Rabu, 18 Juni 2008

Kasih Sayang Allah Kepada Wanita Shalihah, PenderitaKanker Di Paha

Kumpulan Artikel Islami

Kasih Sayang Allah Kepada Wanita Shalihah, PenderitaKanker Di Paha Ini adalah kisah seorang wanita shalihah yangsangat takwa kepada Allah. Ia amat gemar berbuat kebajikan, tidakputus-putus mengingat Allah, tidak sudi keluar dari mulutnya kata-katayang tak pantas. Bila disebut api neraka, ia lantas ketakutan luarbiasa dan sangat cemas hatinya, ia angkat tangannya seraya memohondengan penuh ketundukan agar terhindar darinya. Dan bila disebut surga,ia demikian bernafsu karena sangat menginginkannya, ia ulurkan keduatangannya seraya berdoa dan bermunajat kepada Allah agar menjadikandirinya termasuk penghuninya. Ia mencintai manusia dan mereka punmencintainya. Ia begitu senang berada di tengah mereka, demikian puladengan mereka terhadapnya.

Suatu ketika, tiba-tiba ia merasakan sakit yang luar biasa di pahanya,lalu ia cepat-cepat mengambil minyak, mengolesi dan mengurutnya. Iajuga mengompresnya dengan air hangat namun rasa sakit itu malahsemakin bertambah.

Setelah pergi ke sana kemari untuk berobat di banyak rumah sakit danberdasarkan petunjuk beberapa orang dokter, ia bersama suaminyaakhirnya pergi ke London. Di sana, di sebuah rumah sakit megah,setelah dilakukan diagonosa secara detil, tim dokter menyimpulkanbahwa di dalam darah wanita shalihah ini terdapat pembusukan. Merekalalu mencari sumbernya dan ternyata sumber rasa sakit itu ada dibagian paha. Para dokter pun memutuskan, wanita ini positif menderitakanker di pahanya. Itulah yang menjadi sumber rasa sakit danpembusukan. Akhirnya, tim dokter itu memutuskan perlunya segeramemotong [mengamputasi] salah satu kaki wanita ini dari bagian ataspaha agar virusnya tidak menyebar.

Di dalam sebuah kamar operasi, wanita ini pasrah dan menyerahkan semuaurusan kepada qadla dan takdir Allah semata sementara lisannya tiadaputus-putusnya berdzikir kepada-Nya, dengan penuh ketulusan memintaperlindunganNya dan berserah diri.

Akhirnya, tim dokter berkumpul dan siap melakukan operasi amputasiyang tergolong berat. Pisau sudah ditancapkan di alat pemotongnya dansi wanita itu pun didekatkan. Daerah yang akan diamputasi pun sudahdiukur sedemikian teliti. Dan di tengah rasa takut yang menghantui dankengerian yang mencekam, aliran listerik pun dihidupkan. Lalu… barusaja alat pemotong bergerak, tiba-tiba terdengar suara patahnya pisau.Semua tercengang melihat kejadian yang baru pertama kali ini. Operasipun terpaksa diulang lagi dengan meletakkan pisau baru namun kejadianserupa kembali terjadi, hingga terulang tiga kali. Kejadian yang anehdalam sejarah ‘amputasi’ ini meninggalkan tanda tanya dan kebingungandari wajah-wajah para dokter tersebut yang saling pandang satu samalain. Kepala tim dokter pun mengajak rekan-rekannya berbincangsebentar di sisi pasien untuk berurun rembug. Kemudian merekamemutuskan untuk melakukan operasi bedah terhadap paha yang semulaakan diamputasi. Tetapi belum lagi menyentuh sasaran, mereka kembalidibuat tercengang. Dengan mata kepada sendiri, mereka melihattiba-tiba mendapati sebuah kapas yang membusuk dalam bentuk yang tidakindah dan kurang sedap baunya. Setelah melakukan pekerjaan ringan, timdokter pun membersihkan daerah pembusukan itu dan mem-vakum-nya. Takberapa lama, wanita itu berteriak keras. Dan, setelah itu rasa sakityang ia alami hilang sama sekali dan tidak ia rasakan lagi keluhanapa-apa.

Setelah tersadar, wanita ahli ibadah itu menengok ke arah kakinya yangternyata tidak diapa-apakan dan mendapati suaminya tengah berbincangdengan tim dokter yang masih saja tampak ketercengangan menghiasiwajah-wajah mereka. Mereka terus bertanya kepada sang suami apakahisterinya sebelum ini pernah melakukan operasi bedah pada pahanya.Para dokter itu akhirnya tahu bahwa kedua pasangan suami isteri inipernah mengalami kecelakaan jalan raya beberapa waktu lalu yangmenyebabkan sang isteri mengalami luka parah di daerah di mana terjadipembusukan itu. Maka, secara spontan, para dokter itu berkata serentak,“Sungguh ini merupakan inayah ilahi semata.”

Mengetahui kondisinya yang sudah pulih dan kabut bahaya tidak lagimengancam dirinya, betapa gembiranya wanita yang shalihah itu. Iasemula membayangkan bakal berjalan dengan hanya sebuah kaki tetapirupanya hal itu tidak terjadi. Ia pun tidak henti-hentinya mengucapkanpuja dan puji syukur ke hadirat Allah di mana ia merasakan betapadekatnya Dia dengan dirinya dan betapa besar belas kasih danrahmat-Nya.

[SUMBER: asy-Syifa’ Ba’da al-Maradl karya Ibrahim bin ‘Abdullahal-Hazimy, hal.27-29]

Artikel Kasih Sayang Allah Kepada Wanita Shalihah, PenderitaKanker Di Paha diambil dari http://www.asofwah.or.id
Kasih Sayang Allah Kepada Wanita Shalihah, PenderitaKanker Di Paha.

Tidak ada komentar: