Kamis, 26 Juni 2008

Menghindari Hutang

Kumpulan Artikel Islami

Menghindari Hutang Berhutang merupakan kenyataan yang melanda hampirsetiap rumah tangga muslim. Apalagi ketika lebaran seperti sekarangini. Agar Anda terhindar dari jerat hutang dan tidak menyesalkarenanya, praktikkanlah nasihat-nasihat di bawah ini:

Renungkanlah selalu hadits-hadits tentang akibat hutang

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi seorang laki-laki [yangmeninggal dunia] untuk dishalatkan, maka beliau bersabda, artinya:Shalatkanlah teman kalian, karena sesung-guhnya dia memiliki hutang. Dalam riwayat lain disebutkan: Apakah teman kalian ini memilikihutang Mereka menjawab, 'Ya, dua dinar'. Maka Nabi shallallahu 'alaihiwasallam mundur seraya bersabda, 'Shalatkanlah teman kalian!' Lalu AbuQatadah berkata, 'Hutang-nya menjadi tanggunganku'. Maka Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Penuhilah [janjimu]!, lalubeliau men-shalatkannya. [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, shahih].

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda:Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung karena hutangnya, sampai iadibayarkan. [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, shahih].

Dari Abdullah bin Amr, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda:Semua dosa orang yang mati syahid diampuni, kecuali hutang. [HR.Muslim].Demi jiwaku yang ada di TanganNya, seandainya ada seorang laki-lakiterbunuh di jalan Allah, kemudian ia dihidupkan lagi, lalu terbunuhlagi, kemudian dihidupkan lagi dan terbunuh lagi, sedang ia memilikihutang, sungguh ia tidak akan masuk Surga sampai hutangnya dibayarkan. [HR. An-Nasa'i, hasan].

Jangan berhutang kecuali karena terpaksa

Pada kenyataannya, banyak orang yang berhutang untuk bisa merayakanlebaran layaknya orang kaya, untuk bisa menyelenggarakan pestaperni-kahan dengan mewah, untuk bisa memiliki gaya hidup modern,misalnya dengan kredit mobil, rumah mewah, perabotan-perabotam mahaldsb. Lebih ironi lagi, ada yang hutang untuk selamatan keluarganyayang meninggal karena malu kepada para tetangga jika tidakmengadakannya, atau jika makanannya terlalu sederhana.

Aisyah berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membeli makanandari seorang Yahudi dengan tempo dan beliau memberi jaminan baju besikepadanya. [HR. Al-Bukhari].

Ibnul Munir berkata, 'Artinya, seandainya beliau shallallahu 'alaihiwasallam ketika itu memiliki uang kontan, tentu beliau tidakmengakhirkan pembayarannya. [Lihat, Fathul Bari, 5/53].

Bertaqwalah kepada Allah sebelum dan ketika berhutang.

Allah berfirman, artinya:Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah maka akan diberikan kemudahanurusannya. [Ath-Thalaq: 4].

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya:Barangsiapa mengambil harta orang [berhutang] dan ia inginmembayarnya, niscaya Allah akan menunaikannya dan barangsiapaberhutang dengan niat menghilangkannya [tidak membayar], niscaya Allahmembuatnya binasa. [HR. Al-Bukhari].Siapa yang meminjam dan sengaja untuk tidak membayarnya, niscaya iamenemui Allah dalam keadaan sebagai pencuri. [Shahih Ibnu Majah, no.1954, 2/52].

Hutang adalah kesedihan di malam hari dan kehinaan di siang hari

Banyak orang menyembunyikan diri dari pandangan manusia karena takutbertemu dengan orang yang menghutanginya. Karena itu dianjurkan bagiyang menghutangi untuk meringankannya. Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda:Barangsiapa meringankan hutang orang yang dihutanginya ataumembebaskannya maka ia berada di bawah naungan 'Arasy pada hari Kiamat. [HR. Muslim].

Jangan tertipu oleh promosi dan iklan bank

Bank-bank selalu mengiklankan agar orang melakukan transaksikeuangannya dengan jasa bank. Di antaranya, juga promosi mendapatkankredit secara mudah. Hal itu karena hasil bank-bank ribawi adalah dariprosentasi bunga uang yang dipinjamkannya. Semakin lama masa pinjamanseseorang semakin besar pula keuntungan yang diraup bank, itulah yangdikehendaki bank. Dan itulah hakikat riba, Allah berfirman, artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba denganberlipat ganda dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkeberuntungan. [Ali Imran: 130].

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:Satu dirham uang riba yang dimakan seseorang dan dia mengetahuinyalebih berat [dosanya] dari-pada 36 kali berzina. [HR. Ahmad, di-shahih-kan oleh Al-Albani].Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sungguh telah melaknat pemakan riba,pemberi riba, penulis dan kedua saksi atasnya. Beliau bersabda, 'Merekaitu sama saja'. [HR. Muslim].

Dalam mu'amalah ribawi, bank selalu mengeruk keuntungan, sedangkanpeminjam bisa saja sewaktu-waktu merugi. Adapun banyaknya bank ribawiyang bangkrut, padahal secara matematis selalu untung maka hal ituadalah bukti kebenaran firman Allah:Allah memusnahkan [membangkrutkan] riba dan mengembangkan sedekah. [Al-Baqarah: 276].

Pemakaian kartu kredit

Di zaman supra modern ini banyak bertebaran kartu kredit. Pemiliknyabisa membeli apa saja, karena perusahaan yang mengeluarkan kartukredit itu menjamin membayarnya. Secara lahiriah, pelayanan tersebutadalah rahmat, praktis dan sangat memanjakan. Tetapi ingat, jikamengakhirkan pembayaran untuk beberapa lama maka hutangnya akanmenumpuk ditam-bah bunganya. Belum lagi pemilik kartu kredit akanselalu keranjingan untuk berbelanja hingga barang-barang yang tidakperlu sekalipun. Lalu, jika ia tidak segera membayarnya, maka ia akanterperosok ke dalam riba. Na'udzubillah.

Hindari membeli secara kredit

Kini membeli barang-barang secara kredit seperti sudah menjadi simbolzaman ini. Padahal ia adalah fenomena yang salah. Orang yang telahmembeli secara kredit apalagi dengan nilai nominal yang tinggi- kelakakan menyesal. Sebab misalnya, orang yang membeli mobil secara kredit,dia akan membayar kira-kira dua kali lipat dari harga biasanya. Dansemakin lama masa kreditnya semakin berlipat pula yang harus ia bayar.

Jangan termakan oleh paham yang menyesatkan

Sebagian orang ada yang berpendapat, orang yang tidak memiliki hutangadalah orang yang diragukan kejantanannya. Bahkan mereka mengolok-olokkawannya yang memiliki hutang sedikit.

Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, berkata: Tidak diragukan lagi, iniadalah keliru. Bahkan hina tidaknya seseorang tergantung padahutangnya. Siapa yang tidak memiliki hutang maka dia adalah orangmulia dan siapa yang memiliki hutang maka dialah orang yang hina.Karena sewaktu-waktu orang yang menghutanginya bisa menuntut danmemenjarakannya. Ia adalah orang yang sakit dan menginginkan semuaorang sakit seperti dirinya. Karena itu, orang yang berakal tidakperlu mem-pedulikannya.

Berlindung kepada Allah dari tidak bisa mem-bayar hutang

Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam memperbanyak do'a:Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kegelisahan dan kesedihan,dari kelemahan dan kemalas-an, dari sifat pengecut dan bakhil sertadari tidak mampu membayar hutang dan dari penguasaan orang lain. [HR.Al-Bukhari].

Dari Aisyah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalatnyaberdo'a:Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari dosa dan hutang.

Maka seseorang bertanya, 'Wahai Rasulullah, betapa sering engkauberlindung dari hutang Maka beliau menjawab, 'Sesungguhnya bilaseseorang itu berhutang akan berdusta dan berjanji tetapi ia pungkiri.'[Fathul Bari, 5/61].

Muliakanlah tamu tanpa berlebihan

Sebagian orang begitu sangat memuliakan tamunya. Mereka berusaha untukmembeli berbagai makanan untuk menjamu tamunya tersebut, meskiterkadang dengan menghutang. Syari'at Islam mengajarkan agar kitamemuliakan tamu, tetapi juga menekankan untuk tidak boros. Allahberfirman, artinya:Dan janganlah kalian berlebih-lebihan [boros], sesungguhnya Allahtidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. [Al-An'am: 141].

Jangan membebani diri melebihi kemampuan

Sebagian orang ada yang memaksakan diri, misalnya pergi haji denganmenjual rumah atau sawah tempat penghasilannya sehari-hari, sehinggasekembali dari haji ia menjadi orang yang terlunta-lunta dan sengsara.Padahal Allah berfirman, artinya:Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya. [Al-Baqarah: 286].

Bahkan dalam masalah haji, secara khusus Allah berfirman, artinya:Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu atasorang-orang yang mampu melakukan perjalanan ke Baitullah. [Ali Imran:97].

Mempertimbangkan untung-rugi sebelum berusaha

Sebagian orang begitu melihat kawannya sukses dengan usaha tertentuserta merta ia terjun di bidang yang sama.

Tidak diragukan lagi bahwa semua ada dalam taqdir Allah, tetapimembuka usaha tanpa pertimbangan matang adalah salah satu sebabkerugian dan terjerat hutang.

Program membayar pinjaman

Di antara hal yang membantu menyelesaikan hutang adalah membayarnyasecara berkala. Bayarlah pinjaman itu berangsur dan jangan menganggapremeh karena sedikit yang dibayarkan. Hal ini insya Allah akanmembantu menyelesaikan hutang secepatnya. [ain].

Disadur dari kitab hatta la taghriq fid duyun, Adil Muhammad AluAbdil Ali.

Artikel Menghindari Hutang diambil dari http://www.asofwah.or.id
Menghindari Hutang.

Tidak ada komentar: