Jumat, 23 Mei 2008

Pintu-Pintu Masuknya Syetan

Kumpulan Artikel Islami

Pintu-Pintu Masuknya Syetan Imam Ibnul Qayyim menyebutkan empat macam pintumasuknya syetan untuk menjerumuskan manusia. Empat pintu tersebutadalah; lahazhat [pandangan mata], khatharat [angan-angan],

lafzhat [ucapan lisan], dan khuthuwat [langkah kaki].Beliau rahimahullah telah menjelaskan betapa bahayanya jikakita meremeh kan dan tidak waspada terhadap empat hal ini. Selain itu,beliau juga menjelaskan bagaimana cara untuk menjaga diri darinya agarseseorang selamat dari tipu daya dan gangguan syetan.

Di antaranya beliau mengatakan, Karena sumber kemaksiatan itu dimulaidari pandangan, maka Allah subhanahu wata’ala mendahulukanperintah menundukkan pandangan daripada perintah menjaga kemaluan.Karena berbagai kejadian buruk itu dimulai dari padangan, sebagaimanaapi yang besar berasal dari percikan yang kecil. Maka dimulai daripandangan, lalu menjadi angan-angan, lalu langkah kaki dan terakhirmelakukan dosa. Berikut ini penjelasan ringkas tentang empat hal diatas, semoga bermanfaat.

Lahazhat [Pandangan Mata]

Yang dimaksudkan lahazhat adalah mengikuti hawa nafsu dan memberikebebasan kepadanya. Padahal menjaganya adalah pangkal terjaganyakemaluan. Maka siapa yang dengan bebas melemparkan pandangan danmengikuti hawa nafsunya, berarti dia telah menjerumuskan dirinya dalamkehancuran.

Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam telahmengingatkan kita, sebagaimana sabdanya,Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan berikutnya, karenauntukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya bukanuntukmu. [HR. Ahmad]

Beliau juga melarang duduk-duduk di pinggir jalan. Maka para shahabatbertanya, Bagaimana jika kondisi mengharuskan untuk itu [duduk dipinggir jalan]” Maka beliau menjawab, Jika engkau memang harusmelakukan itu, maka berikanlah hak jalan. Para shahabat bertanya, Apakah hak jalan itu” Beliau menjawab, Menahan pandangan, tidakmengganggu orang dan menjawab salam. [Muttafaq 'alaih]

Pandangan adalah sumber berbagai bencana yang banyak menimpa manusia,karena pandangan akan melahirkan angan-angan, lalu angan-anganmelahirkan pemikiran, pemikiran melahirkan syahwat, dan syahwatmemunculkan keinginan, lalu keinginan itu makin menguat hingga menjadi

azam [tekad], akhirnya terjadilah perbuatan, jika tidak adayang menghalangi. Maka dikatakan bahwa bersabar untuk menahanpandangan lebih ringan dibanding bersabar menahan derita setelahnya.

Pandangan seperti anak panah yang meluncur terus dan tidak akan sampaipada sasaran sebelum orang yang memandang menyediakan tempat untuknyadi dalam hati. Kemudian setelah itu pandangan tersebut menggoreskanluka dalam hati, lalu disusul lagi dengan luka yang lain sebagaitambahan atas luka yang sebelumnya. Akhirnya pedihnya luka pun takdapat terhindarkan lagi karena pandangan yang terulang terus menerustiada henti.

Khatharat [Angan-angan]

Angan-angan urusannya lebih sulit lagi, karena ia merupakan awalterjadinya kebaikan atau keburukan. Dari angan-angan lahir keinginandan kemauan serta azam [tekad]. Maka siapa yang memeliharaangan-angannya berarti dia telah memegang kendali dirinya, telahmenundukkan hawa nafsunya. Dan siapa yang dikalahkan olehangan-angannya maka hawa nafsu akan mengendalikannya. Siapa yangmeremehkan angan-angan, maka angan-angannya akan menggiring nya menujukehancuran.

Angan-angan seseorang berkisar pada empat hal pokok, yaitu; Pertama,angan-angan yang memberikan manfaat keduniaan; Ke dua,angan-angan yang mendatangkan madharat keduniaan; Ke tiga,angan-angan yang memberikan maslahat akhirat; Ke empat,angan-angan yang mendatang kan madharat akhirat.

Maka hendaknya seseorang selalu melihat kepada apa yang dia angankan,dia pikirkan, dan dia inginkan lalu menimbangnya dengan empat hal diatas. Lalu memilih yang terbaik, mendahulukan mana yang terpenting,mengakhirkan yang kurang penting.

Khayalan dan angan-angan kosong adalah sesuatu yang berbahaya bagimanusia, karena ia hanya akan melahirkan rasa lemah, malas, danakhirnya sikap meremehkan dan tidak perhatian terhadap waktu laluberujung pada kerugian dan penyesalan.

Maka seorang yang berakal, angan-angannya berkisar pada hal-hal yangbaik, penting dan perlu. Dan untuk itulah syariat datang. Karenakebaikan dunia dan akhirat tidak akan dicapai kecuali dengan mengikutisyariat itu. Pikiran dan angan-angan yang paling mulia adalah segalayang ditujukan untuk Allah subhanahu wata’ala dan negri akhirat,di antara contohnya adalah:

Memikirkan ayat-ayat Allah subhanahu wata’aladan berusaha memahaminya, sebab Allah subhanahu wata’alamenurunkan al-Qur'an bukan hanya sekedar untuk dibaca.

Memikirkan ayat-ayat yang dapat kita saksikan [ayatkauniyah] dan mengambil pelajaran darinya.

Memikirkan pemberian Allah subhanahu wata’ala,kebaikan dan nikmat-nikmat-Nya yang beraneka ragam kepada segenapmakhluk, keluasan rahmat Allah subhanahu wata’ala, kesantunandan ampunan-Nya.

Memikirkan kewajiban-kewajiban kita terhadapwaktu, tugas-tugas yang harus ditunaikan dan mendata berbagairencana kerja. Seorang yang bijak menjadi anak dari waktunya. Jikawaktu disia-siakan maka hilanglah kebaikan, karena kebaikan itudengan memanfaatkan waktu, kalau waktu sudah lewat maka tak mungkinuntuk diraih kembali.

Lafzhat [Ucapan Lisan]

Cara untuk memelihara ucapan adalah dengan menjaganya agar tidakberbicara yang sia-sia, tidak berbicara kecuali yang diharapkanmemberi keuntungan dan manfaat dalam agama. Jika ingin berbicara makahendaknya melihat, apakah ucapan itu memberi kan keuntungan dan faidahatau tidak Jika tidak memberi keuntungan maka perlu ditinjau lagi.

Jika engkau ingin tahu apa yang ada dalam hati seseorang, makaperhatikanlah gerakan mulutnya, karena mulutnya akan memperlihatkankepadamu apa yang ada di dalam hatinya. Yahya bin Muadz berkata, Hatiitu ibarat periuk yang sedang mendidih, sedangkan lisan ibaratgayungnya. Maka perhatikanlah seseorang ketika berbicara, karenalisannya sedang menciduk untukmu apa yang ada dalam hatinya, manisatau pahit, tawar atau asin, dan lain sebagai nya. Dan cidukanlisannya akan menje- laskan kepadamu rasa hati orang itu.”

Dalam sebuah hadits marfu' dari Anas disebutkan,Tidak lurus keimanan seorang hamba sebelum lurus hatinya, dantidak lurus hati seseorang sebelum lurus lisannya. [HR. Ahmad,dan ada penguatnya]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam ketika ditanya tentangsesuatu yang banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka, maka beliaumenjawab, Mulut dan kemaluan. [HR. at-Tirmidzi dan berkatahadits hasan shahih]

Khuthuwat [Langkah Kaki]

Langkah kaki, cara menjaganya adalah dengan tidak mengangkat telapakkaki, kecuali untuk sesuatu yang diharapkan pahala dan kebaikannya.Jika sekiranya langkah kaki tidak menambah pahala, maka duduk adalahlebih baik. Dan mungkin juga melangkah kepada hal yang mubah [boleh],namun diniatkan untuk qurbah [pendekatan diri] semata-mata karenaAllah subhanahu wata’ala, maka langkah kaki akan dinilaisebagai qurbah.

Dalam hal ketergelinciran langkah kaki dan lisan, maka ada ayat yangmenjelaskan bahwa antara keduanya ada saling keterkaitan, sebagaimanafirman Allah subhanahu wata’ala, artinya,

“Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu [ialah]orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabilaorang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata [yangmengandung] keselamatan.” [QS. 25:63]

Dalam ayat di atas, Allah subhanahu wata’ala menyifati ibadurRahman di antaranya adalah istiqamah [lurus] dalam ucapan dan langkahkaki mereka. Sebagaimana juga Allah subhanahu wata’alamengaitkan antara lahazhat [pandangan] dengan khatharat[angan-angan] dalam firman-Nya, artinya,

“Dia mengetahui [pandangan] mata yang khianat dan apa yangdisembunyikan oleh hati.” [QS. 40:19]. Wallahu a’lam bishshawab. [Kholif]

Sumber: Madakhil asy-Syaithan li ighwa’ al-Insan, min kalam al-ImamIbnu Qayyim al-Jauziyah dengan memotong dan meringkas, Qism IlmiDarul Wathan.

Artikel Pintu-Pintu Masuknya Syetan diambil dari http://www.asofwah.or.id
Pintu-Pintu Masuknya Syetan.

Tidak ada komentar: