Selasa, 08 Juli 2008

Makanya, Jangan mungkir!

Kumpulan Artikel Islami

Makanya, Jangan mungkir! Suatu ketika, ada seorang laki-laki mengunjungikota Baghdad dan membawa sebuah cincin senilai 1000 Dinar. Dia inginmenjualnya namun belum mendapatkan harga yang sesuai. Akhirnya diamendatangi seorang penjual minyak wangi yang katanya orang baik-baikdan agamis. Lalu menitipkan cincin tersebut padanya.

Kemudian dia pergi haji dan sepulangnya dari sana, dia membawakanoleh-oleh buat si penjual minyak wangi. Dia memberi salam kepadanya,namun si penjual seakan tidak mengenalnya lagi, sembari berkata,“Siapa kamu Siapa yang kenal denganmu.”

Pak Haji ini berkata kepadanya untuk menegaskan, “Saya si pemilikcincin itu!.” Akan tetapi, tatkala dia ngotot mengatakan hal itu, sipenjual tersebut malah menendang dan menyeretnya keluar dari tokonya.

Mendengar keributan itu, orang-orang berkerumun, lalu berkata kepadaPak Haji, “Celakalah engkau! Ini orang shalih. Kenapa kamu berdustaterhadapnya.”

Pak Haji menjadi bingung karenanya dan terus mengulangi ucapannyauntuk menjelaskan duduk persoalannya tetapi semakin dia menambahucapan, semakin dia mendapatkan umpatan dan pukulan.

Lalu ada orang yang memberitahunya, “Bagaimana kalau kamu pergi sajamenghadap ke baginda ‘Adlud ad-Daulah [penguasa Daulah al-Hasan binBuwaih], pasti kamu mendapatkan sesuatu yang baik karena firasatnya.”

Maka, dia pun menulis surat dan menceritakan kisahnya. Tulisan ituditempelkan di sebuah batang pohon, lalu disodorkan kepada sangbaginda yang kebetulan sedang lewat. [Hal ini adalah merupakan suatukebiasaan yang dilakukan oleh rakyat kala itu yang mengalamipenganiayaan dan diskriminasi hukum. Biasanya mereka mencegatrombongan penguasa negeri bila melintas di suatu perjalanan danmenceritakan tindakan diskriminasi hukum yang mereka alami melaluitulisan yang disebut Qashash, dan bila orang yang mengalamidiskriminasi ini khawatir tidak dibaca penguasa atau terhalang sesuatu,maka dia menempelkannya pada sebuah batang pohon dan diangkattinggi-tinggi ketika rombongan penguasa lewat sehingga ada jaminandiambil atau dibaca].

Lalu sang baginda berkata kepadanya, “Apa keperluanmu.”

Maka Pak Haji itupun menceritakan kisahnya.

Lantas baginda berkata lagi, “Pergilah besok dan duduklah di toko sipenjual minyak itu selama tiga hari hingga aku melintasimu pada harike-empat, lalu aku akan berdiri dan memberi salam kepadamu. Maka, kamujangan menjawab selain ucapan salam saja. Bila aku sudah akan berlalu,maka singgung lagi di hadapannya perihal cincin itu, kemudian beritahukepadaku apa yang dikatakannya kepadamu!.”

Maka, siasat itupun dilakukan oleh Pak Haji.

Tatkala memasuki hari ke-empat, sang baginda ‘Adlud ad-Daulah’ datangdalam rombongan yang agung. Begitu Pak Haji melihatnya, maka sangbaginda berdiri dan mengucapkan as-Salâmu ‘alaikum.

Pak Haji membalasnya, Wa ‘alaikumus Salâm, sembari tidak bergerak darisitu.

Lantas baginda berkata kepadanya, “Wahai saudaraku, datanglah ke Iraqtapi jangan mendatangi kami dan menyodorkan keperluanmu!.”

Pak Haji menjawab, “Akan tetapi orang ini tidak setuju.”

Dia tidak menambah lagi ucapan selain itu sementara pasukan yang adasemuanya berdiri tegap di situ. Maka, ciutlah hati si penjual minyakdan sadarlah dia bahwa nyawanya sebentar lagi akan melayang.

Begitu baginda ‘Adlud ad-Dauldah’ beranjak dari situ, si penjualminyak cepat-cepat menoleh ke arah Pak Haji, sembari berkata, “Wahaisaudaraku, kapan yah kamu menitipkan cincin itu kepadaku Di dalamwadah apa ia terbungkus Barangkali saja aku ingat lagi!.”

Lalu Pak Haji berkata, “Cirinya begini dan begitu..”

Si penjual bergegas sembari mencari-cari, kemudian membuka sebuahbungkusan dan mengeluarkan cincin tersebut dari dalamnya serayaberkata, “Hanya Allah-lah Yang Maha Tahu bahwa aku benar-benar lupa.Andaikata kamu tidak mengingatkan hal itu kepadaku, tentu aku tidakakan ingat.”

Lantas Pak Haji mengambil cincin tersebut dan menyusul sang baginda‘Adlud ad-Daulah’, lalu memberitahukan kepadanya perihal tersebut.Maka sang baginda menggantungkan cincin itu ke leher si penjual minyakdan menyalibnya di depan pintu tokonya, lantas ada orang yangberteriak, “Inilah balasan orang yang dititipkan sesuatu tapi mungkir!!!!.”

Kemudian Pak Haji mengambil kembali cincinnya tersebut dan kembali kenegerinya.***

[Diambil dari buku Nihâyah azh-Zhâlimîn karya Ibrahim bin ‘Abdullahal-Hâzimiy, Juz.I, h. 105-108, sebagai yang dinukilnya dari bukuTsamarât al-Awrâq, karya al-Hamawiy, h.144]

Artikel Makanya, Jangan mungkir! diambil dari http://www.asofwah.or.id
Makanya, Jangan mungkir!.

Tidak ada komentar: