Kumpulan Artikel Islami
Ia Tinggalkan Nyayian Maka Allah Menggantikannyadengan Hidayah dan Iman Negara-negara kafir pada umumnya, baik Barat maupunTimur hidup dalam kesengsaraan. Ya, demi Allah, itulah kenyataanmereka. Sebab hati yang merupakan raja anggota badan adalahasal-muasal kebahagiaan dan kenikmatan serta siksa dan kesengsaraan.
Jangan terkecoh dengan kenikmatan mereka. Memang, jasad mereka beradadi Surga, tetapi hati mereka di Neraka. Inilah kenyataan yang ada!
Karena itu, orang kafir selalu hidup dalam kesempitan dan kesusahan.Allah berfirman:Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu maka sesungguhnyabaginya adalah kehidupan yang sempit dan Kami kumpulkan mereka padahari Kiamat dalam keadaan buta.
Wahai hamba Allah, tahukah kamu apakah kesempitan hidup itu Ia adalahsiksaan dalam hati berupa kesedihan, kesesakan dan berakhir denganbunuh diri.
Ketika negara Skandinavia melihat begitu banyak pen-duduk negaranyayang bunuh diri, justeru mereka berkata, 'Kita siapkan untuk merekatempat bunuh diri sehingga kita bisa memanfaatkan darah mereka untukorang-orang sakit dan kecelakaan'.
Dan berikut ini, wahai saudaraku muslim tercinta ada-lah kisah seorangpemuda yang meninggalkan pesona, godaan dan hiruk-pikuk dunia kemudianhanya meng-hadapkan diri kepada Allah, maka ia pun mendapatkankelapangan dan keleluasaan.
Dahulunya, ia seorang pecinta nyanyian dan segala hal yang biasamenyertainya seperti minum minuman keras, disco, musik dan kemaksiatanserta dosa lainnya.
Ia adalah orang yang hatinya telah dimasuki iman, maka ia mendapatikebahagiaan, ketenangan dan kedamaian. Dengan iman pula, iamendapatkan ketinggian dan kemu-liaan, kebaikan, keshalihan dankeberuntungan.
Ia adalah kisah seorang selebriti Inggris yang amat ter-kenal dikolong langit ini. Ia adalah Cat Stevens yang kemu-dian berganti namamenjadi Yusuf Islam.
Ia bertutur sendiri tentang dirinya. Dan alangkah indah sesuatu yangmurni keluar dari jiwa yang jujur. Cat Stevens berkisah.Aku dilahirkan di London, jantung dunia Barat. Aku dilahirkan di eratelevisi dan angkasa luar. Aku dilahirkan di era teknologi mencapaipuncaknya di negara yang terke-nal dengan peradabannya, negara Inggris.
Aku tumbuh dalam masyarakat tersebut dan aku belajar di SekolahKatholik yang mengajarkanku tentang agama Nashrani sebagai jalan hidupdan kepercayaan. Dari sini pula aku mengetahui apa yang haruskuketahui tentang Allah, Al-Masih 'alaihis salam dan taqdir, yang baikmaupun yang buruk.
Mereka banyak memberitahuku tentang Allah, sedikit tentang Al-Masihdan lebih sedikit lagi tentang Ruhul Qudus [Jibril].
Kehidupan di sekelilingku adalah kehidupan materi. Paham materialisgencar diserukan dariberbagai media informasi. Mereka mengajarkan,kekayaan adalah kekayaan harta benda yang sesungguhnya dan kefakiranadalah ketiadaan harta benda secara hakiki. Amerika adalah contohnegara kaya dan Negara-negara Ketiga adalah contoh kemiskinan,kelaparan, kebodohan dan kepapaan.
Karena itu, aku harus memilih dan meniti jalan kekayaan. Supaya akubisa hidup bahagia. Supaya aku mendapatkan kenikmatan hidup. Karenaitu, aku membangun falsafah hidup bahwa dunia tidaklah ada kaitannyadengan agama. Falsafah inilah yang aku jalani, agar aku mendapatkankebahagiaan jiwa.
Lalu aku mulai melihat kepada sarana untuk meraih kesuksesan. Dan carayang paling mudah -menurutku- adalah dengan membeli gitar, mengaranglagu dan me-nyanyikannya sendiri. Aku lalu tampil di hadapan mereka.Inilah yang benar-benar aku lakukan dengan membawa nama Cat Stevens.Dan tidak berapa lama, yakni ketika aku berusia 18 tahun aku telahmenyelesaikan rekaman dalam delapan kaset. Setelah itu banyak sekalitawaran. Dan aku pun bisa mengumpulkan uang yang banyak. Di sampingitu, pamorku pun mencapai puncak.
Ketika aku berada di puncak ketenaran, aku melihat ke bawah. Aku takutjatuh! Aku dihantui kegelisahan. Akhirnya, aku mulai minum minumankeras satu botol setiap hari. Supaya memotivasi keberanianku untuk me-nyanyi.Aku merasa, orang-orang di sekelilingku berpura-pura puas. Padahaldari wajah mereka, tak seorang pun tampak puas, kepuasan yangsesungguhnya!
Semuanya harus munafiq, bahkan dalam jual beli dan mencari sesuap nasi,bahkan dalam hidup! Aku merasa, ini adalah sesat. Dari sini, aku mulaimembenci kehidupanku sendiri. Aku menghindar dari orang banyak. Akulalu jatuh sakit. Aku kemudian opname di rumah sakit karena sakitparu-paru. Ketika di rumah sakit, kondisiku lebih baik karenamengajakku berfikir.
Aku memiliki iman kepada Allah. Tetapi gereja belum mengenalkankusiapakah Tuhan itu dan aku tak mampu sampai pada hakikat Tuhansebagaimana yang dibicarakan gereja! Pikiranku buntu. Maka aku memulaiberfikir kepada jalan hidup yang baru. Aku memiliki buku-buku tentangaqidah dan masalah ketimuran. Aku mencari tentang Islam dan hakikatnya.Dan seperti ada perasaan, aku harus menuju pada titik tujuan tertentu,tetapi aku tidak tahu keberadaan dan pengertiannya.
Aku tidak puas berpangku tangan, duduk dengan pikiran kosong. Akumulai berfikir dan mencari kebahagiaan yang tidak kudapatkan dalamkekayaan, ketenaran, puncak karir maupun di gereja. Maka aku mulaimengetuk pintu Budha dan Falsafah Cina. Aku pun mempelajarinya. Akumengira, kebahagiaan adalah dengan mencari berita apa yang terjadi dihari esok, sehingga kita bisa menghindari keburukannya. Aku berubahmenjadi penganut paham Qadariyah. Aku percaya dengan bintang-bintang,mencari berita apa yang akan terjadi. Tetapi semua itu ternyata keliru.
Aku lalu pindah kepada ajaran komunis. Aku mengira bahwa kebajikanadalah dengan membagi kekayaan alam ini kepada setiap manusia. Tetapiaku merasa bahwa ajaran komunis itu tidak sesuai dengan fitrah manusia.Sebab ke-adilan adalah engkau mendapatkan sesuai apa yang telah engkauusahakan, dan ia tidak lari ke kantong orang lain.
Lalu aku berpaling pada obat-obat penenang. Agar aku memutuskan matarantai berbagai pikiran dan kebimbang-an yang menyesakkan. Setelah ituaku mengetahui bahwa tidak ada aqidah yang bisa memberikan jawabankepadaku. Yang bisa menjelaskan kepadaku hakikat yang sedang aku cari.Aku putus asa. Dan ketika itu, aku belum mengetahui tentang Islam samasekali. Maka aku tetap pada keyakinan-ku semula, pada pemahamanku yangpertama, yang aku pelajari dari gereja. Aku menyimpulkan bahwakepercaya-an-kepercayaan yang aku pelajari itu adalah keliru. Danbahwa gereja sedikit lebih baik daripadanya. Aku kembali lagi kepadagereja. Aku kembali mengarang musik seperti semula. Dan aku merasaKristen adalah agamaku.
Aku berusaha ikhlas demi agamaku. Aku berusaha mengarang lagu-lagudengan baik. Aku berangkat dari pemikiran Barat yang bergantung padaajaran-ajaran gereja. Yakni ajaran yang memberikan inspirasi kepadamanusia bahwa dia akan sempurna seperti Tuhan jika dia melakukanpekerjaannya dengan baik serta ia mencintai dan ikhlas terhadappekerjaannya.
Pada tahun 1975 terjadi suatu mu'jizat. Yakni ketika saudara kandungkutertua memberiku hadiah satu mushaf Al-Qur'an. Mushaf itu masih tetapbersamaku sampai aku mengunjungi Al-Quds di Palestina. Setelahkunjungan tersebut, aku mulai mempelajari Kitab yang dihadiahkan olehsaudaraku itu. Suatu Kitab yang aku tidak mengetahui apa isi didalamnya, juga tak kuketahui apa yang dibicara-kannya. Lalu akumencari terjemahan Al-Qur'anul Karim setelah aku mengunjungi Al-Quds.Pada pertama kalinya, melalui Al-Qur'an itu, aku berfikir tentang apaitu Islam. Sebab Islam menurut pandangan orang Barat adalah aga-mayang fanatik dan sektarian. Dan umat Islam itu adalah sama saja.Mereka adalah orang-orang asing, baik bangsa Arab maupun Turki. Keduaorang tua saya adalah berdarah Yunani. Dan orang Yunani begitubencinya kepada Turki Muslim. Karena itu, seyogyanya aku membenciAl-Qur'an, yang ia adalah agama dan pedoman orang-orang Turki se-bagaidendam warisan. Tetapi aku memandang, aku harus mempelajarinya [terjemahnya].Tidak mengapa aku menge-tahui isinya.
Sejak pertama, aku merasa bahwa Al-Qur'an dimulai dengan Bismillah [dengannama Allah]. Bukan dengan na-ma selain Allah. Dan ungkapan 'Bismillahirrahmanirrahim'[dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang] begitusangat berpengaruh dalam jiwaku. Lalu surat Al-Fatihah itu berlanjutdengan Fatihatul Kitab [Pembukaan Al-Qur'an], Alhamdulillahirabbil 'alamin[segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam]. Segala puji milik AllahSang Pencipta sekalian alam, dan Tuhan segenap makhluk.
Sampai waktu itu, pemikiran saya tentang Tuhan begitu lemah takberdaya. Mereka mengatakan kepadaku, 'Se-sungguhnya Allah adalahMahaesa, tetapi terbagi menjadi tiga dzat! Bagaimana Saya tidak tahu!'
Dan mereka mengatakan kepadaku, 'Sesungguhnya Tuhan kita bukanlahTuhannya orang Yahudi..!'
Adapun Al-Qur'anul Karim, maka ia mulai dengan ber-ibadah kepada AllahYang Mahaesa, Tuhan segenap alam semesta. Al-Qur'an menegaskan keesaanSang Pencipta. Dia tidak memiliki sekutu yang berbagi kekuasaandengan-Nya. Dan ini adalah pemahaman baru bagiku. Sebelumnya, sebelumaku mengetahui Al-Qur'anul Karim, aku menge-tahui adanya pemahamankesesuaian dan kekuatan yang mampu mengalahkan mu'jizat. Adapunsekarang, dengan pemahaman Islam, aku mengetahui bahwa hanya Allahsemata yang mampu dan Mahakuasa atas segala sesuatu.
Hal itu masih dibarengi dengan keimanan terhadap hari akhir dan bahwakehidupan akhir itu adalah abadi. Jadi, tidaklah manusia itu darisegumpal daging kemudian ber-ubah setiap hari hingga berakhir menjadidebu, sebagai-mana yang dikatakan oleh para ahli biologi. Sebaliknya,apa yang kita lakukan dalam kehidupan dunia ini sangat menentukankeadaan yang akan terjadi dalam kehidupan di hari akhir nanti. Al-Qur'anlahyang menyeruku kepada Islam. Maka aku pun memenuhi seruannya. Adapungereja yang menghancurkanku dan membuatku lelah dan letih, maka dialahyang mengantarkanku kepada Al-Qur'an. Yakni ketika aku tak mampumenjawab berbagai pertanya-an jiwa dan kalbuku.
Di dalam Al-Qur'an, aku melihat sesuatu asing. Ia tidak serupa dengankitab-kitab lain. Ia tidak mengandung beberapa bagian atau sifat-sifatyang ada dalam kitab-kitab agama yang telah kubaca. Di sampulAl-Qur'an, juga aku tidak mendapatkan nama pengarangnya. Karena itu,aku yakin betul dengan makna wahyu yang Allah wahyukan kepada nabiyang diutusNya. Kini, aku telah jelas betul tentang perbedaan antaraAl-Qur'an dengan Injil yang di-tulis oleh tangan-tangan pengarang yangberbeda-beda sehingga melahirkan kisah-kisah yang berbeda pula.
Aku berusaha untuk mencari kesalahan di dalam Al-Qur'an, tetapi akutidak menemukannya. Semua isi Al-Qur'an adalah sesuai dengan pemikirankeesaan Allah yang murni. Dari sini, aku mulai mengenal tentang apaitu Islam.
Al-Qur'an bukanlah satu-satunya risalah. Sebaliknya, di dalamAl-Qur'an didapatkan nama-nama semua nabi yang mereka itu dimuliakanAllah. Al-Qur'an tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya.Dan teori ini adalah sangat logis. Sebab jika Anda beriman kepadaseorang nabi dan tidak kepada yang lain, berarti Anda telahmenghancurkan adanya kesatuan risalah.
Dari sejak itu, aku memahami bagaimana berantainya risalah sejak awalpenciptaan manusia. Dan bahwa manusia sepanjang sejarah selalu terdiridari dua barisan; mukmin atau kafir.
Al-Qur'an telah menjawab semua hal yang kupertanya-kan. Dengandemikian aku merasa bahagia. Kebahagiaan mendapatkan kebenaran.
Aku mulai membaca Al-Qur'an semuanya, sepanjang satu tahun penuh. Akumulai menerapkan pemahaman yang aku baca dari Al-Qur'an. Saat itu akumerasa bahwa akulah satu-satunya muslim di muka bumi ini.
Lalu aku berfikir bagaimana aku menjadi muslim yang sesungguhnya. Makaaku pergi ke masjid London dan aku mengumumkan keislamanku. Akumengatakan, 'Asyhadu anlaa ilaaha illallaah wa anna muhammadarrasuulullaah' [Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembahmelainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah].
Ketika itu, aku yakin bahwa Islam yang kupeluk adalah risalah yangberat, tidak suatu pekerjaan yang selesai dengan sekedar mengucapkandua kalimah syahadat.
Aku telah dilahirkan kembali. Dan aku telah mengetahui ke mana akuberjalan bersama saudara-saudara muslimku yang lain dari hamba-hambaAllah. Sebelumnya, aku sama sekali tidak pernah menemui salah seorangmereka. Seandainya pun ada seorang muslim yang mene-muiku dan berusahauntuk mengajakku kepada Islam, tentu aku menolak ajakannya karenakeadaan umat Islam yang diremehkan dan diolok-olok oleh mediainformasi barat. Bahkan media informasi Islam sendiri seringmeng-olok-olok hakikat Islam. Mereka justeru sering mendukung berbagaikedustaan yang dilontarkan oleh musuh-musuh Islam yang mereka itutidak mampu memperbaiki bangsa mereka sendiri yang kini telahdihancurkan oleh penyakit-penyakit akhlak, sosial dan sebagainya.
Aku telah mempelajari Islam dari sumbernya yang utama, yaitu Al-Qur'anulKarim. Selanjutnya, aku mempelajari sejarah hidup [sirah] Rasulshallallahu 'alaihi wa sallam. Bagaimana beliau dengan perilaku dansunnahnya mengajarkan Islam kepada umat Islam. Aku lalu mengetahuikekayaan yang agung dari kehidupan dan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihiwa sallam. Aku sudah lupa musik. Aku bertanya kepada kawan-kawanku, 'Apaaku mesti melanjut-kan karir musikku' Mereka menasihatiku agar akuber-henti, sebab musik akan melalaikan dari mengingat Allah. Dan inibahaya besar.
Aku menyaksikan pemuda-pemuda yang meninggalkan keluarga mereka danhidup di tengah-tengah musik dan lagu. Ini adalah sesuatu yang tidakdiridhai oleh Islam, yang menganjurkan dibangunnya generasi-generasitangguh.
Itulah kisah seorang penyanyi Inggris terkenal, Cat Stevens [YusufIslam] yang menolak popularitas dan uang, karena ia menemukan apa yangia cari sejak lama, yakni kebenaran dan petunjuk, sumber kebahagiaanabadi, di dunia maupun di akhirat. Karena itu, Allah menggantikannyadengan iman yang tidak ada sesuatu pun yang menan-dingi nilainya, demiAllah!
Hidup tanpa iman adalah Neraka Jahim yang tak tertahankan. Lalu, Allahjuga menggantinya dengan kecintaan Allah kepadanya. Karena Allahmencintai orang-orang ber-iman, bertakwa dan yang berbuat baik. MakaAllah meng-gantinya dengan kecintaan makhluk yang ada di langit danmakhluk yang ada di bumi kepadanya. Allah menggan-tinya dengan namaharum di antara hamba-hamba Allah yang beriman, di Timur maupun diBarat.
Artikel Ia Tinggalkan Nyayian Maka Allah Menggantikannyadengan Hidayah dan Iman diambil dari http://www.asofwah.or.id
Ia Tinggalkan Nyayian Maka Allah Menggantikannyadengan Hidayah dan Iman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar