Minggu, 15 Juni 2008

Kisah Aneh Seorang Pendeta Yang Masuk Islam

Kumpulan Artikel Islami

Kisah Aneh Seorang Pendeta Yang Masuk Islam Mungkin kisah ini terasa sangat aneh bagi merekayang belum pernah bertemu dengan orangnya atau langsung melihat danmendengar penuturannya. Kisah yang mungkin hanya terjadi dalam ceritafiktif, namun menjadi kenyataan. Hal itu tergambar dengan kata-katayang diucapkan oleh si pemilik kisah yang sedang duduk di hadapankumengisahkan tentang dirinya. Untuk mengetahui kisahnya lebih lanjutdan mengetahui kejadian-kejadian yang menarik secara komplit, biarkanaku menemanimu untuk bersama-sama menatap ke arah Johannesburg, kotabintang emas nan kaya di negara Afrika Selatan di mana aku pernahbertugas sebagai pimpinan cabang kantor Rabithah al-'Alam al-Islamidi sana.

Pada tahun 1996, di sebuah negara yang sedang mengalami musim dingin,di siang hari yang mendung, diiringi hembusan angin dingin yangmenusuk tulang, aku menunggu seseorang yang berjanji akan menemuiku.Istriku sudah mempersiapkan santapan siang untuk menjamu sang tamuyang terhormat. Orang yang aku tunggu dulunya adalah seorang yangmempunyai hubungan erat dengan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.Ia seorang misionaris penyebar dan pendakwah agama Nasrani. Ia seorangpendeta, namanya ‘Sily.’ Aku dapat bertemu dengannya melaluiperantaraan sekretaris kantor Rabithah yang bernama Abdul Khaliq Matir,di mana ia mengabarkan kepada-ku bahwa seorang pendeta ingin datang kekantor Rabithah hendak membicarakan perkara penting.

Tepat pada waktu yang telah dijanjikan, pendeta tersebut datangbersama temannya yang bernama Sulaiman. Sulaiman adalah salah seoranganggota sebuah sasana tinju setelah ia memeluk Islam, selepasbertanding dengan seorang petinju muslim terkenal, Muhammad Ali. Akumenyambut keda-tangan mereka di kantorku dengan perasaan yang sangatgembira. Sily seorang yang berpostur tubuh pendek, berkulit sangathitam dan mudah tersenyum. Ia duduk di depanku dan berbicara dengankudengan lemah lembut. Aku katakan, Saudara Sily bolehkah kamimendengar kisah keislamanmu ia tersenyum dan berkata, Ya, tentusaja boleh.

Pembaca yang mulia, dengar dan perhatikan apa yang telah ia ceritakankepadaku, kemudian setelah itu, silahkan beri penilaian.!

Sily berkata, Dulu aku seorang pendeta yang sangat militan. Akuberkhidmat untuk gereja dengan segala kesungguhan. Tidak hanya sampaidi situ, aku juga salah seorang aktifis kristenisasi senior di AfrikaSelatan. Karena aktifitasku yang besar maka Vatikan memilihku untukmenjalankan program kristenisasi yang mereka subsidi. Aku mengambildana Vatikan yang sampai kepadaku untuk menjalankan program tersebut.Aku mempergunakan segala cara untuk mencapai targetku. Aku melakukanberbagai kunjungan rutin ke madrasah-madrasah, sekolah-sekolah yangterletak di kampung dan di daerah pedalaman. Aku memberikan danatersebut dalam bentuk sumbangan, pemberian, sedekah dan hadiah agardapat mencapai targetku yaitu memasukkan masyarakat ke dalam agamaKristen. Gereja melimpahkan dana tersebut kepadaku sehingga akumenjadi seorang hartawan, mempunyai rumah mewah, mobil dan gaji yangtinggi. Posisiku melejit di antara pendeta-pendeta lainnya.

Pada suatu hari, aku pergi ke pusat pasar di kotaku untuk membelibeberapa hadiah. Di tempat itulah bermula sebuah perubahan!

Di pasar itu aku bertemu dengan seseorang yang memakai kopiah. Iapedagang berbagai hadiah. Waktu itu aku mengenakan pakaian jubahpendeta berwarna putih yang merupakan ciri khas kami. Aku mulaimenawar harga yang disebutkan si penjual. Dari sini aku mengetahuibahwa ia seorang muslim. Kami menyebutkan agama Islam yang ada diAfrika selatan dengan sebutan ‘agama orang Arab.’ Kami tidakmenyebutnya dengan sebutan Islam. Aku pun membeli berbagai hadiah yangaku inginkan. Sulit bagi kami menjerat orang-orang yang lurus danmereka yang konsiten dengan agamanya, sebagaimana yang telah berhasilkami tipu dan kami kristenkan dari kalangan orang-orang Islam yangmiskin di Afrika Selatan.

Si penjual muslim itu bertanya kepadaku, Bukankah Anda seorangpendeta Aku jawab, Benar. Lantas ia bertanya kepadaku, SiapaTuhanmu Aku katakan, Al-Masih. Ia kembali berkata, Akumenantangmu, coba datangkan satu ayat di dalam Injil yang menyebutkanbahwa al-Masih AS berkata, 'Aku adalah Allah atau aku anak Allah. Makasembahlah aku'. Ucapan muslim tersebut bagaikan petir yang menyambarkepalaku. Aku tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Aku berusahamembuka-buka kembali catatanku dan mencarinya di dalam kitab-kitabInjil dan kitab Kristen lainnya untuk menemukan jawaban yang jelasterhadap pertanyaan lelaki tersebut. Namun aku tidak menemukannya.Tidak ada satu ayat pun yang men-ceritakan bahwa al-Masih berkatabahwa ia adalah Allah atau anak Allah. Lelaki itu telah menjatuhkanmentalku dan menyulitkanku. Aku ditimpa sebuah bencana yang membuatdadaku sempit. Bagaimana mungkin pertanyaan seperti ini tidak pernahterlintas olehku Lalu aku tinggalkan lelaki itu sambil menundukkanwajah. Ketika itu aku sadar bahwa aku telah berjalan jauh tanpa arah.Aku terus berusaha mencari ayat-ayat seperti ini, walau bagaimanapunrumitnya. Namun aku tetap tidak mampu, aku telah kalah.

Aku pergi ke Dewan Gereja dan meminta kepada para anggota dewan agarberkumpul. Mereka menyepakatinya. Pada pertemuan tersebut akumengabarkan kepada mereka tentang apa yang telah aku dengar. Tetapimereka malah menyerangku dengan ucapan, Kamu telah ditipu orang Arab.Ia hanya ingin meyesatkanmu dan memasukkan kamu ke dalam agama orangArab. Aku katakan, Kalau begitu, coba beri jawabannya! Merekamembantah pertanyaan seperti itu namun tak seorang pun yang mampumemberikan jawaban.

Pada hari minggu, aku harus memberikan pidato dan pelajaranku digereja. Aku berdiri di depan orang banyak untuk memberikan wejangan.Namun aku tidak sanggup melakukannya. Sementara para hadirin merasaaneh, karena aku berdiri di hadapan mereka tanpa mengucapkan sepatahkatapun. Aku kembali masuk ke dalam gereja dan meminta kepada temankuagar ia menggantikan tempatku. Aku katakan bahwa aku sedang sakit.Padahal jiwaku hancur luluh.

Aku pulang ke rumah dalam keadaan bingung dan cemas. Lalu aku masukdan duduk di sebuah ruangan kecil. Sambil menangis aku menengadahkanpandanganku ke langit seraya berdoa. Namun kepada siapa aku berdoa.Kemudian aku berdoa kepada Dzat yang aku yakini bahwa Dia adalah AllahSang Maha Pencipta, Ya Tuhanku... Wahai Dzat yang telah men-ciptakanku...sungguh telah tertutup semua pintu di hadapanku kecuali pintuMu...Janganlah Engkau halangi aku mengetahui kebenaran... manakah yang hakdan di manakah kebenaran Ya Tuhanku... jangan Engkau biarkan akudalam kebimbangan... tunjukkan kepadaku jalan yang hak dan bimbing akuke jalan yang benar... lantas akupun tertidur.

Di dalam tidur, aku melihat diriku sedang berada di sebuah ruanganyang sangat luas. Tidak ada seorang pun di dalamnya kecuali diriku.Tiba-tiba di tengah ruangan tersebut muncul seorang lelaki. Wajahorang itu tidak begitu jelas karena kilauan cahaya yang terpancardarinya dan dari sekelilingnya. Namun aku yakin bahwa cahaya tersebutmuncul dari orang tersebut. Lelaki itu memberi isyarat kepadaku danmemanggil, Wahai Ibrahim! Aku menoleh ingin mengetahui siapa Ibrahim,namun aku tidak menjumpai siapa pun di ruangan itu. Lelaki itu berkata, Kamu Ibrahim... kamulah yang bernama Ibrahim. Bukankah engkau yangmemohon petunjuk kepada Allah Aku jawab, Benar. Ia berkata, Lihatke sebelah kananmu! Maka akupun menoleh ke kanan dan ternyata di sanaada sekelompok orang yang sedang memanggul barang-barang mereka denganmengenakan pakaian putih dan bersorban putih. Ikutilah mereka agarengkau mengetahui kebenaran! Lanjut lelaki itu.

Kemudian aku terbangun dari tidurku. Aku merasakan sebuah kegembiraanmenyelimutiku. Namun aku belum juga memperoleh ketenangan ketikamuncul pertanyaan, di mana gerangan kelompok yang aku lihat di dalammimipiku itu berada.

Aku bertekad untuk melanjutkannya dengan berkelana mencari sebuahkebenaran, sebagaimana ciri-ciri yang telah diisyaratkan dalam mimpiku.Aku yakin ini semua merupakan petunjuk dari Allah SWT. Kemudian akuminta cuti kerja dan mulai melakukan perjalanan panjang yang memaksakuuntuk berkeliling di beberapa kota mencari dan bertanya di manaorang-orang yang memakai pakaian dan sorban putih berada. Telahpanjang perjalanan dan pencarianku. Setiap aku menjumpai kaum muslimin,mereka hanya memakai celana panjang dan kopiah. Hingga akhirnya akusampai di kota Johannesburg.

Di sana aku mendatangi kantor penerima tamu milik Lembaga MuslimAfrika. Di rumah itu aku bertanya kepada pegawai penerima tamu tentangjamaah tersebut. Namun ia mengira bahwa aku seorang peminta-minta danmemberikan sejumlah uang. Aku katakan, Bukan ini yang aku minta.Bukankah kalian mempunyai tempat ibadah yang dekat dari sini Tolongtunjukkan masjid yang terdekat. Lalu aku mengikuti arahannya dan akuterkejut ketika melihat seorang lelaki berpakaian dan bersorban putihsedang berdiri di depan pintu.

Aku sangat girang, karena ciri-cirinya sama seperti yang aku lihatdalam mimpi. Dengan hati yang berbunga-bunga, aku mendekati orangtersebut. Sebelum aku mengatakan sepatah kata, ia terlebih dahuluberkata, Selamat datang ya Ibrahim! Aku terperanjat mendengarnya. Iamengetahui namaku sebelum aku memperkenalkannya. Lantas ia melanjutkanucapan-nya, Aku melihatmu di dalam mimpi bahwa engkau sedangmencari-cari kami. Engkau hendak mencari kebenaran Kebenaran ada padaagama yang diridhai Allah untuk hamba-Nya yaitu Islam. Aku katakan, Benar.Aku sedang mencari kebenaran yang telah ditunjukkan oleh lelakibercahaya dalam mimpiku, agar aku mengikuti sekelompok orang yangberpakaian seperti busana yang engkau kenakan. Tahukah kamu siapalelaki yang aku lihat dalam mimpiku itu Ia menjawab, Dia adalahNabi kami Muhammad, Nabi agama Islam yang benar, Rasulullah SAW. Sulit bagiku untuk mempercayai apa yang terjadi pada diriku. Namunlangsung saja aku peluk dia dan aku katakan kepadanya, Benarkahlelaki itu Rasul dan Nabi kalian yang datang menunjukiku agama yangbenar Ia berkata, Benar.

Ia lalu menyambut kedatanganku dan memberikan ucapan selamat karenaAllah telah memberiku hidayah kebenaran. Kemudian datang waktu shalatzhuhur. Ia mempersilahkanku duduk di tempat paling belakang dalammasjid dan ia pergi untuk melaksanakan shalat bersama jamaah yanglain. Aku memperhatikan kaum muslimin banyak memakai pakaian sepertiyang dipakainya. Aku melihat mereka rukuk dan sujud kepada Allah. Akuberkata dalam hati, Demi Allah, inilah agama yang benar. Aku telahmembaca dalam berbagai kitab bahwa para nabi dan rasul meletakkandahinya di atas tanah sujud kepada Allah. Setelah mereka shalat,jiwaku mulai merasa tenang dengan fenomena yang aku lihat. Aku berucapdalam hati, Demi Allah sesungguhnya Allah SAW telah menunjukkankepadaku agama yang benar. Seorang muslim memanggilku agar akumengumumkan keislamanku. Lalu aku mengucapkan dua kalimat syahadat danaku menangis sejadi-jadinya karena gembira telah mendapat hidayah dariAllah SWT.

Kemudian aku tinggal bersamanya untuk mempelajari Islam dan aku pergibersama mereka untuk melakukan safari dakwah dalam waktu beberapalama. Mereka mengunjungi semua tempat, mengajak manusia kepada agamaIslam. Aku sangat gembira ikut bersama mereka. Aku dapat belajarshalat, puasa, tahajjud, doa, kejujuran dan amanah dari mereka. Akujuga belajar dari mereka bahwa seorang muslim diperintahkan untukmenyampaikan agama Allah dan bagaimana menjadi seorang muslim yangmengajak kepada jalan Allah serta berdakwah dengan hikmah, sabar,tenang, rela berkorban dan berwajah ceria.

Setelah beberapa bulan kemudian, aku kembali ke kotaku. Ternyatakeluarga dan teman-temanku sedang mencari-cariku. Namun ketika melihataku kembali memakai pakaian Islami, mereka mengingkarinya dan DewanGereja meminta kepadaku agar diadakan sidang darurat. Pada pertemuanitu mereka mencelaku karena aku telah meninggalkan agama keluarga dannenek moyang kami. Mereka berkata kepadaku, Sungguh kamu telahtersesat dan tertipu dengan agama orang Arab. Aku katakan, Tidak adaseorang pun yang telah menipu dan menyesatkanku. SesungguhnyaRasulullah Muhammad SAW datang kepadaku dalam mimpi untuk menunjukkankebenaran dan agama yang benar yaitu agama Islam. Bukan agama orangArab sebagaimana yang kalian katakan. Aku mengajak kalian kepada jalanyang benar dan memeluk Islam. Mereka semua terdiam.

Kemudian mereka mencoba cara lain, yaitu membujukku dengan memberikanharta, kekuasaan dan pangkat. Mereka berkata, Sesungguhnya Vatikanme-mintamu untuk tinggal bersama mereka selama enam bulan untukmenyerahkan uang panjar pembelian rumah dan mobil baru untukmu sertamemberimu kenaikan gaji dan pangkat tertinggi di gereja.

Semua tawaran tersebut aku tolak dan aku katakan kepada mereka, Apakahkalian akan menyesatkanku setelah Allah memberiku hidayah Demi Allahaku takkan pernah melakukannya walaupun kalian memenggal leherku. Kemudian aku menasehati mereka dan kembali mengajak mereka ke agamaIslam. Maka masuk Islamlah dua orang dari kalangan pendeta.

Alhamdulillah, Setelah melihat tekadku tersebut, mereka menarik semuaderajat dan pangkatku. Aku merasa senang dengan itu semua, bahkantadinya aku ingin agar penarikan itu segera dilakukan. Kemudian akumengembalikan semua harta dan tugasku kepada mereka dan akupun pergimeninggalkan mereka,” Sily mengakhiri kisahnya.

Kisah masuk Islam Ibrahim Sily yang ia ceritakan sendiri kepadaku dikantorku, disaksikan oleh Abdul Khaliq sekretaris kantor RabithahAfrika dan dua orang lainnya. Pendeta sily sekarang dipanggil denganDa’i Ibrahim Sily berasal dari kabilah Kuza Afrika Selatan. Akumengundang pendeta Ibrahim -maaf- Da’i Ibrahim Sily makan siang dirumahku dan aku laksanakan apa yang diwajibkan dalam agamaku yaitumemuliakannya, kemudian ia pun pamit. Setelah pertemuan itu aku pergike Makkah al-Mukarramah untuk melaksanakan suatu tugas. Waktu itu kamisudah mendekati persiapan seminar Ilmu Syar'i I yang akan diadakan dikota Cape Town. Lalu aku kembali ke Afrika Selatan tepatnya ke kotaCape Town.

Ketika aku berada di kantor yang telah disiapkan untuk kami di Ma'hadArqam, Dai Ibrahim Sily mendatangiku. Aku langsung mengenalnya dan akuucapkan salam untuknya dan bertanya, Apa yang kamu lakukan disiniwahai Ibrahim. Ia menjawab, Aku sedang mengunjungi tempat-tempat diAfrika Selatan untuk berdakwah kepada Allah. Aku ingin mengeluarkanmasyarakat negeriku dari api neraka, mengeluarkan mereka dari jalanyang gelap ke jalan yang terang dengan memasukkan mereka ke dalamagama Islam.

Setelah Ibrahim selesai mengisahkan kepada kami bahwa perhatiannyasekarang hanya tertumpah untuk dakwah kepada agama Allah, iameninggalkan kami menuju suatu daerah... medan dakwah yang penuhdengan pengorbanan di jalan Allah. Aku perhatikan wajahnya berubah danpakaiannya bersinar. Aku heran ia tidak meminta bantuan dan tidakmenjulurkan tangannya meminta sumbangan. Aku merasakan ada yangmengalir di pipiku yang membangkitkan perasaan aneh. Perasaan iniseakan-akan berbicara kepadaku, Kalian manusia yang mempermainkandakwah, ti-dakkah kalian perhatikan para mujahid di jalan Allah!

Benar wahai sudaraku. Kami telah tertinggal... kami berjalan lamban...kami telah tertipu dengan kehidupan dunia, sementara orang-orang yangseperti Da’i Ibrahim Sily, Da’i berbangsa Spanyol Ahmad Sa'idberkorban, berjihad dan bertempur demi menyampaikan agama ini. Ya Rabbrahmatilah kami.

[SUMBER: SERIAL KISAH TELADAN karya Muhammad Shalih al-Qaththani,seperti yang dinukilnya dari tulisan Dr. Abdul Aziz Ahmad Sarhan,Dekan fakultas Tarbiyah di Makkah al-Mukarramah, dengan sedikitperubahan. PENERBIT DARUL HAQ, TELP.021-4701616]

Artikel Kisah Aneh Seorang Pendeta Yang Masuk Islam diambil dari http://www.asofwah.or.id
Kisah Aneh Seorang Pendeta Yang Masuk Islam.

Tidak ada komentar: