Kamis, 26 Juni 2008

Tetap Selamat Walaupun Duakali Dilemparkan DariTempat Yang tinggi

Kumpulan Artikel Islami

Tetap Selamat Walaupun Duakali Dilemparkan DariTempat Yang tinggi Asy-Syarif Abul Hasan Muhammad bin Umar Al-Alawybercerita: Ketika aku diisolir oleh pihak pemerintah di benteng Khastdi pinggiran kota Naisabur, Persia, pemilik benteng tersebut menemaniaku dengan cerita-ceritanya. Suatu hari dia bercerita, bahwa bentengini dulu dimiliki oleh seorang pria yang sebelumnya adalah penggembala,kemudian dia menjadi ketua sebuah kelompok perampok dan berhasilmenguasai benteng ini. Dia menjadikan benteng ini sebagai markas.

Banyak pencuri yang bergabung dengannya. Dia bersama kelompoknyasering mengincar daerah-daerah pinggiran. Mereka keluar bersama-sama,membajak harta orang di jalan dan merampas barang milik orang-orangkampung. Mereka membuat kerusakan, ke-mudian kembali ke benteng ini.Tidak ada yang berani menangkap mereka sampai akhirnya datang AbulFadl Ibnul 'Amid yang berhasil mengepung mereka beberapa waktu hinggaberhasil menaklukkan benteng ini dan menyerahkannya kepada pemerintah.

Saat di kepung oleh Abul Fadl, mereka tidak tinggal diam, mereka turundan mengadakan perlawanan. Tetapi Abul Fadl -akhirnya- berhasilmenguasai mereka dalam sebuah pertarungan yang terjadi antara AbulFadl dan mereka yang berjumlah kurang lebih 50 orang. Abul Fadl inginmembunuh mereka dengan cara yang dapat membuat takut semua orang yangtinggal di benteng itu. Benteng itu terletak di sebuah gunung yangbesar dan berhadapan dengan sebuah gunung lain tempat Abul Fadlsinggah per-tama kali sebelum masuk ke dalamnya.

Abul Fadl membawa semua orang yang berhasil ditawan itu ke puncakgunung tempat benteng itu berada. Kemudi-an melemparkan mereka satuper satu. Di antara mereka yang dilempar itu ada yang tiba di tanahdalam keadaan terpotong-potong karena berbenturan keras denganbatu-batu gunung yang runcing. Tak satu pun dari mereka yang selamat.Tetapi anehnya, ada seorang anak muda yang baru tumbuh jenggot dankumisnya-, ketika dilemparkan dari atas gunung dia tiba di tanah dalamkeadaan selamat. Tidak cidera sedikit pun, sementara tali yangmengikatnya putus bercerai-berai. Anak muda ini terus bangun inginmenyelamatkan diri.

Abul Fadl beserta kawan-kawannya meneriakkan takbir dan tahlil kalamelihat bagaimana anak muda itu bisa sela-mat. Semua yang tinggal didalam benteng juga ikut bertahlil.

Abul Fadl jadi penasaran dan murka. Dia memerintahkan agar anak mudaitu dibawa lagi ke hadapannya. Ditangkaplah anak muda itu kembali dandiikat tangannya, kemudian Abul Fadl memerintahkan untuk dilemparkanlagi. Akan tetapi orang-orang yang bersamanya meminta agar diadiampuni saja. Abul Fadl menolak permintaan itu, bahkan dia bersumpahagar anak muda itu dilemparkan lagi. Mereka pun diam. Dilemparkanlahanak muda itu, ketika dia tiba di tanah, ternyata dia bangun, berjalantanpa ada cidera. Saat itu, gema takbir dan tahlil lebih keras dariyang pertama.

Orang-orang yang hadir saat itu berkata, 'Apa yang kau inginkansetelah ini' Kemudian mereka memohon agar dia diampuni, sampai-sampaiada di antara mereka yang menangis. Abul Fadl menjadi malu campurheran. Dia berkata, 'Kalau begitu, bawalah dia ke mari dalam keadaanaman!' Setelah anak muda itu berada di hadapannya, dia memerintahkanagar tali pengikatnya dilepas dan diberi hadiah baju. Abul Fadlberkata, 'Ceritakanlah dengan jujur tentang rahasiamu bersama Allahsehingga kau bisa diselamatkan seperti ini!'

Anak muda itu menjawab, 'Aku tidak tahu amal apa yang telahmenjadikanku berhak mendapatkan ini. Hanya saja, dulu, saat aku masihmuda sekali belum ada bulu yang tumbuh di wajahku aku pernah bersamaguruku Fulan yang termasuk korban yang terbunuh hari ini. Pria itusering membawaku keluar bersamanya. Kami meram-pok orang di jalan,membunuh, merampas harta orang, mencemari kehormatan wanita,memperkosa mereka dan mengambil semua apa yang kami dapati. Bila akutidak menuruti perintahnya, maka dia akan menyiksaku atau mungkinsampai membunuhku.' Abul Fadl bertanya, 'Apakah kamu melalukan puasadan shalat' Anak muda itu menjawab, 'Aku tidak tahu apa yang namanyashalat. Aku tidak pernah puasa dan memang tidak ada satu pun di antarakami yang berpuasa.'

Abul Fadl kaget, 'Hei, kalau begitu, amal apa yang kamu kerjakanhingga Allah bisa menyelamatkanmu Apakah kamu dulu bersedekah' Anakmuda itu menjawab, 'Siapakah orang yang mau atau berani mendatangikami hingga kami bisa bersedekah kepadanya'

Abul Fadl kembali bertanya, 'Coba pikirkan dan ingat-ingatlah sebuahamal yang kamu kerjakan ikhlas karena Allah, walaupun amal yang kecil.'

Sejenak pemuda itu berfikir, kemudian berkata, 'O ya, dulu, gurukupernah menyerahkan kepadaku -dua tahun yang lalu-seorang pria yang diatawan di sebuah jalan setelah semua barangnya dilucuti dan dibawanyake dalam benteng ini. Guruku berkata kepadanya, 'Kau boleh mene-busdirimu dengan harta yang kau simpan di keluargamu. Kalau tidak, kauakan kubunuh.' Tapi orang itu menjawab, 'Aku tidak mempunyai apapundari dunia ini selain apa yang telah kau ambil dariku.'

Berhari-hari orang tersebut disiksa, tetapi tetap tidak mau mengaku.Suatu saat, dia merasakan siksa yang dideritanya begitu kuat, akhirnyadia bersumpah demi Allah dan dengan sumpah-sumpah berat lainnya untukmeyakinkan bahwa dia tidak mempunyai apa-apa selain yang telah diambiloleh guruku, dan bahwa di keluarganya dia hanya meninggalkan hartayang cukup untuk kebutuhan sebulan saja sampai dia nanti kem-balikepada mereka. Dia juga menjelaskan, bahwa kondisi-nya sekarang telahmemungkinkan dia dan keluarganya untuk menerima zakat. Untukselanjutnya si pria itu pasrah untuk mati. Setelah guruku yakin bahwapria itu tidak ber-dusta, dia berkata kepadaku, 'Keluarkan dia danbawalah ke tempat itu, lalu sembelihlah dia di sana dan bawakepala-nya padaku.'

Maka aku pun membawa pria itu turun dari benteng. Ketika dia melihatkumenarik-narik tubuhnya, dia berta-nya, 'Kemana kau membawaku Apa yangkau inginkan' Lalu aku jelaskan kepadanya perintah guruku. Mendengaritu, dia menangis sambil memukul-mukul dirinya minta dikasihani. Diamemohon agar aku tidak melaksanakan perintah itu denganmenyebut-nyebut Asma' Allah Subha-nahu wa Ta'ala. Dia mengatakan,bahwa dia mempunyai putri-putri yang masih kecil dan tidak ada yangmemberikan nafkah pada mereka selain dia. Dia juga meminta agar akutakut kepada Allah, kemudian menjelaskan pahala bagi orang yangmengeluarkan seorang muslim dari musibah dunia ini... dan akhirnya diamemintaku melepaskannya.

Kemudian Allah menurunkan rahmat ke dalam hatiku. Lalu aku katakanpadanya, 'Bila aku tidak kembali kepadanya dengan membawa kepalamu,dia pasti akan membunuhku dan dia akan mengejar dan membunuhmu juga.'

Dia menjawab, 'Lepaskanlah aku, dan kau jangan lang-sung kembalikepadanya. Berdiamlah dulu beberapa saat, sementara aku akan larisehingga dia tidak akan bisa menyusulku. Dan kalaupun dia nantiberhasil menyusulku, kau telah terlepas dari darahku [tidak membunuhku]dan temanmu itu juga tidak akan membunuhmu serta tetap senang kepadamu.Di sini kau akan mendapatkan pahala, dan Allah tidak akan pernahmenyia-nyiakan balasan orang yang berbuat kebajikan.'

Saat itu, rasa kasihanku kepadanya bertambah besar, lalu aku bertanyakepadanya, 'Ambilkan batu dan pukulkan ke kepalaku hingga berdarah.Setelah itu kau lari, semen-tara aku akan duduk di sini sampai akuperkirakan kau telah menempuh perjalan beberapa kilo meter. Setelahitu, baru aku akan kembali ke benteng.'

Dia menjawab, 'Aku rasa tidak baik bila aku membalasmu untukpembebasan ini dengan memukul kepalamu sampai berdarah.' Aku berkata,'Tidak ada cara untuk menyelamatkan kita berdua kecuali begini.'

Akhirnya dia mau melakukan, setelah memukul kepala-ku dia lari dengancepat. Sementara aku tak beranjak dari tempat dudukku. Setelah akuperkirakan dia telah berada di jarak beberapa kilo meter, aku kembalikepada guruku dengan kepala bersimbah darah.

Guruku bertanya, 'Apa yang terjadi denganmu, mana kepala orang itu!'Aku jawab, 'Kau telah menyerahkan syaitan kepadaku, bukan orang.Ketika sampai di tanah lapang, dia langsung memukulku dan berhasilmerobohkan aku di tanah serta menghantamku dengan batu seperti yangkau lihat sendiri. Kemudian dia lari sementara aku pingsan. Aku tidakbisa beranjak dari tempatku sampai darahku kering dan kekuatanku pulihkembali, lalu aku datang kepadamu.'

Kemudian guruku mengutus orang-orangnya untuk mengejar, dan keesokanharinya tanpa ada hasil. Dan bila Allah memang akan menyelamatkankudengan amal yang pernah aku perbuat, maka barangkali inilah amal itu.'

Setelah mendengar cerita itu, Abul Fadl menjadikan anak muda itutermasuk teman-teman dekatnya.

Artikel Tetap Selamat Walaupun Duakali Dilemparkan DariTempat Yang tinggi diambil dari http://www.asofwah.or.id
Tetap Selamat Walaupun Duakali Dilemparkan DariTempat Yang tinggi.

Tidak ada komentar: