Kumpulan Artikel Islami
Karir Wanita Dan Wanita Karir Diskursus tentang karir wanita dan wanita karirdewasa ini semakin hangat, terutama di negeri ini dan mendapat-kandukungan serta perhatian serius dari berbagai kalangan, khususnya yangmenamakan diri mereka kaum Feminis dan pemerhati wanita.
Mereka selalu mengangkat tema âœpengungkunganâ Islam terhadap wanitadan mempromosikan motto emansipasi dan persamaan hak di segala bidangtanpa kecuali atau yang belakangan lebih dikenal dengan sebutankesetaraan gender. Banyak wanita muslimah terkecoh olehnya, terutamamereka yang tidak memiliki â˜basicâ™ keagamaan yang kuat dan memadai.
Karena merupakan masalah yang urgen dan berimplikasi serius, makabuletin kita kali ini mengangkat tema tersebut. Semoga tulisan inimenggugah wanita-wanita muslimah untuk kembali kepada fithrah mereka.Amîn.
Kondisi Wanita di Dunia Barat
Dari sisi historis, terjunnya kaum wanita kelapangan untuk bekerja dan berkarir semata-mata karena unsurketerpaksaan. Ada dua hal penting yang melatarbelakanginya:
Pertama, terjadinya revolusi industri mengundang arusurbanisasi kaum petani pedesaan, tergiur untuk menga-du nasib diperkotaan, karena himpitan sistem kapitalis yang melahirkantuan-tuan tanah yang rakus. Berangkat ke perkotaan, mereka berharapmenda-patkan kehidupan yang lebih layak namun realitanya, justrusemakin sengsara. Mereka mendapat upah yang rendah.
Ke dua, kaum kapitalis dan tuan-tuan tanah yang rakussengaja mengguna-kan momen terjunnya kaum wanita dan anak-anak,dengan lebih memberikan porsi kepada mereka di lapangan pekerjaan,karena mau diupah lebih murah daripada kaum lelaki, meskipun dalamjam kerja yang panjang.
Kehidupan yang dialami oleh wanita di Barat yangdemikian mengenaskan, sehingga menggerakkan nurani sekelompok pakaruntuk membentuk sebuah organisasi kewanitaan yang diberi namaâœHumanitarian Movmentâ yang bertujuan untuk membatasi eksploitasikaum kapitalis terhadap para buruh, khususnya dari kalangananak-anak. Organisasi ini berhasil mengupayakan undang-undangperlindungan anak, akan tetapi tidak demi-kian halnya dengan kaumwanita. Mereka tetap saja dihisap darahnya oleh kaum kapitalistersebut.
Hingga saat ini pun, kedudukan wanita karir diBarat belum terangkat dan masih saja mengenaskan, meskipun sudahmendapatkan sebagian hak mereka. Di antara indikasinya, mendapatkanupah lebih kecil daripada kaum laki-laki, keharusan membayar maharkepada laki-laki bila ingin menikah, keharusan menanggung bebanpeng-hidupan keluarga bersama sang suami, dan lain sebagainya.
Beberapa Dampak Negatif dari Terjunnya Wanitauntuk Berkarir
Di antara dampak-dampak negatif tersebut adalah:
Penelitian kedokteran di lapangan [dunia Barat]menunjukkan telah terjadi perubahan yang amat signifikan terhadapbentuk tubuh wanita karir secara biologis, sehingga menyebabkannyakehilangan naluri kewanitaan, tetapi tidak berubah jenis kelaminmenjadi laki-laki. Jenis wanita sema-cam ini dijuluki sebagai jeniskelamin ke tiga. Menurut data statistik, kebanyakan penyebabkemandulan para istri yang bekerja sebagai wanita-wanita karirtersebut bukan karena penyakit yang biasa dialami oleh anggota badan,tetapi lebih diakibatkan oleh ulah wanita di masyarakat Eropa yangsecara total, baik dari aspek materil, pemikiran maupun biologislari dari fithrahnya [yakni sifat keibuan]. Penyebab lainnya adalahupaya mereka untuk mendapatkan persamaan hak dengan kaum laki-lakidalam segala bidang. Hal inilah yang secara perlahan melenyapkansifat keibuan mereka, banyaknya terjadi kemandulan serta mandegnyaASI sebagai akibat perbauran dengan kaum laki-laki.
Di Barat, muncul fenomena yang mengkhawatirkansekali akibat terjunnya kaum wanita sebagai wanita karir, yaituterjadinya tindak kekerasan terhadap anak-anak kecil berupa pukulanyang keras, sehingga dapat mengakibatkan mereka meninggal dunia,gila atau cacat fisik. Majalah-majalah yang beredar di sanamenyebutkan nama penyakit baru ini dengan sebutan Battered Baby Syn[penyakit anak yang dipukul]. Majalah Hexagon dalam volume No. 5tahun 1978 menyebutkan bahwa banyak sekali rumah sakit-rumah sakitdi Eropa dan Amerika yang menampung anak-anak kecil yang dipukulsecara keras oleh ibu-ibu mereka atau terkadang oleh bapak-bapakmereka.
DR. Ahmad Al-Barr mengatakan, âœPada tahun 1967,lebih dari 6500 anak kecil yang dirawat di beberapa rumah sakit diInggris yang berakhir dengan meninggal sekitar 20% dari mereka,sedangkan sisanya mengalami cacat fisik dan mental secara akut. Adalagi, sekitar ratusan orang yang mengalami kebutaan dan lainnyaketulianâ¦setiap tahunnya, ada yang mengalami cacat fisik, ediot danlumpuh akibat pukulan kerasâ.
Para wanita karir yang menjadi ibu rumah tanggatidak dapat memberikan pelayanan secara kontinyu terhadap anak-anakmereka yang masih kecil, karena hampir seluruh waktunya dicurahkanuntuk karir mereka.
Berkurangnya angka kelahiran, sehingga pemerintahnegara tersebut saat ini menggalakkan kampanye memperbanyak anak danmemberikan penghargaan bagi keluarga yang memiliki banyak anak. Halini tentunya bertolak belakang dengan kondisi yang ada di duniaIslam.
Saksi Mereka Berbicara
Seorang Filosof bidang ekonomi, Joel Simonberkata, âœMereka [para wanita] telah direkrut oleh pemerintah untukbekerja di pabrik-pabrik dan mendapatkan sejumlah uang sebagaiimbalannya, akan tetapi hal itu harus mereka bayar mahal, yaitudengan rontoknya sendi-sendi rumah tangga merekaâ.
Sebuah lembaga pengkajian strategis di Amerikatelah mengadakan â˜pollingâ™ seputar pendapat para wanita karirtentang karir seorang wanita. Dari hasil â˜pollingâ™ tersebut didapatkesimpulan: âœBahwa sesungguhnya wanita saat ini sangat keletihan dan65% dari mereka lebih mengutamakan untuk kembali ke rumah merekaâ¦â.
Karir Wanita dalam Perspektif Islam
Allah Taâ™ala menciptakan laki-laki dan wanita dengan karakteristikyang berbeda. Secara alami [sunnatullah], laki-laki memiliki otot-ototyang kekar, kemampuan untuk melakukan pekerja-an yang berat, pantangmenyerah, sabar dan lain-lain. Cocok dengan pekerjaan yang melelahkandan sesuai dengan tugasnya yaitu menghidupi keluarga secara layak.
Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami wanita yaitu: Mengandung,melahirkan, menyusui, mengasuh dan mendidik anak, serta menstruasiyang mengakibatkan kondisinya labil, selera makan berkurang,pusing-pusing, rasa sakit di perut serta melemahnya daya pikir,sebagaimana disitir di dalam Al-Qurâ™an , âœDan Kami perintahkankepada manusia [berbuat baik] kepada dua orang ibu bapanya; Ibunyatelah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah danmenyapihnya dalam dua tahun.â [QS. Luqman: 14].
Ketika dia melahirkan bayinya, dia harus beristirahat, menunggu hingga40 hari atau 60 hari dalam kondisi sakit dan merasakan keluhan yangdemikian banyak, tetapi harus dia tanggung juga. Ditambah lagi masamenyusui dan mengasuh yang menghabiskan waktu selama dua tahun. Selamamasa tersebut, si bayi menikmati makanan dan gizi yang dimakan olehsang ibu, sehingga mengurangi staminanya.
Oleh karena itu, Dienul Islam menghendaki agar wanita melakukanpekerjaan/karir yang tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannyadan tidak mengungkung haknya di dalam bekerja, kecuali padaaspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya danketenangannya serta menjaganya dari pelecehan dan pencampakan.
Dienul Islam telah menjamin kehidupan yang bahagia dan damai bagiwanita dan tidak membuatnya perlu untuk bekerja di luar rumah dalamkondisi normal. Islam membe-bankan ke atas pundak laki-laki untukbekerja dengan giat dan bersusah payah demi menghidupi keluarganya.
Maka, selagi si wanita tidak atau belum bersuami dan tidak di dalammasa menunggu [â˜iddah] karena diceraikan oleh suami atau ditinggalmati, maka nafkahnya dibebankan ke atas pundak orangtuanya atauanak-anaknya yang lain, berdasarkan perincian yang disebutkan olehpara ulama fiqih kita.
Bila si wanita ini menikah, maka sang suamilah yang mengambil alihbeban dan tanggung jawab terhadap semua urusannya. Dan bila diadiceraikan, maka selama masa â˜iddah [menunggu] sang suami masihberkewajiban memberikan nafkah, membayar mahar yang tertunda,memberikan nafkah anak-anaknya serta membayar biaya pengasuhan danpenyusuan mereka, sedangkan si wanita tadi tidak sedikit pun dituntutdari hal tersebut.
Selain itu, bila si wanita tidak memiliki orang yang bertanggung jawabterhadap kebutuhannya, maka negara Islam yang berkewajiban atasnafkahnya dari Baitul Mal kaum Muslimin.
Solusi Islam Terhadap Diskursus Karir Wanita
Ada kondisi yang teramat mendesak yang menyebabkan seorang wanitaterpaksa bekerja ke luar rumah dengan persyaratan sebagai berikut:
Disetujui oleh kedua orangtuanya atau wakilnyaatau suaminya, sebab persetujuannya adalah wajib secara agama danqadlaâ™ [hukum].
Pekerjaan tersebut terhindar dari ikhtilath [berbaurdengan bukan mahram], khalwat [bersunyi-sunyi, menyendiri] denganlaki-laki asing; Sebab ada dampak negatif yang besar. Rasulullah sawbersabda, âœTidaklah seo-rang laki-laki berkhalwat [bersunyi-sunyi,menyendiri] dengan seorang wanita, kecuali bila bersama laki-laki[yang me-rupakan] mahramnyaâ. [HR. Bukhari].
Menutupi seluruh tubuhnya di hada-pan laki-lakiasing dan menjauhi semua hal yang berindikasi fitnah, baik di da-lamberpakaian, berhias atau pun berwangi-wangian [menggunakan parfum]
Komitmen dengan akhlaq Islami dan hendaknyamenampakkan keseriusan dan sungguh-sungguh di dalam berbicara, aliastidak dibuat-buat dan sengaja melunak-lunakkan suara. Firman Allah,âœMaka janganlah sekali-kali kalian melunak-lunakan ucapan sehinggamembuat condong orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit danberkata-katalah dengan perkataan yang maâ™ruf/baikâ.[Al-Ahzab: 32]
Hendaknya pekerjaan tersebut sesuai dengantabiâ™at dan kodratnya seperti dalam bidang pengajaran, kebidanan,menjahit dan lain-lain.
Penutup
Sudah waktunya kita memahami betapa agungnya dien ini di dalam setiapproduk hukumnya, berpegang teguh dengannya, menjadikannya sebagaihukum yang berlaku terhadap semua aturan di dalam kehidupan kita sertaberkeyakinan secara penuh, bahwa ia akan selalu cocok dan sesuai didalam setiap masa dan tempat.
Sumber : [Diambil dari majalah âœAl-Hikmahâ volume VIII, edisiSyawwal 1416 H, hal. 123-140 dengan judul ✠â˜Amal al-Marâ™ah BainaAl-Islam wa Al-Gharbâ tulisan Ibrahim an-Niâ™mah â" Abu Hafshoh]
Artikel Karir Wanita Dan Wanita Karir diambil dari http://www.asofwah.or.id
Karir Wanita Dan Wanita Karir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar