Rabu, 11 Juni 2008

B O H O N G

Kumpulan Artikel Islami

B O H O N G Di era globalisasi sekarang ini, kebohongan dankepalsuan telah menjalar dan menjadi borok di segala lapisanmasyarakat. Bahkan di Amerika berdasarkan sebuah survey terpercaya,didapatkan angka 91% dari warganya terbiasa berbohong. Sebagian umatIslampun ada yang kecanduan dengan sikap tercela ini. Tulisan di bawahini, mudah-mudahan menguatkan kita untuk menghindari kebiasaan tercelatersebut.

Allah Ta'ala telah menjadikan umat Islam bersih dalam kepercayaan,segala perbuatan dan perkataannya. Kejujuran adalah barometerkebahagiaan suatu bangsa. Tiada kunci kebahagiaan dan ketentramanhaqiqi melainkan bersikap jujur, baik jujur secara vertikal maupunhorizontal.

Kejujuran merupakan nikmat Allah Ta'ala yang teragung setelah nikmatIslam, sekaligus penopang utama bagi berlang-sungnya kehidupan dankejayaan Islam. Sedangkan sifat bohong merupakan ujian terbesar jikamenimpa seseorang, karena kebohongan merupakan penyakit yangmenggerogoti dan menghancurkan kejayaan Islam.

Dusta merupakan dosa dan aib besar, Allah Ta'ala berfirman:Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyaipengetahuan tentangnya. [Al-Isra': 36]

Dari Ibnu Mas'ud Radhiallahu 'Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda:Sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, sedangkankebaikan menuntun menuju Surga. Sungguh seseorang yang membiasakanjujur niscaya dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Dansesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada kemungkaran, sedangkankemungkaran menjerumuskan ke Neraka. Sungguh orang yang selaluberdusta akan dicatat sebagai pendusta . [HR. Al-Bukhari dan Muslim ]

Bohong adalah perbuatan haram, karena membahayakan orang lain, tetapidalam kondisi tertentu berubah hukumnya menjadi mubah bahkan wajib.

Para ulama menetapkan pembagian hukum dusta sesuai dengan limakategori hukum syar'i, meskipun pada dasarnya hukum bohong adalahharam. Adapun pembagiannya adalah sbb:

Haram, yaitu kebohongan yang tak berguna menurut kacamata syar'i.

Makruh, yakni dusta yang dipergunakan untuk memperbaiki kemelutrumah tangga dan yang sejenisnya.

Sunnah, yaitu seperti kebohongan yang ditempuh untukmenakut-nakuti musuh Islam dalam suatu peperangan, sepertipemberitaan [yang berlebihan] tentang jumlah tentara danperlengkapan kaum muslimin [agar pasukan musuh gentar].

Wajib, yaitu seperti dusta yang dilakukan untuk menyelamatkanjiwa seorang muslim atau hartanya dari kematian dan kebinasaan.

Mubah, misalnya yang dipergunakan untuk mendamaikanpersengketaan di tengah masyarakat.

Tetapi sebagian ulama berpendapat, semua bentuk dusta adalah burukdan harus dijauhi, sebab tidak sedikit ayat-ayat Al Qur'an yangmencelanya.

Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Dusta

Tipisnya rasa takut kepada Allah Ta'ala.

Usaha memutarbalikkan fakta dengan berbagai motifnya; baik untukmelariskan barang dagangan, melipatganda-kan keuntungan atau yanglain.

Mencari perhatian, seperti ikut dalam seminar dan diskusi denganmembawakan trik-trik dan kisah-kisah bohong menarik supaya parapeserta terpesona.

Tiadanya rasa tanggung jawab dan berusaha lari dari kenyataanhidup.

Kebiasaan berdusta sejak kecil, baik karena pengaruh kebiasaanorang tua atau lingkungan tempat tinggalnya.

Merasa bangga dengan kebohong-annya, karena ia menganggapkebohongan itu suatu kecerdikan, kecepatan daya nalar dan perbuatanbaik.

Dusta dalam Kenyataan Sehari-hari yang Harus Dihindari

Ungkapan seseorang: Telah saya katakan kepadamu seribu kali,masa belum paham juga. Ungkapan di atas tidak menunjukkan jumlahbilangannya, tetapi untuk menguatkan maksud. Jika ia hanyamengatakannya sekali, maka ia telah berdusta. Tetapi jika iamengatakannya berkali-kali walaupun belum sampai hitungan seribukali, maka ia tidak berdosa.

Contoh lain, seseorang berkata kepada temannya: Silakan dimakan, lalu dijawab: Terimakasih, saya sudah kenyang atau saya tidakbernafsu.

Hal-hal semacam itu dilarang [haram] jika tidak mengandung tujuanyang benar.

Ahli wira'i [orang-orang yang senantiasa memelihara dirinya dariunsur haram] sangat membenci basa-basi semacam ini.

Berdusta dalam memberitakan mimpi, padahal dosanya besar sekali.Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:Sesungguhnya di antara kebohongan terbesar adalah seseorang yangmengaku [bernasab] kepada selain bapaknya, atau bercerita tentangmimpi yang tak pernah ia lihat, serta meriwayatkan atas RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam sesuatu yang tidak pernah beliaukatakan. [HR. Al Bukhari]

Mengelabuhi anak kecil dengan memanggilnya untuk diberi sesuatu,padahal ia tidak memiliki apa-apa. Misalnya, seseorang berkata: Nakkemari, bantu bapak ya, nanti bapak kasih duit, tetapi kemudian iatidak memberinya apa-apa.

Menceritakan segala hal yang ia dengar.Cukuplah seseorang disebut pendusta, jika ia menceritakan segalahal yang ia dengar. [HR. Muslim]

Padahal sangat mungkin terjadi kekeliruan dalam pemberitaannya,karena ia tidak mengecek terlebih dahulu, tapi biasanya ia berdalih: Ini berdasarkan yang saya dengar.

Bagaimana jika berita itu tentang tuduhan zina Apa ia tetapmenyebarluaskannya tanpa bukti yang nyata Adakah di antara kitarela didakwa zina semacam ini

Berkata atau bercerita bohong yang lucu, agar massa pendengarnyatertawa.Neraka Wail [kehancuran] bagi orang yang berbicara kemudianberdusta supaya pendengarnya tertawa. Wail baginya, sungguh Wailsangat pantas baginya. [HR. Bazzar]

Terapi Penyembuhan Penyakit Tercela Ini

Jika Anda ingin mengerti keburukan sifat dusta dari dirimu sendiri,maka perhatikan kebohongan orang lain, niscaya Anda membencinya,merendahkan dan mengecamnya. Setiap muslim wajib memperbaharui taubatdirinya dari segala dosa dan kesalahan. Demikian pula ia wajib mencaridan me-melihara berbagai macam sebab yang bisa membantunya dalammeninggalkan dan menjauhi sifat yang tidak terpuji ini.

Di antara sebab-sebab tersebut adalah:

Pengetahuan sang pelaku tentang keharaman dusta, siksanya yangberat dan selalu mengingat dalam setiap hendak berbicara.

Membiasakan diri dalam memikul tanggung jawab dalam segala halyang benar dan berbicara jujur, apapun resikonya.

Memelihara kata-katanya dan senantiasa mengoreksinya.

Mengubah tempat-tempat membual menjadi tempat-tempat ibadah,dzikir dan mempelajari ilmu.

Hendaknya para pembual tahu, mereka telah menyandang salah satusifat orang-orang munafik karena dustanya.

Hendaknya mereka juga memahami, dusta merupakan jalan menujukemungkaran yang nantinya bermuara di Neraka, sedangkan jujurmenuntun pelakunya ke Surga.

Hendaknya ia mendidik anak-anaknya secara Islami dan benar,mambiasakanmereka selalu jujur di setiap ucapan dan tindakannyaserta senantiasa jujur di hadapan mereka.

Hendaknya ia mengerti, kepercayaan relasinya akan berkurangkarena kebohongan-kebohongannya, bahkan bisa luntur sama sekali.

Hendaknya ia memahami, kebohong-annya itu sangat membahayakanorang lain.

Akhirnya hanya kepada Allah Ta'ala kita memohon agar kita dijauhkandari sifat tercela ini, sehingga kita termasuk golongan hamba-hambaNyayang selalu bersikap jujur dalam segala situasi dan kondisi. Amien

Sumber: Kitab Al Kadzib,

Karya: Syaikh Abdul Malik Qashim [bit tasharruf wa ziyadah, AM. Afkar]

Artikel B O H O N G diambil dari http://www.asofwah.or.id
B O H O N G.

Tidak ada komentar: