah. Aku bertanya lagi, SiapaNabi kalian Ia menjawab, Muhammad SAW.

Aku terdiam, karena tiga kata tersebut baru kali ini aku dengar. Akuberfikir dan kembali bertanya, Bagaimana pendapat kalian mengenai al-Masih ia jawab, Ia adalah Isa bin Maryam AS dan ia adalah nabi Allah. Akukatakan, Apa agamanya Ia menjawab, Islam, karena semua para nabiberagama Islam. Karena waktu yang ter-batas aku tidak mungkinmemperpanjang pembica-raan, sementara aku masih asing di kota tersebut.Lalu aku berkata, Apakah Kalian punya buku yang mung-kin aku baca lantas ia memberiku tiga buah buku berbahasa Inggris.

I. Buku Dinul Islam [agama Islam] tulisan Ahmad Ghawwasy.

II. Terjemahan makna al-Qur'an tulisan Abdullah Yusuf Ali.

III. Buku kecil tentang akidah.

Kemudian aku keluar dari masjid ke tempat yang aku tuju. Aku mulaimembaca buku tersebut dengan teliti selama sepuluh hari dari awalsampai akhir, ter-nyata di dalamnya terdapat apa yang aku cari. Padaakhirnya aku berkeyakinan bahwa sekarang telah aku dapatkan agama yangdianut oleh Isa AS yang aku cari-cari selama dua puluh tahun.

Dalam buku itu di terangkan mengenai tata cara wudhu' dan rukun shalat.Aku kembali membaca buku tersebut dan sekaligus menghafalnya hinggaaku mampu mempraktekkannya. Lalu pada Jum'at pagi tepatnya tanggal 24Juni 1963, aku mendatangi rumah sang Imam dan aku bertanya, Bolehkahbagi seorang yang bukan muslim untuk memeluk agama Islam jawabnya, Bolehkarena agama Islam bukan hanya untuk kaum muslimin, tetapi untukseluruh manusia. Peluklah agama Islam! Kemudian ia mengajarkankutentang bagaimana cara berwudhu', mengucapkan syahadat dan tata carashalat. Setelah aku selesai me-laksanakan shalat, aku bertanya, Apakahsekarang aku sudah menjadi seorang muslim ia menjawab, Benar.

BELAJAR EMPAT TAHUN

Aku mulai mempelajari agama Islam di sebuah madrasah Islam di kota ituselama kurang lebih empat tahun. Kemudian aku pergi ke MakkahMukarramah pada tahun 1966 belajar di madrasah Shaulatiyah. Pada akhirtahun 1967 aku berhasil mendapatkan surat izin tinggal untuk pelajar.Pada tahun 1978 aku diterima belajar di Jami'ah Islamiyah di Madinahal-Munaw-warah hingga tahun 1979 dan mandapat ijazah dari fakultasDakwah dan Ushuluddin. Lalu aku di kirim melalui Darul Ifta' â€"sebelummenjadi departeman- ke wilayah Sabah Malaysia hingga saat ini.

[SUMBER: SERIAL KISAH TELADAN, Muhammad bin Shalih al-Qahthani,seperti yang dinukilnya dari situs Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'iyah.Penerbit DARUL HAQ, Telp.021-4701616]

Artikel Seekor Ayam Telah Menghancurkan Tuhan-Tuhan Kami!! diambil dari http://www.asofwah.or.id
Seekor Ayam Telah Menghancurkan Tuhan-Tuhan Kami!!.

Tidak ada komentar: