Selasa, 03 Juni 2008

Etika Bepergian untuk Menunaikan Haji

Kumpulan Artikel Islami

Etika Bepergian untuk Menunaikan Haji

>> Pertanyaan :

Kami sangat merasa bahagia jika tuan guru [syaikh] berkenanmenjelaskan, meskipun sekilas, tentang etika yang paling penting didalam safar [bepergian] untuk menunaikan ibadah haji?

>> Jawaban :

Etika haji itu terbagi menjadi dua, yaitu etika yang bersifat wajibdan etika yang bersifat anjuran. Etika yang bersifat wajib adalahmenunaikan seluruh kewajiban haji dan rukunnya secara sempurna danmenghindari semua pantangan khusus di saat berihram danpantangan-pantangan lainnya serta larangan-larangan di dalam dan diluar ihram.

Sebab Allah Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman,

[Musim] haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yangmenetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidakboleh rafats [perkataan atau perbuatan yang dapat membangkitkan birahiatau bersetubuh], berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masamengerjakan haji. [Al-Baqarah: 197].

Adapun etika yang bersifat anjuran di dalam safar menuju haji adalahmengerjakan segala sesuatu yang harus dilakukan, seperti relaberkorban dengan jiwa dan raga, harta dan kedudukan, suka membantuorang lain [sesama jamaah], sabar atas gangguan mereka, menahan diridan tidak mengganggu atau menyakiti mereka serta berupaya untukberbuat baik kepada mereka, baik di saat dalam keadaan ihram ataupunsebelumnya, sebab yang demikian itu adalah budi pekerti yang luhurlagi utama, yang menjadi tuntutan atas setiap orang beriman kapan dandi mana saja. Dan termasuk etika yang dianjurkan adalah melakukanibadah haji sesempurna mungkin, dengan cara melakukan sunnah-sunnahnyabaik yang bersifat lisan maupun yang praktis, yang insya Allah, akankita bicarakan nanti.

[ Fatwa Syaikh Muhammad bin shalih Al-'Utsaimin ]

Artikel Etika Bepergian untuk Menunaikan Haji diambil dari http://www.asofwah.or.id
Etika Bepergian untuk Menunaikan Haji.

Tidak ada komentar: