Kamis, 29 Mei 2008

Renungan Kejujuran (1)

Kumpulan Artikel Islami

Renungan Kejujuran (1) Berikut ini beberapa renungan seputar kejujuran,kami memandang penting untuk disampaikan agar ia menjadi jalan hiduporang-orang yang jujur dan perilaku orang-orang beriman. Betapabutuhnya kita untuk merenung-kan aib diri kita, serta kekurangan kitadalam hal kejujuran ini. Sisi kejujuran yang begitu penting telahmenjadi fenomena kelemahan manusia di masa ini, sehingga telahtersebar di kalangan mereka lawan dari sikap jujur [dusta]. Maka saya[penulis] dengan rasa senang hati menyusun tulisan ini -atas izinAllah - agar menjadi bahan renungan untuk kita semua.

Alangkah bagusnya ungkapan yang menggambarkan tentang kejujuran,sebagaimana bait berikut:

Kejujuran adalah satu keharusan atasmu

Walaupun dirimu terbakar oleh panasnya janji

Carilah olehmu keridhaan al-Maula

Celakalah orang yang membuat murka Allah dan mencari ridho manusia

Renungan Pertama [Tentang Definisi]

Kejujuran adalah lawan dari dusta dan ia memiliki arti kecocokansesuatu sebagaimana dengan fakta. Di antaranya yaitu kata rajulunshaduq [sangat jujur] , yang lebih mendalam maknanya daripada

shadiq [jujur]. Al-mushaddiq yakni orang yang membenarkansetiap ucapanmu, sedang ash-shiddiq ialah orang yang terusmenerus membenar-kan ucapan orang, dan bisa juga orang yang selalumembuktikan ucapannya dengan perbuatan. Di dalam al-Qur'an disebutkan[tentang ibu Nabi Isa], Dan ibunya adalah seorang”shiddiqah.

[Al-Maidah: 75]. Maksudnya ialah orang yang selalu berbuat jujur. [LisanulArab 10/193-194]

Kejujuran merupakan simbol Islam dan neraca keimanan, pondasi agama,dan menjadi tanda kesempurnaan orang yang memiliki sifat ini. Iamenempati kedudukan yang tinggi di dalam agama dan dalam urusan dunia.Dengan kejujuran akan terpilah orang yang beriman dan orang munafik,terpilih penghuni surga dari penduduk neraka. Dengannya seorang hambaakan dapat meraih kedudukan al-Abrar [orang baik], dandengannya akan men-dapatkan keselamatan dari api neraka.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disifati dengan ash-shadiqulamin [jujur dan terpercaya] , dan sifat ini telah diketahui olehorang Quraisy sebelum beliau diutus menjadi rasul. Demikian pula NabiYusuf ’alaihis salam juga disifati dengannya, sebagaimanafirman Allah subhanahu wata’ala,

[Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru], Yusuf, haiorang yang amat dipercaya. [QS.Yusuf:46]

Khalifah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu juga mendapatkan julukanini [ash-shiddiq]. Ini semua menunjukkan hawa kejujuran merupakansalah satu perilaku kehidupan terpenting para rasul dan pengikutmereka. Dan kedudukan tertinggi sifat jujur adalah ash-shiddiqiyah Yakni tunduk terhadap rasul secara utuh [lahir batin] dan diiringikeikhlasan secara sempurna kepada Pengutus-Nya [Allah subhanahuwata’ala].

Imam Ibnu Katsir berkata, Jujur merupakan karakter yang sangatterpuji, oleh karena itu sebagian besar shahabat tidak pernahcoba-coba melakukan kedustaan baik pada masa jahiliyah maupun setelahmasuk Islam. Kejujuran merupakan ciri keimanan, sebagaimana pula dustaadalah ciri kemunafikan, maka barang siapa jujur dia akan beruntung. [TafsirIbnu Katsir 3/643]

Renungan ke Dua [Al-Qur'an dan Kejujuran]

Al-Qur'an menyebutkan sifat jujur dalam banyak ayat serta menganjurkankepada kejujuran, dan bahwa ia merupakan buah dari ikhlas dan takwa.Di antara ayat-ayat tersebut adalah:

1. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, Hai orang-orangyang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersamaorang-orang yang benar.” [QS. At-Taubah:119]

Maksudnya ialah; Jadilah kalian semua bersama dengan orang-orang yangjujur dalam ucapan mereka, dalam perbuatan dan segala keadaan mereka.Mereka adalah orang-orang yang yang ucapannya jujur, perbuatannya dankeadaannya tiada lain kecuali kejujuran semata, bebas dari kemalasan,kebosanan, selamat dari tujuan-tujuan yang buruk, dan selalu memuatkeikhlasan dan niat yang baik. [Tafsir Ibnu Sa’di hal 355]

2. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, Supaya Allahmemberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karenakebenarannya. [QS. al-Ahzab:24]

Yakni mereka memperoleh semua itu dengan sebab kejujuran mereka dalamucapan, keadaan dan interaksi mereka dengan Allah subhanahuwata’ala, serta kesesuaian mereka antara lahir dengan batinnya.[

Tafsir Ibnu Sa’di hal 661]

3. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, Allah berfirman, Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benarkebenaran mereka. [QS. al-Maidah:119]

Kejujuran mereka ketika di dunia akan memberikan manfaat kepada merekadi hari Kiamat. Dan tidak ada sesuatu yang bermanfaat bagi seoranghamba pada hari Kiamat serta tidak ada yang menyelamatkannya dariadzab Allah kecuali kejujuran.

4. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, Dangembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukanyang tinggi [qadama shidqin] di sisi Rabb mereka. [QS.Yunus:2]

Maksudnya yaitu keimanan yang benar [jujur], bahwasannya mereka kelakakan mendapatkan qadama shidqin yakni balasan yang takterhingga, pahala yang amat banyak di sisi Rabb mereka dengan sebabapa yang dulu pernah mereka lakukan berupa amal shalih dan kebenaran [jujur].[Tafsir Ibnu Sa’di hal 661]

Ibnu Abbas z berkata, Qadama shiqin maknanya adalah rumahkejujuran [di surga, red], dan diriwayatkan darinya juga, Pahalayang baik karena perbuatan mereka dahulu [di dunia] yang baik. [Al-Jami’Liahkamil Qur’an 8/306]

5. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, Dan orang yangmembawa kebenaran [Muhammad] dan membenarkannya, mereka itulahorang-orang yang bertaqwa.” [QS. Az-Zumar:33]

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, Kejujuran saja belumcukup bagimu, bahkan merupakan keharusan untuk membenarkan [mempercayai]orang-orang yang jujur. Amat banyak manusia yang jujur namun diamenolak untuk membenarkan [mempercayai] orang lain yang jujur, entahkarena sombong atau karena hasad atau selain keduanya. [Madarijas-Salikin 1/306]

6. Allah subhanahu wata’ala menyifati Diri-Nya dengan kejujurandan kebenaran, sebagaimana firman-Nya artinya, Katakanlah, Benarlah[apa yang difirmankan] Allah . [QS. Ali Imran:95]. Dan jugafirman-Nya, Dan siapakah yang lebih benar perkataan[nya] daripadaAllah. [QS. An-Nisa':87]

7. Allah subhanahu wata’ala menyebutkan tentang qadamashidqin , lisana shidiqin , maq'ada shidqin dan juga mudkhala/mukhrajashidqin . Penjelasannya adalah sebagai berikut,

1. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, Dangembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukanyang tinggi [qadama shidqin] di sisi Rabb mereka . [QS.Yunus:2]

Ibnu Abbas berkata radhiyallahu ‘anhu [sebagai-mana tersebut diatas], Makna qadama shidqin ialah rumah kejujuran, disebabkan olehperbuatan mereka yang telah lalu [di dunia].

2. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, Dan Kamianugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikanmereka buah tutur yang baik lagi tinggi [lisana shidqin]. [QS.Maryam:50]

Diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas i]radhiyallahu ‘anhu, bahwa maknafirman Allah lisana shidqin adalah pujian-pujian yang baik.

3. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, Sesungguhnyaorang-orang yang bertaqwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai,di tempat yang disenangi [maq'adi shidqin] di sisi [Rabb] Yang MahaBerkuasa.” [QS. 54:54-55]

Makna maq'adi shidqin yaitu majlis [tempat duduk] yang haqyang tidak ada kesia-siaan dan ucapan kotor di dalamnya yakni surga. [Al-Jami’liahkamAl-Qur’an 17/150]

4. Firman Allah subhanahu wata’ala artinya, Dan katakanlah, Ya Rabb-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah[pula] aku secara keluar yang benar. [QS. Al-Israa': 80]

Artinya adalah Jadikan permulaan [mulai] dan pengakhiran [selesai]dari segala sesuatu adalah dalam rangka ketaatan kepada-Mu, dan dalamkeridhaan-Mu. Ini disebabkan karena memuat keikhlasan dan kesesuaiandengan apa yang diperintahkan. [Tafsir Ibnu Sa’di hal 465]

Imam Ibnul Qayyim berkata, Kelima macam ini [yang tersebut di atas,red] merupakan hakikat kejujuran, yaitu kebenaran yangberkesinambungan, terhubung dengan Allah subhanahu wata’ala dan sampaikepada-Nya, yaitu segala sesuatu yang sesuai dengan perintah Allah dandilakukan karena-Nya berupa ucapan dan perbuatan.” Maka balasan darisemua itu di dunia dan di akhirat adalah [taufik untuk] masuk [mulai]perbuatan dengan benar dan keluar [selesai] darinya dengan benar,yaitu dari awal hingga akhirnya adalah haq, eksist, dan denganpetunjuk Allah serta dalam rangka mencari keridhaan-Nya. [Madarijas-Salikin 2/270]. Wallahu a'lam.

Sumber: Majalah “Al Jundi Al Muslim” No.121 Ramadhan 1420, olehSyaikh Sulthan Fuad Al-Thubaisyi. bagian ke 1 dari 4 edisi.

Artikel Renungan Kejujuran (1) diambil dari http://www.asofwah.or.id
Renungan Kejujuran (1).

Tidak ada komentar: