Jumat, 20 Juni 2008

Bertabarruk Dengan Ulama dan Orang-orang Shalih SertaBekas-bekas Sentuhan Mereka

Kumpulan Artikel Islami

Bertabarruk Dengan Ulama dan Orang-orang Shalih SertaBekas-bekas Sentuhan Mereka

>> Pertanyaan :

Apakah ada ulama yang membolehkan mengambil berkah dari para ulama danorang-orang shalih serta bekas-bekas sentuhan mereka berdasarkan atsarberupa perbuatan dari sebagian Sahabat Radhiallahu 'anhum terhadapNabi Shallallahu 'alaihi wa sallam Apa hukumnya Tidak bisakahdiserupakan dengan selain Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam Apakahmungkin mengambil berkah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallamsetelah wafatnya beliau Apakah hukum bertawassul [mengambilperantaraan dalam ibadah] kepada Allah dengan berkah Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam?

>> Jawaban :

Al-Hamdulillah. Tidak boleh mengambil berkah dari selain RasulullahShallallahu 'alaihi wa sallam, dengan wudhunya, rambutnya, keringatnyaatau bagian manapun dari tubuhnya. Semua itu hanya khusus bagi NabiShallallahu 'alaihi wa sallam, karena Allah menjadikan tubuh beliaudan setiap yang menyentuhnya itu penuh kebaikan dan berkah. Oleh sebabitu, para Sahabat Radhiallahu 'anhum tidak pernah mengambil berkahdari salah seorang di antara mereka semasa hidup atau sudah matinya,juga terhadap para Al-Khulafa Ar-Rasyidun dan yang lainnya. Itumenunjukkan bahwa mereka mengetahui bahwa hal tersebut khusus hanyakepada Nabi saja, tidak kepada yang lain. Karena yang demikian ituadalah sarana menuju kemusyrikan dan ibadah kepada selain Allah.Demikian juga tidak dibolehkan bertawassul dengan selain Allah, dengankemuliaan Nabi, jasad, sifat atau keberkahan beliau, karena tidak adadalil, dan karena itu merupakan sarana menuju kemusyrikan dan sikapkultus terhadap beliau. Selain itu, perbuatan itu juga belum pernahdilakukan oleh para Sahabat Radhiallahu 'anhum. Kalau itu merupakanperbuatan baik, tentu mereka telah mendahului kita melakukanya.Demikian juga karena itu bertentangan dengan dalil-dalil syariat,seperti firman Allah: Dan Allah itu memiliki nama-nama yang baik,berdoalah dengan bertawassul dengannya.. [Al-A'raaf : 180] Allahtidak menyuruh untuk berdoa kepadanya dengan kemuliaan seseorang, hakseseorang, atau keberkahan seseorang. Sama dengan bertawassul denganasma Allah bertawassul dengan sifat-sifat-Nya, seperti kemuliaan-Nya,rahmat-Nya, kalam-Nya dan lain-lain. Di antaranya yang diriwayatkandalam hadits-hadits shahih berupa meminta perlindungan dengankata-kata Allah yang sempurna [doa masuk ke satu tempat], dan memintaperlindungan dengan kemuliaan dan kekuasaan-Nya [doa mengobati sakit].Di antara tawassul sesenis yang dibolehkan adalah bertawassul dengankecintaan kepada Allah dan kecintaa kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, juga engan iman kepada beliau. Karena bertawassul dengan amalshalih diriwayatkan dalam kisah beberapa orang yang terjebak dalam goa.Yakni ketika mereka berteduh di dalamnya dan hendak bermalam di situ,tiba-tiba jatuh batu besar dari atas gunung dan menutupi pintu gua.Mereka tidak mampu mendorongnya. Merekapun merundingkan cara untukbisa selamat dari gua itu. Mereka bersepakat bahwa mereka hanya bisaselamat dengan berdoa, dengan perantaraan amal shalih mereka. Yangpertama bertawassul dengan amalannya bahwa ia pernah melakukanperbuatan baik sekali kepada kedua orang tuanya. Mulailah batu karangitu bergeser sedikit, namun belum memungkinkan mereka untuk keluar.Yang kedua bertawassul dengan amalannya bahwa ia memelihara diri darizina, padahal ia mampu melakukannya. Maka bergeserlah batu itu sedikitlagi, namun belum memungkinkan mereka untuk keluar. Lalu yang ketigabertawassul dengan amalan bahwa ia pernah menjaga amanah sedemikianrupa, maka terbukalah pintu gua itu bagi mereka. Hadits tersebuttercantum dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Nabi Shallallahu 'alaihiwa sallam, dari kisah orang-orang terdahulu, karena mengandungpelajaran dan peringatan buat kita. Para ulama telah menjelaskanjawaban yang kami berikan di sini, seperti Syaikhul Islam IbnuTaimiyyah dan murid beliau Ibnul Qayyim, Syaikh Abdurrahman bin Hasandalam Fathul Majied Syarah dari Kitabut Tauhid dan yang lainnya.Adapun hadits tawassul orang buta kepada Nabi pada masa hidupnya, laluNabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan syafa'at kepadanya danmendoakannya sehingga Allah mengembalikan penglihatannya, maka itutermasuk tawassul dengan doa dan syafa'at beliau, bukan kemuliaanbeliau dan hak beliau. Itu jelas sekali dalam hadits tersebut.Sebagaimana di Hari Kiamat nanti manusia akan meminta syafa'at kepadabeliau dalam memutuskan perkara mereka. Dan sebagaimana para penghuniSurga nanti juga akan meminta syafa'at kepada beliau untuk masuk Surgamereka. Itu termasuk bertawassul dengan beliau ketika beliau hidup dikehidupan Akhirat nanti. Itu termasuk tawassul dengan doa dan syafa'atbeliau, bukan dengan jasad dan hak atau kemuliaan beliau, sebagaimanatelah dijelaskan oleh para ulama, di antaranya yang telah kamisebutkan tadi. Kitab Majmu' Al-Fatawa wal Maqalat Al-Mutanawwi'ah olehSyaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Rahimahullah-- VII: 65]

Artikel Bertabarruk Dengan Ulama dan Orang-orang Shalih SertaBekas-bekas Sentuhan Mereka diambil dari http://www.asofwah.or.id
Bertabarruk Dengan Ulama dan Orang-orang Shalih SertaBekas-bekas Sentuhan Mereka.

Tidak ada komentar: